UPAYA
PEMERINTAH KOTA LONDON INGGRIS DALAM MENJAGA DAN MEMPERBAIKI SUNGAI THEMES
TUGAS HIDROLOGI.
Oleh
Dimas Ferdinan
1213034022
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2014
Sungai
Thames merupakan sungai yang mengawali sejarah Kota London berdiri. Kota ini
dibangun oleh Kerajaan Romawi di abad 43 AD saat mereka menjajah wilayah
Inggris, awalnya kota ini bernama Londonium. Sungai Thames berperan sangat
penting terhadap penyediaan protein ikan bagi penduduk kota selain untuk air
minum, pengairan lahan pertanian dan juga transportasi.
Dewasa ini, Sungai
Thames lebih banyak dimanfaatkan sebagai daerah tujuan wisata. Para wisatawan
yang berkunjung kesana tidak akan melewatkan tur mengarungi sungai dengan
kapal. Walaupun harus merogoh “kocek” sekitar 15 Euro per trip. Tur ini akan
membawa para turis melintasi beberapa ikon pariwisata terkenal di kota
London, seperti Gedung
Parlemen Kerajaan Inggris, Jembatan London, London Eye (mirip seperti
wahana kincir di Ancol) , Menara London, Gereja
Katedral St Paul dan juga pasar ikan
Billingsgate yang dulunya adalah pasar ikan terbesar di Inggris.
Namun dibalik keindahan
sungai ini ternyata ada cerita buram yang mengisi sejarah mengalirnya sungai
ini di Kota London. Membengkaknya populasi penduduk ditambah revolusi
industri di Inggris, memperparah kondisi sungai. Sungai menjadi tempat penampungan
limbah rumah tangga (termasuk kotoran manusia) dan industri yang
mengakibatkan sungai tercemar berat. Sejarah mencatat berbagai kejadian buruk
yang menimpa Kota London akibat kondisi Sungai Thames yang sangat tercemar.
Dimulai dari tahun 1932 ketika wabah kolera menjangkiti penduduk kota, tercatat
ribuan orang meninggal akibat penyakit tersebut.
Kemudian ketika musim
panas di tahun 1858 sungai ini mendapat julukan baru sebagai “the great stink” atau ‘the
big stink” karena bau menyengat yang berasal dari sungai. Kandungan H2S yang
sangat tinggi mengakibatkan sungai berbau seperti telur busuk. Pada tahun
1878 sebuah kapal bermesin uap bernama Princess Alice yang membawa sekitar 600
orang penumpang terbalik di sungai ini akibat sebuah tabrakan. Seluruh
penumpang diberitakan meninggal bukan karena tenggelam, namun karena menghirup
racun yang terkandung di air sungai yang tercemar berat. Tahun 1957 sungai
tersebut dideklarasikan sebagai sungai yang mati secara biologis, dimana
kehidupan baik ikan maupun burung tidak ditemukan lagi disana. Hal tersebut
diakibatkan oleh rendahnya kadar oksigen terlarut di air sungai serta racun
yang terkandung dari polusi.
Sejak sungai ini
dideklarasikan sebagai “The Great Stink” atau “Bau Besar”, pemerintah Kota
London terlebih anggota parlemen berusaha keras mengatasi masalah polusi di
Sungai Thames. Apalagi bau busuk dari sungai selalu tercium sampai ke ruangan
para anggota parlemen. Sejak itu pemerintah mulai mencanangkan berbagai program
pengelolaan sungai. Dimulai dengan mega proyek konservasi dan modernisasi
sistem saluran pembuangan kotoran manusia, perbaikan sistem pembuangan limbah
industri. Kemudian pemerintah membentuk berbagai otoritas yang bertugas untuk
mengelola sungai, sumber air, banjir, polusi serta saluran pembuangan kotoran
manusia. Disamping itu berbagai peraturan diterbitkan guna mengatur
segala kegiatan terkait pemanfaatan sungai dan pengendalian saluran pembuangan
kotoran manusia.
Tercatat sejak tahun 1970-an
berbagai program tersebut mulai memperlihatkan hasil yang sangat memuaskan.
Ikan dan burung mulai kembali ke sungai yang menandai pencemaran di sungai
sudah mulai berkurang. Kerja keras yang dilakukan dalam waktu yang cukup
panjang ternyata dapat dirasakan oleh penduduk London saat ini. Mereka bisa
hidup bangga berdampingan dengan salah satu sungai terbersih di dunia.
Tercatat sekitar 125 jenis ikan berenang di sungai ini termasuk ikan salmon dan
trout, selain itu sekitar 400 spesies hewan tidak bertulang belakang hidup di
lumpur, di tengah, dan tepian sungai. Begitu pula dengan berbagai jenis burung.
Sampai saat ini program
bernama “Thames River Clean Up” atau “Pembersihan Sungai Thames” masih
dilaksanakan. Tujuannya untuk meningkatkan kebersihan sungai dan mencegah
pencemaran. Tenaga relawan, terutama masyarakat sekitar secara sukarela dan
senang hati turut serta membersihkan sungai yang mereka cintai.
Pengalaman London di
masa lalu mungkin sama dengan apa yang sedang dialami oleh beberapa kota besar
di Indonesia. Kondisi dimasa lalu sedikit sama dengan sungai Ciliwung yang
membelah kota Jakarta. Sungai ini sedang menderita sakit kronis akibat
pencemaran limbah industri dan rumah tangga. Sudah saatnya kita mencoba untuk
mengembalikan keberagaman ikan-ikan dan makhluk air lain yang dulu hidup di
aliran sungai tersebut.
Sudah saatnya pula pemerintah Indonesia
khususnya Jakarta berupaya keras mengikuti jejak pemerintah Inggris khususnya
Kota London mentransformasi Sungai Ciliwung dari kategori kotor ke salah satu
yang terbersih di dunia
Referensi:
Saiful Marbun (2013), Contoh transformasi kotor menjadi bersih di
dunia, saifulmarbun.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar