Gejala geologi dan
manusai premitif.
Ilmu geologi merupakan
bagian dari pengetahuan alam yang mempelajari segala sesuatu tentang
benda-benda yang terdapat di alam raya. Satu-satunya jalan untuk mengetahui
tentang benda-benda itu adalah dengan penginderaan kita. Dari pengideraan kita
mengumpulkan banyak pertanyaan apakah sebenarnya benda itu, apakah ia sama dengan
apa yang kita lihat atau apakah dia
berada di luar pengamatan kita, bukan termasuk lapangan ilmu pengetahuan alam,
akan tetapi lapangan filsafat. Sedari dulu lutan makrokosmos dengan
gejala-gejalanya yang aneh itu adalah tempat para ahli filsafat sering
melayarkan bahtera pemikiran mereka. Filsafat dan ilmu pengetahuan alam mulai
berkembang, pada waktu manusai itu pertama-tama memisahkan diri dari nenek
moyangnya yang masih liar, dan mulai mengumpulkan sifat-sifat serta perasaan
yang baru.
Yang sangat penting
dari sifat-sifat ini ialah sifat ingin tahu dari rohaniah manusia darimana
lambat-laun filsafat itu berkembang. Sifat kedua yang mulai dimilikinya pula
darimana ilmu pengetahuan itu berasal adalah sifat ingin tahu praktis. Gempa
bumi pada zaman manusia primitif sering dihubungkan dengan kepercayaan dan
tahaayul yang bukan-bukan. Personifikasi gempa bumi dikenal di daerah pedalaman
Afrika bangsa Mozambique menceritakan kepada seseorang anggota missi Agama
Keristen bahwa hal ini disebabkan karena bumi kedingina dan demam.
Bangsa-bangsa Yunani purba menyalahkan Atlas yang memikul bumi ini di atas
bahunya yang menyebabkan sering timbul gempa bumi.
Tempat Geologi dalam
pengetahuan alam.
Sekarang kita
mengetahui baha gempa adalah sebuah gejala geologi yang terjadi karena
pelepasan tenaga-tenaga yang terkumpul didalam bumi. Manusia sekarang tidak
lagi menerangkan suatu kejadian dengan kepercayaan-kepercayaan atau hipotesis
yang samar-samar, akantetapi ilmu pengetahuan alam yang mempunyai tugas utama
ialah menggambarkan atau melukiskan sesuatu pengetahuan itu deskriptif
berlainan dengan pengetahuan yang normatif yang mempelajari soal etika,
moral,dll.
Geologi sebagai
pengetahuan alam memepelajari segala gejala yang terdapat diatas muka bumi dan
didalam muka bumi. Dalam penyelidikan sebagaimana yang dibentangkan di atas,
memang dengan baik dapat dipergunakan dalam ilmu fisika atau kimia oleh karena
kebenaran dalil-dalil yang kita buat dapat diselidiki di laboratorium. Dalam
geologi cara kerja yang demikian tidak selamanya dapat dipergunakan. Tak semua
gejala geologi dapat kita lakukan prosesnya dalam laboratorium. Proses-proses
geologi berlaku dalam laboratorium universal, ialah alam sendiri. Sebagai
contoh misalnya dapat dikemukakan disini proses terjadinya minjak-bumi.faktor
yang sangat penting dalam ilmu geologi tidak dapat kita tiru dalam
laboratorium. Pegetahuan geologi itu bukan pengetahuan yang semata-mata eksak
seperti misalnya ilmu fisika.
Geologi sebagai
pengetauan sejarah.
Geologi merupakan juga
pengetahuan sejarah. Marilah kita mengikuti dahulu cara kerja seorang ahli ilmu
purbakala atau archeologi sebelum melihat dari dekat pekerjaan seorang ahli
geologi. Ahli-ahli ilmu purbakala mencoba merekonstruksi kejadan-kejadian yang
telah beribu-ribu tahun lamanya, dengan pertolongan dokumen-dokumen serta
peninggalan-peninggalan nenek moyang kita. Yang harus dihadapi oleh seorang
ahli geologi dalam menyusun kembali sejarah bumi. Disini ia tidak mengharapkan
dokumen-dokumen peninggalan nenek moyangnya, iapun tidak mengharapkan
galian-galian purba yang ditinggalkan oleh tangan manusia, karena semua usaha
ini belum pernah ada dalam sebagian besar dari sejarah bumi. Dalam penyelidikan
ahli sejarah bumi hanya mempunyai satu buku yaitu buku alam.
Geologi sebagai ilmu
pengetahuan bumi.
Kerak bumi terdiri dari
bermacam-macam batuan yang sangat dibutuhkan dalam industri. Diantara
lapisan-lapisan batuan mengalir ait tanah, bahan yang diperlukan manusia untuk
kehidupan sehari-hari. Pengetahuan yang mempelajari segala sesuatu yang
berkenaan dengan gejala-gejala diatas ini disebut Geologi ( Geo = bumi dan logos = pengertian). Geologi adalah pengetahuan bumi yang
menyelidiki lapisan batuan yang ada dalam kerak bumi, atau lebih jelas lagi;
geologi adalah pengetahuan tentang susunan zat serta bentuk dari bumi. Geologi
pun merupakan pengetahuan yang mempelajari sejarah perkembangan dari bumi serta
makhluk-makhluk yang pernah hidup didalam atau diatas bumi.
Cabang-cabang
pengetahuan geologi
Geologi sebagai
pengetahuan inti berhubungan rapat benar dengan pengetahuan penolong lainnya.
Mineralogi ialah
pengetahuan yang mempelajari mineral yaitu bahan utama yang membentuk kerak
bumi, umpama bagian-bagian dari batuan, bijih-bijih serta berbagai macam garam,
batu permata, dll.
Petrologi (bhs. Yunani
: petros = batuan, logos = pengertian) mempelajari cara
terjadinya berbagai macam batuan, cara pembagiannya (klasifikasi) dll.
Paleontologi (bhs.
Yunani Palaios = purba, ontos
= makhluk ) ialah ilmu yang mempelajari pembatuan dari sisa-sisa binatang purba
ataupun tumbuhan-tumbuhan purba.
Geologi sejarah
mempelajari urutan dari satuan-satuan waktu serta kejadian-kejadian dan
perubahan-perubahan selama sejarah bumi.
Geologi ekonomi ialah
pengetahuan yang mempelajari endapan-endapan serta mineral-mineral yang
mempunyai arti ekonomi penting dalam kehidupan kita sehari-hari, seperti endapan-endapan
emas, batubara, minyak,dll.
Geofisika ialah
pengetahuan yang mempelajari sifat-sifat fisika dari bumi seperti gaya berat,
gejala magnetis,dll. Dalam geologi modern pengetahuan ini sangat penting karena
memberi keterangan kepada kita tentang proses-proses geologi yang kini sedang
berlaku dalam bumi, yang biasanya tertutup bagi kita.
Geomorfologi ialah ilmu
yang mempelajari bentuk-bentuk muka bumi yang terjadi karena kekuatan-kekuatan
yang bekerja diatas dan didalam bumi.
Geologi teknik ialah penggunaan
geologi dalam lapangan teknik, misalnya dalam pembuatan waduk, jalan-jalan,
fundasi,dll. Bangunan-bangunan yang akan didirikan di suatu tempat tidak akan
menjai baik, jikalau kita tidak mempunyai pengetahuan yang cukup tentang tanah
dasar atau batuan dari sesuatu daerah. Gerak tanah yang terjadi pada tanah
longsor, runtuhan,dsbnya, merupakan bagian dari ilmu geologi teknik.
Teori malapetaka versus
konsepsi uniformitarisma
Perubahan sedikit demi
sedikit yang kini sedang berlaku dengan sangat lambannya, oleh ahli-ahli
geologi dahulu tidak pernah dihubungkan ataupun dipersamakan dengan
proses-proses alam yang telah berlalu. Teori mengenai proses-prose geologi
dahulu terkenal dengan nama teori malaetaka (teori bencana) yang mencoba
menerangkan gejala-ejala geologi itu dengan perubahan-perubahan yang
revolusioner.
Teori bencana itu
mengatakan bahwa sebuah pegunungan tinggi
dengan tiba-tiba saja dapat muncul diatas permukaan bumi. Seorang tokoh
pengetahuan alam terkenal pada abad 19 di Perancis bernama Cuvier yang menulis
buku terjemahan tentang bermacam-macam revolusi, yang terjadi selama
perkembangan bumi. Cuvier menerangkan bahwa binatang-binatang purba atau
fosil-fosil itu terhitung jenis atau genera yang telah musnah dan bahwa dalam
dunia hewan sering terjadi perubahan-perubahan dahsyat yang berhubungan erat
dengan perubahan-perubahan yang berlaku dalam bumi.
Kesimpulan yang ditarik
Cuvier adalah bahwa flora dan fauna dari tiap-tiap zaman itu berjalan tidak
berubah, dan sewaktu terjadinya revolusi maka hewan-hewan ini musnah.
Lama-kelamaan teori malapetaka ini tidak dapat dipertahankan lagi, karena teori
tentang perkembangan evolusi bumi mulai mempunyai bentuk yang nyata dengan
tampilannya. Generelli yang mengemukakan pendapat bahwa: sejarah bumi itu
berlaku tidak dengan kekerasan, akan tetapi apa yang terjadi pada zaman dahulu
dapat diterangkan dengan kejadian-kejadian pada zaman sekarang. Hutton
(1720-1797) menyumbangkan pendapat pikiran yang sangat penting mengenai
pengertian fundamental pengetahuan bumi dengan mengatakan bahwa: waktu sekrang
adalah kunci dari waktu lalu. Dengan demikian lahirlah konsepsi uniformitarisma
yang mengatakan bahwa segala gejala alam besar yang sekarang, terjadi dengan
jalan yang lambat dan proses yang bersambungan seragam dengan proses-proses
yang kini sedang berlaku.
Jalur-jalur dari kerak
bumi yang kini merupakanpalung-palung dan laut-lautan dalam dahulu adalah
rangkaian oegunungan-pegunungan dan sebaliknya pegunungan-pegunungan yang kini
menjulang langit, berjuta tahun yang lalu merupakan daerah yang menurun.
Demikinalah terjadi serba segi formasi geologi yang beraneka warna, bergantian
susunan tebal dan penyebarannya. Dari sifat formasi yang demikian dapatlah
dipelajari dalam keadaan manakah batuan tadi terbentuk dalam laut, pesisir atau
sebagai hasil gunung api.
BAB
2
IKHTISAR
GAYA-GAYA GEOLOGI
Gaya Asal luar
Gaya asal luar ini
dapat kita bagi 3 bagian besar yaitu pengerjaan hidrosfera, biosfera, dan
atmosfera. Pengerjaan hidrosfera dapat kita lihat pada gejala erosi ialah
pengikisan. Bahan-bahan disebabkan oleh gaya air dan denudasi atau penyeretan
dan pengangkutan bahan-bahan dari permukaan bumi menuju tempat-tempat rendah
misalnya kelaut ataupun kedanau.
Ada sebuah kekuatan
tersembunyi yang disebut kekuatan asal dalam satu gaya endogen yang
mengkompensasi gaya-gaya yang meratakan itu hal mana nanti akan dipercakapkan
secara singkat. Kekuatan-kekuatan organik mempunyai peranan penting dalam
biosfera. Dalam atmosfera gaya-gaya angin memainkan peranan penting. Angin yang
mengandung pasir-pasir halus mengikis batuan dan pegunungan yang terdapat
dipadang pasir kering. Gejala demikian dinamakan deflasi. Pasir yang
terus-menerus tertiup dan melayang kesuatu arah tertentu, lama-kelamaan dapat
membentuk gurun pasir. Gaya-gaya asal luar seperti ini pada umumnya berakibat
meratakan atau menghancurkan relief yang telah ada.
Gaya Asal dalam
Sebagai contoh gaya
endogen adalah gaya-gaya gunung apai, gaya-gaya gempa bumi dan gaya-gaya
pembentukan pegunungan. Pada waktu peledakan atau erupsi gunung api maka akan
terbentuknya bangunan alam, misalnya kerucut-kerucut gunung api, disebabkan penumpukan
material-material yang di muntahkan keluar.
Bentang alam di Pulau
Jawa sebagian besar dibentuk timbulan (relif) yang disebabkan kekuatan-kekuatan
vulkaniik seperti yang tampak pada gunung-gunung yang menjulang langit sampai
beribu-ribu meter tingginya. Disamping gunung api ini kita lihat pula
gunung-gunung rantai yang dibemtuk karena pelipatan dan pengangkatan
batuan-batuan endapan.
Di Pulau Sumatera
misalnya kita lihat pegunungan Bukit Barisan yang memanjang dari Sumatera Utara
sampai ke Selatan sebagai hasil dari kekuatan dalam. Pengerjaan kekuatan asal
dalam ini susah dilihat, akan tetapi jikalau faktor waktu diperhitungkan juga,
maka proses-proses tektonik ini mudah dipahami.
Puncak gunung Cartenzs
(kira-kira 4500m) mengandung jenis batuan yaitu batuan sedimen. Batuan yang
terbentuk dalam laut, dengan demikian kita lihat gaya asal dalam seperti
vulkanisme dari gaya pembentukan pegunungan atau diastrophisma memperbesar dan
membentuk relif.
Akantetapi dilain
tempat bumi dimulai pembentukan lapisan-lapisan sedimen lain yang kemudian akan
dilihat dan diangkat menjadi pegunungan.demikianlah maka dalam geolgi kita
lihat adanya sebuah daur ialah pengerjaan-pengerjaan yang silih berganti
melalui satu lingkaran yang tak henti-hentinya. Dalam geologi ini dapat kita
bagi dalam orogenesis ialah pembentukan pegunungan, kemudian glyptogenesis
penghancuran relif-relif, kemudian litogenesis ialah pembentukan kembali
batuan-batuan endapan terlebih dalam samudera. Ketiga kekuatan ini berjalan
silih berganti dan selama zaman geologi yang telah berlangsung jutaan tahun
itu, ahli-ahli geologi telah dapat membedakan beberapa daur pembentukan
pegunungan.
BAB
3
ROMAN
MUKA BUMI
Gaya asal luar adan
gaya asal dalam yang telah dibicarakan, menyebabkan bentuk bumi itu berubah-ubah
sepanjang sejarah geologi, sebagai akibat dari pengerjaan gaya-gaya ini maka
terdapat pembagian yang tidak sama dari daratan-daratan dan samudera. Dalamnya
samudera adalah rata-rata 4000m sampai 5000m sedangkan di beberapa tempat, yang
dinamakan palung laut dalam, dalamnya dapat mencapai 10.000m misalnya palung
laut dalam Mindanao. Tinggi rata-rata dari benua adalah 100m akan tetapi
pegunungan-pegunungan lipatan besar seperti Himalaya, dapat mencapai 9000m
misalnya Mount Everest tingginya hanya 1/700 jari-jari bumi. Perbandingan
menegenai relief bumi dapat kita bayangkan.
Luas bola bumi adalah
kira-kira 197juta mil persegi, dua pertiga dari daerah ini ditutupi oleh air
samudera. Samudera Pasifik saja telah menempati hampir setangah permukaan bumi.
Benua-benua Eurasia, Aftika, Amerika, Australia dan Antartika adalah
bagian-bagian dari massa kontinen yang timbul diatas permukaan air laut. Bagian
tepi yang di genangi air samudera disebut paparan benua dan di Indonesia
misalnya dikenal dengan paparan Sunda dan paparan Sahul yang berturut-turut
membatasi benua Asia dan benua Australia.
Bentuk dasar laut belum
dikenal begitu dikenal dengan pasti, akan tetapi pada akhir-akhir ini banyak
sekali ekspadisi yang dilakukan untuk menetapkan tinggi-rendah dasar laut
dengan pertolongan pengukuran dalamnya lautan dengan pantulan suara (echo
sounding). Dari penyelidikan-penyelidikan yang dilakukan di samudera Pasifik,
maka ternayata bahwa banyak sekali terdapat gunung-gunung bersebaran di dasar
laut.
Pegunungan-pegunungan
di dalam laut ini merupakan rangkaian (sistem-sistem) punggung-punggung dasar
laut. Puncak-puncak pegunungan ini disebut “sea mounts” dan Guyots dengan
puncaknya yang datar. Puncak-puncak ini adalah kerucut-kerucut gunung api, akan
tetapi guyots diratakan oleh pengerjaan-pengerjaan gelombang pada waktu
puncak-puncak ini mencapai air laut. Setelah itu puncak-puncak yang datar ini
tenggelam karena naiknya permukaan air laut atau turunya dasar samudera.
Suatu gejala yang aneh
pula pada roman muka bumi ialah adanya busur-busur kepulauan, yang terdapat di
tepi samudera Pasifik. Tiga sistem busur kepulauan yang penting terdapat diluar
tepi samudera Pasifik ialah busur Antilla yang menyambung Amerika Selatan dan
Amerika Utara, busur Scotia yang menyambung Amerika Selatan dan Antartika dan
busur kepulauan Indonesia (bususr Sunda Banda) yang dapat dianggap sambungan
antara rangkaian pegunungan Sirkum Pasifik dan Himalaya.
Kontinen-kontinen dan
benua-benua dapat kita bagi dalam perisai, daratan, dan jalur mobil.
Daerah-daerah perisai adalah bagian-bagian tertua dari kerak bumi yang tidak
lagi mengalami gerak sejak masa Proterozoikum. Yang dimaksud daerah mobil
adalah bagian-bagian kerak bumi yang mengandung rangkaian pegunungan lipatan
muda. Jalur mobil yang terkenal dan termuda adalah jalur sirkum Pasifik dan
jalur Mideteran ialah pegungan muda dari Eropa Selatan melalui Asia Minor,
Himalaya sampai Indonesia. Kedua jalur mobil diatas bertemu di Indonesia.
BAB
4
PENGERTIAN
ISOSTASI
Jika semua sfera-sfera mempunyai
berat jenis yang sama serta bentuk seluruhnya yang serasi dengan perputaran
bumi, maka besarnya gravitasi atau gaya penarik bumi pada tiap tempat diatas
muka bumi dapat dihitung menurt suatu formula standar. Pengukuran gaya-gaya
penarik bumi menunjukkan bahwa formula umum demikina memang ada, akan tetapi
terdapat juga kelainan-kelainan yang disebut anomali gravitasi. Anomali ini
diharapkan terjadi karena adanya relief pada permukaan bumi. Jikalau suatu
kontinen muncul diatas permukaan air laut atau jikalau terdapat pegunungan,
lekuk-lekuk, dan palung laut dalam, maka pembagiam massa di tempat tersebut
tidak cocok dengan peputaran geoide.
Dengan demikan maka
benua-benua itu terdiri dari batuan-batuan yang lebih ringan daripada batuan
yang ada di Samudera. Penyelidikan teliti menunjukkan bahwa batuan-batuan yang
bersifat granit banyak terdapat di benua, sedangkan batuan yang terdapat di
samudera bersifat basalt. Pengukuran berat jenis batuan menunjukkan bahwa
granit sepuluh persen lebih ringan dari batuan basalt.
Penyesuaian secara
lambat telah terjadi di bawah permukaan bumi ialah bahwa aerah-daerah kontinen
dengan bahan-bahan ringan menonjol lebih tinggi dari material-material yang
lebih berat yang membentuk dasar samudera. Benua-benua itu dianggap sebagai
massa-massa raksasa yang mengapung diatas substratum. Benua yang terdiri dari
bahan-bahan yang bersifat granit ini menonjol kira-kira 3mil dari lekuk-lekuk
samudera, sedangkan dasar atau akar kontinen menerobos 15 sampai 20 mil kedalam
kerak bumi.
BAB
5
SKALA
WAKTU MUTLAK (ABSOLUT)
Perkembangan dalam sejarah
Yang terkenal adalah perhitungan Uskup Besar Ussher
di Inggris (abad-17) yang memberitahukan bahwa bumi kita tercipta pada 4004
sebelum masehi pada tanggal 29 Oktober jam 9 pagi. Untuk mencapai hal itu telah
dipergunakan orang proses-proses yang berlangsung secara edaran (siklis) atau
berirama (berulang-ulang setiap kali dengan teratur) yang telah meninggalkan
kesan-kesannya pada kerak bumi. Dasar pembentukan sakala waktu demikian kita
lihat pula dalam penyusunan sejarah manusia. Kejadian-kejadian penting dalam
hidup mereka susun menurut urutan waktu tertentu dan pembagian waktu ini
didasarkan atas proses alam yang berirama misalnya lamanya bumi mengelilingi
matahari, lamanya bulan mengelilingi bumi.
Bencana-bencana alam terjadi berulang-ulang pada
waktu tertentu seperti banjir tahunan sungai Tigris dan sungai Nil dijadikan
pegangan dalam menyusun skala waktu dalam sejarah manusia.
Cara varva De Geer
Meskipun cara ini hanya dapat dipakai untuk mengukur
bagian sejarah bumi yang sangat terbatas sekali, yaitu hanya waktu setelah
pengesan yang besar dari Waktu-Es Wurm. Namun cara itu memperlihatkan dengan
jelas asas proses-proses yang berirama, menurut peredaran bumi mengelilingi
matahari. Selama Pleistosen yang juga dikenal dengan nama Kwarter dan Diluvium
bagina-bagian besar Eropa dan Amerika tertutup dengan selubung es tadi dan
berbagai siftanya tidak akan dipertimbangkan disini. Yang terpenting pada waktu
ini bagi kita adalah bahwa es darat yang susut itu telah meningggalkan kesan
yang tertentu. Bekas-bekas tersebut dinamakan orang varva.
Azas teradinya varva itu adalah
es itu mengalir,
sehingga dengan demikian es itu menjadi suatu zat antara yang mengiki atau yang
mengangkut. Ditempat es itu mencair, yaitu diujung suatu gletser atau selubung
es maka dilonggokkannya bahan yang telah di angkut itu. Jika es itu menyusut
lebih banyak yang mencair daripada yang terbentuk, jadi pencairan itu lebih
tepat berlaku selama musim panas daripada musim dingin. Di musim panas banyak
terjadi air pencairan yang mempunyai gaya angkut yang besar. Dalam musim panad
itu di endapkan bahan yang kasar. Dalam musim dingin pencairan itu berkurang
banyak atau terhenti sama sekali. Pada musim ini di endapkan lumpur yang sangat
halus yang tadinya terdapat sebagai suspensi dalam air danau. Lapis rangkap itu
dinamai varva. Makin panjang suatu musim panas, maka teballah varava itu. Apabila
musim panasnya dingin berkabut dan tidak lama, maka varvanya tipis pula.
Apabila kita amati sederet singkapan varva menurut
susutnya es, maka kita akan lihat bahwa sisi bawah tiap tumpukan varva, ada
persamaannya dengan sisi atas tumpukan yang terbentuk lebih dahulu. Apad
perhitungan varva itu lebih lanjut ternyata bahwa daur-daur lain yang kini juga
masih berlangsung, bekerja pula dengan cara yang sama dalam sejarah geologi.
Percobaan-percobaan terdahulu untuk
menentukan skala mutlak
Untuk dapat menelaah makin jauh kebelakang dalam
sejarah geologi kita harus pergunakan cara-cara lain untuk menentukan jangka
waktu. Dari perbandingan tebal sedimen-sedimen seluruhnya yang dienddapkan
masing-masing dalam Tersier, Mesozoikum dan Paleozoikum jangka waktu antara
masing-masing massa itu yaitu 1:3:12. Karena Herodotus menganggap bahwa
rata-rata 200tahun diendapkan batuan setebal 30cm di dapatkannyalah umur
seluruhnya. Pengiraan itu ternyata tidak benar sebab sedimentasi itu biasanya
berlangsung lebih perlahan-lahan. Pada umumnya sukarlah untuk membuat suatu
kronologi bersandarkan kecepatan sedimentasi, karena dalam hal kita jumpai
banyak faktor-faktor yang tidak terang.
Kadar garam dalam samudera
Berpangkal pada anggapan bahwa semua garan yang ada
pada bumi ini ada dalam lautan itu tentu
berasal dari darat yang di angkut oleh sungai-sungai. Sebabian Nacl yang
bnayknya tidak di ketahui terikat dalma sedimen-sedimen yang telah diendapkan
dalam lautan.
Umur Bumi
Untuk menenttukan umur bumi Homles telah menggunakan
suatu cara yang sangat pelik. Cara itu bersandarkan pada perbandingan banyaknya
timbal yang terjadi dari mineral-mineral radio aktif dan isotop. Isotop itu
dinamainya timbal muljadi, karena Holmes menganggap bahwa isotop ini telah ada
semenjak mula-mula batuan itu terjadi. Digambarkannya dalam suatu grafik, maka
di dapatkanlah kurva-kurva yang mengumpul menuju suatu titik. Titik ini
menunjukkan saat adanya primeval lead atau timbal mulajadi. Dengan cara itu di
dapatkan nilai rata-rata umur bumi itu paling sedikit 3350x106
tahun.
BAB 6
SKALA WAKTU NISBI ( relative )
Perhitungan waktu
geologi dapat dilakukan dengan mempersamakan serta membandingkan usia
lapisa-lapisan yang satu dengan yang lain. Skala waktu yang demikian disebut
skala waktu relative. Di lapisan-lapisan atas kita temukan lapisan-lapisan yang
termuda. Flora serta fauna yang lebih maju perkembangan nya dari pada
makhluk-makhluk yang terdapat dalam lapisan yang terletak dibawahnya. Dengan
jalan membanding-bandingkan susunan lapisan serta makhluk- makhluk yang
terdapat dalam lapisan serta makhluk-makhluk yang membantu di dalam
endapan-endapan terdalam, maka lambat laun tersusunlahskala waktu relative.
Dengan jalan menyusun
ingkatan binatang-binatang purba ini pada waktu hidupnya, maka terjadilah
pembagian waktu relative dalam ilmu geologi. Masa tertua dimana belum terdapat
sesuatu makhluk hidup itu diberi nama Azoikum,
yang berarti tak ada kehidupan. Kemudian menyusul Proterozoikum,
yang berarti masa kehidupan pertama. Selanjutnya masa Paleozoikum atau masa kehidupan purba. Yang diikuti zaman Mesozoikum atau masa pertengahan dari
kehidupan, dan zaman Kenozoikum atau
masa kehidupan modern.
Paleozoikum dibagi
dalam beberapa zaman:
Perm,
nama yang berasal dari Rusia ialah tempat dimana lapisan-lapisan yang berumur
demikian ditemukan.
Karbon,
zat
arang dan nama ini dipakai untuk zaman tersebut karena pada waktu itu terdapat
pembentuka batubara secara besar-besaran di Eropa, Amerika dan lain-lain benua.
Devon,
berasal dari Devonshire, Inggris, dimana lapisan-lapisan demikian sangat bai
untuk dipelajari
Silur,
juga bersala dari inggris, nama sukubangsa Silures pada zaman romawi
Kambrium,
berasa dari Cambria nama lama daerah Wales, dari zaman romawi.
Mesozoikum,
juga dapat dibagi dalam tiga zaman
Krataseis
atau Kapur, nama berasal dari batuan kapur yang dibentuk banyak
sekali pada zaman ini.
Jura,
bersaal dari pegunungan Jura diAlpina dimana ditemukan endapan-endapan yang
sejenis dengan itu.
Dari uraian di atas
dapat kita lihat, bahwa pengertian waktu dalam geologi sangat berlainan dengan
pengertian waktu yang kita pakai dalam sejrah manusia atau dalam kehidupan
sehari-hari. Sejarah tertua ditaksir umurnya baru setengah sampai 1juta tahun.
BAB 7
Pengertian fosil
Lapisan sedimen sisa
atau bekas jasad-jasad yan pernah hidup didekat tempat diendapkan nya
sedimen-sedimen. Sisa-sisa dan bekas-bekas tadi dinamakan orang fosil. Berasal
dari kata-kata bahas latin Fodere, yang berarti menggali.
Aristoteles berpendapat
dalam abad ke empat sebelum masehi masih menganggap fosil-fosil itu sebagai
benih-benih makhluk hidup. Karena kewibaannya
dapat bertaha hamper dua ribu tahun lamanya. Leonardo da vinci (1454-1519)
sudah mempunyai pendapat yang sangat modern tentang pembatuan, yang didapatkan
nya berhubun dengan pekerjaannya dalam lapisan-lapisan batuan ditanah pegunungan. Ditunjukkan nya bahwa kulit-kulit erang itu
tentu terjadi didasar lautan. Selanjutnya pegunungan –pegununga itu terjai
karena pengangkatan cekungan-cekungan yang dahulu kala merupakan lautan.
Nicolas Steno (1638-1678) tabib dan ahli anatomi, juga mempunyai pendapat
mengenai sedimen-sedimen yang tepat benar. Ia meminta perhatian kita tentag
perlapisan nya dan keadaannya yang kebanyakan telah terjadi dalam air. Ia
berkesimpilan bahwa pegunungan-pegunungan itu pada suatu ketika adalah dasar
laut.
Penyelidikan fosil
bersistem yang pertama mungkin dilakukan oleh professor Beriger hidup pada
tahun 1700 di Jerman. Dalam tahun 1726 ia menerbitkan sebuah buku yang banyak
berisi gambaran serta uraian tentang fosil-fosil. Tetapi diantara fosil-fosil
yang asli terdapat pula gambran anekaragam makhluk aneh, seperti labah egan
kepala burung, kuda kecil, orang kecil, rumah-rumah dan kota pada
keseluruhannya.
Ada abad ke 19 terdapat
suatu penemuan yang sangat penting artinya bagi ilmu geologi maupun ahli
biaolog, bahwa ada lapisan-lapisan yang berurut-turut pada urutan stratigrafi
biasanya terdapat jenis-jenis fosil yang berlainan.urutan fauna di berbagai
tempat yang berjauhan letaknya adalah sama. Gejala inilah yang memberikan nilai
stratigrafi kepada fosil. Sewaktu pembentukan sedimen tadi juga telah terdapat binatang hidup seperti sekarang tetapi
semakin tua suatu sedimen yang berarti pula makin kebawah letaknya pada
penampang stratigrafi, makin besarlah kelainan dengan fauna zaman sekarang.
BAB 8
Susunan Bumi
Teori-teori susunan
dalam bumi
Daerah dimana ahli-ahli geologi mengadakan
penyelidikan-penelidikan nya yang disebut Litosfera atau kulit bumi.
Pengetahuan kita mengenai kerak bumi itu sebenarnya hanya meliputi daerah yang
tidak melebihi dalamnya pengeboran terowongan-terowongan dan penorehan terdalam
oleh sungao-sungai. Dengan demikian maka bentuk dalaman bumi masih merupakan
masalah-masalah besar. Salah seorang ahli yang pertama-tama telah mengemukakan
pendapatnya tentang bentuk dalaman bumi
ialah Plato. Ahli filsafat sepanjang sejarah ini berpendapat bahwa bumi itu
terdiri sebuah massa yang cair-pijar dan dikelilingi oleh lapisan batuan atau
kerak bumi. Massa yang cair-pijar itu yang beraal dari inti bumi, kadang keluar
mencapai permukaan bumi, melalui pipa-pipa gunung api dalam bentuk lava. Teori
mengenai susunan dalaman burai yang lebi modern didasarkan atas hipotesis
kant-laplace, yang mengatakan bahwa bumi ini selama bermilyar tahun yang lalu,
dilepaskan dari mtahari dalam bentuk bola gas yang pijar, yang lambat laut
mendingin dan membentuk kerak batuan. Bagian dalam bumi, masih merpakan zat-zat
yang cair-pijar. Teori dari plato dibantu engan hipotesis Kant Laplace pada
umumnya diterima dunia lmu pengetahuan. Penyelidikan seismologi (ilmu
kegempaan) dengan pertolngan alat-alat seismograf member pandangan lain
mengenai bentuk dalaman bumi. Getaran-getaran gempa bumi merambat melalui muka
bumi dan dalaman bumi. Zt-zat yang dilalui oleh getaran ini mempengaruhi jalan
perambatan gelombang-gelombang gempa bumi. Sebaliknya kita dapat menarik
kesimpulan mengenai zat dalaman bumi dengan mempelajari jenis
gelombang-gelombang gempa bumi, yang dicatat oleh seismograf. Catatan ini
disebut seismogram. Gelombang –gelombang gempa bumi dapat kita samakan dengan
cahaya-cahaya dan dapat menembus tubuh manusia. Dari penyelidikan ini terbukti
bahwa didalam bumi, kita temukan lapisan-lapisan yang dibatasi oleh
bidang-bidang diskontinu (tidak bersambung). Bidang diskontinu ditemukan pada
jarak 1200km-2900km dari permukaan laut.
Berdasaran penyelidikan
berpendapat bahwa inti bumi terdiri dari unsure-unsur besi dan nikel yang oleh
Suess disebut Nife ( dari nikel dan ferrum ). Suess dan Wiechert mengadakan
pembagian dari bumi sbb:
a. Kerak
bumi dengan tebal 30-70km terdiri dari batuan basa dan batuan masam. Berat
jenis lapisan ini adalah kira-kira 2,7
b. Selubung
bumi atau sisik silikat dengan tebal nya
kira-kira 1200km. berat jenis lapisan ini adalah 3,4 sampai 4. Kerak bumi dan
selubung bumi ini kedua nya merupakan litosfera.
c. Lapisan
antara atau chalkosfera yang merupakan sisik oksida dan sulfide dengan tebal
1700km dan berat jenis 6,4.
d. Inti
besi-nikel, atau barysfera yang mempunyai jari-jari 3500km dengan berat jenis
9,6.
Penyelidikan lanjut
mengenai susunan bumi dilakukan pula oleh Adams; Wiliamson dan Washigton dan
mereka berpendapat bahwa pada hakikatnya
Pembagian kerak bumi:
Susunan kerak bumi
menurut Holmes adalah:
·
Bagian atas yang
mempunyai tebal 15km dengan berat jenis kira-kira 2,7 dan tipe magma granit.
·
Bagian tengah yag
mempunyai tebal 25km dengan berat jenis 3,5 dan tipe magma basalt.
·
Bagian bawah dengan
tebal 20km dengan berat jenis 3,5 dan tipe magma peridotit dan magma eklogit.
Bagian atas dan bagian
tengah disebut Sial. Karena sebagian besar terdiri dari zat-zat silium dan
aluminium sedangkan bagian bawah disebut Sima, karena sebagian besar terdiri
dari zat-zat silium dan magnesium. Kedudukan batuan sedimen dan kerak bumi
dapat dilihat dengan jelas dari profil atau penampang. Tebal Sial dan Sima
tidaklah sama hal ini pun dengan jelas digambarkan oleh penampang yang melaui
kerak bumi dibawah samudra. Dari penyelidikan inilah terbukti bahwapada dasar
samudra pasifik tidak terdapat lapisan Sial
sedangkan pada kontinen dan pegunungan lapisan-lapisan Sial ini sangat
tebal.
Temperature bumi.
Temperature bumi
didapat dari terowongan tambang-tambang
pengeboran. Temperature bumi berganti setiap hari dan setiap musim. Pada jarak
20m kedalam bumi, tidak terdapat lagi perbedaan antara temperature rata-rata pada
malam dan siang hari. Jika kita berada 20m didalam bumi maka didaerah
subtropika tidak lagi terdapat perbedaan antara temperature pada musim dingin
dan pada musim panas. Kenaikan temperature demikian disebut factor geotherm.
Sumber-sumber vulkanisme atau gas yang menyebabkan factor geotherm dari satu
daerah yag tinggi dan tempat-tempat yang dingin misalnya lautan, danau-danau.
Tekanan bumi.
Tekanan yang berlaku
dalam bumi adalah sangat tinggi disebabkan karena tekanan batuan-batuan yang
terletak diatasnya. Kepadatan batuan itu diketahui, sehingga tekanan bawah bumi
itu dapat diperhitungkan.
Susunan atmosfer
Atmosfera ialah lapisan
hawa atau gas yang menyelimuti bumi kita tinggi atmosfer dahulu ditaksir adalah
kira-kira 800km. alat-alat uni soviet berdasarkan penyelidikan-penyelidikan
satelit. Akhir-akhir ini beranggapan bahwa tinggi atmosfer itu adalah 3000km.
disamping ketiga gas utama ini atmosfer juga mengandung pula gas-gas CO2 dan
NH3. Troposfera dinamakan juga sfera awan atau sfera udara.
Stratosfera dapat dibagi dalam;
·
Lapisan Isotherm:
dimana temperature itu tetap ialah -50ᵒC dan terletak antar 12 dan 35km diatas
permukaan laut.
·
Lapisan tanah: dimana
temperature itu tidak tetap akan tetapi berkisar antara -50ᵒC dan +50ᵒC, dan
terletak antar 35 sampai 50km diatas permukaan laut.
·
Lapisan campuran:
terletak antar 50km sampai 80km diatas permukaan air laut, dan dimana
temperature itu berkisar antara -70ᵒC sampai -80ᵒC.
Menurut Verbeek pada
peledakan guung api Krakatau paad tahun 1883, debu gunung api terhembus
setinggi 50km. debu ini tinggal di atmosfer selama kira-kira 3 tahun, serta
menyebabkan gejala-gejala anomaly optic diudara. Makin auh kita naik ke atas
tekanan udara makin berkurang.
Susunan hidrosfera
Semua air yang di dalam
dan diatas bumi digolongkan dalam lapisan air atau hidrosfera. Contoh: air
dalam samudra, danau, sungai, dan air dalam tanah. Cabang-cabang pengetahuan
yang berhubungan dengan hidrosfera adalah:
·
Oseanografi;
pengetahuan yang mempelajari air dalam
samudra.
·
Glaciology; pengetahuan
yang mempelajari es dan sungai es.
·
Hidrologi: pengetahuan
yang biasanya mempelajari adanya air yang mengalir di atas bumi dan yang
terdapat di dalam bumi. Hal ini sangat penting untuk kehidupan sehari-hari.
Con: penyelidikan keadaan air untuk pembuatan waduk.
Sungai dan danau
Kadar dan zat kimia
yang terdapat dalam air sesuatu sungai tergantung dari daerah-daerah yang
dilalui sungai itu.dan tergantung pada batuan yang mengalir di sungai itu.
Sungai yang melalui daerah kapur sendirinya mengandunf lebih banyak kapur
daripada sungai yang emlalui daerah granit. Air di dalam danau yang tidak
mempunyai jalan keluar lambatlaun akan mejadi asin.
Salah satu yang sangat
penting dalam penghancuran sesuatu daerah ialah erosi kimia. Hasil ini nyata
sekali kelihatan pada daerah-daerah kapur. Disini erosi tidak hanya terjadi di
atas permukaan bumi saja melainkan didalam bumi. Hasil dari erosi dalam
tanah ialah terbentuknya lobang-lobang
serta liang-liang. Daerah karst di
Triesta terdapat sungai Timavo yang dalam setahun dapat mengangkut banyak
material yang berti pembesaran gua kapur dnegan kira-kira 800.000km3
dalam setahun. Bentang alam daerah eros kapur disebut bentang alam karst.
Air tanah.
Air tanah tedapat
dimana-mana dalam hidrosfera. Air tanah ini mengandung banyak zat dalam larutan
nya. Susunan kimia dalam air tanah tergantun pada daerah penggaliannya.
BAB 9
MINERAL PEMBENTUKAN BATUAN
Air batuan dalam
geologi.
Mineral merupakan bahan
yang membentuk batuan. Kerak bumi terdiri dari batuan. Pendknya segala sesuatu
yang menjadi bahan dalam pembentukkan kerak bumi adalah batuan. Disekitar gunng
api banyak terdapat batu-batu serta
bahan-bahan yang tersebar. Batuan semacam ini disebut batuan beku. Karena
terjadi dari pembentukan lautan silikat yang cair dan pijar yang dikenal dengan
magma. Magma yang tiba-tiba berada dipermukaan bumi disebut lava.
Magma yang cair pijar
tadi yang semula berada di dalam bumi oleh kekuatan gas yang larut didalamnya
naik keatas mencaritempat lemah dalam kerak bumi seperti daerah patahan dan
rekahan. Magma keluar melalui pipa-pipa gunung api akan tetapi ada juga yang
melalui retak-retak serta belahan –balahan dalam anah yang berkilometer
panjangnya.
Batuan granit menurut
sebagian penyelidik tergolong dalam batuan beku. Batuan ini dibentuk beberapa
kilometer dalam bumi dan membeku sebelum mencapai permukaan bumi.
Lapisan-la[isan batuan yang menutupinya telah hancur oleh erosi dimana granit
telah diangkat oleh gaya pembentukan pegunungan maka batuan ini dapat
dilihat.batuan granit juga merupakan bahan penting dalam industry pembangunan
Batuan endapan atau
sedimen dibentuk karena dar laut, dari samudra, dan dari dara. Salah satu
sifatnya iaah berlapis-lapis. Pembentukan batuan gamping, garam, anhidrit
terjadi di dalam air dan iasanya dibentukdi danau-danau. Batuan endapan bersal
dari batuan-batuan didaratan.
Mineral.
Mineral adalah sebagian
besar zat-zat hablur yang ada dalam kerak bumi yang bersifat homogen, fisik dan
kimia. Mineral itu merupakan persenyawaan anorganik asli, serta memiliki
susunan yang tepat. Yang dimaksud dengan persenyawaan kimia asli ialah bahwa
mineral harus terbentuk dalam alam, karena banyak zat-zat yang mempunyai
sifat-sifat yang sama dengan mineral. Dalam ilmu mineralogy mineral disebut
kwarsa. Sedangkan dalam kimia disebut slium dioksida.
Kalsit adalah sebuah
mineral yang terdapat dalam batuan gamping dan merupakan mineral pembentukan
batuan yang penting. Mineral memiliki struktur atom yang tetap dan berada dalam
hubungan harmoni dengan bentuk luarnya. Mineral inilah yang merupakan
bagian-bagian pada batuan dengan lain kata kata batuan adalah asosiasi mineral.
Sifat fisika dan
mineral.
Mineral-mineral yang
mengandung substansi-substansi dapat merubah atau memberi warna lain pada
mineral. Mineral kwarsa murni berwarna putih akan tetapi kwarsa yang mengandung
zat-zat asing dapat membaeri warna abu-abu dan ungu. Cara yang baik dalam
menetapkan warna mineral ialah dengan
cara menghancurkannya . mineral dalam keadaan seperti ini biasanya memiliki
warna yang tetap.
Bentuk-bentuk
kristalografi dari mineral
Pada wujudnya sebuah
Kristal seluruhnya telah dapat ditentukan secara ilmu ukur dengan mengetahui
sudut bidangnya. Dalam ilmu kristalografi geometri dipakai enam jenis system
sumbu:
1. System
sumbu isometric
Ketiga
sumbu krital terletak tegak lurus satu dengan yang laibn serta meiliki panjang
yang sama.
2. System
sumbu tetragonal
Jumlah
sumbu ada tiga buah. Dua buah sumbu mendatar sama panjang nya sedangkan satu
tegak dengan kesatuan penjag yang lain
3. System
sumbu heksagonal
Jumlah
sumbunya 4 buah. 3 buah sumu horizontal yang sama panjang membuat sudut yang
sama. Sumbu vertical mempunyai panjang yag berlainan. Con: kalsit
4. System
sumbu ortorombik
Tiga
buah sumbu terletak tegak lurus. Tetapi panjang ketiga nya berbeda.
5. System
sumbu monoklin
Ketiga
sumbu panjang nya tidak sama. Salah satu diantara tiga sumbu biasanya tegak
lurus pada sebuah sumbu mendatar, sedangkan sumbu ketiga yang bersudut lebih
besar dari 90ᵒ
6. System
sumbu triklin
Tiga
sumbu yang tidak sama panjang terletak tidak tegak lurus.
Sifat-sifat optic dari
mineral.
Pengenalan mineral yang
terdapat pada batuan biasanya dilakukan melaui mikroskop polarisasi cahaya yang
dipakai yang dipolarisasi. Yaitu cahaya yang bergetar dalam sebuah badang saja.
Jenis cahaya ini dapat menggunakan dua prisma polarisasi atau pola risator.
Benda iniberguna untuk mendapat cahaya polarisasi yang lurus. Preparat yang
hendak diselidiki itu ditaruh diantara plarisator dan analisator. Mikroskop
yang dipakai untuk penyelidikan lebdala biasanya disertai meja interasi dimana dapat dihitung dari
banyak nya butir mineral yang terdapat dalam prepat. Sebagian mineral
menunjukkan 2 sifat membias kembar karena sinar cahaya tepat keluar dengan dua
sinar. Mineral, apatit, feldspar, zeolit mempunyai bias kembar rendah.
Pembagian mineral pembentukan
bumi.
Hanya ada 8 unsur yang
berperan penting dalam pembentukan kerak bumi unsure ini bersenyawa membentuk
berbagai macam silikat dan oksida dan membentuk sebagian besar mineral utama
yang trdapat di batuan mineral ini disebut
mineral pembentuk batuan. Berdasarkan peran nya dibagi menjadi 3 yaitu:
·
Mineral utama
·
Mineral sekunder
·
Mineral aksesor
Mineral utama.
Tiap-tiap mineral
mempunyai susunan atomnya tersendiri dan struktur ato ini merupakan sesuatu
yang khas dari masing-masing mineral. Beberapa mineral penting yang sering
terdapat dalam batuan yakni:
·
kwarsa
·
chalsedon
·
feldspar
·
ortoklas
·
plagioklas
·
foida
·
leukokrat
·
muskovit
·
biotit
·
amfibol
·
piroksin
·
olivine
·
kalsit
·
grafit
mineral sekunder.
Maksudnya adalah
mineral=mineral yang yang dibentuk dari ineral-mmineral primer, misalnya dalam
proses pelapukan.
Mineral aksesor
Mineral ini tidak
didapatkan dalam jumlah yang banyak tapi hampit terdapat di hamper semua jenis
batuan.
BAB 10
BATUAN BEKU
Urutan
Kristalisasi
Pembentukan batuan beku dapat dilihat ketika
erupsi gunung api, yaitu pada saat pipa kepundan mengeluarkan lelehan-lelehan
silikat yang cair pijar (lava) yang kemudian membeku sebagai batuan. Jika
dilihat susunannya, bagian-bagian batuan beku tidak mempunyai warna yang sama.
Seperti warna kemerah-merahan, kelabu, putih, coklat, hijau, atau hitam. Hal
ini disebabkan karena mineral-mineral yang telah dipijarkan. Pada umumnya
mineral-mineral yang menghablur dalam batuan tidak mempunyai bentuk yang baik.
Tetapi jika mineral tersebut berkembang dengan leluasa, maka akan terjadi
hablur (kristal) yang teratur.
Pada saat proses penghabluran dari
magma, perkembangan mineral-mineral pada batuan sering terganggu. Contohnya
yaitu magma yang menghasilkan batuan granit, yang mempunyai susunan kimia
tertentu. Mineral-mineral yang terbentuk pertama sekali pada umumnya mempunyai
bentuk sendiri, disebut idiomorf. Sedangkan mineral-mineral yang terbentuk
setelahnya tidak lagi dapat menghablur dalam bentuk sendiri akan tetapi satu
bentuk asing yang disebut xenomorf.
Urutan-urutan kristalisasi pada batuan
beku, yaitu mineral-mineral Fe-Mg menghablur terlebih dahulu, setelah itu
Felspar, dan akhirnya Kwarsa, yang mengisi tempat—tempat antara kedua mineral
tadi.
Pembagian
Genetik Batuan Beku
Salah satu pembagian batuan beku yang
umum yaitu didasarkan pada cara terjadinya atau genesis dari batuan beku.
Misalnya:
·
Batu Granit,
yang tergolong batuan dalam, dikarenakan terbentuknya didalam bumi, kira-kira
3-4 km di bawwah permukaan bumi (Von Wolf).
·
Batuan Dalam,
yang disebut juga batuan plutonik (dari pluto, dewa bawah tanah) atau batuan
abisik, yang pada umumnya mempunyai struktur holokristalin
·
Batuan lelehan,
yang pada umumnya mempunyai struktur porfir, atau setengah kristalin.
Berkembang 2/3 generasi.
·
Batuan Obsidian
atau Batukaca, terdapat disekitar gunung api Indonesia. Jika dipanaskan, maka
gas-gas yang ada didalamnya akan keluar, dan terbentuk batuapung.
·
Batuan Gang
(hypo-abisik), batuan peralihan antara struktur holokristalin dan porfit. Jika
didekat dapur magma batuan ini berstruktur holokristalin, tapi jika didekat
permukaan bumi batuan ini berstruktur porfit.
Pembagian Kimia
Batuan Beku
Dengan cara menghitung banyaknya
prosentase tiap-tiap zat. Persentase kimia digabungkan dalam kumpulan-kumpulan
tertentu, seperti alkali, oksida, logam-logam, dsb.
Pembagian Mineralogi
Batuan Beku
Dapat dibagi dalam dua bagian besar,
yaitu: Klasifikasi Kwalita, yaitu klasifikasi berdasarkan susunan mineral,
struktur, umur, geologi, serta posisi geologi dari batuan ini. Sedangkan Klasifikasi
Kwantita, dilakukan dengan cara menghitung susunan modal dari batuan beku, dan
kemudian menyusunbatuan-batuan ini kedalam kelas.
Syenit
Batuan syenit biasanya mempunyai susunan mineralogi
yang hampir sama dengan batuan granit, tetapi tidak mengandung kwarsa. Warnanya
lebih tua dan jarang sekali ditemui. Batuan lelehan syenit disebut porfirsyenit
atau trachyt, yang mengandung mineral sanidin (bentuk seperti gelas dan serupa
es).
Diorit
Batuan Diorit tersebar dalam pegunungan-pegunungan
lipatan. Bertambahnya mineral ferro-magnesium menyebabkan warnanya lebih tua
dibandingkan batuan granit.
Andesit
Batuan ini biasanya berwwarna kelabu dengan
fenokrist hornblenda dalam bentuk jarum panjang. Batuan ini banyak terdapat di
sekitar gunung api, dan tempat penemuan yang terkenal adalah gunung mesigit di
Jawa Barat.
Gabbro
Batuan ini berwwarna hitam, karena sebagian besar
dari mineral yang membentuk batuan ini adalah mineral-mineral piroksin dan juga
olivin. Plagioklas yang terdapat dalam batuan ini tergolong plagioklas basa
dengan kadar anortit yang tinggi. Batuan ini di temukan di daerah Jawa,
disebelah selatan Teluk Tjiletu, Pegunungan Djiwo dan Seraju.
BAB
11
BATUAN
SEDIMEN
Pembagian
Batuan Sedimen
Batuan sedimen dibentuk dari batuan-batuan
yang telah ada oleh tenaga eksogen. Akibat pelapukan dan pengikisan angin maka
batuan yang telah ada seperti batuan beku dihancurkan, diangkut, dan kemudian
diendapkan di tempat-tempat yang rendah letaknya, misalnya di laut, samudera,
ataupun danau. Awalnya sedimen ini merupakan batuan-batuan yang lunak, akan
tetapi oleh proses diagenesis maka sedimen-sedimen yang lunak tadi berubah
menjadi keras. Batuan endapan yang langsung dibentuk secara kimia ataupun
organik mempunyai satu sifat yang sama, yaitu pembentukannya dari
larutan-larutan.
Batuan
sedimen hanya menempati 5% dari seluruh batuan-batuan yang terdapat di kerak
bumi. Dari jumlah 5% ini batuan lempung menempati 80%, batuan pasir 5%, dan
gamping kira-kira 15%. Pembagian batuan sedimen dapat dilakukan berdasarkan
besar butiran sedimen itu sendiri. Yang disebut bongkahan adalah batuan yang
mempunyai diameter dari 2000 sampai 200 mm. Kerikil kasar ialah batuan sedimen
yang berukuran 200 sampai 20 mm, sedangkan kerikil halus ialah yang memiliki
diameter 0,02 sampai 0,002 mm, dan lempung adalah batuan sedimen yang lebih
kecil dari 0,002 mm.
Selain
pembagian di atas kita juga mengenal pembagian yang didasarkan atas cara
terbentuknya sedimen-sedimen itu. Pembagian tersebut adalah:
a. Sedimentasi
mekanik, yaitu batuan yang terdiri dari bagian-bagian atau fragmen batuan.
Endapan demikian disebut juga sedimen klastika. Contohnya adalah batu pasir,
konlomerat, breksi, dll.
b. Sedimen
kimia, ialah batuan yang langsung mengendap dari larutan yang mengandung
berbagai unsur, seperti garam dapur, gipsum, dan batuan gamping.
c. Sedimen
organik, ialah batuan yang diendapkan langsung dari larutan, namun dengan
pertolongan jasad-jasad baik tumbuhan ataupun hewan. Contohnya batuan gamping
dan radiolarit.
a. Sedimentasi
Mekanik
Sedimen yang terbentuk secara
mekanik dapat dibagi berdasarkan besarnya butiran.
Ø Psefit,
berbutir kasar. Contohnya kerikil, konglomerat, dan breksi.
Ø Psamit,
berbutir agak halus.
Ø Pelit,
halus. Contohnya batuan lempung
Pembentukan
batuan psefit dapat dijumpai di kaki dinding-dinding yang curam, dimana terjadi
penumpukan puing-puing dari material-material tajam. Material ini kemudian
direkatkan oleh berbagai zat dan membentuk breksi. Zat perekat ini adalah
silisium, kapur, ataupun metrial yang mengandung besi. Jadi breksi adalah
batuan berbutir kasar dengan sudut-sudut yang tajam dan direkatkan satu sama
lain.
Batuan
konglomerat terdiri dari fragmen-fragmen batuan yang sama yang disebut
konglomerat monomiktos. Jika komposisinya dari batuan yang berbeda misalhnya
batu guling dan batu kapur maka konglomerat ini disebut konglomerat plymiktos.
Bahan-bahan batuan konglomerat yang terdiri dari batuan vulkanik, disebut
aglomerat. Konglomerat banyak ditemukan di antara sedimen-sedimen.
Lempung adalah
jenis batuan pelit yang pada umumnya mempunyai susunan kimia Al2O3,
2SiO2, 2H2O. Karena batuan ini mengandung air maka ia
bersifat lembab atau liat. Lempung yang mengadung kapur disebut napal. Lempung
yang tidak mengandung kapur dan alkali biasanya dapat menahan temperatur yang
tinggi, sehingga banyak digunakan dalam berbagai bentuk olahan industri.
b.
Sedimentasi Organik
Sedimen organik
dibentuk karena proses-proses biokimia dan proses biomekanik. Sedimentasi
organik memiliki reaksi kimia sebagai berikut:
|
|
Ca(HCO 3) 2 CaCO2 + H2O + CO2
|
|
Dengan
reaksi kimia yang demikian maka akan terbentuk batuan yang disebut tufa sumber.
Endapan biomekanik terjadi dari binatang-binatang atau tumbuhan-tumbuhan yang
hidup di lautan dan mengandung rangka kapur. Ketika binatang-binatang ini mati maka
akan terbentuk tumpukan rongga-rongga kapur yang kemudian menjadi batu gamping.
Batuan yang terbentuk secara organik ini dapat dibagi berdaarkan unsur-unsur
kimia yang terdapat di dalamnya, yaitu:
a. Batuan
organik yang mengandung gamping,
b. Batuang
organik yang mengandung silisium,
c. Batuan
organik yang mengandung zat arang.
Sebagian besar dari batuan organik yang mengadung
gamping itu dibentuk dengan perantara jasad-jasad, misalnya binatang koral.
Batuan-batuan tersebut dapat mengendap di air tawar ataupun air asin.
Batuan sedimen yang mengandung zat C biasanya
memempunyai arti ekonomi yang sangat penting. Salah satu contohnya adalah
batubara. Sebagian para peneliti berpendapat bahwa batubara yang dibentuk di
daerah subtropika berasal dari gambut, sedangkan di daerah tropika biasanya
berasal dari tanaman magrove. Setalah tmbuhan mmagrove itu mati, maka proses
penghancuran tidak sempat memainkan perannya yang merusak seluruh sisa tumbuhan
yang ada karena di daerah rawa hampir tidak ada konsentrasi zat-zat pembakaran.
Bekas-bekas tanaman ini lambat laut akan ditimbuni
oleh endapan seperti lempung dan batu pasir. Sepanjang sejarah geologi yang
sudah berjalan sejak berpuluh juta tahun bahan-bahan yang ditimbuni itu
mengalami perubahan besar. Karena tekanan udara dan panas yang berubah-ubah
maka terajadilah proses pengeluaran gas. Sehingga dengan demikian akan
tinggallah zat C dalam jumlah besar. Dalam proses pembentukan batubara ini akan
keluar zat-zat seperti N2, O3, dan H2 sehingga
dengan demikian kadar C makin bertambah banyak pada batubara yang sedang
terjadi.
Jadi, hal yang sangat penting dalam proses
pembentukan batubara ini adalah penambahan C yang relatif dibandingkan dengan
unsur-unsur lain. Akan tetapi perlu diketahui bahwa batuan ini tetap mempunyai
susunan C, H, dan zat-zat lain. Dengan demikian terbentuklah batubara.
c.
Sedimentasi Kimia
Pembentukan
sedimen ini terjadi karena proses-prose penguapan, konsentrasi dan pengendapan
dari larutan-larutan yang telah jenuh. Biasanya sedimen ini tersusun dari
kristal-kristal seperti gipsum, garam dapur, dll. Dari deretan sedimen ini
biasanya gipsum yang mengendap pertama, kemudian anhidrit (CaSO4)
dan setelah itu barulah garam dapur.Endapan CaCO2 di atas permukan
bumi disebut travertin. Sumber-sumber
yang menghasilkan endapan tersebut mengandung kalsium karbonat dalam
larutannya. Setalah tiba di permukaan bumi maka CaCO2 terlepas dan
terjadilah pengendapan CaCO2. Batu gamping juga biasanya dibentuk
secara kimia. Batu gamping terdapat nersama dolomit.
d.
Sedimentasi Vulkanik
Meskipun
endapan-endapan yang telah dijelaskan sebelumnya terbentuk secara primer dari
magma, namun digolongkan juga dalam batuan sedimen karena terjadinya ialah
endapan dari udara. Sedimen-sedimen vulkanik ini adalah bahan-bahan lepas
seperti bom, lapilli, pasir, dan debu vulkanik.
Bagian-baian
lava yang dilemparkan keluar selama erupsi akan jatuh disekitar badan gunung
api. Batuan-batuan ini dapat direkatkan oleh zat-zat tertentu sehingga akan
terbentuk agglomerat dan breksi vulkanik. Agglomerat mempunyai komponen bundar,
sedangkan breksi vulkanik mempunyai komponen yang tajam.
BAB 12
BATUAN METAMORFOSIS
Batuan
lepas dapat berubah menjadi batuan keras. Dalam hal ini jika temperatur
meningkat, maka akan terbentuk batuan metamorf yang berarti batuan yang telah
berubah. Ada beberapa macam metamorfosis, yaitu:
1.
Metamorfosis thermal
(sentuh),
2.
Metamorfosis dinamo,
dan
3.
Metamorfosis regional.
1. Metamorfosis
Thermal (sentuh)
Pada
metamorfosis sentuh ini temperatur merupakan hal yang paling penting, sedangkan
tekanan menjadi sesuatu yang relatif kecil pembutuhannya. Ada beberapa macam
metamorfosis sentuh, diantaranya:
a.
Pyrometamorfosis, pada
proses ini terdapat temperatur yang sangat tinggi.
b.
Metamorfosis
Pneumatolysis, yaitu gas-gas yang berasal dari magma yang sedang naik, dapat
mengubah batuan di sekelilingnya serta dapat membentuk mineral-mineral baru.
Biasanya
dalam metamorfosis pneumatolysis ini terjadi penambahan bahan-bahan dalam
batuan yang akan berubah secara metamorfosis. Jika bukan gas yang memainkan
peranan penting, melainkan larutan panas, maka proses ini disebut proses hidrothermal. Metamorfosis sentuh dapat
ditemukan pada tempat batuan-batuan beku yang dulu yang merupakan tempat
tersimpannya magma cair yang masuk ke dalam lapisan-lapisan sedimen ataupun
batuan lain yang mengadakan perubahan pada batuan tersebut.
Gejala
metamorfosis thermal ini dapat kita pelajari dalam alam, dimana batuan granit
terletak dekat dengan batuan sedimen yang umurnya lebih tua dari batuan granit.
Biasanya di perbatasan antara kedua batuan itu akan dapat kita temukan daerah
sentuh. Di daerah sentuh inilah kita akan menemukan batuan-batuan mineral
sentuh.
2. Metamorfosis
Dinamo dan Metamorfosis Regional
Dalam
jenis metamorfosis dinamo tekanan memegang peranan sangat penting. Tekanan ini
biasanya merupakan tekanan yang berarah. Pada umumnya metamorfosis dinamo
terjadi pada bagian atas kerak bumi. Tekanan di sini bersumber dari gaya-gaya
yang dihasilkan oleh gerak-gerak patahan pada batuan yang tidak cair liat. Di
daerah penggeseran ini akan terbentuk milonit ataupun breksi. Pada metamorfosis
dinamo batuan sedimen berubahn menjadi batuan hablur, misalnya gneis, sabak,
serpih, dsb.
Jika
faktor-faktor tekanan dan temperatur bekerja secara bersamaan seperti di
tempat-tempat di dalam kerak bumi yang terdapat temperatur yang tinggi dan
tekanan tinggi, maka akan terjadi perubahan metamorfosis pada batuan-batuan
dalam daerah yang luas. Metamorfosis dinamo yang demikian itu disebut
metamorfosis regional.
Di tempat yang dalam di kerak bumi temperatur
dan tekanan meningkat dengan perbandingan dan biasanya material di
tempat-tempat ini bersifat padatliat. Tekanan di daerah ini bukan lagi tekanan
searah, akan tetapi tekanan datang dari segala pihak. Oleh karena proses-proses
erosi maka batuan-batuan metamorfosis regional yang biasanya terletak sangat
jauh di dalam bumi kini dapat dilihat dan merupakan eksposisi yang menarik dari
batuan-batuan yang telah mengalami perubahan-perubahan yang hebat. Terlebih
lagi di derah daerah yang berumur tua, yang dalam istilah geologi disebut
perisai.
Batuan
gneis sebagian besar terdiri dari felspar, kwarsa, mika atau amfibol dan
menunjukkan schiosita yang terbuka. Bataun gneis yang terdiri dari batuan beku
disebut ortogneis, dan yang terbentuk
dari batuan sedimrn disebut paragneis. Di daerah misozone biasanya terdapat
terdapat sekis dan gneis. Gneis-gneis di daerah ini biasanya terbentuk dari
alumunium dan silisium, dan sekis-sekis mika seperti sekis biotit atau sekis
muskovit. Mineral yang khas untuk mesozone adalah granat, staurolit, dan
kyanit. Pada umumnya batuan di daerah ini menunjukkan schistosita yang nyata,
kecuali marmer dan kwarsit.
Di
daerah ini juga temperatur mulai memainkan peranan penting. Di kata-zone
berlaku temperatur tinggi dan tekanan tinggi. Tekanan di sini bukan merupakan
tekanan yang berarah, melainkan tekanan hidrostatik. Pada batuan-batuan yang
diubah terjadi kristalisasi seluruhnya, dan schistosita di sini tidak lagi
nyata. Batuan-batuan yang ada di sini diantaranya granulit, eklogit, dan
augen-gneis. Minera yang sesuai karakteristik untuk kata-zone adalah silimanit
kordirit, dan katagranat. Banyak batuan gneis mempunyai susunan mineralogi
seperti granit atau granodirit.
Pembagian Batuan
Metamorfosis
Dalam
pembagian batuan metamorfosis yang harus diperhatikan antara lain susunan
mineral, susunan batuan asal, struktur batuan asal, struktur batuan hasil, dan
jemis metamorosisnya. Pembagian yang
lebih modern dari Eskola yang memperhatikan fasies metamorfosis, yang meliputi
segala macam batuan, asosiasi mineral yang dianggap terbentuk dalam keadaan
tekanan tinggi dengan waktu yang lama.
Daur Batuan
Dari
teori tentang pembentukan planet dan bumi dapat kita lihat bahwa bumi itu pada
awalnya merupakan satu massa yang dalam keadaan cair pijar. Berdasarkan teori
itu maka dapat disimpulkan batuan yang pertama terbentuk adala batuan beku.
Batuan beku yang tertua yang pernah ditemukan terdapat dalam bentuk intrusi,
yaitu terobosan dalam batuan yang lebih tua lagi. Batuan yang kini telah
menjadi batuan metamorfosis dulunya merupakan batauna sedimen. Batuan sedimen
ini berasal dari batuan beku tua.
Banyak
ahli mengatakan bahwa batuan sedimen suatu saat dapat berubah kembali menjadi
magma karena penurunan yang sangat dalam. Disebabkan oleh proses panas,
misalnya disintegrasi mineral-mineral radio aktif dan cairan panas yang
memasuki batuan-batuan maka dapat dibentuk kembali magma yang baru. Jika kita
mulai pembentukan batuan yang dimulai dari magma maka batuan beku terbentuk
karena proses peninginan dari magma tersebut. Batuan beku yang
telah terbentuk ini kemudian akan terserang oleh proses-proses pelapukan
kimia-fisika yang bentukan pertamanya merupakan batuan sedimen klastika, yaitu
pengendapan material yan tidak terlarut. Material yang larutan karena bantuan
jasad akan membentuk sedimen-sedimen organik, sedangkan larutan-larutan lain
karena penguapan, konsentrasi serta presipitasi akan membentuk sedimen-sedimen
kimia. Batuan beku dan batuan sedimen yang telah terbentuk itu, karena proses
tekanan dan temperatur tinggi pada suau ktika akan berubah menjadi batuan
metamorf. Siklus ini membutuhkan waktu berjuta-juta tahun.
Batuan
metamorfosis ini mungkin akan beralih kembali menjadi magma, karena banyak
observasi yang menyatakan bahwa magma dapat menyerap kembali batuan yang telah
dibentuk. Batuan-batuan ini sebelum terserap kembali, terletak dalam sekali di
bawah permukaan bumi, sehingga mengalami tekanan tinggi akibat tekanan lapisan-lapisan
di atasnya, dan mengalami temperatur tinggi akibat pengaruh magma yang ada di
sekitarnya.
BAB 13
JEBAKAN2 DAN ENDAPAN2 BAHAN GALIAN
Sejarah terjadi bahan2 galian
Dari pembicaraan2
mengenai batuan dan mkneral2 kita telah berkenalan dengan beberapa bahan galian
penting, antara lain batu bara dll. Bahan galian ialah mineral dalam bentuk
aslinya, yang dapat ditambang untuk keperluan kehidupan manusia. biji adalah
bahan galian yang dapat memberi logam. bahan galian industry ialah mineral
ataupun batuan yang biasanya dipergunakan untuk keperluan sipil teknik,
umpamanya batuan ornamen (penghias bangunan )
Mineral dapat
terbentuk menurut berbagai macam proses, yang terpenting ialah kristalisasi
dari magma yang cair pijar. mineral2 berharga dapat juga dibentuk pada proses
metamorfosis dimana tekanan dan temperatur yang tinggi, dan dapat menghasilkan
mineral2 yang stabil, dalam kondisi yang baru itu. bahan2 galian antara lain
biji2 pada umumnya dibentuk pada waktu revolusioner sedangkan bahan bakar
misalnya batubara dan minyak dibentuk pada waktu evolusioner.
Bahan galian ini
biasanya dibagi dalam :
1. Mineral bukan logam
dan bahan galian industri
2. Mineral bahan bakar
3. Mineral bidjih
Material pertama yang
digunakan manusia primitif adalah bahan2 bukan logam, seperti misalnya
lavaresa, obsidian, gamping, yang biasanya digunakan untuk alat2 keperluan
sehari-hari ataupun untuk senjata seperti mata lembing dll.
Orang babilonia dan
mesir telah menggunakan lempung untuk pembuatan relief2 dan pembangunan kota2
serta bangunan aliran2 irigasi dan tablet2 yang memuat tulisan huruf2 zaman
purba.
Menurut BALL manusia
paleolitik telah mengenal 13 macam mineral yang penting antaranya ialah kwarsa,
chalsedon, sepentin, obsidian, pirit, jasper, jadeit, kalsit, ametist dll.
ketika pengetahuan alam mulai menemukan bentuknya maka yang pertama-tama
membuat teori mengenai genesis bidjih ialah seorang jerman bernam Agricola.
Batuan pertmata
dijadikan ukuran kekayaan dan posisi seseorang. Ekspedisi2 kecil telah mulai
diselenggarakan untuk mencari mineral2 yang mulai memperkembangkan seni
pengasahan batu2 permata. Batuan permata itu pada zaman purba sudah mengambil
tempat dalam kehidupan agama pada orang2 mesir. Batuan permata juga ditemukan
di afganistan, kira2 2400 mil dari mesir. Diperdagangkan dinegeri itu, suatu
tanda bahwa hubungan internasional saat itu telah ada.
Para firaun yang
berkuasa dimesir mengirimkan ahli2 untuk menyelidiki jazirah sinai dan
sudan, tujuanya ialah batuan turqois.
Besar kemungkinan bahwa tembaga telah ditemukan manusia pada tahun 12.000
sebelum masehi dan eropa logam ini baru mulai dipakai kira2 pada tahun 4000
sebelum masehi.
Pembagian yang tak
teratur dari konsentrasi2 bahan galian menyusahkan kehidupan manusia. Akan
tetapi dengan bertambah modernya alat2 penyelidik serta ilmu pengetahuan maka
kini biji2 serta endapan2 dala tanah yang dahulu tidak dapat ditemukan kini
telah diketahui metode geofisika dalam skala yang luas sekali, diperhunakan
dalam eksplorasi mineral2 yang terpendam jauh sekali dalam tanah. Daerahyang
diliputi tanah atau sedime tebal serta vegetasi lebat, dimasa depan tentu harus
diselidiki secara seksama. Teknik modern memungkinkan pemakaian atau pengolahan
kembali bahn2 yang dahulu telah ditinggalkan disamping itu mineral2 radio aktif
dan dikemudian hari juga airlau dan energi dari panas matahari. Yang jadi
pertanyaan sekarang apakah penemuan2 baru serta perkembangan tenaga atom dari
uranium dan pengambilan energi dari air laut dan matahari akan mengejar batas
waktu pemborosan mineral seperti yang telah dikemkakan oleh ahli2 geologi dan
ahli2 petambangan.
1. INTAN
=>di brasilia juga
telah ditemukan intan yang banyak, sedangkan india merupakan suatu negara
pertama yang menghasilkan intan. Intan terhitung mineral yang sangat keras dan
biasanya terdapat pada batuan yang basa. di indonesia intan ditemukan dibagian
Tenggara Kalimantan, ditimur laut Banjarmasin.
2. FELSPAR dan MIKA
=> Mineral2 felspar
dan mika pada umumnya ditemukan dalam batuan pegmatit itu mengandung banyak
sekali felspar dan kwarsa dan pada umumnya berbutir kasar dan besar. Pegmatit
yang ditemukan dipergunakan urai. Misalnya mempunyai ukuran sebesar sebuah
kamar. Felspar yang terdapat pada batuan pegmatit biasanya berukura 5-20 cm.
Felspar ditemukan di Sumatera selatan dan Lampung.
3. BELERANG
=> Endapan2 ini
menurut pendapat ahli-ahli teorinya karena reaksi antara bitumen ataupun minyak
yang terlepas dengan endapan2 gipsum. Uap2 yang mengandung belerang ini
mengendap dalam bentuk kristal2. Endapan2 belerang dapat juga bersama air dalam
danau2 kawah dan endapan demikian disebut lumpur belerang. Belerang ditemukan
di Telaga bodas dekat Garut.
4. TAWAS
=> Endapan2 ini
adalah sulfat dari K dan AL yang mengandung air, fan ditemukan dinegeri kita
sebagai larutan dalam danau-danau. Dalam perindustrian tawas itu dipergunakan
dalam perusahaan tekstil industri kulit sebagai zat dll.
5. JAROSIT
=> Mineral ini adalah persenyawaan sulfat
yang mengandung kalium besi dan hidroksida. Di jawa barat jarosit itu ditemukan
sebgai sumber air panas yang mungkin ada hubungan dengan gejala vulkanik
disekitar daerah itu.
6. Vermikulit \
=> sebagai hasil pelapukan dari batuan yang kaya
akan biotit akan terbentuk mineral vermikulit, yang dipergunakan sebagai bahan
isolasi untuk menahan suara, panas dsbnya penggunan itu berdasarkan sifat
mineral itu.
7. FOSFAT
=> Fosfat di
indonesia pada umumnya ditemukan dalam bentuk tricalsiumfosfat penggunaan yang
terutama ialah sebagai pupuk. Untuk memperoleh bahan baku pupuk itu harus
didirikan pabrik superfosfat dan pendirian industri ini memerlukan fosfat yang kadarnya kira2 28%.
8. SERPENTIN
=> Mineral ini
dibentuk dari batuan beku yang sangat basa, yang sedikit mengandung Si02. Suatu
jenis mineral ini adalah chrysotil.
9. MARMAR
=> Adalah batuan
yang struktur asal nya dari batuan itu akan hilang dan terbentuk batuan yang
butiranya amat teratur dikenal dengan nama marmar ataupun batu pualam. Batuan
marmar sangat disukai orang sebagai batuan ornamen. Pualam yang putih,
dipergunakan untuk pembuatan tempat mandi, meja, toilet dll.
10. LEMPUNG
=> Lempung banyak
sekali ditemukan dikepulauan kita, lempung bisa berwarna coklat digunakan untuk
pembuatan batu bara dan genting.
11.BATU BARA
=> Selama sejarah geologi, maka diseluruh tempat
dibumi telah terjadi pembentukan batu bara yang kini dalam kehidupan ekonomi
merupakan faktor yang sangat penting. sebagian besar batu bara kita terdapat
dipulau, kalimantan tenggara. umbilin di Sumatera barat dan bukit asam di
Sumatera selatan
12. MINYAK BUMI
=> Pendapat umum sekarang mengenai asal usul
minyak bumi ialah bahwa plangton yang menjadi bahan utama dari zat asal minyak.
13. BESI
=> Besi terdapat
dalam persenyawaan oksida, karbonat / sulfide. biji besi terjadi dari
pembentukan langsung dari magma.
14. EMAS dan
PERAK
=> Emas ditemukan
dalam endapan-endapan yang berasal dari cairan panas yang dikenal dengan cairan
hidrotermal. perak sebagian besar terdapat dalam bentuk sulfide yang terkenal
dengan nama argentit yang biasanya tercampur dengan galena. campuran emas
dengan perak disebut electrum.
15. URANIUM DAN
THORIUM
=> Endapan-endapan
mineral radioaktif seperti uranium dan thorium terdapat di :
bentuk primer misalnya
:
pegmatit
gang biji
bentuk sekunder
endapan sedimen
16. TIMAH
=> Biji timah
terdapat dalam bentuk kasiterit / oksida timah. disebabkan pelapukan residuer,
konsentrasi eluvial dan alluvial, maka kassiterit dalam endapan primer menjadi
memekat sebagai lapisan dan pelongokan berbentuk dendrite.
17. TIMBAL dan SENG
=> Kedua logam
tersebut umumnya ditemukan bersama-sama. logam tersebut biasanya terbawa keatas oleh larutan
hidrotermal. dibandingkan seng, timbal terangkat lebih jauh dari batu induknya.
timbale dan seng ditemukan dalm gang-gang yang kecil dengan mineral fluospar
dan barit.
18. NIKEL
=> Nikel biasanya
terdapat dalam tanah yang terletak diatas batuan basa. di Indonesia tempat
penemuan nikel adalah Sulawesi tenggara dan Sulawesi tengah.
19. TEMBAGA
=> Sulfide tembaga
biasanya ditemukan bersama-sama dengan pirit, meskipun dalam jumlah yang jauh
lebih kecil dari mineral itu.
20. ALUMUNIUM
=> Hampir semua
batuan mengandung unsur alumunium terkecuali batuan gamping dan kwarsit.
alumunium terdapat dalam tanah liat, akan tetapi sangat sukar untuk memisahkan
unsur itu dari persenyawaan silikat lainya. Alumunium ditemukan sebagai hasil
pelapukan batuan dalam yang telah mengalami pengerjaan pelapukan iklim.
BAB 14
BENTUK
ARSITEKTONIK KERAK BUMI
GEJALA
TEKTONIK
Dalam mempelajari dasa-dasar sedimentasi atau
pengendapan, pada umumnya sedimen-sedimen itu diendapkan dalam posisi mendatar
atau horizontal. Dalam hal ini terdapat beberapa terkecualian, apabila terjadi
pengendapan pada tepi-tepi yang miring maka sedimen-sedimen tersebut akan
sedikit miring, dan jika letaknya tidak teratur maka endapan akan silang siur.
Ini terjadi disebabkan oleh perbedaan jurusan air yang mengalir ditepi pantai
atau yang mengalir dimuara sungai.gerak-gerak berasal dari bumi, yang
menimbulkan bentuk-bentuk tertentu adalh gaya-gaya endogen yang disebabkan
karena tegangan-tegangan yang terdapat pada kerak bumi. Asal usul gaya endogen
ditunjukkan pada bangunan-bangunan arsitektonik yang dihasilkan oleh
gerak-gerak tersebut. Perubahan kedudukan sedimen-sedimen disebut deformasi
tektonik yang dihasilkan oleh gerak-gerak tersebut. Ilmu yang mempelajari
dislokasi ialah segala perubahan dari posisi mendatar sedimen-sedimen. Gaya
tekanan pada umumnya tekanan tangensial (tekanan arah mendatar) dapat
menghasilkan gejala-gejala pelekungan dan gejala-gejala patahan pada
sedimen-sedimen sedangkan gaya tarikan biasanya hanya menghasilkan patahan.
GEJALA
PELEKUNGAN (LIPATAN)
Pada lapisan-lapisan sedimen yang letaknya mendatar,
bekerja tekanan-tekanan tangensial maka biasanya pada stadium pertama akan
terbentuk sebuah lipatan. Jikalau gaya yang bekerja pada sebelah menyebelah lapisan-lapisan
tadi tak begitu besar maka pada awalnya akan berbentuk lipatan tegak. Panggung
lipatan tadi disebut antiklinal dan lembah lipatan disebut sinklinal.dalam
penampang sebuah lipatan tegak maka bidang porosan (bidang simetri) merupakan
garis tegak lurus yang membagi sebuah antiklin/sinklin dalam bagian yang sama.
Jika poros lipatan jalanya tidak selalu sejajar dngan bidang mendatang akan
tetapi kadang-kadang hilang menjelam. Lipatan-lipatan demikian disebut lipatan
tujam. Jikalau batuan-batuan sedimen itu mengalami tekanan terus, maka akan
terbentuk lipatan miring. Sehingga bidang porosan juga akn miring letaknya.
Pada tekanan yang terus menerus bekerja akan membentuk lipatan isoklin serta
lipatan rebah. Lama kelamaan sayap tengah akan menipis dan kemudian akan
dibentuk bidang sesaran. Struktur demikian dinamakan sesar sungkup.
Posisi sebuah lipatan ditetapkan dengan mengukur
kemiringan serta jurus dari lipatan tersebut. Pengukuran-pengukuran demikian
dapat dilakukan dengan kompas geologi. Hukum superposisi mengatakan bahwa
lapisan yang terletak diatas itu dibentuk kemudian, jadi mempunyai umur yang
lebih muda. Syarat superposisi itu berlaku pada sedimen-sedimen yang letakya
mendatar atau pada sedimen-sedimen yang hanya mengalami gaya-gaya lipatan yang
lemah. Lembah serta bukit topografi adalah gejala permukaan sedangkan antiklin
dan sinklin adalah struktur dari batuan besar, yang disebabkan oleh gaya-gaya
endogen.
Pada pegununagan-pegunugan yang masih muda biasanya kita
lihat persamaan struktur tektonik dengan bentuk luar atau morfologi. Sebuah
gunung yang sebagian besar terdiri dari unsur-unsur struktur lipatan disebut
pegunungan lipatan. Jikalau sebuah lapisan yang terdiri dari bahan-bahan yang
berlainan, misalnya batuan lunak bergantian dengan batuan yang keras. Mengalami
tekanan maka akan terbentuk lipatan disharmoni atau lipatan yang tidak teratur
hal ini disebabkan karena sebegian dari batuan-batuan itu akan patah dan
sebagian akan terlipat secara intensif karena sifatnya yang cair-liat. Lipatan-lipatan
disharmoni terdapat juga batuan cair liat misalnya lapisan-lapisan garam.
Satuan atau kumpulan antiklin-antiklin dalam sebuah lipatan disebut
antiklinorium, dan jikalau unsur-unsur struktur ini terdiri dari
sinklin-sinklin maka disebut sinklinorium. Lipatan kaskade biasanya terjadi karena pelongsoran sedimen-sedimen.
Kubah
dan Cekungan
Bentuk lipatan yang lipatan-lipatannya menunjukkan
kemiringan menurun kesegala jurusan, disebut kubah. Pada umumnya kubah
mempunyai bentuk pajang atau bundar telur
dan jarang sekali berbentuk bundar. Contoh kubah di Indonesia adlah
kubah sangiran dimana di temukan sisa-sisa fosil manusia.
Cekungan adalah bentuk kebalikan dari sebuah kubah.
Bentuk demikian merupakan depresi dimana kemiringan lapisan-lapisan menurun
menuju kesuatu titik tengah. Kubah dan cekungan yang di bentuk oleh gaya
endogen tidak selamanya berimpit dengan bukit dan depresi yang dibentuk oleh
erosi, sehingga adalah sangat penting untuk membedakan kedua gejala ini. Titik
hitam adalah kubah dan yang di tinggalkan putih adalah cekungan-cekungan.
Geosinklin
dan Geantiklin
Pada tempat-tempat yang tertentu dikerak bumi ditemukan
endapan-endapan yang luar biasa tebalnya beberapa ribu meter sampai berpuluh
ribu meter. Cekungan yang mengandung lapisan-lapisan tebal ini disebut
geosinklin. Jenis endapan-endapan yang ditemukan dalam cekungan-cekungan ini
biasanya adalah sedimen-sedimen yang dibentuk dilaut yang dalamnya tidak
melebihi 1000 m. untuk menerangkan prngendapan pada lekungan yang 10.000 m dalamnya
tidak mungkin, sebab bagaimanatelah diutarakan semula, maka sedimen-sedimen ini
tidak merupakan endapan-endapan laut dalam. Dari geosinklin-geosinklin inilah
kemudian lahir rantaian pegunungan-pegunungan, karena gerak-gerak lipatan dan
pengungkatan yang terjadi pada palung-palung.
Geantiklin merupakan bentuk yang positif dari geosinklin.
Bentuk-bentuk ini adalah pengembungan kerak bumi yang telah meliputi daerah
luas, dan contohnya adalah geantiklin barisan yang merupakan tulang punggung
dari pulau Sumatra dan geantiklin di jawa dan nusa tenggara. Struktur
geantiklin ini pulau jawa tidak seberapa jelas karena tertutup oleh hasil-hasil
bahan peledakan gunung api- gunung api muda.
Lipatan
tanpa diastrophisma.
Jikalau batuan endapan dibentuk pada lereng-lereng dengan
kemiringan-kemiringan tertentu, maka ada kemungkinan bahwa batuan sedimen ini
tidak akan stabil lagi letaknya, akan tetapi akan melengser, lepas dari dasar
tempat diendapkanya semula. Getaran yang mendadak terjadi, seperti gempa bumi,
juga dapat menimbulkan pelengseran pada batuan sedimen. Pelengseran dalam air
atau subakwatik biasanya berlaku pada sudut-sudut kemiringan yang lebih besar
dari 10 atau 15 akan tetapi dari penyelidikan-penyelidikan
yang dilakukan, diketahui juga gerak-gerak lengser dan rajapan pada sudut-sudut
yang kecil misalnya lapisan tanah liat yang cair-liat dan lapisan tufa yang
lebih keras.
Pelengseran-pelengseran mungkin juda terjadi pada bidang
diskordansi, pada dasarnya sedimen yang tidak stabil, akan tetapi biasanya gerak-gerak
demikian terjadi sepanjang bidang lapisan yang miring letaknya. Pada
lapisan-lapisan yang tidak stabil biasanya terbentuk struktur-struktur lipatan
dan sesaran yang tidak teratur. Sedangkan lapisan bawahnya yang lebih tetap,
tidakbegitu menunjukkan gejala-gejala perlipata. Dan kemudian di tutup kembali
oleh lapisan-lapisan yang lebih muda, maka akan terbentuk struktur-struktur
yang dikenal debgan lipatan antarformasi. Lipatan-lipatan juga dapat terjadi
selama sedimentasi itu berjalan. Lipatan-lipatan antarformasi yang disebabkan
karena pelengseran dapat kita lihat pada sedimen-sedimen bersifat cair-liat.
Disini batuan bersifat cair-liat terdiri dari tufa napal
yang melengser diatas lapisan-lapisan yang lebih keras terdiri dari breksi
gunung api. Terbentuknya lipatan-lipatan tersebut tidak disebabkan oleh
gaya-gaya endogen atau gaya pembentukan pegunungan akan tetapi, disebabkan oleh erosi yang telah
mengeluarkan bahan-bahan tahanan ataupun kemiringan-kemiringan yang besar,yang
disusul oleh pelengseran karena gaya gravitasi.
Gejala
patahan
Pada
umumnya batuan itu tidak merupakan massa yang padat dan homogen, akan tetapi
mengalami retah-retak dan celah-celah yang bermacam-macam ukurannya. Kerak bumi
tidak merupakan sesuatu monolit (bahasa
yunani : monos = satu, lithos = batuan, monolit = batuan yang padat dan tidak
dipisahkan oleh bidang-bidang retak atau patahan) akan tetapi dapat kita
samakan dengan suatu mozaik terbagi-bagi dalam bagian yang dipisahkan dengan
yang lain bidang patahan.
Patahan
dapat dibentuk oleh tekanan atau tarikan. Jika tekanan bekerja pada batuan yang
tidak bersifat cair-liat, maka batuan ini biasanya tidak akan melengkung akan
tetapi segera patah. Retakan dalam
batuan sering terjadi tanpa dislokasi. Misalnya oleh pendinginan ataupun
pengerutan dari material yang dulu merupakan massa yang cair pijar.
Disklas
atau patahan tanpa dislokasi
Gejala pembrntukan patahan tanpa dislokasi dapat kita
lihat misalnya pada lumpur yang kering, kita dapat melihat rekah kerut yang
merupakan jaringan polygon, ataupun berbentuk prisma. Gejala tersebut kita
temukan pula pada batuan basalt, yang selama pendinginannya dari massa yang
cair pijar membentuk tiang basalt.
Retak polygon disebabkan oleh kontraksi selama
pendinginan berjalan. Batuan beku lainnya yang biasanya mengandung banyak
diaklas ialah granit. Batuan granit misalnya membentuk sistem diaklas yang
teratur dan terletak tegak lurus yang satu dengan yang lain. Dengan melakukan
studi secara mendalam maka dapatlah kita bedakan diaklas berumur tua. Diaklaas
yang lebih muda terbentuk karena pengurangan voluma dari magma.
Dalam batuan sedimen kita temukan sistem diaklas yang
terjadi sebagai reaksi atas gejala tarikan, tekanan, torsi (tegang pilin) atau
geseran. Pada tempat pelengkungan sebuah antiklin misalnya, kita temukan
diaklas yang terjadi oleh gaya tarikan. Diaklas dalam batuan sedimen biasanya
menimbulkan kesukaran dalam pengukuran karena terkadang susah sekali
dibedakannya dari bidang lapisan.
Dalam batuan metamorfosis juga kita temukan banyak sekali
sistem retak atau diaklas. Ini mudah sekali dipahami karena batuan metamorfosis
telah mengalami deformasi hebat misalnya gaya tekanan yang berjalan dengan
sangat lama. Sifat dari diaklas batuan metamorfosis, bisanya bergantung
daripada sifat batuan tersebut. Terdapatnya diaklas itu menguntungkan benar
dalam penambangan batuan material untuk jalan, pemboran, pembuatan terowongan.
Tanpa gejala retakan itu, maka tiap batuan harus
seluruhnya dihancurkan dengan dinamit ataupun bahan peledak lainnya. Diaklas
juga dapat menimbulkan kesukaran, jika kita menghendaki massa batuan yang agak
besar.
Patahan
Perubahan posisi batuan sepanjang bidang patahan, berlaku
pada waktu gerak itu berjalan atau lama sesudah itu. Patahan merupakan gejala
yang sangat umum pada batuan. Terlebih pada batuan yang berlapis seperti batuan
sedimen, gejala patahan dengan mudah dapat dilihat pada batuan masif atau
batuan yang sejenis gejala demikian agak susah dilihat. Patahan ini biasanya
mengganggu pekerjaan di tambang maka patahan juga disebut gangguan. Pada
lapisan yang mengandung minyak bumi, terdapat patahan dapat merupakan tempat
konsentrasi minyak yang mempunyai arti ekonomi yang penting. Sumber airtanah
yang sering terjadi karena adanya patahan. Air yang terdapat dalam lapian yang
mengandung air, dapat terlepas keluar melalui bidang patahan.
Gerakan patahan pada umunya hanya berlaku pada sebuah
bidang akan tetapi pada suatu daerah yang disebut zone patahan. Sistem patahan ini dapat membagi kerak bumi dalam
bongkah-bongkah dan ada pula yang menyerupai tangga yang sering disebut patahan jenjang. Karena pergeseran yang
terjadi selama gerak maka ada bidang patahan yang seperti diasah yang disebut cermin gesekan.
Dalam zone patahan ditemukan batuan-batuan yang telah
hancur, menyerupai tepung disebut milonit.
Milonit tersebut disebabkan oleh panas yang terjadi selama gesekan, dapat
mencair dan membentuk batuan yang menyerupai batuan vulkanik dengan struktur
gelas yang disebut pseudotachylit.
Karena sebagian besar dari bidang patahan itu miring kita dapat membedakan
bagian atas dan bagian bawah dari sebuah patahan.
Dibagian atas ini yang seakan-akan bergerak ke atas maka
akan berbentuk sesar naik. Biasanya agak sukar menetapkan bagian mana yang naik
dan bagian mana yang turun. Sebuah sesar yang naik disebut sesar sungkup. Kalau bagian yang terletak diatas bidang patahan itu
seakan-akan menurun, maka akan terbentuk sesar turun atau sesar normal. Kalau
jarak pergeseran sangat kecil, sehingga belum terjadi patahan, maka akan
terbentuk sebuah kedik yang dinamakan fleksur.
Pada fleksur hubungan yang satu dengan bagian yang lain
masih tetap utuh. Kalau gerak-gerak ini akan bertambah besar maka akan
terbentuk patahan. Dengan demikian maka fleksur dapat beralih menjadi patahan.
Sesar mendatar
Sebuah patahan yang tegak lurus dengan pergeseran
transversal mendatar dapat memotong berkas lipatan suatu pegunungan. Sebuah
punggung lipatan atau antiklin yang kita ikuti pada suatu ketika akan beralih
menjadi sinklin dan sebaliknya. Patahan transversal ialah patahan yang memotong
tegak lurus jarus lipatan, dapat pula merupakan patahan normal atau sesar
turun. Sesar mensatar yang besar ukurannya dengan jurus yang hampir sejajar
dengan jurus lipatan terdapat dimana-mana.
Horst
dan Graben
Sebuah jalur batuan terletak antara dua bagian yang
tinggi dan masing-masing dari bagian tadi dipisahkan oleh bidang patahan, maka
bagian ini disebut Graben atau traben.
Jalur batuan yang
tinggi disebut Horst atau sembul.
Sebuah pegunungan yang mengandung banyak patahan disebut pegunungan patahan, hal ini akan dipertimbangkan dengan panjang
lebar dalam bagian mengenai dinamika endogen.
Ilmu
Bentuk Batuan Beku
Bentuk yang tertentu dari batuan beku dapat kita pelajari
dalam pegunungan-pegunungan dimana batuan-batuan ini telah diangkat oleh gaya
pembentukan pegunungan ataupun dilembah-lembah serta darab-darab yang curam dan
dalam, karena tempat-tempat inilah yang merupakan penorehan sungai-sungai yang
terdalam. Susunan magma adalah hal yang penting dalam pembentukan berbagai
macam bangunan ini. Magma basa yang cair setelah beku, memberi bentuk yang lain
daripada magma asam. Dalam garis besar kita kenal dua bentuk besar ialah
bentuk-bentuk ekstrusi dan bentuk-bentuk intrusi.
Bentuk-bentuk
Ekstrusi
Bentuk-bentuk ekstusi ialah bentuk-bentuk yang dibangun
oleh magma ketika mencapai permukaan bumi. Magma yang telah mencapai bumi
disebut lava. Jika lava itu cair, maka lava itu dapat menyebar dengan luas,
sedangkan lava yang kental mempunyai penyebaran yang terbatas.
Lava yang cair biasanya membentuk lapisan-lapisan lava
tebal dan luas yang dikenal dengan nama “plateu basalt” (basalt datartinggi).
Kerucut-kerucut gunungapi terjadi oleh penumpukan material-material lepas dan
lava, dan bentuk-bentuk demikian disebut gunung api strato. Jika sebuah gunung
hanya menghasilkan lava maka biasanya bangunan yang dibentuknya mempunyai
bentuk perisai dan dinamakan gunung api perisai atau aspit.
Bentuk-bentuk
Intrusi
Magma yang sedang naik menuju permukaan bumi, sering
tidak sampai ke atas akan tetapi membeku dalam bumi. Batuan sekelilingnya
biasanya diterobos, dimasuki ataupun diubah. Magma yang cair biasanya menyelip
diantara lapisan-lapisan sedimen dan membentuk apa yang dinamakan pipih
intrusi. Bentuk demikian letaknya sejajar dengan sedimen diatas atau
dibawahnya.
Magma yang kental biasanya tidak membentuk lempeng
intrusi tetapi mendorong batuan yang terletak diatasnya, sehingga terjadilah
struktur kubah. Bentuk batuan demikian yang disebut lakolit terletak juga
dengan batuan kelilingnya. Dalam antiklin serta sinkrin biasanya juga terdapat
bentuk-bentuk batuan beku yang konkordan dan mereka ini dinamakan phakolit.
Intrusi-intrusi yang konkordan dengan sedimen sekelilingnya dan berbentuk
piring disebut lopolit.
Disamping bentuk-bentuk konkordan ini kita kenal pula
bentuk-bentuk diskordan yang masuk dan memotong batuan sampingnya. Contihnya
ialah gang-gang radial diisi oleh magma yang terdapat dalam badan-badan gunung
api. Gang-gang kecil yang tidak teratur dan berasal dari badan-badan batuan
beku yang lebar besar, terkenal dengan nama apophyse.
Intrusi
Gelang dan gang berbentuk corot
Intrusi gelang adalah pluton-pluton (batuan dalam) yang
berbentuk silinder ataupun kerucut. Badan-badan demikian ditemukan pula dalam
bentuk konsentrik. Biasanya batuan yang terdapat dalam bentuk-bentuk ini adalah
batuan berbutir kasar. Terjadinya intrusi gelang dan gang corot menurut
beberapa ahli disebabkan oleh gaya-gaya menerobos dari magma, dan pengunduran
magma itu kembali ke dalam bumi.
Batolit
Badan-badan batuan yang disebut batolit adalah
bentuk-bentuk intrusi diskordan yang tidak mempunyai dasar. Badan-badan
demikian biasanya terdapat dalam inti pegunungan-pegunungan rantai dan biasanya
mengikuti jurusan utama dari struktur daerah pegunugan itu.
Bagian atas atau atap dari batolit biasanya dapat dikenal
pada sisa-sisa batuan sedimen yang seakan-akan tergantung dan gejala demikian
menurut istilah geologi disebut roof pendants. Terbentuknya batolit biasanaya
bersamaan jalannya dengan pembentukan pegunungan. Bagian atas dari batolit
mempunyai bentuk kubah yang tak teratur dan dinding samping dari batuan ini
biasanya curam sekali. Massa batuan demikian mempunyai penyebaran luas ke bawah
dan ke samping, akan tetapi dasarnya tidak pernah nampak. Susunan batuan ini
biasanya bersifat granit atau granodiorit.
Cara bagaimana batolit itu terbentuk, tidak kita ketahui
dengan pasti. Anggapan lama mengatakan bahwa batolit terjadi karena pengisian
tempat-tempat kosong (vacuum) dalam kerak bumi. Vacuum ini terjadi disebabkan
oleh proses-proses perlipatan dan penyesaran. Batolit memang umumnya mengikuti bidang-bidang yang
lemah dalam kerak bumi. Sebuah teori menerangkan terjadinya batolit dengan
jalan “magmatic stoping”. Batuan-batuan yang terdapat pada bagian atap dari
batolit akan pecah belah oleh ekspansi panas, dan kerataan-kerataan batuan ini
akan dipisahkan satu dengan yang lain oleh peresapan gas-gas dan lidah-lidah
magma yang memasuki retak-retak kulitbumi. Bongkah-bongkah batuan ini kemudian
akan tenggelam ke dalam magma.
Proses yang dikemukakan diatas juga mengandung beberapa
keberatan. Jika magma yang biasanya bersifat granit itu naik ke atas bumi, maka
kadang-kadang magma itu dapat tembus mencapai permukaan bumi dan membentuk
gunung api yang menghasilkan batuan riolit ataupun obsidian. Sebagian besar
ahli dalam hal ini menganggap, bahwa pada hakekatnya batuab asal itu masih ada
pada tempatnya sebagai semula, batuan itu berubah menjadi batuan yang
menyerupai granit. Batuan-batuan asal itu tidak dimasuki oleh magma itu sendiri
akan tetapi oleh gas-gas dan larutan-larutan cair. Material ini memasuki batuan
samping tadi, mengubah susunan batuannya oleh penambahan material-material dan
pengurangan bahan-bahan yang ada, sehingga terbentuknya batuan yang bersifat
granit
BAB
15
PELAPUKAN
Batuan
Dasar dan Tanah
Batuan
dasar teletak di bawah permukaan tanah,dan batuan dasar ini dapat dilihat
dengan cara melakukan pengeboran. Batuan dasar ini ditutupi oleh sebuah tudung
yang terdiri dari tubuh tanah yang tebalnya beragam, mulai dari beberapa cm
hingga ratusan meter.
Pelapukan
Mekanik
Pelapukan
mekanik yang disertai atau tidak disertai dengan pelapukan kimia dinamakan
desintergrasi. Pelapukan kering atau insolasi terjadi di daerah gurun sebagai
akibat dari penyinaran matahari. Proses ini terjadi karena pelapukan fisika,
dimana tidak ada perubahan susunan materi pada batu tersebut. Pelapukan fisika
disebabka oleh perbedaan temperatur yang besar yang terjadi pada waktu malam
hari dan siang hari yang mengakibatkan batuan menjadi tegang yang akhirnya
membuat batu menjadi pecah.
Pelapukan
Kimiawi
Pelapukan
kimiawi terjadi karena larutan air yang memasuki rekahan-rekahan batuan.
Penghancuran dari batuan yang dapat mempercepat berubahnya susunan materi
batuan tersebut disebut dekomposisi. Contohnya, jika sepotong baja yang baru
dan mengkilat jika dibiarkan begitu saja akan dioksidasi oleh O2
dari udara, dan lambat laun akan terbentuk warna lapisan yang berwarna kuning kecoklatan.
Jika pelapukan ini dibiarkan selama berbulan-bulan, maka baja tadi akan pecah
meninggalkan debu yan berwarna coklat. Hanya sebagian mineral saja yang dapat
larut dalam air biasa, lebih banyak yang larut dalam H2CO3
yang terbentuk jika CO2 bereaksi dengan air.
Pelapukan
kimia dari ortoklas dapat dijabarkan sebagai berikut:
KalSi3O8
+ H2O + CO2 lempung
+ 2S1O2 + K2CO3.
Lempung
sebagai salah satu hasil utama dari pelapukan felspar, terdiri dari beberapa
mineral penting, yang terdapat pada bagian-baian kecil berukuran
submikroskopik.
Eksfoliasi
Batuan-batuanmassif
seperti granit, dolerit, arkosa, dsb.nya sering memperlihatkan gejala pelapuka,
dimana batuan-batuan itu pecah mengikuti
bidang-bidang konsentrik. Lapisan atau lempeng yang terlepas ini dapat
berbeda-beda ketebalannya. Sebagian besar dari batuan-batuan ini dipotong oleh
sistem diaklas yang teratur, dan pelapukan itu berjalan sepanjang sistem
diaklas ini berlangsung. Hasilnya adalah terbentuknya pelapukan konsentris atau
pelapukan sferoidal.
Terjadinya
eksfoliasi itu berjalan selama pelapukan mineral lempung yang dihidrasikan yang
dibentuk dari mineral-mineral pada batuan menyebabkan material tersebut
mengembang. Bagian luar yang lapuk dan mengembang itu terlepas dari bagian
dalam yang masih baru. Bagian yang maih baru ini kemudian akan mengalami proses
yang sama sehingga proses pelapukan ini berurutan bekerja ke dalam batuan.
Pengembangan material-material itu menyebakan terjadinya eksfoliasi secara
mekanik.
Tubuhtanah
Yang
dimaksud dengan istilah tubuhtanah merupakan bagian dari tutpan yang sudah
lapuk dan telah berubah yang mampu ditanami tumbuhan berakar. Terbentuknya
tubuhtanah yang baik merupakan sebuah proses yang berjalan sangat lambat.
Awalnya bagian atas dari selubungan ini dihancurkan sedemikian rupa sehingga
dapat mengandung tumbuhan, sedikit demi sedikit vegetasi mulai tumbuh.
Pada
umunya tubuhtanah yang ada dalam keadan seperti itu sangat buruk kualitasnya
dan mengandung banyak fragmen-fragmen bagian besar dari batuan yang hancur yang
sebagian besar telah berubah. Tubuhtanah yang seperti itu disebut tubuhtanah
yang belum dewasa. Ketika tumbuhan-tumbuhan yang ada itu musnah dan sebagian
mulai membusuk maka akan dihasilkan material-material organik yang mengandung
zat arang yang diambil dari udara selama tumbuhan-tumbuhan itu masih hidup.
Bakteri bertambah banyak dalam tubuhtanah, beberapa diantaranya merupakan
perantara yang penting dalam mengambil nitrogen dari udara dan
mengkombinasikannya dengan unsur-unsur yang lain untuk memungkinkan
terbentuknya makanan untuk tumbuhan. Bahan-bahan vegetasi yang membusuk itu
menghasilkan berbagai asam yan melapukkan mineral-mineral secara kimia pada
tutupan batuan dasar.
Dengan
demikian maka tubuhtanah itu berubah terus-menerus dengan sangat lambat. Jika
erosi tidak mengganggu kemajuan-kemajuan yang telah dicapai dan jika banyak
hujan yan membantu meneruskan pelapukan kimia ini, maka pertumbuhan tubuhtanah
ini kan semakin cepat. Lambat laun tubuhtanah tumbuh semakin ke dalam, dan jika
semua fragemen batuan telah hilang, kecuali bagian-bagian mineral yang sulit
lapuk, maka tubuhtanah tersebut dapat dikatakan sebagai tubuhtanah dewasa.
Pengaruh
iklim terhadap tubuhtanah menghasilkan dua macam tubuhtanah. Di daerah tropis
atau di tempat-tempat rendah tubuhtanah tidak atau sedikit mengandung humus.
Hal ini terkait oleh proses penghancuran yang dilakukan oleh bakteri. Dalam
semua tubuhtanah terdapat banyak sekali bakteri, akan tetapi di daerah-daerah
bertemperatur dingin seperti di daerah sub-tropika perkembangan bakteri ini
terhalang. Itulah sebabnya maka dibagian-bagian bumi ini perkembangan humus
lebih cepat dari pengerjaan penghancuran bakteri-bakteri sehingga di
tempat-tempat ini kadar humus tinggi.
Di
daerah-daerah tropis, temperatur
rata-rata yang tinggi menstimulasi apa yang telah terbentuk dapat secepat mungkin dihancurkan
oleh bakteri. Humus di daerah tropika yang rendah letaknya hanya terdapat di
rawa-rawa. Di daerah rawa-rawa bakteri-bakteri penghancur tidak dapat
berkembang dengan baik. Dengan adanya humus maka air yang menembus tubh tanah
lambat laun mengeluarkan substansi-substansi tertentu, seperti oksida besi dan
oksida alumunium. Jika tidak ada humus, maka air tidak daat atau susah memindahkan
substansi, sehingga substansi tadi berkumpul dalam tubuh tanah. Itu sebabnya
maka tubuhtanah pada umumnya berada di daerah-daerah tropika.
BAB 16
Gerak Tanah Dan Gerak Massa Batuan
Pengangkutan
bahan oleh grafitasi dan gerak tanah
Pengangkutan langsung dari batuan,
tanah, dan lumpur oleh grafitasi disebut gerak tanah. Pengangkutan bahan
biasanya berhenti di kaki dinding curam atau kaki pegunungan.yang dimaksut
dengan gerak tanah ialah segala perubahan-perubahan yang dialami muka bumi
akibat pengaruh gravitasi atau daya tarik bumi disebabkan oleh resapan tanah
dan longsoran tanah. Gerak-gerak ini sangat lambat, maka hubungan tanah tidak
akan terganggu dan besar kemungkinan bahwa lapisan tanah itu melongsor sebagai
suatu kepingan yang besar. Gerak-gerak ini cepat maka akan terjadi runtuhan
yang yang tak teratur dari tanah,yang yang biasanya bersamaan dengan jalannya
pemusnahan tumbuh-tumbuhan yang ada diatasnya. Jadi bentuk ekstrim dari resapan
tanah ialah longsoran tanah. Pelongsoran dapat pula disebabkan karena vegetasi
suatu daerah tertentu dihilangkan, sebab biasanya tumbuhan-tumbuhan ini
mengikat bagian kecil daritanah itu yang satu sama lain. Tanah longsor juga
sering terjadi jika kita memindahkan massa tanah yang ada dibawah lereng. Gempa
bumi yangemndadak juga dapat menyebabkan pelengseran yang besar-besar.
Gerak
massa batuan
Pelengseran tidak saja hanya terjadi
pada tanah, akan tetapi juga pada batuan dasar. Sebuah lapisan misalnya terdiri
dari lempeng yang berganti-ganti dengan batuan pasir, dan jika kemiringan
lapisan itu searah dengan lereng atau dinding lembah maka hal ini dapat
menyebabkan longsor batuan. Pelengseran yang terjadi di tempat-tempat lapisan
batuan miring searah dengan lereng permukaan disebut longsor batuan
(rockslide).
Bentuk lain dari pelongsoran ialah
runtuh batuan(rockfall). Dudukny perlapisan dari bataun tidak menjadi faktor
yang membantu pelongsoran. Sebab utama pelongsoran ialah pengeluaran atau
pemindahan batuan pada lereng yang tajam.
Di Priangan Selatan ditempat-tempat
penggalian cibuni, cisadea, dan ciujung, sungai-sungai tersebut menoreh pada
batu pasir dan napal lunak. Batuan ini membuntuk dinding yang curam sampai
beratus meter tingginya. Ereosi disini bekerja kesamping dan berusaha
memperbesar lembah sungai itu. Akibatnya ialah hilangnya tahan dan runtuhlah
lapisan batuan ini. Runtuh batuan ini dikenal di daerah ini dengan nama urug.
Telah beberapa kali urug ini menimpa desa dan mengakibatkan bencana besar. Pengerjaan campuran dari longsor batuan dan
runtuh batuan yang menimbulkan korban besar terjadi pada tahun 1881 di Elm,
suatu desa dipegunungan Alpina sebalah utara Swiss.
BAB 17
Gaya Air
Pengerjaan
air
Pengerjaan air merupakan suatu daur
dalam proses geologi, ialah pengikisan pegunungan-pegunungan pengankutan
bahan-bahan yang telah dihancurkan dan pengendapan kebali bahan-bahan di tempat
lain.
Perombakan batuan di atas permukaan
bumi oleh air yang sebagian persamaan air jalannya dengan gejala pelapukan,
dapat terjadi menurut proses tertentu antara lain, secara kimia dan mekanik.
Pengerjaan air secara kimia terlihat pada batuan kapur atau dalam pelarutan
endapan garam, sedangkan pengerjaan air secar mekanik dari air permukaan
dikenal dengan gejal erosi, abrasi,dan denudasi.
Pengerjaan
kimia dan mekanik dari air
Pengerjaan
kimia yang jelas sekali terlihat di daerah kapur. Air murni pada umumnya tidak
mudah melarutkan batauan kapur, akan tetapi air yang mengandung CO2 bekerja
sebagai bahan pelarut. Air yang mengandung CO2 biasanya air hujan.
Pengerjaan kimia dan pelarutan oleh
air dapat menyebabkan korosi sehingga pada permukaan batuan keras dan padat
terbentuk alur hujan. Alur-alur hujan ini terlihat pada batuan gamping, alur
hujan dalam batuan gamping disebut karr. Yang disebut dolina ialah lekuk-leku
yang berbentuk corot dan dibentuk oleh daya air yang melarutkan batuan gamping.
Kadang beberapa dolina menjadi satu yang disebut uvala. Dolina yang memiliki
dinding curam yang tegak lurus disebut pipa karst atau jama. Ada juga beberapa
dolina yang saling berhubungan satu sama lain secara tangga, disebut dolina
tangga atau tipe tribe.
Dolina dapt dibagi menjadi dua
bagian, yaitu dolina korosi dan dolina robohan. Dolina korosi terbentuk karena
air hujan merembes melalui cela-cela yang tegak yang lambat laun melebar
menjadi besar. Dolina robohan terjadi
karena adanya perubahan lubang atau rongga yang dibentuk karena daya pelarut
air.
Lubang-lubang dipermukaan batuan
kapuryang didalamnya air hujan dapat mengalir disebut ponor.ponor dapat dibagi
menjadi ponor dasar lembah, ponor datar tinggi, dan ponor lereng.
Daerah karst yang terkenal sekali
ialah jugoslavia. Salah satu gejala yang aneh di sini ialah yang disebut
polye-polye. Polye ialah dataran rendah yang jurusannya sejajar dengan
pegunungan. Didalam dataran ini tidaak terdpat sungai yang mengalir membujur
sepanjang dataran itu, teteapi ada juga sungai yang mengalir dengan arah
melintang. Besar kemungkinan polye itu merupakan lekuk-lekuk tektonik.
Erosi
Gaya kinetik dari suatu sungai itu
dapat di bagi menjadi pengerjaan pengangkutan, pengerjaan mengasah,dan memakan
pada sungai dan pengerjaan mengalir.
Pengerjaan pengangkutan ialah
transpor zt-zat yang melarut dan zat-zat yang mengapung dan mendorong
puing-puing kasar yang terletak pada dasar sungai. Zat-zat yang larut umumnya
adalah garam K dan Na serta asam kersik, asam humus dan zat-zat organik.
Pengerjaan mengalir pada sungai
dapat di lihat dengan mempelajari gerak garis-garis aliran yang terletak
berdampingan dan juga yang terletak tersusun keatas. Garis yang menghubungankan
titik-titik dengan kecepatan terbesar di sebut garis arus. Garis yang menghubungkan
titik-titik dengan kecepatan yang sama disebut isotache. Bentuk isotache ini
biasanya sangat ruwet, disebabkan dasar atau tebing sungai yang tidak rata.
Kecepatan aliran suatu sungai mengalir dapat dipengaruhi oleh gerak pilin
mendatar pada tepi sungai yang terjadi pada waktu air naik atau air turun. Gerak-gerak pilin tegak menyebabkan
pusaran-pusaran air, yang biasanya terjadi jika aliran sungai itu terganggu
oleh batu yang menonjol di dasar sungai.gerak aliran dapat di bedakan menjadi gerak laminer dan gerak turbulensi.
Pada gerak lamier bagian air mengalir dalam tempuhan yang sejajar sedangkan
pada gerak turbulensi bgian air mengalir tak teratur, simpang siur.
Pengikisan air atau erosi terlihat
pada pembentukan ngarai atau lembah. Erosi bekerja menoreh dan melebarkan
dinding-dinding lembah. Kuatnya erosi tergantung dari tenaga air dan daya tahan
batuan yang di lalui. Bentuk dan kedudukan erosi tergantung dari banyak faktor
antara lain kerasnya batuan, celah-celah yang terdapat pada batuan,
permeabilita batuan dan juga keadaan iklim suatu daerah.
Didaerah hulu penyayatan sungai
adalah dalam sekali, disebabkan karena daya penorehan besar dari air yang
mengalir dengan cepat. Relief di daerah hulu adalah besar, dan daya angkut
sungainya pun besar.
Didaerah tengah dari sungai
kecepatan arus sungai berkurang karena relief bertambah kecil. Daya angkut
sungai berkurang dan dibeberapa tempat malahan terjadi pengendapan.
Keseimbangan antara pengikisan dan pengendapan mulai tampak. Dengan demikin maka
dalam beberapa tempat akan terjadi
akumulasi material. Arus akan berbelok-belokDengan demikin maka dalam beberapa
tempat akan terjadi akumulasi material.
Arus akan berbelok-belok ditempt pengendapan ini dan akan terbentuk suatu
gejala yang dikenal dengan serpentin atau meander. Dialiran tengah erosi tegak
mulai berkurang dan erosi sisi atau erosi lateral melakukan peranan penting.
Didaerah hilir pengendapan
berlangsung terus dan disini dapat dikatakan bahwa erosi tegak tidak bekerja
lagi. Daya angkut sungai itu dekat muara
sungai telah berkurang sedemikian rupa sehingga sungai harus mengendapkan
bahan-bahan yang diangkutnya dilautan. Diderah ini erosi tidak lagi bekerja dan
permukaan terendah ini disebut alas erosi.
Abrasi
Pengerjaan
pecahan ombak disebut abrasi, yang sangat mempengaruhi bentuk pantai dan
daratan dekan pantai tersebut. Yang terutama bekerja mengikis dinding pantai
adalah batuan kerikil dan pasir yang digerakkan dan diangkut oleh pecahan ombak
tersebut. Pengerjaan abrasi atau erosi marin ini dengan baik sekali dapat
dilihat pada dinding-dinding batuan yang curam di tepi pantai. Tergantung dari
sifat batuan maka akn terbentuk pula bentuk-bentul lain dari abrasi, misalnya
gua-gua, pinti air, rongga-rongga, dan lain-lain. Bangunan-bangunan ini sebagaimana juga
lekukan akan roboh dan lambat laun terbentuklah dataran yang landai miring
kearah laut.
Dataran yang dibentuk ini disebut
dataran abrasi atau undak pantai. Penurunan permukaan air laut disebut regresi
atau susut laut. Gejala sebaliknya ialah naiknya air laut atau turunnya daratan
disebut transgresi atau genang laut. Genang laut ini disertai dengan
pengendapan atau pembentukan lapisan baru diatas dataran abrasi yang disebut
konglomerat transgresi.
Denudasi
Gelaja perendahan relief daratan
pada umumnya disebut denudasi. Hasil terakhir dari proses denudasi adalah pendataran relief
dengan pembentukan suatu daratan yang dengan landai menurun kelaut. Daratan
demikian disebut peneplain. Peneplain atau dataran hampir rata ini di bentuk oleh
proses yang lambat akan tetapi terus merurus yang mengangkut hasil-hasil
perombakan dari pegunungan-pegunungan. Prose ini adalah hujan, es, angin. Bnyak
diantara peneplain ini ynang telah mengalami pengangkatan sehingga kini
terletak bebberapa ribu meter di atas permukaan air laut.
BAB 18
GAYA ES
Pembentukan
gletser atau sungai es
Yang
dimaksut dengan gletser adalah massa-massa besar es berbutir, yang terbentuk
dari penimbunan-penimbunan salju dan bergerak menuju kebawah disebabkan karena
gravitasi, sambil menguap atau meleleh. Salju
yang jatuh dipegunungan, diatas batas-salju akan tinggal pada tempatnya.
Yang dimaksut dengan batas-salju ialah garis yang membatasi tempat dmna lebih
banyak jatuh salju dari pada yang menguap atau meleleh. Salju yang jatuh
ditempat ini akan dapat tinggal di tempatnya, lambat laun akan kehilangan
kesiembangannya dan akan bergerak kebawah. Kecepatan gerak salju tergantung
akan curamnya lereng suatu pegunungan. Bila salju bergerak dengan mendadakan
maka gejala ini disebut lawina es dan jika geraknya lambat maka gejala ini
disebut gletser. Tempat berkumpulnya salju darimana gletser itu berasal disebut
lekuk firn.
Jika dimusim panas lebih bnyak es
yang meleleh dari pada yang jatuh dimusim dingin, maka gletser menjadi pendek,
yang disebut degenerasi. Jika lebih bnyak salju yang jatuh dari pada yang
meleleh maka gletser akan bertambah panjang. Berkumpulnya salju dipegunungan
tergantung dari letak batas salju. Batas salju ini tergantung pada iklim,
temperatur, penyinaran matahari, morfologi, dan sebagainya.
Lawina
gletser atau lawina es
ada
beberapa macam lawina antaranya lawina debu atau lawina kering dan lawina tanah
yang terdiri dari salju basah. Lawina debu terjadi pada waktu musim
dingin, salju baru jatuh diats salju lama dan dengan demikian melengser
kebawah. Lawina tanah terjadipada musim semi bila terjadi pelelehan es. Jika
salju itu membeku maka akan terbentuk massa yang keras. Disebabkan karena
pelelehan, maka dasar massa ini menjadi lepas dan terjadi runtuhan yang membahayakan.
Besar lawina berbeda ada yang bervolume sampai satu juta kubik. Lawina tanah
memiliki jalan pelengseran tertentu dan
tempat berbaha demikian mempunyai nama tertentu.
Sruktur
gletser
Dalam gletser ditemukan struktur-struktur tertentu antaranya struktur
pelapisan, lembaran, dan struktur geser. Pelapisan pada gletser terjadi selama
pembentukan es firn. Es dari gletser dapat kita bayangkan sebagai batuan
berlapis. Gejala ini disebut perlapisan primer.
Dalam gletser terdapatpergantian lapisan es biru yang udaranya
sedikit dan lapisan putih yang mengandung banyak udara. Pelapisan semacam ini
disebut struktur lembaran biru.
Struktur geser pada gletser terlihat pada lidah gletser. Dari dekat
terlihat adanya patahan kecil yang berjalan sejajar satu dengan yang lain.
Dilihat dari atas struktur geser ini merupakan garis-garis parabola. Patahan
ini adalah celah terbuka yang kedalam menjadi sempitdan beralih menjadi
terusan-terusan yang halus. Sepanjang celah ini terlihat bahwa lembaran itu
bergeser satu dengan yang lain sehingga merupakan bidang-bidang geser. Jarak
pergeseran itu tak seberapa hanya sampai beberapa puluh sentimeter.
Gerak
gletser
Gletser bukan merupakan massa yang
diam akan tetapi dengan kecepatan tertentu mengalir. Kecepatan gerak gletser
ini dapat berjumlah sampai berpuluh meter tiap tahun. Prinsip gerak gletser
sama dengan prinsip gerak sungai, ialah bahwa pada tepi gerakan gletser lebih
lambat dari pada bagian tengah. Garis yang menunjukan gerak yang paling cepat
letaknya tepat ditengah-tengah. Sebagaiman juga pada sungai makaterlihat bahwa
pada belokan, garis arus itu terletak pada sisi luar.
Mekanisma gerak gletser hingga kini
masih menjadi persoalan dalam ilmu glasiologi. Teori yang umum diterima ialah
teori regelasi. Disebabkan karena tekanan maka titik beku es itu menurun dan
akibatnya ialah pencairan. Tekanan dalam gletser makin kehilir sungai makin
bertambah besar.
Celah-celah
gletser
Es yang mengalami tekanan akan
bersifatcairliat sedangkan es yang mengalami tarikan akan bersifat getas . jika
dalam gletser terjadi tarikan maka akan terbentuk retak-retak dan celah-celah.
Ada celah tepi, lintang, busur, darap tepi.
Celah tepi terdapat pada lidah
gletser. Oleh karena gletser itu lebih cepat bergerak dibagian tengah daripada
ditepi maka pada permulaannyaakan terbentuk celah-celahpada tepi gletser yang
biasanya miring secara diagonal ke arah hulu.
Celah lintang terjadi
ditempat-tempat dimana pada dasar gletser terdapat relief, atau dasar gletser
tak teratur. Ketegangan tarik yang membujur menyebabkan terjadinya celah
lintang. Celah lintang biasanya terjadi ditempat es terjun atau es katarak.
Celah busur terjadi bisanya diujung
gletser.ditempat-tempat es yang datang dari lembah sempit tiba di lembah yang
lebardan kemudian menyebar. Celah busur terjadi karena tarikan kearah
tepi. Darap tepi terdapat pada bagaian
atas dari suatu gletser didaerah perbatasan antara pegunungan dan lekuk fin.
Dari lekuk firn semua nya tertekan pada lidah gletser, jadi gerak berpusat pada
garis tengah lapangan firn. Terjadilah perbedaan gerak antara es dilereng
pegunungan dan daerah firn, sehingga terjadi celah besar pada sisi belakang
lekuk firn. Selama musim dingin darap tepi diisi oleh salju. Dimusim semi ada
bagian yang telah meleleh, tapi ada tempat yang dapat digunakan sebagai
jembatan. Dimusim panas darap tepi ini selalu terbuka.
Puing
gletser atau morena
Semua puing yang diangkut oleh
gletser atau yang diendapkan oleh gletser disebut morena. Beberapa jenis morena diantaranya morena
pinggir, tengah, dalam, dasar, dan morena ujung. Morena pinggir dibentuk karena puing yang
berasal dari dinding lembah. Pada waktu matahari bersinar maka es akan mencair
dan dengan demikian berjatuhlah batu sehingga merupakan hujan batu dipinggir
suatu gletser. Morena tengah dibentuk
ditempat pertemuan dua gletser. Dua morena pinggir dengan demikian membentuk
morena tengah. Morena dalam terdapat dalam bentuk lapisan puing melintang
didalam gletser dan biasanya terdapat pada es terjun. Morena dasar sebagian
terdapat dalam lekuk firn. Di dalam es firn terdapat batuan-batauan.
Bahan-bahan puing ini kemudian diangkut oleh gletser.disebabkan karena gesekan
dasar gletser maka akan terjadi semacam tepung yang mengasah dan melicinkan
dasar gletser. Morena ujung di bentuk
jika gletser itu dalam waktu yang agak lama tetap (konstan), artinya tidak
mundur atau maju. Bentuk morena dasar yang khusus adalah osar, kame, dan
drumlin. Osar ialah pengendapan air
caiaran yang berbentuk punggung sempit dan lebar. Keme merupakan datartinggi.
Drumlin adalah bukit kecil yang berbentuk bundar panjang, sebagian besar
terdiri darimorena dasar.
Erosi
glasial
Pengerjaan pengikisan gletser
disebut erosi glasial. Erosi glasial inidisebabkan antara lain oleh batuan yang
terselipdalam es. Batauan ini bekerja mengikis dasar gletser dan terbentuklah
apa yang disebut garis-garas gletser. Pengikisan erosi dalam skala yang lebih
besar masih disangsikan oleh banyak ahli-ahli. Ahli glasiologi yang menganggap
bahwa erosi glasial dalam skala besar adalah penting berpendapat bahwa
danau-danau besar dipegunungan Alpina Swiss terjadi karena pengikisan material
oleh gletser. Menurut ahli lembah-lembah yang dibentuk oleh gletser tidak
brbentuk V akan tetapi berbentuk U.
BAB
19
GAYA ANGIN
Di daerah arid angin
merupakan suatu gaya yang penting sebagai faktor yang merusak dan membangun.
Bahan yang telah lapuk di gurun misalnya akibat insolasi atau pelapukan lain
dihembus oleh sehingga bagian – bagian itu terangkat dan diterbangkan, kemudian
jika kekuatan angin tekah berkurang bahan – bahan lepas itu diendapkan pada
tempat – tempat tertentu.
Angin dinamai menurut
arah datangnya , kecepatannya dihtung dalam meter tiap detik (m/detik ) atau
dalam tiap km/ jam .
Pengikisan oleh angin
Sebagaimana telah
dibicarakan diatas angin itu dapat menghembus bahan – bahan itu ketempat lai.
Pengikisan yang disebabkan oleh penghembusan angin disebut deflasi. Di gurun
Mesir atau Arabia misalnya terdapat lembah – lembah dalam yang tak berair yang
disebut wadi. Wadi ini menurut para ahli mula – mula dibentuk oleh erosi
fluvial yang menghasilkan celah – celah besar dalam gurun.Perkembangan wadi
selanjutnya disebabkan oleh deflasi yakni angin mengehembus dengan kuatnya
melalui celah – celah itu dan mengangkat bahan – bahan yang lepas sehingga
terjadilah lembah – lembah yang dalam.
Di gurun Sahara pasir
dari gurun batu yang tak bervegetasi dan dari gurun kerikil oleh angin diangkut
kegurun pasir ( areg ).Selain dari deflasi pengikisan di gurun itu dilakukan
pula oleh gejala lain yaitu korasi ialah pengerjaan angin yang mengandung pasir
sehingga mengasah dan mengikis lebih kuat. Karena korasi itu terjadilah bentuk
– bentuk aneh dalam gurun misalnya :
a. Batu
djamur terjadi karena korasi dekat tanah lebih kuat berlaku sebab butir – butir
pasir idekat tanh lebih besar dari pada dibagian atas.
b. Nurmulit
terjadi karena korasi mengasah bagian – bagian yang lunak dari batuan dan
kurang pengaruhnya terhadap bagian – bagian yang keras.
c. Batu
angin yang bidang dasarnya mempunyai bentuk yang dibatasi oleh 3 bidang atu
lebih sehingga membentuk piramida juga merupakan hasil dari korasi. Bentuk
yaang berlainan dari batu angin tidak disebabkan oleh arah angin yang berlainan
tetapi oleh bentuk asal dari batu – batu itu sebelum mengalami korasi.
Pengendapan oleh angin
Angin yang mengangkut
pasir dan bahan – bahan lepas lainnya pada suatu waktu akan berkurang
kecepatannya sehingga gaya angkutnya berkurang dan muatannya diendapkan . Maka
dimana tempat pasir itu diendapkan terdapatlah penggolongan pasir .
Di sertai faktor –
faktor lain misalnya rumput- rumput sebagai penghalang jika pasir itu ditiup
oleh angin sehingga bergerak pada permukaaan tempat itu terjadilah pembentukan
bukitpasir. Menurut proses terjadinya ada dua macam bukit pasir yaitu bukitpasir
yang terbentuk tanpa bantuan tumbuhan dan yang terbentuk dengan bantuan
tumbuhan.
Bukitpasir yang terjadi
digurun yang tak bertumbuhan merupakan pematang yang sejajar memanjang menurut
arah angin . Pematang – pematang pasir itu meruapakan bentuk pelonggokan dan
lembah – lembah diantaranya adalah bentuk pengikisan . Bukit pasir semacam ini
disebut di sebut bukit pasir bujur. Bukitpasir bujur ini terbentuk di gurun
yang mempunyai arah angin yang tetap. Juga bukitpasir sabit yang terdapat di
gurun Turkestan dapat terbentuk ditempat – tempat tumbuhan. Bahkan itu
terbentuk karena pasir diangkut angin sehingga bergeser pada dasar yang lembab.
Bukitpasir yang
terbentuk dengan batuan tumbuhan misalnya sering terjadi dipesisir. Dalam
stadium pertama merupakan bukitlidah angin yang meniup melalui tumbuhan
kehilangan kekuatannya dan mengendapakan pasir belakang tumbuhan. Pada stadium
selanjutnya karena tumbuhan – tumbuhan terdapat sejajar dengan pesisir terjadi
pematang bukitlidah yang bersambungan dan terbentuk bukit pasir lintang. Jika
pada bukitpasir lintang itu ada tumbuhan yang mati dibeberapa tempat sehingga
pada tempat itu angin dapat mengehmbus memindahkan pasir terbentukah bukit
pasir parabola, bukitpasir sisir dan bukitpasir garis.
Bukitpasir yang telah
tua ditumbuhi tumbuhan yang kuat – kuat. Jika pengerjaan angin yang baru
bekerja lagi bukiipasir itu rusak dan tinggalah beberapa longgoka pasir yang
tak betaturan yang masih bertahan oleh akar – akar tumbuhan bentuk ini disebut
sebagai bentangalam Kupsten.
Bukitpasir kontinen
yang sebagaian besar terdapat digurunpasir ( areg ) dapat mencapai ukuran yang
besar – besar tinggi bukipasir diareg Igmidi ( Maroko ) misalnya dapat
dikirakan sampai 200 m.
Oleh pengerjaan deflasi
butir – butir yang terhalus daru gurun diterbangkan oleh angin sampai jauh
sekali dari gurun itu. Jika kekuatan angin itu berkurang butir – butir itu
diendapkan pleh tanah dan ditahan oleh tumbuhan – tumbuhan. Demikianlah dalam
ribuan tahun terbentuklah di daerah tertentu . Tutupan tanah yang tebal itu
disebut loss yakni pasir geluhan halus yang mengadung gamping warnanya
kekuningan sampai sampai coklat dan diendapkan tidak berlapis . Loss ini diduga
berasal dari gurun pasir.Loss semacam
itu terdapat di Tiongkok sekeliling S. Hoang Ho dipropinsi Sharisi,
Homan, dan Kansu dengan tebal antara 50 – 100 km yakni endapan eolus yang
berasal dari gurun Gobi.
Di Eropa loss terdapat
didaerah yang membentang dari S. Wolga ke Perancis utara walaupun tidak setebal
di Tiongkok misalnya di daerah Rheiin tebalnya antara 3 – 10 m.
Juga loss di Eropa ini
diterangkan bahwa asalnya butir – butir halus itu dari gurun – gurun di Asia
juga terbawa oleh angin dan diendapkan di Eropa. Beberapa sebab yang dapat
diajukan dalam hal ini ialah :
a. Loss
dimana – mana sama susunannya
b. Dari
timur kebarat tebal loss itu makin berkurang
c. Loss
disebelah barat lebih lapuk daripada loss disebelah timur.
Tentang loss di Eropa itu ada bermacam – macam pendapat
lain, ada sebagian orang yanh menganggap bahwa loss itu terbentuk dari morena
dasar dari es darat yang susut. Bagian – bagian halus dari dari morena itu
terhembus angin yang kemudian diendapkan di tempat – tempat tertentu. Dalam hal
ini diajukan sebabnya ialah bahwa menurut penyelidikan mineralogi dan
petrografi susunan loss itu sama denga morena dasar.
Menurut hal diatas
jelas bagi kita bahwa loss itu adalah hasil dari deflasi.
BAB
20
ILMU
GUNUNG API ( VULKANOLOGI )
Asal gejala gunungapi
Pada beberapa tempat
dibumi ini sering terlihat suatu massa yang cair pijar yang telah kita kenal
dengan nama magma , keluar mencapai permukaan bumi melalui rekahan dalam
kerakbumi atau melalui sebuah pipa sentral yang disebut terusan kepundan dan
diatrema.
Magma iti jika sudah
keluar biasa disebut lava. Keluarnya lava itu sering disertai ledakan yang
memekakan telinga sebagaimana lazimnya pada gunung api di Indonesia akan tetapi
sering juga lava itu keluar dengan tenang seperti misalnya terlihat pada
gunungapi di Hawai.
Dari manakah asalnya
bahan – bahan gunung api itu ?
Bagian atas dari kerakbumi
sebagaimana telah kita perbincangkan terdiri dari suatu lapisan yang diberi
nama Sial.
Lapisan sial ini
sebagian besar terdiri dari persenyawaan silisium dan alumunium dengan berat
jenis antara 2,7 dan 2,8 ,lapisan sial itu berbeda tebalnya. Dibawah kontinen
tebalnya sampai berpuluh km sedangkan dibawah samudera – samudera lapisan ini
sangat tipis seperti di samudera pasifik didaerah sebelah timur rangkaian
kepulauan Asia dan benua Australia.
Dibawah samudera –
samudera terdapat lapisa yang mempunyai berat jenis lebih besar dari sial yakni
kira – kra 3 atau lebih. Lapisan ini sebagian besar terdiri dari persenyawaan
Si dan Mg dan disebut lapisan Sima. Lapisan sial ini mempunyai susunan granit
dan lapisan sima berkomposisi basalt. Pada lapisan sial inilah terdaat
pemekatan magma yang disebut waduk magma atau reservior magma dan merupaka
sumber utama dari aktivitas vulkanis.
Perubahan Susunan Magma
Dari penyelidikan bahan
atau batuan yang dihasilkan oleh gunung api sering ternyata bahwa gunungapi
yang berbeda menghasilka lava yang berlainan dari gunung api etna. Di
Indonesiapun gejala yang demikian nampak . Hasil erupsi yang terdapat di daerah
sekitar danau Toba menunjukkan susunan kimia yang masam sedangkan sebagian
besar dari gunungapi yang kini sedang bekerja di Sumatera menghasilkan batuan –
batuan yang lebih basa yakni batuan yang kurang mengandung SiO2 . Hasil
ledakan gunungapi Stromboli dan vulcano meskipun keduanya terletak dipulau
Lipari, sangat berbeda. Stromboli menghasilkan basalt sedangkan vulcano diwaktu
yang lalu menghasilkan batuan riolit.
Disamping itu sebuah
gunungapian pun dapat menghasilkan bermacam – macam batuan selama masa
perkembangannya misalnya saja gunungapi Tanggamus di Sumnatera Selatan dan
Krakatau di selat Sunda.
Apakah yang menyebabkan
perubahan komposisi dari magma yang dikeluakan itu ? Sebagian ahli – ahli
geologi berpendapat bahwa asal mula nya magma yang megisi reservoir yang
terdapat dibawah tiap – tiap gunungapi itu mempunyai komposisi yang uniform , tetapi oleh perubahan
– perubahan intern magma ini mengalami perubahan dalam susunannya . Proses
sedemikian yang mengubah magma dengan komposisi homogen semula hingga
susunannya menjadi lain disebut diferensiasi magma.
Temperatur Lava
Didanau lava Kilauea
Hawaii Jagger mengadakan penyelidikan temperatur dari danau tersebut dan
ternyata bahwa temperatur disini adalah kira – kira 1200º C. Di gunungapi
Vesuvius Italia, Malladra mendapat angka 1120ºc dari pengukurannya beberapa
meter dari titik pengeluaran lava. Menurut Brunn temperatur pembekuan lava
adaah kira – kira 1100ºc.Bagian dalam dari lava dapat tetap tinggal panas
sampai berpuluh – puluh tahun lamanya meskipun bagian luar telah membeku.
Hasil atau bahan
gunungapi
Bahan – bahan yang
melalui celah – celah kepundan dalam bumi dan mencapai permukaan bumi adalah
lelehan yang cair pijarnya yang disebut lava, dan juga bahan – bahan lepas dari
bom, lapilit, pasir gunungapi, debu gunungapi dsbnya. Bahan – bahan yang
dihasilkan ini membentuk monumen atau bangunan seperti kerucut gunungapi basalt
datartinggi dst.
Erupsi linier
Lava itu mencapai
permukaan bumi tidak selalu melalui suatu pipa kepundan sentral akan tetapi
sering keluar melaui celah – celah dan rekahan bumi. Erupsi demikian dikenal
dengan nama erupsi linier atau erupsi belahan . Pada umunya hasil yang
dikeluarkan sebagian tebesar terdiri
dari lava yang cair. Lava dari
tipe gunungapi ini biasanya bersusun basalat dan membentuk apa yang disebut
balast datartinggi .
Erupsi Sentral
Jikalau lava itu keluar
dari terusan kepundan maka gejala ini disebut sebagai eruspi sentral.Bentuk
efusif yang terkenal terdapat di Hawaii . Gunung api semacam ini semata – mata
hanya menghasilkan lava, dan melihat bentuknya disebut aspit atau gunungapi
perisai. Tipe lava dari gunungapi perisai dan gunungapi berbentuk meja selalu
sama dan kepundan dari aspit ini selalu terbuka. Kawah kadang – kadang
menyerupai sebuah danau lava mendidih seperti danau lava mendidih seperti danau
lava Halemauamau di Hawaii.
Erupsi eksplosfi
mengahasilkan sebgaian besar bahan – bahan lepas dan disebut juga gunungapi
debu. Lubang kepundan berbentuk corot. Lubang eksplosif ini disebut maar.dan
contoh di Indonesia ialah maar yang terdapat di lereng pegunungan Lamongan.
Erupsi semi – vulkanik
atau eruspi freatik
Sering terjadi erupsi
dimana tak ada bahan baru yang dihasilkan .Pada erupsi semacam ini air tanah
dirobah menjadi uap. Eruspi uap ini disebut semi vulkanik atau erupsi freatik.
Klarifikasi dari eruspi
sentral
Kekuatan peledakan
sebuah gunungapi pertama tergantung dari kekuatan gas. Kekuatan gas ini umumnya
adalah fungsi dari dalamnya waduk magma karena tekanan lawan dari kerakbumi
pada dapur magma tergantung dari jarak antara dapur magma itu dengan permukaan
bumi. Nama penelitian jenis – jenis ini berasal dari gunungapi tertentu akan
tetapi gunung tersebut mingkin juga mempunyai tipe peledakan yang berlainan
a. Tipe
Hawaii bercirikan lava yang cair tipis . Contoh dari jenis demikian kita lihat
pada gunung – gunung api perisai seperti Kilauea dan Maunaloa.
b. Tipe
Stromboli sangat berkaraterstik untuk gung api Stromboli akan tetapi
karateristik untuk gunungapi lainnya pada stadium guungapi itu sedang bertambah
aktivitasnya Gunung Vesuvius memperlihatkan jenis erupsi demikian sesudah
periode istirahat dan gunung api Raung di Jawapun menunjukkan gejala – gejala
demikian.Didalam kawah Stromboli lava yang cair encer biasanya naik sampai tepi
kawah. Sesudah itu biasanya terjadi erupsi pendek bagaikan sebuah tembakan.
Bersama tembakan itu dikeluarkan debu lapilli dan bom dalam bentuk setenga
padat keluar. Tekanan gas pada umumnya rendah dan kegiatan Stromboli yang
demikian telah dikenal berabad – abad lamanya.
c. Tipe
vulkano dalam klasifikasi yang dibicarakan disni dibagi dua bagian ialah :
-
Vulkano yang kuat
seperti Vesuvius dan Etna
-
Vulkano yang lemah
seperti pada gunung Bromo , Raung , dan Semeru.
d. Tipe
merapi bercirikan lava yang cair liat, dan tekanan gas yang agak rendah . Lava
yang cair kental dengan lambat dikeluarkan dari pipa kepundan yang cair kental
dengan lambat dikeluarkan dari pipa kepundan .
e. Tipe
Pelee bercirikan tekanan gas tinggi sedangkan viskosita sama dengan tipe merapi
Studi disini dilakukan oleh Lacroix
secara mendalam sekali. Menurut Lacroix peledakan yang kuat ini disebabkan oleh
penembakan gas yang jurusannya mendatar.
f. Tipe
St. Vincent bercirikan lava yang sifatnya juga kental dan tekanan yang
sederhana tingginya. Di dalam kawah gunungapi ini terdapat danau dan sewaktu
peledekan air ini dimuntahkan keluar.
g. Tipe
perreat atau Plinian bercirikan tekanan gas tinggi dan lava cair . Studi yang
pertama dari gunung Vesuvius dilakukan oleh Plinius.Peledakan 1906 dengan jelas
telah digambarkan oleh Perret karena dia berada diobservatorium dilereng gunung
Vesuvius . Inilah pula sebabnya nama tipe peledakan ini disebut tipe Plinian
atau tipe Perret.
Gunungapi di Indonesia
Jumlah semua gunung api
yang aktif ataupun yang tak bekerja ada 400buah , sedangkan yang masih aktif
ada 128 buah. Dari 128 buah ini ada 70 buah telah bererupsi dimasa sejara .
Dari 70 buah ini sekarang 40 buah terus menerus berada dalam erupsi . Gunungapi
di Indonesia dapat dibagi dalam :
1. Kumpulan
Sunda
2. Kumpulan
Banda
3. Kumpulan
Minahasa dan Sangihe
4. Kumpulan
Halmahera
5. Kumpulan
Sulawesi Selatan atau Kompleks Bonthain
Dinas
gunung api di Indonesia
Dalam
tahun 1920 didirikanlah Dinas Gunungapi Indonesia didalam Jawatan Pertambangan
.Peristiwa ini terjadi setahun setelah erupsi gunungapi Kelut yang telah
meminta korban banyak itu. Tugas utama dari dinas itu ialah mencari cara –cara
yang efektif dalam memberikan petunjuk – petunjuk untuk dapat menghindari atau
memperkecil bahaya peledakan gunung api.
Oleh
dinas gunungapi dilakukan dalam pembagian tipe dari gunung api di Indonesia
yang masih aktif atau yang telah mulai kurang aktivitasnya sbb :
1. Tipe
A, yakni gunungapi yang menujukkan erupsi magma sedari tahun 1600
2. Tipe
B, yakni gunungapi yang berada dalam stadium solfatara
3. Tipe
C, yakni gunungapi yang berada dalam stadium fumarola
KOMPLEKS GUNUNGAPI
TANGKUBAN PARAHU
Dataran tinggi Bandung
di Jawa Barat terletak diantara dua deretan gunungapi. Hampir seluruh datarn
ini ditutupi oleh bahan – bahan vulkanik. Hanya pada dua tempat diketemukan
endapan – endapn sedimen yang dibentuk dalam laut . Bagian tengah merupakan
gunungapi itu sendiri dan dibagian sebelah selatan kita temukan dataran tinggi.
Bandung yang dahulu merupakan sebuah danau besar . Didatarn tinggi Bandung
terdapat endapan – endapan danau seperti tanah liat , pasir , dsb.
Pada waktu Miosin ini
pesisir utara dan Jawa purba letaknya jauh sebelah selatan dan pesisir sekarang
dan terletak kira – kira disekitar Pengalengan. Daerah sebelah utara dari
Pengalengan masih merupakan lautan dimana terjadi pembentukan atau pengendapan
berbagai macam batuan sedimen.
Didaerah Purawakarta
kini endapan tersebut yang sampai beberapa ribu meter tebalnya masih dapat
dilihat . Sedimen – sedimen ini terdiri dari tanah liat, batu karang, batu
kapur, tufa dsbnya. Disekitar Bandung endapan hanya terlihat pada beberapa
tempat saja, karena selain ditutup oleh bahan – bahan vulkanik yang kemudian
terhentuk. Umur dari endapan ini ditetapkan berdasarkan binatang – binatang
purba yang dahulu pernah mendiami laut.
Periode atau jaman yang
tenang ini disusul oleh periode yang revolusioner dalam periode ini dalam bumi
terjadi gerak – gerak yang memeras dan mengangkat batuan – batuan yang dibentuk
tadi menjadi pengunungan yang memantul dari atas permukaan laut.Periode ini
adalah pembentukan pegunungan.
Pesisir utara Jawa
purba yang tadinya terletak sebelah selatam mulai berpindah keutara dengan lain
kata sebagain daratan ditambahkan pada Jawa purba itu. Bagian selatan dari
daerah Pengalengan diangkat. Selain dari periode pembentukan pegunungan bekerja
pula kekuatan – kekuatan lain didala bumi, ialah kekuatan vulkanikyang sisanya
kini merupakan puncak – puncak tajam disekitar Cimahi.
Demikian dengan singkat
sejarah pra- kwarter dataran tinggi Bandung dan kini kita melangkah ke jaman
paling muda dari sejarah bumi ialah jaman Kwarter, dalam jaman ini terjadi
pembentukan daratan tinggi Bandung sebagaimana kita kenal sekarang. Sejarah
daerah gunungapi ini dapat kita bagi dalam dua periode ialah : Jaman Kwarter
Tua dan Jaman Kwater Muda.
Kira – kira pada
permulaan jaman Kwarter Tua aktivitas vulkanik berpindah kesebelah utara
ketempat Gunung TangkubaN Parahu itu kini terdapat pada jaman itu G. Tangkuban
Parahu belum lahir akan tetapi yang ada ialah induk gunungapi yaitu gunungapi
Sunda.
Tinggi gunung merapi
berbeda – beda tergantung dari pertumbuhan dan penghancuran sumberlava
dipucaknya. Dalam tahun 1925 tingginya mencapai 2970,5 m sedangkan dalam tahun
1911 tinggi hingga 2963 m.
Penyelidikan dari
gunungapi Merapi ini menujukkan tiga faktor yang dapat menimbulkan bencana
yaitu :
-
Awan pijar yang
disebabkan oleh pengehembusan dari sumbat lava dan disebabkan oleh penambahan
gas baru dari pipi kepundan
-
Ladu ialah banjir batu
dan pasir pijar yang disebabkan oleh pengancuran sumbatlava.
-
Lahar dingin atau
banjir geluh dingin . Ini biasanya terjadi selama atau sesudah peledakan
gunungapi dan disebabkan oleh hujan lebat.
Gunungapi Krakatau
Gunung ini terletak
diselat Sunda menduduki tempat yang istimewa dalam sejarah gunungapi karena
pembentukan kaldera dalam waktu historis pada peledakan tahun 1883.
Sejarah Krakatau
dimulai dengan sebuah gunungapi besar yang disebut juga Krakatau Purba.
Gunungapi ini yang berbentuk kerucut mempunyai titik eruspi disentrumnya.
Sesudah itu terjadilah peledakan yang keras sekali satu sifat dari gunungapi
ini.Peledakan gunungapi Krakatau yang hebat didahului oleh masa istirahat yang
berabad – abad lamanya,untuk mengumpulkan energi baru. Baru 69 tahun yang lewat
Krakatau meledak dengan kuat sehingga kita dapat menarik kesimpulan bahwa belum
mungkin gunungapi ini akan meledak dengan hebat seperti tahun 1883 silam.
Gunungapi Kelut
Tinggi 1713 m dari
gunungapi Kelut ini memang tak seberapa jikalau dibandingan dengan gunungapi
lain . Dalm waktu sejarah sering yetjadi peledakan yang mengakibatkan kerusakan
desa – desa serta hilangnya jiwa penduduknya sekelilingnya. Gunungapi Kelut ini
termasuk tipe St. Vincent yaitu memiliki lava yag kental dengan tekanan yang
tinggi.
Morfologi gunungapi
Kelut tidak teratur terdapat pundak – pundak tajam dan lembah yang curam.
Karena erosi yang kuat maka hanya material yang keras yang tinggal pada umumnya
batuan andesit . Batuan andesit ini terdapat dipuncak Kelut dan G. Sumbing,
Jalan lumpur yang sangat berbahaya ialah lahar badak terjadi pada tahun 1848
dan menyerupai jalan air yang keluar dari danau kawah.
Kaldera dan lekuk
vulkano – tektonik
Dalam membicarakan
gunungapi di Indonesia adanya kaldera antaranya kaldera dari gunung Tengger
yang terletak didaratan dan kaldera di gunungapi Krakatau yang terletak di
lautan. Gejala kaldera ini telah pula kita kenal sebagai suatu gejala yang
menghalangi terjadinya gunungapi yang berbentuk kerucut. Sebagain besar dari
kaldera ini dibentuk pada jaman geologi silam, akan tetapi kita kenal pula
kaldera yang dibentuk pada jaman historis ialah pada waktu manusia telah ada
misalnya kaldera Krakatau pada tahun 1883 dan kaldera dari tambora di Sumbawa
yang mungkin terbentuk pada tahun 1815.
Menurut Van Bemmelen
lekuk vulkano tektonik yang berkuran besar terdapat si Sumatera .Lekuk vulkano
– tektonik yang berkuran besar terdapat di Sumtera , lekuk vulkano – tektonik
ini terdapat sepanjang sistem patahan yang dikenal dengan nama patahan
Semangko. Sebagai contoh dikemukakannya danau ranau di Sumatera Selatan dan
danau Toba di Sumatera Utara.
Lekuk Ranau ini
berbentuk segi empat dengan volume kira – kira 150 km3 dan terletak
diatas kulminasi dari deretan pegunungan Bikit Barisan . Sebelum erupsi besar
dari gunungapi Ranau maka daerah ini telah merupakan suatu graben dan agak
sukar untuk menetapkan bagian mana yang roboh karena pembentukan kaldera
disini.
Lekuk Toba juga dikenal
dibagian atas dari kulminasi Bukit Barisan , panjang lekuk Toba ini kira – kira
100 km, lebarnya mencapai 31 km dan dibagian utara dalamnya mencapai 1000 m.
Hasil – hasil dari dari danau Toba ini adalah tufa dengan susunan dasito riolit
dan menutupi daerah seluas antara 20.000- 30.000 km2.Bahan dari
danau Toba ini telah ditemukan di Malaya jadi pada jarak 300 – 400 km dari
titik erupsi. Seluruh voluma dari tufa masam ini dapat ditaksir kira – kira
2000 km3,yang berarti 100 X lebih banyak dari jumlah yang
dihembuskan keluar selama peledakan besar di gunungapi Krakatau.
Evolusi dan penyebaran
dari vulkanisme
Gunungapi serta pluton
pada umumnya mempunyai penyebaran yang teratur, akan tetapi hanya terbatas pada
beberapa daerah saja evolusi gunungapi dan pluton – pluton itu sangat rapat
hubungannya dengan evolusi dari kerakbumi ditempat itu.
Kumpulan – kumpulan
btuan vulkanik yang dibentuk dalam kerakbumi pada periode tertentu dan ditempat
– tempat yang tertentu pula menujukkan persamaan kimia dan persamaan
mineralogi. Kumpulan batuan demikian diberi nama deretan con – sanguin atau
suite batuan beku. Daerah dimana ditemukan batuan beku yang menunjukkan
persamaan diatas disebut propinsi petrografi.
Batuan beku yang
tergolong propinsi Pasifik adalah batuan kapur alkali misalnya andesit ,
basalt, riolit, dsb. Dan di Indonesia merupakan hasil – hasil gunungapi yang
kini masih aktif.
Batuan beku yang
tergolong propinsi Mediteran adalah batuan yang kaya akan kalium dan mengandung
mineral pengganti felspar umpamanya leusit dan nefelin .
Batuan beku yang
tergolong propinsi Atlantik adalah batuan yang kaya akan natrium dan ditemukan
pada gunungapi yang telah padam dikenal dipulau Christmas sebelah selatan pulau
Jawa.
Sebagian besar dari
gunungapi telah menjalani proses perkembangan yang sangat lama . Perubahan
serta perpindahan pipa – pipa kepundan perubahan susunan bahan – bahan yang
dikeluarkan adalah suatu kejadian yang sering terjadi sepanjang sejarah
peledakan , lamanya aktifitas dan masa istirahat serta banyaknya bahan bahan
yang dikeluarkan juga sangat berbeda – beda selama rentetan perioda akitivitas
gunungapi itu.
Banyak gunungapi yang
timbul dari dasar samudera misalnya gunung api di Hawaii . Hal ini terbukti
dari penyelidikan batuan – batuan vulkanik dari Maunaloa disini tidak terdapat
batuan asing atau xelonit.
Juga dimasa geologi
yang silam terdapat aktivitas gunungapi yang
tidaks sedikit . Sisa gunungapi jaman Tersie yang kini tak bekerja lagi
dalam jumlah yan banyak disekitar Purwakarta dalam bentik tiang vulkanik. Di
Sumtera Tengah dan di Timor juga ditemukan bahan vulkanik bersama sedimen yang
berumur perm dan karbon.
BAB 21
ILMU GEMPA BUMI (SESMOLOGI)
Gempa
bumi yang besar
1 menit 28 detik sebelum jam
12 tengah hari tgl 1 september 1933 gelombang gempa bumi yang datang nya dari
teluk Sagami, 70mil sebelah timur dari kota Tokyo, mengarungi lautan. Menuju
ibukota. Gelombang-gelombang gempa bumi yang maha hebat membuat rumah-rumah
hancur luluh, pipa-pipa gas dan air putus, dan juga kebakaran dimana-mana.
Dalam waku 30 api menjilat 136 tempat di Tokyo. Kebakaran meningkat terus dan
angka 64% ini meningkat sampai 71% atau 366.262 buah rumah terbakar. Sebanyak
35.000 jiwa dan ditambah dengan yang hilang, anka ini meningkat sampai 59.065
jiwa. Sebelum matahari terbenam lebih dari setengah penduduk kota Tokyo yang
berjumlah 2,25 juta itu kehilangan sanak saudara nya dan juga harta benda nya.
Di Jokohama getaran-getaran
yang hebat terasa lebih kuat dibanding Tokyo karena bandar ini terletak hanya
40mil dari episentrum. Tanda-tanda dari gempa bumi inisangat dahsyat: mula-mula
terdengar deru dibawah tanah, sangat perlahan-lahan, lambat laun jadi lebih
keras dan makin lama makin hebat. Sesudah itu datanglah goncangan yang pertama.
Debu yang tebal menyelimuti kota Jokohama, rumah-rumah dan gedung terpelanting.
Seorang kapten kapal dari Conadian Liner yang kebetulan berabuh menulis:
“seluruh kota Jokohama merupakan permukaan air laut waktu topan. Rumah-rumah
seakan perahu yang dipermainkan ombak. Sesudah itu asap hitam mengepul diatas
kota menggelapkan pemandangan mata.
Pada tahun 1775 penduduk
Lisboa, ibu kota Porugal kehilangan 32.000 jiwa disebabkan gempa bumi. India juga rupa nya tidak mau tinggalan,
tepat nya di kota Quetta yang terletak di kaki gunung Himalaya yang memakan
korban sebanyak 26.000 jiwa. Di Indonesia pusat gempa bumi terletak di lautan,
sehingga korban yang disebabkan oleh kekuatan alam ini tak begitu hebat jika
dibandingkan di Jepang.
2.1
Dasar-dasar
dan beberapa istilah Seismologi
Sentakan gempa bumi yang
datang nya dari tempat-tempat dalam bumi merambat ke berbagai-bagai lapisan
bumi. Alat-alat yang disebut Seismograf begitu halusnya sehingga kadang-kadang
kalu gempa itu cukup kuat dapat dicatat BMKG yang tersebar di seluruh dunia.
Gerak gelombang ini berjalan mengelilingi dan menembus bumi. Dari
ketentuan-ketentuan yang kita dapat baca
pada seismograf telah dapat ditetapkan bahwa struktur dari bumi ini berlapis-lapis seperti bentuk sisik.
Kekuatan gempa bumi yang
sebenarnya tergantung dari berbagai –bagai faktor seperti kuatnya
bangunan-bangunan, sifat dan tanah tempat bangunan didirikan. Struktur dari
daerah tempat gempa bumi itu terjadi adalah salah satu faktor penting sekali
dalam menetapkan kuatnya gempa bumi.
Kulit bumi terdiri dari
blok-blok batuan yang bentuk nya tak tentu. Blok-blok batuan ini terdir dari
massa yang sangat besar ukuran-ukuran nya, sampai beratus ribu mil. Benda yang
seakan-akan kompak ini satu sama lain dipisahkan oleh celah-celah dan
retak-retak, ialah berlahan-lahan dalam batuan bumi yang padat. Gempa bumi
disebabkan oleh pelepasan kekuatan-kekuatan yang beada di dalam bumi. Disini
energi potensial di robah menjadi energi gerak.
Daerah gempa bumi adalah
bagian dari kerak bumi diman getaran-getaran itu dirasakan tanpa alat-alat.
Daerah registrasi adalah bagian dari permukaan kerak bumi dimana getaran itu
dapat dicatat dengan episentrum. Daerah registras ini dapat meliputi seluruh
permukaan bumi.
Gejala
lapangan sebagai akibat gempa bumi
Selama gempa bumi, biasanya
tejadi perubahan-perubahan yang tetap pada lapisan tanah. Pada umumnya
pergeseran-pergeseran dan sesaran-sesaran itu berlaku dalam bumi, tetapi efek
nya akan nampak juga di atas permukaan bumi. Pergeseran-pergeseran ini sering
juga nampek di atas permukaan bumi, berbentuk mendatar, vertikal. Di Indonesia
sebagian besar episentrum gempa bumi terleak di dasar laut. Gelombang gempa
bumi ini merambat melalui air dan disebabkan tekanan-tekanan ini mak sering
kita lihat ikan-ikan ya mati.
Pembagian
gempa bumi dalam jenis-jenis
Pembagian gempa bumi dalam jenis-jenis tertentu
tergantung dari dasar apa yang kita pakai. Berdasarkan sebab-akibat gempa bumi
TABEL
XXI
SKALA MERCALLI-CANCANI DAN SKALA OMORI
MERCALLI-CANCANI
|
OMORI
|
II + III
IV
V
VI
VII + VIII
IX + X
XI + XII
|
I
II
III
IV
V
VI
VII
|
Dengan skala kekuatan diatas
maka kita dapat membeuat peta isoseist. Jang dimaksud isoseist adalah garis
jang menghubungkan tempat disuatu daerah jang intensitasnja sama. Pleistoseist
adalah garis jang melingkari daerah daerah gempa bumi jang terbesar, djadi
berdekatan dengan episentrum. Pleistoseist adalah isoseist jang pertama dan
daerah didalam pleistoseist disebut daerah episentral
TABEL
XXII
SKALA
KEKUATAN GEMPABUMI MUTLAK DARI OMORI
DERADJAT
|
KOEFESIEN TANAH DASAR
|
I
IV
V
VIII
X
XII
|
0.25 cm/detik
5 – 10 cm/detik
10 – 25 cm/detik
25 – 50 cm/detik
200 – 500 cm/detik
>500
cm/detik
|
TABEL
XXIII
HUBUNGAN
ANTARA TANAH DASAR DAN KOEFESIEN BAWAH TANAH
TANAH DASAR
|
KOEFESIEN TANAH DASAR
|
KRISTALIN
BATU PASIR
PASIR
TANAH YANG DITIMBUN (MADELAND)
RAWA-RAWA KECIL
|
1.0
1.0-2,4
2,4-4,4
4,4-11,6
12.0
|
Sebagaimana djuga telah
diuraikan, struktur geologipun mempunjai peranan penting dalam penentuan skala
kekuatan. Bangunan-bangunan yang letaknya dekat daerah patahan akan mengalami
kerusakan-kerusakan lebih cepat daripada rumah-rumah jang jauh letaknya.
Alat
pencatat gempabumi atau seismograf
Studi secara ilmiah dari alat
pencatat gempabumi atau seismograf dimulai pada tahun 1990. Alat-alat ini jang
menggambarkan kekuatan dan djurusan gempabumi (seismoskop). Seismoskop pertama
berasal dari Tiongkok pada tahun 130 ditemukan oleh Cheang Heng. Alat ini
terdiri dari kepala ular naga dengan bola dimulutnja. Ular naga ini ditempatkan
pada keempat djurusan angin. Djikalau djurusan gelombang itu arah timur-barat
maka bola jang berada dalam mulut uar naga sebelah barat jang
jatuh. Bola ini kemudian akan djatuh dimulut katak jang ditempatkan
dibawah ular naga tsb. Seismoskop semacam ini juga dikenal di Eropa abad 18.
Alat ini adalah sebuah bak jang diberi beberapa terusan menurut djurusan angin
tertentu. Bak ini berisi air raksa. Terusan-terusan tadi berada diatas
permukaan air raksa. Djikalau terjadi gempabumi arah timur-barat misalnya, air
raksa akan keluar melalui terusan sebelah barat. Banyaknya air raksa yang
keluar manggambarkan kekuatan gempabumi.
Alat tulis yang akan mencatat
getaran bumi, seharusnya terletak pada benda yang dalam keadaan diam, meskipun
tanah disekelilingnya bergerak. Benda ideal itu disebut massa stationer. Pada
seismograf massa demikian ditentukan oleh sebuan bandul. Rumusnya , dimana
T adalah perioda dan I adalah panjangnyaa bandul .
Pada bandul yang panjang, getaran bumi tidak akan mempengaruhi gerak
bandul itu. Akan tetapi dikalau perioda getaran bumi sama dengan perioda
bandul, maka bandul itu akan melakukan gerakan tersendiri disebabkan oleh
gejala resonansi. Kesukaran yang digambarkan dapat dipecahkan dengan pemasangan
yang disebut bandul horizontal. Prinsip ini disebut prinsip Van den Bosch
dengan rumus :
2.2
Registrasi mekanik, registrasi fotografi,
registrasi galvanometer
Pada registrasi mekanik dipakai kertas arang, dan pada umumnya
registrasi ini tidak begitu baik. Tekanan pada jarum pada kertas arang itu
harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak akan merusak kertas. Pada
registrasi optik dipasang sistem lensa pada seismograf. Cahaya kemudian
dikonsentrasikan pada kertas yang peka cahaya. Berkas cahaya ini diatur dengan
pertolongan kaca. Keuntungan pada registrasi ini tidak ada gesekan, sebagaimana
registrasi mekanik.
Registrasi galvanometer pembesaran catatan dapat dilakukan tanpa
batas, dan keuntungannya ialah tidak terdapat persentuhan mekanik. Registrasi
ini dilakukan pada suatu lapangan magnit yang tetap. Suatu kumparan kawat
berhubungan dengan massa stationer. Karena penyimpangan sedikit saja maka akan
terjadi arus induksi yang dialirkan dengan pertolongan galvanometer dan dicatat
secara optik. Lain dari pada perbaikan registrasi telah dipikirkan juga cara
penambakan untuk mengelimir bandul. Ini ditemukan oleh Wiechert pada tahun
1898. Kita kenal beberapa cara penambakan dengan zat cair dan penambakan
elektromagnetik. Pada penambakan hawa
dipasang suatu alat penghisap (silinder), dengan lempeng yang kecil pada
bandul. Karena gerak-gerak yang terjadi selama gempabumi, maka hawa ditekan,
dan tekanan yang terjadi terjadi mendorong kembali penghisap (bandul) yang
sedang bergerak tadi. Dengan jalan demikian gerak bandul dapat direduksikan.
Pada penambakan zat cair, pada bandul dipasangkan suatu lempeng yang terletak pada zat cair yang berat
misalnya minjak. Gerak lempeng atau gerak bandul dengan jalan demikian dapat
direduksikan. Pada penambakan elektromagnetik maka bandul itu dihubungkan
dengan suatu lempeng tembaga yang terletak diantara pola magnet ladam. Jikalau
terjadi gerak, maka akan terbentuklah arus foucault yang bekerja menahan gerak
bandul tadi.
TABEL XXIV PENYEBARAN STASIUN
GEMPABUMI
Negara
|
jumlah stasiun
|
Jerman
Inggris,
Irlandia
Italia
Perancis
Belanda,
Belgia, Swiss
Jepang
Spanyol,
Portugal
Jugoslavia
|
20
20
40
10
10
100
15
10
|
Daftar dibawah ini menunjukkan tempat stasiun dan jarak yang sesuai
untuk pencatatan.
TABEL XXV
JARAK
|
TERHADAP EROPA
|
TERHADAP BAGIAN AS TIMUR LAUT
|
TERHADAP JEPANG
|
8000
– 12000 KM
|
KALIFORNIA
AMERIKA
TENGAH
DJAWA
– NUSA TENGGARA
PILIPINA
DJEPANG
|
ASIA
TENGAH
AMERIKA
SELATAN
|
SELANDIA
BARU
AFRIKA
TIMUR
EROPA
SELATAN
KALIFORNIA
MEKSIKO
|
15000
– 18000 KM
|
SELANDIA
BARU
|
DJAWA
– NUSA TENGGARA
|
AMERIKA
SELATAN
|
Omori adalah ahli seismologi djepang telah dapat menetapkan bahwa
pelopor pertama merupakan gelombang jang berperioda ketjil (1 – 10 detik) dan
beraplituda ketjil, pelopor kedua pada umumnja berperioda lebih besar ( 10
detik atau lebih) dan beramplituda jang lebih besar.
Rumus laska :
Δ = ( S – P ) – 1
Dimana Δ adalah jarak episentral dalam megameter ( 1 megameter =
100km ), ( S – P ) adalah perbedan waktu tibanya gelombang pertama dan kedua
dalam menit .
Pada jarak episentral 100 derajat 145 derajat biasanya terdapat
banyak sekali gelombang yang dipantulkan ialah gelombang PP. Sebagaimana telah
dijelaskan diatas daerah antara 150 derajat – 145 derajat adalah daerah vacum
untuk gelombang P. Daerah ini disebut zone bayangan. Ada dua cara untuk
melakukan penyelidikan seismik terpakai ini, ialah dengan cara pembiasan (cara
refleksi) dan cara pemantulan (cara refleksi). Seismograf
A1, A 2, A 3, A 4 di pasang sebelah
menyebelah dari titik eksposisi. Dengan pertolongan bayangan virtail S’ dari
sentakan yang di pantulkan dengan gampang dapat dihitung.
Berdasatkan jarak SP,
kecepatan perambatan V, dan waktu tp maka dalam dan kemiringan
bidang diskontinu dengan rumus sbb:
tg α = =
Sin
α = =
Sudut adalah kemiringan pada jurusan deretan
seismograf-seismograf. Sedangkan sudut yang sebenarnya dapat dihitung dengan
pertolongan satu atau dua penampang pada jurusan yang berbeda melalui titik
eksplosi yang sama.
Gejala
seismik di Indonesia
Kepulauan Indonesia merupakan
daerah seismik yang penting karena 1/10 dari jumlah gempa bumi terjadi di
daerah ini. Daerah-daerah seismik di Indonesia adalah lautan Kalimantan Timur
dan sebelah selatan pulau Jawa, selat sunda, laut sekeliling Sulawesi, lereng
utara pegunungan Irian Barat dan sekeliling laut Banda. Episentrum didaratan
terletak sepanjang patahan Semangko di Bukit Barisan Sumatra (misalnya saja
gempabumi Tapanuli 1892, Kerintji 1909. Daratan tinggi Padang 1926, Liwa 1933).
TABEL
XXVII
GEMPABUMI
BESAR DI INDONESIA
Gempabumi
|
Waktu
|
Sangihe
Bali
Kalimantan Timurlaut
Selat Sagewin
Dataran tinggi Padang
Minahasa
Liwa (Sumatra Selatan)
|
1913
1917
1923
1923
1926
1932
1933
|
Pengamatan-pengamatan
stasiun-stasiun gempabumi diluar negeri sangat penting untuk Indonesia dan
sebaliknya. Indonesia adalah anggota Uni Internasional Geodesi dan Geofisika
dimana ilmu seismologi itu termasuk.
Gempabumi
dan struktur kerakbumi Indonesia
Bentuk kerak bumi dari dekat
berdasarkan penyelidikan kecepatan merambat gelombang-gelombang gempabumi
longitudinal, sebagaimana telah dilakukan oleh Gutenberg. Dalam kerak bumi
kristalin yang bersifat granit, kecepatan gelombang longitudinal bertambah dari
6km/detik dibagian atas menjadi 6,75 km/detik dari permukaan bumi. Pada dalam
15 km, kecepatan ini berkurang sampai mencapai minimum 5,5 km detik pada jarak
antarab 20 dan 25 km. Pembagian kerakbumi menurut gambar Gutenberg adalah lebih
mendetail daripada pembagian Holmes yang sederhana yang telah kita pelajari
dulu. Pada pembagian Gutenberg ini kita lihat adanya sekurang-kurangnya 3
lapisan utama, ialah kerak hablur dengan susunan granit, suatu lapisan
intermedier bersusunan basalt dan lapisan hablur yang bersusunan ultrabasa,
ialah peridotit. Gempabumi dangkal
terjadi pada lapisan-lapisan bumi diatas bidang diskontinu Mohorovicic.
Gempabumi intermedier mungkin berpangkal didaerah peralihan antara zone hablur
ultra-basa dan substratum amorf. Sedangkan gempabumi dalam terdapat didalam
substratum ini. Gempabumi dangkal terdapat disebelah tenggara Hokkaido, sekitar
samudera Pasifik, gempabumi intermedier letaknya lebih kedalam ialah dipulau
Hokaido, sedangkan gempabumi dalam terletak lebih kearah benua Asia.
Penyebaran
geografi episentrum-episentrum gempabumi
Taksiran-taksiran kasar dari
Sieberg menyatakan bahwa jumlah gempabumi kuat ataupun yang lemah diseluruh
dunia adalah kira-kira 9000, yang berarti rata-rata 1 gempa adalah 1 jam. Dari
jumlah ini maka 5000 adalah gempabumi makroseismik. Seperempat abad lamanya
Montessus de Balore mengumpulkan berita-berita gempabumi dari seluruh dunia.
Ketentuan-ketentuan makroseismik ini seluruhnya berjumlah 17000 buah.
Kesimpulan utama dari
penyelidikan Montessus de Balore ialah bahwa kita dpat membedakan daerah yang
kaya akan gempabumi dan daerah yang tak ada atau kurang gempabumi. Menurut
Montessus de Balore maka daerahj-daerah dengan jumlah 100 getaran makroseismik
tiap tahun. Daerah-daerah samudera pada umumnya bukan merupakan daerah
seismic,terkecuali samudera Atlantik. Hiposentrum-hiposentum disin terletak
sebagian besar pada punggung dalam
samudera Atlantik.
Dalam memperhatikan
penyebaran geografi daerah-daerah gempabumi akan terlihat oleh kita bahwa
sebagaimana juga dalam penyebaran gunung-gunung apin kita lihat dua zone yang
aktif ialah zone Sirkum Pasifik dan zone Mediteran. Kedua daerah yang labil ini
mempunyai tempat pertemuannya di Indonesia, sehingga kepulauan kita ini
merupakan daerah yang hyperlabil. Persamaan letak daerah-daerah gempabumi dan
gunung api bukan disebabkan karena letusan gunung api itu menyebabkan
gempabumi. Struktur kulit bumilah yang menyebabkan kedua gejala ini terdapat
dalam zone-zone yang sama.
Di dalam kedua zone ini pun
terdapat perbedaan relief terbesar di dunia ialah pegunungan-pegunungan tinggi,
yang tak jauh letaknya dari lekuk-lekuk laut dalam, misalnya saja gunung-gunung salju di Irian (±4000 m), yang
berdekatan dengan letak Mindanau (± 10.000 m),dan laut dalam disebelah barat
Amerika Selatan yang berdekatan letaknya dengan pegunungan Andes.
BAB
22
Ilmu
Geotektonik
Ilmu
geotektonik mempelajari struktur-struktur geologi setempat, dalam hubungannya
berkaitan dengan struktur regional dan dengan semikian berusaha memberikan
sintesa tentang sejarah perkembangan kerak bumi di suatu tempat. Ilmu ini
mempelajari tentang struktur besar seperti geosinklin dan geantiklin.
Pengetahuan
tentang geotektonik bukan saja mempelajari bentuk kerak bumi tetapi juga
mempelajari stratigrafi. Tektonik merupakan gejala asal endogen. Yang terjadi
akibat dari gaya endogen ini yaitu terjadinya pengangkatan dan di daerah lain
terjadi gerak menurun sehingga menyebabkan daerah tersebut tergenang air laut.
Pengangkatan yang dilakukan oleh gaya endogen akan menyebabkan terbentuknya
orogen. Proses orogenesis ini membentuk pegunungan berangkai yang pada umumnya
terdiri dari struktur lipatan atau patahan.
Pengangkatan
jalur kerak bumi sehingga menjadi pegunungan dapat pula berlaku dengan sangat
lambat sekali dan meliputi daerah yang sangat luas. Proses ini dikenal dengan
sebutan orogenesis. Gerak orogenesis berjalan relatif cepat dari proses
epirogenesis. Proses epirogenesis akan membentuk perhubungan kerak bumi yang
membentuk kubah. Ketika terjadi erosi maka struktur inipun akan membentuk
pegunungan.
Gejala
pembentukan pegunungan merupakan suatu gerak lingkaran yang yang silih berganti
peristiwa ini disebut sebagai daur geologi. Daur ini meliputi proses
gliptogenesi, litogenesis, dan orogenesis.
ü Pengertian
geosinklin
Cekungan
geosinklin merupakan endapan sediment tebal dimana sewaktu pengendapan, dasar
lekuk ini berada dalam keadaan yang menurun. Dari cekungan inilah
pegunungan-pegunungan mulai terbentuk. Pegunungan ini terbentuk karena adanya
sedimen klastika. Hal ini banyak ditemukan di pegunungan Alpina, Himalaya,
Ural, Andes dan pegunungan Korlidera di Amerika Utara.
ü Pembentukan
Pegunungan dan Aktivitas Magma
Didalam suatu
pegunungan berangkai seringkali ditemukan batuan beku yang berbeda
komposisinya. Yaitu basa dan asam (intermedian).
Daur geologi
biasanya dimulai dengan pembentukan geosinklin dimana terjadi pengendapan
sediment. Pada waktu inilah aktivitas magma yang pertama yang disebut Initiale
vulkanismus (vulkanisme pertama). Magma ini berada dalam bentuk instrusi atau
ekstrusi dan batuan yang dibentuk pada umumnya adalah batuan basa sampai
ultra-basa misalnya peridotit, gabrobasalt dan sebagainya. Kumpulan batuan ini
disebut ophiolit. Setelah instrusi
batuan basa ini maka lapisan sediment itu diperas, disesar dan dilipat.
Kemudian terjadilah pengangkatan yang biasanya bersamaan dan disusul oleh
pembentukan batuan masam sampai intermedier seperti granit, granodiorit dan
tonalit gejala demikian disebut synorogene
plutonismus atau plutonisma
sinorogen. Batuan-batuan ini akan membentuk bakolit yang besar seperti
pluton sierra. Di Indonesia batuan ini terdapat di sepanjang baukit barisan
Pada akhir
pembentukan pegunungan maka akan terjadi kembali aktivitas yang dikenal dengan
nama subsequente vulkanismus. Gejala
ini masih dapat dilihat pada pegunungan lipatan sekarang yaitu aktivitas
vulkanis sepanjang zona meditera dan zona sirkum pasifik. Batuan vulkanik yang
dihasilkan pada umunya yaitu andesit, dasit, dan riolit. Batuan ini erat
hubungannya dengan batuan diorit, kwarsa diorite dan granit.
Jika kerakbumi
telah mulai dikonsilidasikan maka akan terjadi aktivitas magma terakhir yang
disebut finale vulkanismus (vulkanisme penutup). Hasilnya yaitu basalt yang
biasanya keluar melalui patahan atau celah di dalam bumi.
Dalam suatu
pegunungan dalam daerah tertentu dapat ditemukan batuan dari provinsi
petrografi yang berbeda dan dibentuk dalam waktu yang berbeda pula.
Di Indonesia
gejala ini dapat ditemukan di bukit barisan. Di samping itu kerakbumi Indonesia
menunjukkan struktur berzona pegunungan. Pegunungan tertua terletak di daerah
asia dan yang termuda terletak di daerah samudera. Provinsi petrologi terbatas
pada penjabaran ruang dan waktu.
Unsur-unsur
struktur geologi dan provinsi petrologi berhubungan dengan:
a. Pulau
chrismas yang muncul dari samudera Indonesia yang mempunyai kedalaman 5000 m
adalah suatu gunung api yang telah mati. Gunung ini pernah aktif pada zaman
tersier tua dan menghasilkan lava yang dapat di golongkan kedalam suite
atlantik.
b. Punggung
submarine adalah suatu pegunungan yang sedang muncul di atas permukaan laut.
Ditempat ini sedang dibentuk suatu punggung ge-antiklin dari geosinklin.
Punggung ini merupakan lanjutan dari punggung submarine di Sumatera Barat
seperti pulau Nias, Siberut, dan Mentawai.
c. Daerah
penghubungan geantikin dari kerak bumi yang membentuk poros dari pulau jawa dan
sumatera. Diatas geantiklin ini terdapat sejumlah besar gunung api yang kini
masih aktif. Gunung api ini termasuk kedalam gunung api strato yang bersifat
eksplosif yang menghasilkan lava dan tufa.
d. Dibagian
utara pulau jawa terdiri dari suatu cekungan sedimen yang terletak antara
punggung geantiklin jawa selatan dan tanah sunda. Jalur ini terjadi pada zaman
kwater aktivitas vulkanik. Bahan bahan yang dihasilkan adalah batuan yang
digolongkan kedalam propinsi petrologi mediteran.
e. Disebelah
utara pulau jawa terdapat tanah sunda yang sebagian besar telah digenangi air
laut. Di pulau karimunjaya dan Sukadana ditemukan batuan basalt,
Sebagai kesimpulan
tentang hubungan struktur pegunungan dan aktivitas magma dapat dikatakan bahwa
di daerah muka pegunungan (samudera Indonesia) terdapat provinsi petrografi
atlantik, di daerah geosinklin (busur luar) terdapat suite ophiolit. Di daerah
geantiklin (busur dalam) terdapat suite pasifik, dibagian konkaf dari busur
vulkanik terdapat varieta suite mediteran dan akhirnya didaerah belakang
pegunungan terdapat basal.
ü Pembagian
Pegunungan Menurut Tipe
Pegunungan
dapat digolongkan dalam pegunungan lipatan dan pegunungan patahan. Cloos
menggolongkannya sebagai berikut:
·
Pegunungan kelopak
·
Pegunungan Lipatan
·
Pegunungan
lipatan-patahan
·
Pegunungan blok
·
Horst dan Graben
Pada dasarnya
lembah yang dibentuk oleh gaya tektonik ini mempunyai dinding curam dan lurus
jalannya. Sedangkan lembah yang dibentuk oleh erosi mempunyai jalan yang
berliku-liku.
Menurut E. Suess
disebabkan oleh gaya tarikan maka terjadilah patahan dalam kerakbumi. Karena
adanya patahan ini maka magma keluar dari waduk magma, sehingga tempat ini
menjadi vacuum, sebagian dari kerak bumi akan runtuh dan ditempat inilah akan
terjadi graben.
ü Zona
Patahan Semangko
Punggung pulau
sumatera terdiri dari penggabungan besar kerak bumi yang dikenal dengan nama
geantiklin bukit barisan. Diatas bukit barisan terdapat sistem patahan yang
dikenal dengan nama zona patahan semangko.
Sepanjang bukit
barisan ditemukan perisai atau tumor yang diatasnya terdapat sejumlah besar
graben. Tumor yang terkenal sepanjang zona semangko ini adalah tumor
gendongsurian di Sumatera Selatan, tumor batak d Sumatera Utara.
Bentuk graben
yang terletak diatas kulminasi bukit barisan ini bentuknya tidak memanjang akan
tetapi sering berbentuk segi empat. Hal ini terjadi karena graben telah
terganggu oleh ledakan vulkanik kemudia membentuk depresi vulkano-tektonik.
Patahan semangko mengandung batu apung. Hal ini disebabkan karena patahan ini
terletak di daerah orogen dan besar kemungkinan batuan lelehan masam ini
bersumber pada batuan granit yang terletak dibawahnya.
Sebagian dari
patahan semangko yang terletak antara Liwa dan Kota Agung yang panjangnya
kira-kira 45km dan lebarnya 10km dan diisi oleh bahan vulkanik masam dan
intermedier.
Daerah patahan
semangko yang terletak antara Bukttinggi dan kotacana terkenal nama zona
patahan ulu aer. Panjang patahan di daerah ini kira-kira 550km. sebagian ahli
berpendapat bahwa patahan semangko ini beberapa tempat adalah sesar mendatar.
ü Zona
Patahan Afrika Utara dan Afrika Timur
Sistem
patahan ini panjangnya sekitar 6000 km memanjang dari Afrika Selatan sampai
Palestina dan terletak antara 15o LS dan 37o LU.
Merupakan patahan terbesar di dunia. Disekitar patahan ini tersebar sejumlah
besar bahan-bahan vulkanik dalam bentuk basalt datartinggi.
Disebelah
selatan terdapat suatu graben dimana terletak danau Nyassa. Panjang daerah ini
sekitar 400 mil dan lebarnya 50 mil, dasarnya diujung sebelah utara 700 kaki
dibawah permukaan airlaut indonesia. Disebelah barat laut terletak sistem
graben dengan danau Tanganyika dan danau Albert. Besar graben ini hampir sama
dengan graben Nyassa. Dalamnya sekitar 1 mil dan dasarnya 2000 kaki di bawah
permukaan samudera Indonesia. Sitem graben ke tiga mengandung danau Rudolf,
stefani dan bermuara dilaut Merah. Suatu sistem yang menghubungkan Laut Merah
dan danau Rudolf di Kenya. Dinding graben ini curam dan perbedaan tinggi antara
dinding dan dasarnya dapat mencapai 6000 kaki. Lebih daripada garaben kenya ini
antara 30 dan 40 mil. Graben laut merah panjangnya sekitar 2000 km dan lebarnya
300 km dan dalamnya sekitar 2300 km.
Zona
patahan di Afrika ini menurut Kossmatt diterangkan dengan teori Wagener ialah karena pergesaran
kontinen, karena sebagian besar kontinen Afrika lebih cepat bergearak daripada
bagian yang lain. Akibatnya ialah terjadi robekan yang sangat besar dalam kerak
bumi dalam bentuk graben.
ü Basin
ranges di Amerika Utara
Sebagian
besar dari negara bagian Nevada. Utah Barat, Oregon, Idaho Arizona, New
Meksiko, Texas Barat dan Kalifornia Timur di Amerika Serikat terdiri dari
rangkaian pegunungan-pegunungan yang terasing dan dipisahkan oleh daratan –
daratan padang pasir dan lekuk- lekuk.
Beberapa
pegunungan ini rendah, akan tetapi mencapai tinggi lebih dari 4000 meter dan
panjang 150 km. Daerah ini merupakan blok-blok kerak bumi yang diangkat dan
dipisahkan satu dengan yang lainnya oleh bidang-bidang patahan. Gerak vertikal
ini awalnya terjadi perbedaan tinggi 2 mil antara bagian yang tinggi dan
terendah. Salah satu daerah yang menurun ini disebut Lekuk Besar (Great Basin).
ü Pegunungan
blok skandinavia
Prisai
Skandinavia meliputi darah Swedia, Finlandia dann sebagian dari Rusia.
Ditemukan batuan-batuan tua di Eropa dan bercirikan struktur patahan. Batuan
disini adalah Pra-Kambrium, sejak zaman ini daerah ini tidak pernah lagi
mengalami gerak lipatan. Dibagian atas dari daerah prisai ini terdapat patahan
dan sesar turun.
ü Pegunungan
Jiwo dan pegunungan Kidul di Jawa Tengah.
Kedua
pegunungan ini merupakan contoh dari pegunungan patahan atau pegunungan blok.
Ditemukan batuan pra tersier yang terdiri dari batuan meteamorf dan diatasnya
terletak sedimen berumur Eosen, Miosen dan Pleistosen. Batuan sedimen disini
berkali kali mengalami orogenesis ialah pada zaman kapur, Paleogen, Neogen, dan
Kwarter. Gejala ini disebabkan oleh gerak-gerak patahan yang menyebabkan
terjadinya struktur blok. Gerak-gerak dari blok ini berbeda-bedad jadi
membentuk daerah patahan dengan horst dan graben.
ü Pegunungan
lipatan-patahan di Jerman Tengah dan Utara
Pegunungan
lipatan-patahan adalah suatu bentuk peralihan antara struktur patahan dan
struktur lipatan. Yang terkenal ialah pegunungan Saxon, tipe deformasi
pegunungan ini tidaklah sangat beraturan, terdapat sedimen yang terlipat, akan
tetapi juga menunjam. Hal ini disebabkan karena gaya tangential dengan komponen
gaya vertikal( turun-naik).
ü Lipatan
besar
Graben
dan Hors terletak diatas suatu struktu pembubunga dalam kerak bumi, disebut
lipatan besar. Lipatan besar ini sering bersamaan letaknya dengan lekuk-lekuk
besar pula. Istilah lipatan besar yang lain yakni geotumor, kubah, undasi, dan
lain-lain. Terjadinya lipatan besar karena perpindahan magma secara
besar-besaran didalam bumi, struktur daripada lipatan besar ini adalah
setangkup, sedangkan lipatan-lipatan biasa pada umumnya tak setangkup.
ü Pegunungan
lipatan
Bentuk
pegunungan lipatan sangat berbeda-beda . pegunungan Jura misalnya mempunyai
bentuk busur sedangkan pegunungan Pyrenea, Kaukasus dan Ural adalah lurus.
Didalam pegunungan lipatan terdapat lipatan miring, lipatan menggantung, dan
lipatan rebah.
ü Pegunungan
Jura
Yang
khas dari morfologi pegunungan Jura ialah terdapatnya persamaan antara
topografi dan struktur geologi pegunungan ini. Sebuah bukit bertindih tepat
letaknya dengan suatu anttiklin sedangkan lembah-lembah bertepatan letaknya
dengan suatu sinklin.
Pegunungan
Jura terdiri dari berkas lipatan yang berbentuk busur. Bentuk lipatan disini
tidak begitu sederhana bentuknya sebagaimana diduga sebelumnya.
Dibawah
lapisan jura kelihatan formasi yang lebih tua yaitu trias. Trias terletak
diatas lapisan yang lebih tua yang dinamakan perm.
ü Pegunungan
Bukit Barisan, Sumatera
Pegunungan
ini memanjang dari Aceh sampai Lampung sekitar 1650 km. Pegunungan ini
merupakan geantiklin dan diatasnya merupakan patahan semangko. Didaerah Jambi
terdapat struktur kelopak dalam lapisan-lapisan Permo-Karbon. Terdapat batuan
granit, yang menandakan aktivitas magma yang kuat di pegunungan ini. Disebelah
barat pegunungan ini terdapat sedikit antiklin Tersier berbentuk sepanjang
dataran pantai yang sempit.
Pegunungan
bukit barisan dibentuk oleh dua fase lipatan utama yaitu yang terjadi pada
akhir zaman Kapur(fase Laramis) dan pertengahan zaman Tersier.
ü Struktur
Kelopak di Timur
Brouwer
membagi satuan struktur di Timor sebagai berikut:
·
Kompleks fatu
Merupakan
kompleks sekis dan palelo bukan merupakan sisa satu kelopak yang dahulu
berhubungan akan tetapi sebagai masa berbentuk lensa yang terdapat dalam seri
sonnebait.
·
Seksi hablur dengan
komplesk palel spilit
·
Seri sonnebait yang
mencesar diatas seri kekneno
·
Seri ofu
·
Seri kekneno
·
Massif massif hablur
dan batuan yang digolongkan kedalam dasar sutochton. Bentuk dari massif hablur
di timor ini sebagian besar adalah hasil dari tektonik sesar sungkup.
De
waard menerangkan struktur kelopak di timor bukan semata-mata karena tekanan
tangensial sebagaimana yang terjadi pada kelopak penninikum akan tetapi terjadi
karena gaya gravitasi. Gaya ini menyebabkan terjadinya pergeseran batuan
sedimen dan pergeseran ini akan menyebabkan terjadinya kelopak. Dalam profil,
struktur demikian biasanya memperlihatkan lapisan tipis dibagian belakang dan
penebal dibagian muka dari kelopak.
Batuan
kristalin dipulau timor juga mengalami deformasi yang disebabkan oleh sesaran
kelopak yang terletak diatasnya. Batuan ini mengalami patahan, geseran,
pembentukan breksi tektonik, dan lain sebagainya.
BAB
23
Pendahuluan Dalam geologi sejarah masih ada
beberapa pokok yang masing-masing mempunyai lapangannya sendiri-sendiri, tetapi
satu sama lain erat pertaliannya. Bagian-bagian sejarah itu antara lain,
Stratigrafi, Paleontologi, Paleogeografi, Paleoklimatologi. Untuk tiap-tiap
bagian dengan singat akan diberikan definisi sedangkan pembelajaran yang
panjang lebar lebih dimuat dalam satu bab atau lebih. Arti sediment bagi
Geologi Sejarah Sebagaimana telah kita ketahui pada pokoknya semua sediment itu
berasal dari batuab-batuan hablur. Batuan-batuan itu terpengaruh oleh atmosfera
karena selalu berhubungan. Oleh karena itu lapuk dan hancur batuan-batuan itu
dalam bagian-bagian pembentukannya atau sebagian berubah menjadi garam yang
dapat larut dalam air. Air yang mengalir terjadi dari hujan, salju, embun
mengangkat bahan yang telah lapuk itu dan mengendapkannya ke tempat lain. Jadi
proses itu terdiri dari pelapukan, pengikisan, pengangkutan dan pengendapan.
Selama proses ini terjadilah pemilihan pada bahan yang semula. Demikian bahan
yang lebih kasar serta lebih berat diendapkan lebih dekat kepada tempat asalnya
dibandingkan dengan bahan yang lebih halus dan lebih ringan. Transgresi dan
Regresi Muka laut tudaklah betul-betul tetap terhadap daratan. Dalam kerakbumi ada
gerak naik turun yang perlahan-lahan tidak hanya terdapat di daerah yang kecil
seperti halnya geosinklin, tetapi yang mempengaruhi bagian besar benua dan
samudera. Gerak itu dinamakan gerak epirogenesis. Transgresi serta Regresi
mempengaruhi pengendapan dalam cekungan epikontinen. Pada waktu Transgresi kita
jumpai pengendapan di laut sedangkan pada suatu Regresi terjadilah pengendapan
air tawar. Atau mungkin tidak terjadi pengendapan melainkan pengikisan/erosi.
Perlapisa Sedimen Suatu cirri segala sediment satu-satunya yang terdapat pada
semua jenis perlapisanya, sehingga boleh kita sebut batuan berlapis atau
sediment. Kata lain lapisan adalah kata latin stratum atau satuan sediment,
yaitu bagian daripada pengendpan yang terbentuk selama susunan kimia dan fisika
yang sama. Jadi sebetulnya untuk pengganti kata berlapis dapat pula diapakai
kata berstratum. Melamparnya suatu lapisan kerarah mendatar ditentukan oleh
luasnya cekungan. Pada suatu tempat tertentu terhentilah lapisan itu, biasanya
setelah beragsur-angsur menjadi tipis. Kita katakana sekarang, bahwa lapisan
tadi membadji (berbentuk baji) Perlapisan Sejajar dan Perlapisan Tidak Sejajar
Pada kebanyakan lapisan bidang-bidang lapisanya dapat dikatakan sejajar satu
sama lainya yang kita namakan perlapisan sejajar. Akan tetapi lapisan tersebut
membentuk sudut. Perlapisan bersudut tersebut dapat terjadi sewaktu
pengendapan. Perlapisan primer yang tidak sejajar biasanya adalah suatu akibat
gerak yang timbul dalam air atau di udara selama pengendapanya. Apabila aira
atau udara itu bergerak dengan cepat maka pada jarak pendek terjadi
perubahan-perubahan suasana pengendapan. Gelembur Gelombang Bentuk
bidang-bidang lapisan juga terpengaruh oleh gerak-gerak yang ada di zat antara.
Tetapi dibagin yang dangkal sepanjang pantai pada pemukiman pasir terlihat pola
gelombang. Gelembur-gelembur itu disebabkan karena gelombang dalam air atau
karena mengalirnya air waktu pergantian pasang. Gelombang dalam pasir itu dapat
juga terjadi karena mengalirnya air sungai, atau karena mengalirnya udara
melalaui permukiman batuan terlepas berbutir halus(pasir). Kejadian yang sering
kali ditemukan pada batuan yang berlapis disebut “graded bedding” yang dapat
kita terjemahkan dengan pelapisan pilihan. Lapisan-lapisan menunjukkan perubahan
besaran butir, maksudnya ialah dibagian terbawah lapisan batuan lapisan butiran
itu berbutir kasar dan dibagian teratas berbutir halus. Graded bedding itu
terjadi akibat dari perubahan suasana zat antara yang mengendapkannya, hal ini
mungkin terjadi karena berubahnya kecepatan arus dan oleh karena itu berubah
pula daya angkut. Ha ini terjadi dalam air yang cukup dalam, karena disini tak
dapat terjadi pelapisan diagonal. Pada proses terjadinya graded bedding sangat
jelas dalam lapisan-lapisan yang ketika sedang terbentuk terpengaruh oleh
suasana iklim yang khas disekitar selubung es (varva). Dapat dikemukakan bahwa
perlapisan pilihan itu adalah khas untuk sedimen-sedimen tipe grauwacke, yaitu
campuran antara batupasir dengan lempung. Karena perlapisan itu khas untuk
suasana setempat yang selama pengendapan itu tidak tetap, maka lapisan-lapisan
yang bergraded bedding yang tersusun hingga beberapa ratus, bahkan beberapa
ribu meter tebalnya menunjukkan gerak turun dari dasar selama pengendapan.
Rekahkerut dan lekang Pada bidang-bidang lapisan kadang-kadang kelihatan
keistimewaannya, termasuk keistimewaan yang banyak terdapat ialah lekang atau
yang dinamakan pula rekahkerut. Rekahkerut terjadi pada waktu sedimen lempungan
berhubungan dengan udara. Terjadinya perlapisan. Sebabsebab perlapisan itu
kerapkali terang, tetapi pada beberapa hal belum dapat ditemukan keterangan.
Seperti yang berikut ini adalah yang banyak terdapat pada batuan-batuan
klastika : 1. Perubahan-perubahan dalam keadaan iklim. 2. Perubahan-perubahan
dalam dalam daya angkut air. 3. Perubahan-perubahan pada muka laut. 4.
Pengaruh-pengaruh kimia. 5. Gerak naik didaerah-daerah yang ada erosi. 6.
Perlapisan karena jasad-jasad. Asas stratigrafi Dalam geologi, perlapisan
merupakan suatu pertolongan yang penting baik untuk penentu perubahan-perubahan
dalam hubungan ruang, maupun dalam hubungan waktu. Dalam hubungan ruang, karena
perlapisan itu menunjukkan arah primer, yaitu mendatar. Dalam hubungan waktu,
karena suatu lapisan itu terbentuk selama waktu tertentu, sehingga urutan
lapisan-lapisan menggambarkan urutan waktu-waktu pula. Asas stratigrafi yang
sederhana berbunyi : pada suatu urutan lapisan-lapisan batuan endapan, maka
lapisan-lapisan yang ada dibawah selalu lebih tua dari pada lapisan yang ada diatasnya.
Statigrafi dan korekasi Jadi stratigrafi merupakan cara memberikan urutan
lapisan-lapisan sedimen kearah vertical disuatu daerah tertentu
denganmempergunakan asas stratigrafi dan menghubungkan dengan urutan waktu.
Urutan-urutan stratigrafi diberbagai kerakbumi harus dibanding-bandingkan, dan
bagian-bagian yang terbentuk dalam waktu yang bersamaan (sinkron) harus
diketahui, tindakan ini disebut mengkorelasikan atau menasabahkan. Dalam
bagian-bagian kerak bumi yang tidak termasuk cekungan persedimen yang sama
ataupun juga apabila letaknya berjauhan, maka dalam waktu yang sama tidaklah
terbentuk batuan-batuan yang sama pula. Stratigrafi sedimen mendatar Urutan
batuan-batuan sedimen yang mendatar dapat kita lihat, jika didaerah itu telah
terkikis oleh erosi, sehingga terjadi suatu timbunan atau relief, terutama
didaerah lembah sungai kikisan itu terlihat jelas.n dalam grand canyon,lembah
yang terjadi karena penorehan oleh sungai Colorado di Amerika utara, dapat kita
lihat suatu urutan batuan-batuan yang telah diendapkan mendatar yang tebalnya ±
2000 meter. Stratigrafi dalam lapisan terlipat Kita dapat menetukan keadaan itu
karena suatu kejadian yang menguntungkan yaitu : letak sedimen-sedimen yang
semua mendatar pada banyak tempat dikerak bumi telah terganggu dan kini
membentuk suatu sudut dengan muka bumi. Lipatan adalah suatu gejala umum pada
Sedimen-sedimen. Karena itu dapat kita gunakan korelasi pada urutan-urutan
sedimen yang lebih besar kearah vertical daripada sedimen-sedimen yang hanya
terdapat pada arah mendatar. Satuan-satuan pengendapan Satuan batuan berlapis
yang terkecil dapat kita amati sewaktu bekerja dimedan ialah lapisan. Pada
pekerjaan yang mendalam, setiap lapisan yang kita jumpai dapat kita tandai
dengan suatu lambang atau tanda peta yang serasi untuk keperluan itu.
BAB 24
PERKEMBANGAN HIDUP DAN PENGERTIAN WAKTU NISBI
Definisi
paleontologi
Penyelidikan fosil dinamakan ilmu paleontologi sebagai suatu lawan
dari pada penyelidikan makhluk zaman sekarang yaitu neontologi ( dari kata
Yunani : poloios = tua, kuno ; onto = yang ada, hidup ; logos = pengertian,
ilmu ; neos = baru).
Agar dapat mempelajari paleontologi denbgan hasil-hasil yayng
memuaskan, maka perlulah pengetahuan sekedarnya tentang hal-hal jasad hidup.
Biologi (neontologi) adalah suatu pelajaran yang perlu untuk pendahuluan
pelajaran paleontologi. Bagi ahli biologi (ahli neontologi) pengetahuan
sekedarnya tentang paleomtologi dan perkembangan kerak bumi itu perlu.
Tentang
fosil dan proses memfosil
Seperti yang sudah kita definisikan fosil sebagai sisa-sisa atau bekas-bekas jasad yang
terpendam ataupun diliputi oleh sedimen. Jasad hidup itu jumlahnya sangatlah
besar. Menurut perhitungan, dalam lapis tanah yangg teratas (25 mm) saja sudah
terdapat sisa-sisa jasad yang dapat dilihat dengan mata 1.000.000 sisa jasad
asal binatang dan 2.000.000 sisa-sisa jasad asal tumbuhan dalam tanah hutan,
sedangkan tanah rumput menghasilkan tidak kurang dari 13.000.000 sisa jasad
asal binatang dan 34.000.000 sisa jasad asal tumbuhan pada sebidang tanah yang
sama luasnya (acre = + 4050 m2 ).
Akan terdapat fosil dalam jumlah banyak dalam sedimen, tetapi
tidaklah demikian halnya beberapa sedimen samasekali tak mengandung fosil (
steril, hampa-fosil) hanya sedikit sedimen yang kaya akan fosil. Sedimen yang
kaya pun tidak mengandung semua jasad, baik mengenai jenis maupun mengenai
individu, yang oada waktu sekarang ditemukan hidup dalam lingkungan yang dapat
diperbandingkan.
Tidak lebih dari sebuah diantara 1000 individu yang dapat menjadi
fosil. Sebabnya ialah : 1) Jasad itu hanyalah dapat menjadi fosil setelah mati,
2) Sebagian besar jasad-jasad menjadi mangsa jasad lainnya, sehingga lenyaplah
segala bekas, 3) Jasad yang tidak dimakan binatang lain, biasanya mengalami
oksidasi, pembusukan atau proses-proses penghancuran kimia dan fisika atau proses-proses
lainnya dalam alam, dalam hal itu pengerjaan atmosfera dan bakteri dinyatakan
sebagai daya-daya utama, 4) apabila jasad tadi terhindar dari daya-daya
penghancuran, sedimen masih dapat mengalami pengikisan dan pelapukan, dapat
pula sedimen diubah oleh proses-proses kimia dan fisika lainnya dalam kerak
bumi ( metamorfosis)
Jasad-jasad yang hidup dalam suatu lingkungan yang ada sedimentasi,
mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk menjadi fosil dari pada yang hidup
mati dalam lingkungan lain. Jadi, syarat-syarat untuk menjadi fosil adalah :
1)
Memiliki
bagian badan yang dapat bertahan yaitu bbentuk rangka yang bermineral atau yang
mengandung zat tanduk.
2)
Terselipnya
setelah mati dalam lingkungan yang ada pembentukan sedimen, sedimen itu lalu
harus melindungi dan menutupinya.
3)
Dapat
terhindar dari perubahan-perubahan kimia dan fisika dari sedimen yang
meliputinya setelah fosil itu terbentuk.
Sedimen
dan fosil
Jasad-jasad yang hidupnya dalam
lingkungan berair itu mempunyai kemungkinan yang terbesar untuk memfosil.
Tetapi tidak semua sedimen, juga tidak semua lingkungan yang berair itu, serasi
sebagai pengandung fosil. Jauh dari pada itu jelaslah konglomerat dan breksi
sangatlah buruk sebagai pengandung fosil. Batu pasir dan grauwacke agak lebih
baik untuk menyimpan fosil. Lempung, batu lempung, serpih dan argilit adalah
batuan-batuan yang pada umumnya baik sekali sebagai penyimpan fosil.
Batu gamping kerap kali terbentuk
dari pada keratan-keratan organik, jadi kerap kali terdiri dari
longgokan-longgokan fosil. Jadi pada umunya batu gamping itu kaya akan fosil,
meskipun karena penghabluran ulang, bangun semula mungkin telah lenyap. Dolomit
pada umumnya sangat mengalami penghabluran ulang, karena pendolomitan itu
biasanya perubahan sekunder daripada batu gamping asli. Oleh karna itu dalam
dolomit fosil-fosil biasanya tidak lagi dapat dikenal.
Napal mempunyai sifat-sifat batu
gamping dan lempung, karena napal itu suatu campuran batuan itu. Napal biasanya
adalah sedimen yang ideal untuk mendapatkan fosil-fosil. Ini juga disebabkan
karenabatuan itu lunak dan fosil-fosilnya dengan mudah dapat dikeluarkan dari
batuan itu.
Pengawetan
pada fosil
Pada umumnya hanya bagain-bagian
suatu jasad yang bermineral yang cocok untuk memfosil. Walaupun demikian sangat
jarang susunan yang semula dapat kita temukan kembali. Suatu fosil dapat
tersimpan dalam cara-cara yang berikut :
1.
Hampir-hampir
tak berubah dalam keadaan yang semula, baik secara kimia maupun fisika.
2.
Keadaan
fisika (struktur) yang semula masih tetap, tetapi secara kimia telah ada
perubahan-perubahan.
3.
Perubahan-perubahan
fisika dan kimia.
Pemfosilan
yang jarang terjadi
Dalam keadaan-keadaan yang sangat jarang, dapat kita jumpai
bagian-bagian jasad yang tak bermineral atau yang tak seberapa bertahan. Dalam
hal ini yang terkenal ialah bangkai Rhinoceros dan Mammouth, yang tersimpan
dalam tanah di Siberia yang beku.
Pemumian (mumifikasi) bagian-bagian lunak binatang menyusui terjadi
juga dalam aspal di Starunia, di Karpatia Timur. Dalam hal ini aspal menjadi
penghalang udara yang sempurna.
Serangga yang sangat lembut telah tersimpan dalam getah damar
fosil, yang telah melingkupi serangga itu ketika masih cair dan menetas pada
batang pohon. Damar fosil itu terkenal di negeri-negeri laut timur dan
dinamakan batu ambar.
Dalam beberapa sedimen, terutama batu gamping, yang mungkin sebagai
debu terbawa oleh angin dan diendapkan dalam danau-danau atau laut-laut yang
dangkal, dapat diperlihatkan kesan-kesan yang indah dari pada bagian-bagian
organik yang sangat lembut.
Jejak
hidup yang fosil
Tidak hanya binatangnya yang dapat tersimpan sebagai fosil, tetapi
juga berbagai gerak yang tertentu sewaktu hidup. Jejak yang ditinggalkan oleh
binatang sewaktu berjalan melalui sedimen yang lembut dan kemudian menjadi
keras adalah kejadian yang banyak terdapat. Terutama jejak rayap oleh
cacing-cacing, gastropoda, dll. Menutupi sedimen yang tertentu pada seluruhnya.
Suatu contoh ialah flysch helminthoida di Alpina. Dalam trias diAmerika Utara
terdapat bidang perlapisan yang pada keseluruhannya berjejak yang berasal dari
reptilia-reptilia besar, yang sisa-sisanya sendiri jarang didapati orang.
Jasad-jasad yang melubang dan menggali meninggalkan liang-liang dan
rongga-rongga dalam batuan dalam fosil isinya. Terutama Pelecypoda, sepon-sepon
dan landak laut banyak yang berbuat demikian. Juga binatang-binatang darat
dapat berbuat yang demikian itu. Yang terkenal diantaranya ialah spirophyton
dari endapan-endapan paleozoikum dan Daeomonophelis dari endapan Miosen di
Amerika Utara bagian barat.
Pemakaian
fosil dalam stratigrafi
Nilai fosil bagi stratigrafi bersandarkan pada gejala yang
membuktikan bahwa jasad-jasad dalam berbagai zaman geologi tidaklah sama.
Semenjak permulaan abad ke-19 sudah diketahui orang bahwa dalam berbagai
lapisan tanah yang letakya tersusun yang satu diatas yang lain, dapat ditemukan
fosil-fosil yang berlainan. Tak lama kemudian diketahui orang pula, bahwa
urutan fosil-fosil seperti di suatu tempat yanggtertentu, yang dapat dijumpai
pula di tempat lain walaupun letak tempat yang lain itu kadang-kadang berjauhan
dengan tempat-tempat yang pertama.dengan jalan membandingkan sejumlah besar
urutan stratigrafi yang mengandung fosil ternyata, bahwa ada beberapa fosil
yang terdapat didalam sejumlah besar formasi yang berurutan. Tetapi ada pula
fosil-fosil yang terdapat hanya terbatas didalam suatu formasi, bahkan ada
fosil yang hanya terdapat didalam suatu lapisan saja dan tidak tampak lagi
dalam lapisan atau formasi yang lain.
Fosil
penunjuk
Ada beberapa jasad yang telah mengalami evolusi yang demikian
cepatnya dan tersebarnya pun luas pula, sehingga terdapatnya sangat terbatas.
Fosil-fosil yang demikian itu dinamai fosil penunjuk atau fosil pandu.
Jadi definisi bagi siatu fosil penunjuk yang baik ialah, suatu
fosil yang mempunyai penyebaran yang luas kearah mendatar, tetapi sempit kearah
tegak. Yang perlu pula ditambahkan disini ialah, bahwa fosil itu sedaat mungkin
jangan bergantung kepada sedimen yang mengandungnya.
Lapisan atau urutan lapisan-lapisan sedimen yang mengandung fosil
penunjuk itu disebut jalur atau zone. Jalur itu hanya mengenai sebagian kecil
dari pada urutan sedimen dari masa geologi. Tetapi fosil-fosil penunjuk dapat
juga menjadi ciri untuk bagian-bagian yang besar dalam masa geologi itu.
Bagian-bagian
waktu geologi
Bahwa waktu geologi itu dibagi menurut perkembangan hidup, dapat
dilihat pada nama-nama yang telah diberikan kepada satuan-satuan waktu yang
besar dari pada waktu geologi itu. Pada dasar semmua sedimen-sedimen didapatkan
batuan yang sama sekali tidak mengandung fosil, masa ini dinamakan Azoikum.
Diatas lapisan ini menyusul lapisan-lapisan batuan yang hanya
mengandung bekas bentuk-bentuk hidup yang sederhana, terutama tumbuhan tingkat
rendah yangg mengeluarkan gamping. Masa pembentukan sedimen-sedimen itu dinamai
poroterozoikum.
Satuan watu (masa atau era) yang berikutnya sudah mengandung banyak
fosil, sebagian dari bentuk-bentuk hidup yang telah khusus( crustacaea,
ikabn-ikan, amfibia, reptilia). Tetapi semua binatang itu dan tumbuhannya kini
tidak terdapatlagi dalam bentuk hidup karena telah punah, satuan waktu ini
dinamai paleozoikum.
Sesudah itu datang satuan waktu yang mempunyai tumbuhan dan
binatang yang erat hubungan nkekeluargaannya dengan yang ada sekarang,
mempunyai bentuk-bentuk raksasa dalam reptilia sebagau ciri dinamakan masa
Mesozoikum.
Akhirnya datang lah suatu masa dengan sisa-sisa fosil yang
menunjukkan permulaan pembentukan flora dan fauna yang sekarang, masa ini
dinamakan kenozoikum. Waktu adanya manusia di dunia, yaitu pada bagian kenozoikum
yang terakhir. Waktu ini oleh A.W. Garabau dinamakan psikozoikum suatu nama
yang tidak la zim dipakai
orang.
Setiap masa itu dibagi lagi dalam beberapa zaman. Pemberian nama
pada zaman-zaman itu berdasarkan macam-macam. Beberapa diantaranya berasal dari
wilayah tipe (Devon, Perm, Jura ) yang lain menurut suku bangsa yang telah
bertempat tinggal ditempat-tempat yang batuan-batuannya dari zaman itu
(kambrium, silur). Yang lain menurut sifat batuan yang mula-mula digolongkan
kedalam zaman itu (karbon, kapur), atau berasal dari pembagian yang semula
(trias). Pembagian kenozoikum berdasarkan pada makin bnyaknya jasad-jasad yang
ada sekarang (paleogen,neogen). Setiap zaman itu terbagi lagi atas kala.
Kala-kala itu pun namanya terbentuk dari wilayah tipe, menurut sifat-sifat
tertentu.
Satuan-satuan
stratigrafi waktu
Waktu geologi itu berlalu tetap terus menerus (kontinu), sedangakan
pembentukan sedimen-sedimen dan batuan-batuan lainnya selama waktu geologi itu
tidaklah terus menerus (diskontinu).diberbagai tempat pada waktu yang bersamaan
diendapkan sedimen-sedimen yang berlainan, sedangkan pada suatu tempat tertentu
selama suatu waktu sifat pengendapan berubah atau karena
pengangkatan,sedimentasi dapat berubah menjadi erosi.
Dalam praktek ahli geologi-stratigarfi berhubuungan dengan
satuan-satuan yang tak menerus itu. Satuan-satuan tadi memang erat hubungannya
dengan pengertian tentang waktu, jika korelasi sinkron digunakan dengan
daerah-daerah lain, tetapi sifat-sifatnya berlainan sama sekali dengan pengertian
waktu yang khas. Satuan-satuan tersebut dinamai satuan startigrafii waktu,
masing-masing namanya ialah sistem,deret, dan jenjang.
Sistem,deret,
dan jenjang.
Sistem ialah tumpukan sedimen yang diendapkan selama suatu zaman.
Deret ialah suatu tumpukan sedimen yang terbentuk selama suatu kala. Jenjang
ialah tumpukan sedimen yang telah diemmdapkan selama suatu waktu.
Daur
geologi
Tidak semua endapan mengandung fosil-fosil. Beberapa endapan
diantaranya mengalami perubahan yang sangat besar, akiibat tekanan dan
temperatur yang tinggi, sehingga fosil-fosil yang mungkin ada di dalamnya tidak
dapat lagi dikenal. Gejala ini banyak terdapat di daerah-daerah yang mengalamii
banyak gerak-gerak, terutama didaerah geosinklin.
Dalam hal-hal yang serupa itu adanya korelasi yang teliti tidaklah
mungkin, tetapi pembagian stratigrafi pada garis besarnya saja dapat dilakukan.
Disini kita dapat mempergunakan daur-daur geologi yangg terutama dapat dilihat
didaerah-daerah geosinklin yang terlipat.
Yang dinamai daur geologi atau siklus geologi itu ialah urutan
sejumlah peristiwa-peristiwa geologi yang mempunyai hubungan yang tertentu dan
dipandang secara global terjadinya pada waktu yang bersamaan di tempat-tempat
yang letaknya terpisah-pisah jauh.
1.
Sebagai
permulaan suatu daur geologi ialah terjadinya suatu cekungan dan pengendapan
sedimen didalamnya.
2.
Fase
kedua dalam daur ulang ialah pengangkatan dan pengubahan bentuk sedimen-sedimen
dalam cekungan itu.
3.
Fase
ketiga ialah perombakan daerah yang terangkat tadi oleh erosi yang berakahir
dengan pembetukan suatu hampirata atau peneplain.
Fase yang ketiga dari suatu daur (erosi dan pembentukan hampirata)
acapkali meru[akan permulaan suatu daur baru. Genang laut membentuk hampirata
dan juga koonglomerat alas diatasnya. Setelah daur yang kedua, daur yang ketiga
dapat menyusul sehingga penguubahan bentuk lapisan-lapisan yang lebih tua dan
perubahan-perubahan fisika dan kimia yang menyertainya menjadi makin hebat.
Dengan berdasarkan kepada tingkat metamorfosis serta pengubahan bentuk, kadang-kadang
orang dapat menentukan termasuk kedalam daur manakah suatu sistem baruan
tertentu.
Pembagian
menjadi daur
Dengan jalan ini terbukalah kemungkinan untuk membagi sejarah
geologi dalam beberapa daur. Jika keadaan baik dalam batuan-batuan tertua yang
tak berfosil dapat kita mengenal empat daur, karena setiap daur memerlukan
beberapa ratus juta tahun, hal itu menunujukkan bahwa uumur kerak bumi itu
telah lama sekali.
Dalam beberapa sejarah geologi dapat kita pelajari karena adanya
fosil-fosil, kita daptakan pula empat jalur. Jalur pertama ialah daur
paleozoikum tua atau daur kaledonia. Daur ini mulai dengan suatu genang laut
dan pembentukan cekungan pada suatu hampirata, dari fase terakhir daur
prakambrium. Fase yang pertama ini meliputi kambrium dan ordovisium. Fase yang
kedua yaitu pembentukan pegunungan dimana-mana di seluruh dunia. Fase ketiga
dalam devon perombakan pegunungan kaledonia secara besar-besaran. Pada waktu
yang sama devon itu merupakan permulaan suatu daur baru. Daur variscia atau
hercynia.
Perunbahan
iklim
Fase ke dua dari suatu daur kerap kali bercirikan
perbedaan-perbedaan yang jelas diantara daerah iklim. Dalam fase ini apabila
dibandingkan dengan fase ke 1, terdapat banyak iklim-iklim yang ekstrim. Pada
kebanyakan tempat kita dapatkan sebagai konglomerat-alas dari suatu daur baru
endapan yang terbentuk oleh gletser atau endapan yang terjadi dalam iklim gurun
yang mempunyai warna merah sebagai ciri.
Jalur
dalam laut
cekungan laut dapat kita bagi menjadi beberapa jalur dalam., mulai
dari pantai sehingga tempat yang sedalam-dalamnya. Setiap jalur itu pada
umumnya bercirikan persekutuan hidup jasad-jasad yang tertentu. Bagian cekungan
lautan yang terletak diantara pasang-naik dan pasang-surut dinamai jalur tepi
laut. Daerah diantara garis surut dan tempat sedalam-dalamnya yan masih dapat
di capai oleh daya sinar matahari (50 m), dinamai jalur fosil-fosil yang
termasuk batial dan abisal terdapat pula pada jalur-jalur yang lebih tinggi
jika fosil-fosil itu didapatkan sendiri dan tidak tercampur dengan fosil-fosil
dari jalur neritik atau epineritik, maka yang ditunjukkan fosil-fosil itu ialah
jalur dalam yang sesungguhnya.
BAB 25
FASIES DAN SEDIMEN
Penyebaran
sedimen, besarnya butir.
Misalkan sedimen terbentuk dalam
suati cekungan. Di dekat patai, tampat sungai-sungai dan anak-anak air yang
mengangkut bahan sedimen bermuara, pada umumnya akan menjumpai sedimen-sedimen
yang berbutir kasar m(kerikil, pasir). Dayab angkut sungai untruk bahan sedimen
bergantung pada kecepatan arus, juga kepada berat bahan yang diangkut dan
kepada besar butirnya. Butir-buti yang besar lebih sukar diangkut dari pada
yang halus, ini semua dikuasai oleh hukum fisika yang pelik. Jika air
pengangkut bahan itu mengalir kedalam cekungan tadi, maka dengan berkurangnya
kecepatan arus. Pertama-tama sekali akan diendapkan butir-butir yang kasar dan
bahan yang berat. Kecepatan air itu masih cukup untuk mengangkut bahan yang
lebih ringan dan butir-butir yang lebih halus. Makin jauh kedalam cekugan, air
menjadi cukup tenang sehingga bahan-bahan tadi dapat mengendap (pasir halus dan
lanau). Sebagian daripada bahan sedimen itu masih saja tetap melayang-layang
(dalam suspensi), dan dengan gerak-gerak yang tidak seberapa jika besar
butirnya tidak besar, bagian tadi dapat terangkut hingga sampai dipusat
cekungan itu. Jadi bagian itu terangkut lebih jauh dari pantai jika
dibandingkan dengan bagian-bagian yang lebih kasar.
Bahan yang sangat halus ini, yang
kadang-kadang untuk sebagian berbentuk koloid, membentuk lempung. Akhirnya
disini air menjadi cukup jernih sehingga jasad-jasad pembentuk batuan dapat
hidup dengan baik didalamnya. Jasad-jasad itu kerap kali memerlukan air yang
sangat jernih, terutama misalnya binatang karang (koral). Koral itu dapat
berkembang diluar daerah pengendapan lempung, jika syarat-syarat lainnya
terpenuhi. Jasad-jasad pembentuk batuan
tadi dapat membentuk batu gamping dan dalam daerah peralihan dapat terjadi
campuran antara lempung dan gamping yang kita namai napal.
Pengertian
tentang fasies
Dalam sesuatu waktu tertentu dapat
terbentuk berdampingan batuan-batuan yang beraneka suatu lapisan yang pada
hakekatnya merupakan suatu isokron pada arah mendatar, berganti-ganti
susunannya. Kejadian ini dapat berlangsung perlahan-lahan dan berangsur-angsur
terutama misalnya didaerah delta atau didekat terumbu-terumbu koral. Lingkungan
setempat yang terbatas itu bernama litotop.
Dalam stratigrafi gejala ini
dinyatakan dengan kata-kata fasies sesuatu lapisan tertentu berganti atau
berubah. Arti fasies yang sebenarnya ialah roman muka. Dalam stratigrafi,
fasies itu berarti susunan litologi setempat dari sesuatu lapisan atau
sekelompok lapisan (formasi) yang bergantung kepada suasana tempat dalam
cekungan, sewaktu pembentukan lapisan atau formasi itu. Lebih baik jika di namakan
litofasies (dari litho = batu, dan facies = roman muka).
Golongan-golongan
binatang yang tidak bergantung pada jalur dalam
Banyak sekali fosil-fosil yang berasal dari golonga-golongan yang
telah lama sekali punah dan yang tidak lagi mempunyai keturunan-keturunan yang
dapat diperbandimgkan dalam lautan sekarang. Oleh karena itu lebih baik kita
pergunakan golongan-golongan binatang yang tidak bergantung kepada dalamnya
laut dan dapat diendapkan dalam semua jalur dan fasies. Teranglah bahwa untuk
keperluan ini tidak dapat kita pergunakan binatang-binatang yang hidupnya di
dekat dasar atau pada dasar laut, tetapi hanya golongan-golongan yang
bergeraknya didekat permukaan air dengan cara berenang atau mengapung.
Binatang-binatang laut yang hidupnya di dasar laut atau di
dekatnya, biasanya disebut bentos. Bentos yang bergerak didasar laut (bentos
vagil) dan bentos yang tumbuhnya terikat pada suatu tempat (bentos sesil).
Landak laut, siput dll termasuk golongan yang pertama, oral dan tiram berjenis
Brachiopoda dsb. Termasuk golongan yang kedua.
Binatang-binatang yang cara hidunya tidak bergantung kepada dasar
laut dan yang biasanya menjadi penghuni lapis-lapis air bagian atas, dinamai
binatang-binatang pelagos. Sebagian diantaranya mempunyai alat badan sendiri
untuk bergerak maju sehingga dapat tinggal didaerah kediaman tertentu yang
mempunyai banyak makanan atau yang keadaanya baik baginya. Binatang palegos ini
dimasukkan kedalam golongan nekton.
Binatang
pelagos sbagai fosil penunjuk yang baik sekali
Binatang-binatang pelagos itu kurang bergantung kepada keadaan
dasar lautan dan dalamnya air, jika dibandingkan dengan bentos. Diantara
binatang-binatang pelagos banyak yang makanannya bergantung kepada bentos atau kepada
tumbuhan hijau yang ada di dasar laut, dan banyak pula yang hidupnya
semata-mata dari lapisan plangton pada permukaan air atau yang makan bangkai
jasad-jasad yang tenggelam (terutama ikan-ikan laut dalam).
Binatang-binatang pelagos itulah yang
menghasilkan fosil-fosil yang tidak bergantung kepada jalur dalam cekungan dan
diantaranya kita dapatkan fosil-fosil penunjuk yang baik sekali. Yang kerapkali
tersebar meliputi jarak-jarak jauh karena akibat arus-arus, terutama ialah
fosil dapat dipergunakan untuk korelasi antar benua.
Pembatasan
pengertian fasies
Pengertian fasies itu dapat kita gunakan bagi perubahan-perubahan
yang terjadi didalam suatu batuan (satuan stratigrafi waktu) pada arah
mendatar. Tetapi kerapkali kata fasies itu dipergunakan dalam arti umum,
misalnya untuk menunjukkan lingkungan tempat pengendapan sesuatu batuan yang
lebih luas. Batuan-batuan yang diendapkan didaratan berfasies daratan
(kontinen) yang diendapkan didalam lautan berfasies lauta (marin). Suatu batuan
yang terbentuk oleh suatu gunung api berfasies vulkanik, yang diendapkan dalam
danau berfasies danau (limne), dalam rawa berfasies rawa (paluda), ditepi
pantai (air payau) berfasies paralas. Dengan cara ini dapat kita masukkan
setiap batuan sedimen kedalam sesuatu fasies. Hendaknya kata fasies jangan itu
jangan dipakai saja, lebih baik katakan sedimen marin, sedimen limne, sedimen
kontinen dst.
Pembagian
fasies dalam cekungan
Pada umumnya kita lebih sering
berhadapan dengan satuan-satuan stratigrafi waktu yang lebih besar, daripada
satu lapisan atau satu formasi saja. Jika diamati cekungan seluruhnya atau
bagian terbesarnya, maka biasanya di dapatkan suatu gambaran yang ruwet lagi.
Ini disebabkan karena dasar menunjukkan adanya gerak naik atau gerak turun
waktru sedimentasi itu. Juga dalam cekungan-cekungan yang dasarnya mantap
pembagian fasies itu lebih ruwet daripada pembagian sebuah lapisan yang telah
digambarkan.
Cekungan-cekungan
tak mantap
Sebetulnya cekungan-cekungan yang
sungguh-sungguh mantap tidak ada atau sangat jarang dijumpai. Hampir selalu ada
perubahan-perubahan dalam hubungan daratan-lautan. Pergeseran garis pantai
positif dan negatif mungkiin terjadi berganti-ganti. Dalam hal yang pertama
lautan mendesak daratan (genang laut, transgresi) dan dalam hal yang kedua
daratan meluas terhadap lautan (susut laut, regresi). Pada garis besarnya dapat
kita bedakan empat peristiwa :
1.
Genang
laut dan susut laut saling berganti didalam suatu cekungan yang keadaanya tetap
mantap, sehingga lambat laun seluruhnya terisi dengan sedimen.
2.
Ada
penurunan dasar yang perlahan-lahan, tetapi kecepatannya lebih besar dari pada
pengendapan sedimen.
3.
Ada
penurunan dasar, tetapi pengendapan lebih cepat lagi.
4.
Akhirnya
dapat pula terjadi bahwa pengendapan dan penurunan dasar lebih kurang sama
cepatnya.
Pergantian
fasies yang cepat
Fasies sedimen biasanya dapat tampak
meliputi daerah yang luas, tetapi kadang-kadang terjadi perubahan-perubahan
setempat yang cepat sekali yang disebabkan oleh suasana setempat. Sebagai
contoh dapatlah dikemukakan adanya arus-arus bawah laut setempat yang kuat.
Arus-arus itu disuatu tempat dapat mengikis dan membentuk lembah-lembah dan
alur-alur didasar laut. Setelah arus tadi lenyap, maka alur-alur itu dalam
waktu singkat dapat terisi dengan sedimen yangberbeda dengan batuan
sekelilingnya. Misalnya saja suatu alur terbentuk dalam lempung yang kemudian
terisi dengan pasir, bangunan pasir yang memanjang dalam lempung. Hal seperti
ini dapat juga misalnya terbentuk karena pengikisan sedimen-sedimen litoral
sewaktu ada regresi dan pengikisan lagi sewaktu ada transgresi yang berikutnya.
Bangunan-bangunan pasir yang serupa itu banyak juga ditemukan dalam endapan
batu bara Eropa, selanjutnya ditemukan pula dalam endapan-endapan tersier
tertentu di Amerika yangg kerapkali mengandung minyak bumi.
Bab 26
Sedikit tentang terjadinya bumi
a. Hipotesis
kant dan laplace
Hipotesis
yang tertua dan yang paling dikenal orang ialah hipotesis kabut yang disusun
oleh kant dan laplaca pada awal abad ke 19. Mereka menyangka bahwa bumi terjadi
bersama-sama dengan matahari dan planat-planet lain, yang berasal dari kabut
atau awan gas yang berbentuk bulatan atau cakram . awan gas tersebut semakin
lama semakin padat dan kemudian tersepisah menjadi lingkaran-lingkaran yang
sepusat. Akhirnya bahan yang merupakan lingkaran –lingkaran itu masing-masing lalu mengempal meliputi suatu
inti, maka terjadilah suatu planet-planet yang beredar mengelilingi bagian
pusat atau inti awan yang semula, melalui lintasan yang berbentuk lingkaran.
Bagian pusat itulah yang kiranya membentuk matahari.
b. Hipotesis
pasang-surut chamberlin-moulton dan jeans jeffreys
Hipotesis yang
menyangka bahwa planet-planet semula merupakan bagian dari matahari.
Planet-planet itu kemudian terlemparkan keluar dari matahari pada suatu letusan
besar yang terjadi akibat berlalunya sebuah bintang lain. Menurut perhitungan
lalunya bintang itu dapat menimbulkan gelombang pasang yang melepaskan diri
dari matahari dan kemudian pecah menjadi beberapa besar, butir-butir kecil.
Butir-butir tetesanya yang terbesar diantaranya karena jaraknya dapat menarik
butir-butir yang kecil, sehingga akhirnya tercapailah gumpalan sebesar
planet-planet yang sekarang.
Meteorit dan susunan
kerak bumi
Sewaktu-waktu
bagian bahan yang berasal dari cakrawala sampai ketempat yang dipengaruhi daya
penarik bumi, sehingga benda-benda itu sampai kepermukaan bumi sebagai meteor
atau bintang jatuh. Kebanyakan diantaranya terbakar saat melewati atmosfer.
Bagian-bagian yang dapat terhindar dari
pembakaran itu menunjukan bahwa materi di cakrawala diluar bumi itu terdiri
dari molekul-molekul dan unsure-unsur yang serupa dengan bumi.
BAB
27
PRAKAMBRIUM
Definisi system prakambrium
Batuan-batuan yang tertua yang mengandung fosil
banyak dan yang dapat pula dipakai untuk mengkorelasi, disebut kambrium. Alas
system prakambium merupakan bidang yang terpenting dalam stratigrafi. Alas ini
bias disamakan dengan tahun 0, tahun kelahiran isa Al-masih sebagai permulaan
rarich masehi. Yang khas dari prakambrium ialah lapisan selalu terdapat lapisan
yang mengandung fosil, kecuali jika batuan itu tergeser atas batuan yang lebih
muda akibat gaya-gaya pembentuk pegunungan.
Sifat batuan prakambrium
Dalam lapisan prakambrium terutama terdapat pada
batuan-batuan yang berhambur,baik yang berasal dari pembentukan magma cair,
maupun dari perhambuaran dan peleburan kembali batuan sedimen dan batuan
lainnya. Yang disebabkan oleh perubahan kimia dan fisika pada sedimen dan
batuan beku(metamorphosis).
Unsur lapisan prakambrium
Hal itu semua dapat kita pahami apabila kita ingat
bahwa kambrium itu lebih kurang berumur 500 juta tahun. Karena kerak bumi
menurut perhitungan kita lk 3.500 juta tahun maka batuan-batuan prakambrium
telah mengalami sejarah selama 3.00 juta tahun, 6 kali lebih tua dari pada
waktu pembentukan batuan yang berfosil.
Dimana terdapatnya lapisan prakambrium
Batuan prakambrium terdapat diseluruh permukaan bumi
didaerah yang sangat terbatas. Pada umumnya daerah tersebut merupakan bagian
pusat benua-benua itu disebabkan karena bentuknya yang agak melingkar lagi pula
permukaanya aagak melengkung. Batuan prakambrium banyak tampak pada permukaan
daerah kanada disekitar teluk Hudson, amerika utara didaerah lajur yang tak
berapa lembarnya dibagian timur dan barat. Dan ditempat lainnya
Ini adalah daerah yang lapisannya telah dipelajari
oleh sarjana-sarjana,
Grand Canyo
Tempat ini adalah salah satu tempat yang terdapatnya
batuan2 prakambrium yang sangat mashur. Lapisan teratas termasuk mesozoikum,
yang terbawah termasuk paleozoikum dan bagian yang terdalam lagi terdiri dari
lapisan prakambrium. Dibagian yang tertua dan letaknya yang terbawah terdiri
dari batuan yang terlipat dan sangat mengalami metamorphosis. Diatas hamparan
yang tua itu kemudian telah diendapkan sedimen secara mendatar, jadi yang
terpisah oleh suatu bidang diskordansi-sudut dari sekis Vishnu. Sedimen-sedimen
ini tidak lagi terlipat, tetapi oleh patahan telah terpecah belah menjadi
beberapa gumpalan.
Perisai, Kanada didekat Danau-danau besar
Baik perisai kanada maupun perisai fennoskandia
sewaktu pergeseran yang belum lama lampau telah tertutup dengan
gletser-gletser. Gletser itu memang pada banyak tempat telah meninggalkan
berlapis-lapis lempung dan pasir, sehingga batuan prakambrium dibawahnya
tertutup olehnya, tetapi diberbagai tempat tanahbawahnya justru telah terkeruk
sampai bersih, sehingga terlihatlah singkapan yang bagus. Lapisan bawah daur
yang tertua yaitu system Keewatin. Tidak deketahui orang. Endapan-endapanya
bersifat vulkanik.
Sesudah hamparan ini menyusul pengendapan
batuan-batuan yang termasuk system timiskaming dengan alas suatu konglomerat
dengan kerataan yang berasal dari granit laurensia. Batuan system timiskaming
tidak bersifat vulkanik. Dalam zaman timiskaming atas sedimen-sedimen tadi lagi
dan diterobos oleh granit yaitu yaitu granit algomia.
Perisai Fennoskandia atau Baltik
Perisai ini juga tersingkap hingga terang sekali
oleh pengikisan glacial. Tentang daur yang terdapat tak banyak diketahu orang.
Hal itu telah ditemukan orang didekat laut putih. Disana terdapat granit-granit
yang berumur lk. 1500 jth. Batuan-batuannya membentuk suatu pegunungan tua yang
dinamai marelbida. Daur yang berikut telah membentuk suatu pegunungan yang kini
telah lenyap yang diberi nama svekofennida.
Setalah membentuk hampirata daripada svekofennida
muncullah suatu daur baru yaitu daur karelida atau gothokarelida. Kedalaman
karelida telah menerobos suatu granit yang telah ditemukan banyak orang di
finlandia.
Perisai Australia
Di Australia prakambrium terutama terdapat dibagian
tengah dan bagian barat. Prakambrium keduanya terdiri dari batuan yang sangat
terubah oleh metamorphosis. Prakambrium tengah hanya dikenal karena adanya
konglomerat alas dengan unsure yang berasal dari prakambrium bawah.
Prakambrium atas sangat berbeda dengan lapisan
tersebut. Yaitu sedimennya tak begitu berubah.
Kesan hidup dalam prakambrium
Kesan hidup yang pertama yang kita jumpai sudah
sangat lama umurnya. Kesan itu ditemukan oleh orang didalam sedimen-sedimen tua
yang berasal dari rhodesai. Dengan cara-cara radioaktif batuan itu telah
terukur lk.2.650 thl.
Orang mengira bahwa beberapa zat gampingyang
berbonggol-bonggol yang berlapis dan memancar dengan bentuk yang tak teratur
atau bahkan kadang dengan lapisan karbon.
Iklim dalam Prakambrium
Tidak kita ketahui sedikitpun tentang keadaan iklim
dibumi kita pada waktu permulaan sesudah pembentukan kerak. Prakambrium kita
ketahui bahwa saat itu daerah terlampau dingin. Sedangkan pada waktu-waktu yang
lain iklim2 yang panas dan terlihat lembab. Tetapi sukar sekali mengambil
kesimpulan mengenai iklim lapisan sedimen yang ada. Pada waktu itu permukaan
bumi diatas mukalaut merupakan gurun, yang tidak disebabkan karena kekurangan
air yang sangat besar, seperti halnya gurun sahara. Tumbuhan baru muncul pada paleozoikum atas.
BAB 28-29
Definisi Kambrium
Setelah
susut laut pada akhir prakambrium pada banyak tempat di temukan kambrium
sebagai suatu daur genang laut, lapisan-lapisan yang diendapkan di laut
terletak diskordan di atas batuan-batuan prakambrium yang terlipat karena
metamorphosis. Tetapi yang sangat khas bagi endapan-endapan kambrium ialah
timbulnya jasad-jasad fosil yang telah mencapai tingkatan perkembangan yang
lebih tinggi dari pada yang dapat kita jumpai dibeberapa lapisan prakambrium
Sistem
Kambrium itu untuk pertama kali dikenal orang di daerah Wales. Nama Kambrium
diambil dari suku Kelt, yang suatu Julius Caesar bertempat tinggal disana,
yaitu orang-orang Kambria atau Kimbria.
Perkembangan hidup dalam Kambrium
Dalam
endapan-endapan Kambrium kita temukan banyak fosil, sehingga banyaklah yang
dapat kita ketahui tentang kehidupan dalam zaman ini. Semua hidup masih
terbatas pada air, kita temukan menuju jasad-jasad air, terutama jasad-jasad
lautan (marin)
Pokok
(Filum) kelas Anak kelas Bangsa (Ordo)
Protozoa Khizopoda Foraminifera
Radiolaria
Porifera Spongise Silicea Triaxonia
Tetrazonia
Monaxonia
Archacocyatha
Coelonterata Hydrozoa Stromatoporoidea
(Binatang
Rongga) Conularida
Scyohozoa Tetracoralla
Anthozoa Tabulata
Annehda chaetopoda
Sipuoculida
Arthropoda Onychophora
Crustacea Trilobita Proparia
Opisthoparia
Entomostraca
Malacostraca
Chelicerata Morostomata Aglaspida
Moluska Gastropoda Amphigastopoda Tryblidiacea
Bellerophontacea
Prosobranchia Archaeogastropoda
Cephalopoda Tetrabranchia Nautiloidea
Bryozoa
Brachiopoda Iuarticulata
Articulata
Graptozoa Dendroldea
Echinodermata Pelmatozoa Cystoidea
Edrioasteroidea
Archaeocyatha
Archaeocyatha
merupakan suatu jasad kelompok jasad yang telah punah, yang suatu Kambrium dan
sebagian dari pada zaman yang berkikutnya lebih kurang sama peranannya dengan
binatang karang (koral) sekarang. Meskipun kelompok itu tidak membentuk
kelompok koloni seperti binatang karang, pada banyak tempat telah membentuk
endapan-endapan gamping yang tebal. Endapan-endapan itu menyerupai terumbu yang
dapat disamakan dengan terumbu-terumbu koral pada waktu sekarang di laut-laut
daerah tropika.
Trilobite
Fosil-fosil
penunjuk yang terpenting bagi Kambrium ialah Trilobita, kelompok binatang yang telah sangat terkhususkan dan
termasuk Crustaceae (binatang
berkulit keras) dan sekeluarga dengan kerang-kerangan dan udang-udangan pada
waktu sekarang.
Daerah Fauna
Trilobita
daerah sekeliling samudra Atlantik persekutuan hidupnya berbeda dengan
Trilobita sekeliling samudra pasifik. Disini kita berkenalan dengan daerah
fauna, yaitu daerah-daerah yang menurut geografi bercirikan suatu persekutuan
hidup binatang tertentu yang berbeda dengan persekutuan hidup pada daerah lain.
Kambrium kita bedakan daerah fauna Atlantik dan daerah Pasifik, sedangkan di
Tiongkok terdapat suatu fauna campuran.
Beberapa binatang lain dari
Kambrium
Binatang
Brachiopoda, semenjak Kambrium hingga
kini dapat dikatakan terus hidup tanpa perubahan. Echinodermata, atau binatang berkulit duri juga landak laut,
teripang dan lili laut yang hidup pada waktu sekarang termasuk kelompok
binatang ini. Volborthella yang hanya
didapatkan di daerah fauna atlantik, ialah nenek moyang Nautiloida, diantaranya Nautilus
yang terkenal dari laut Indonesia termasuk di dalamnya.Volborthella adalah seekor binatang yang kecil tak berarti, tetapi
dari binatang ini timbul perkembangan yang memberikan sekelompok bintang yang
sangat penting artinya sebagai fosil penunjuk selama paleozoikum yang agak kemudian, lebih-lebih selama mesozoikum.
Hampir
semua binatang-binatang Kambrium yang
kita kenal kecil. Paradoxides harlani yang panjangnya kurang lebih
40cm adalah binatang yang terbesar di zaman itu. Binantang ini termasuk Trilobita.
Sebab-sebab yang mengakibatkan
perkembangan jasad-jasad
Setelah
dalam Prakambrium tidak terdapat kehidupan binatang yang dapat memfosil, maka dalam
Xambrium kekayaan yang sangat mengherankan akan hidup demikian itu.
Adanya
binatang yang dapat memfosil yang sekian banyaknya itu dan ditemukan untuk
sebagian besar disana, dapatlah kiranya disebabkan oleh dua hal yang berikut:
1. Tentang
batuan-batuan yang tidak terkena metamorphosis lebih banyak dalam Kambrium dari
pada dalam Prakambrium. Pengaruh metamorphosis ini pada banyak sedimen Kambrium
sangatlah kecilnya. Sehingga susunan batuan-batuan itu sangat mirip dengan
batuan yang telah diendapkan dalam zaman geologi yang lebih muda.
2. Karena
suasana yang tidak dapat kita selidiki, maka setelah Prakambrium beberapa
kelompok binatang telah mempunyai rangka.
Tentang
sebab-sebab mengapa binatang-binatang itu membentuk lapis pelindung, hanya
dapat kita terka:
1. Makin
banyaknya binatang-binatang yang sebagian besar hidupnya setara bentos pada
jalur neritik. Bukan saja jumlah individu yang makin meningkat, tetapi terutama
jumlah bentuk-bentuk , jenis-jenis, bangsa-bangsa, dan keluarga-keluarga yang
terkhususkan kepada cara hidup tertentu.
2. Sebab
yang kedua mengapa pembentukan suatu rangka itu menguntungkan, kiranya terletak
pada jasad-jasad . apabila sebuah jasad menjadi makin muskil dan makin besar,
maka makin sukar berlakunya pelepasan dan pembuangan zat-zat secara langsung
tidak berguna pembangunan badannya atau pemberian tenaga baginya.
3. Hipotesis
ketiga yang telah dibuat ialah, bahwa lautan-lautan dalam Prakambrium menurut
perbandingan tidak seberapa besar akan kadar garam-garam kalsiumnya.
Pembagian Kambrium menjadi 3
bagian.
Dengan
mempergunakan fosil-fosil zaman Kambrium itu dapat kita bagi menjadi tiga buah
kala.
Fauna
Kambrium Bawah masih bersifat Kosmopolit, artinya binatang-binatang itu masih
terdapat dimana-mana di dunia.
Fauna
Kambrium Tengah sudah nyata terbagi menjadi daerah fauna Pasifik dan daerah
fauna Atlantik.
Dalam
Kambrium Atas kita bersua dengan daerah fauna Atlantik.
Tersebarnya batuan-batuan Kambrium
Untuk
pertama kali kita temukan dalam Kambrium batuan yang terbentuk baik dalam
geosinklin, maupun dalam cekungan keratin atau epikontinen (tepi benua)
Endapan
epikontinen ditemukan orang sepanjang keratin, seperti dinegeri-negeri Baltik,
Rusia, Kanada, Tiongkok. Dinegeri-negeri Baltik ditemukan orang banyak endapan
yang agaknya terbentuk dalam suasana laut hitam dengan gamping yang berbitumen,
banyak pirit. Di daerah lain ditemukan orang sedimen yang berpasir dan sedimen
yang berlempung, yang kaya akan fosil dan terawetkan dengan baik.
Geosinklin di Eropa
Geosinklin
membentang di daerah-daerah yang kini bercirikan rangkaian-rangkaian
pegunungan. Geosinklinn Kaledonia membentang dari laut Es Utara sepanjang
Norwegia, pulau-pulau Hebrida, skotlandia dan Wales. Melalui Bretagne dan
Normandia geosinklin bersambung dengan geosinklin Mediterania yang mendahului
geosiklin Tethys. Geosinklin Mediterania membentang melalui Perancis Tegah,
Jerman Tengah hingga Silesia dan Bohernia.
Lapisan-lapisan
disini ternyata berkembang secara geosinklin dan mencapai tebal kurang lebih
4000 m. kambrium bawah terdiri dari Kwarsit. Kambrium Tengah terdiri atas sabak
laut yang sesungguhnya, sedangkan Kambrium Atas teridiri atas batu pasir yang
mengandung Brachiopoda.
Geosinklin di Asia dan Australia
Perisai
Fennoskandia-rusia ditimur dibatasi oleh geosinklin Ural, yang terbentang dari
geosinklin Mediterania ke Utara, selanjutnya geosinklin yang disebut kemudian
itu bersambung dengan geosinklin Paleokataisia yang terbentang melalui Tibet
sepanjang pantai timur Tiongkok hingga ke Peking. Cirri dari geosinklin ini
ialah gamping Archaecyathus yang tebalnya hingga 100 m.
Geosinklin dibelah bumi barat
Sepanjang
tepi timur Amerika Utara dan Kanada terbentang geosinklin Appalachia, yang
terpisahkan oleh sebuah lengkungan pulau-pulau dari samudra Atlantik.
Pulau-pulau itu telah lenyap (Appalachia). Geosinklin itu sendiri terbagi
menjadi dua bagian oleh sebuah pematang gunung sempit yang telah terangkat dan
terbentang memanjang sehingga karena itu dibagian timur terdapat fauna
Atlantik, dan dibagian barat.
Susut laut dan genang laut
Hampir
di mana-mana di dunia, Kambrium bawah, Kambrium Tengah dan Kambrium Atas
terpisah satu dengan yang lain oleh suatu susut laut yang pendek, yang disusul
oleh suatu genang laut yang baru. Genang laut yang terbesar tercapai pada
Kambrium Atas. Pada kala itu bagian besar dari pada perisai-perisai tua lenyap
di bawah lautan. Tetapi akhir Kambrium bercirikan lagi suatu susut laut yang
besar, diiringi oleh kegiatan vulkanik pada banyak daerah.
Iklim
Dari
penjabaran jenis-jenis binatang yang merata di dunia, terutama yaitu
Archaeocvathus, dapatlah kita tentukan bahwa sewaktu Kambrium tidak terdapat
pembatasan iklim yang nyata seperti sekarang. Diseluruh dunia pada ketika itu
terdapat iklim yang sedang bahkan panas. Ini adalah suatu keadaan yang dapat
dikatakan normal bagi bumi kita. Laut itu factor pengatur yang terpenting bagi
iklim. Lautan banyak menyerap kalor dari matahari dan memberikan lagi kalor itu
dengan perlahan-lahan.
Longgokan-longgokan bahan galian
yang penting artinya bagi kehidupan ekonomi
Di
india Kambrium Salt Range mengandung longgokan-longgokan garam dapur yang
penting. Bahan itu diusahakan orang secara besar-besaran. Karena garam dapur
itulah, pegunungan itu mendapat nama demikian. Di tempat lain Kambrium itu
tidak banyak mengandung mineral-mineral yang dapat diusahakan. Dibeberapa
tempat formasi itu merupakan sumber batu bangunan, disekitar Leningrad
lempung-lempungnya dipakai orang untuk membuat batubata
BAB XXIX
Definisi tentang Sistem Silur
Sistem
Silur disusun oleh Murchison di Wales bersamaan dengan Kambrium (1830-1840). Di
Eropa pada umumnya orang hanya mengenal satu zaman, yaitu zaman Silur, tetapi
zaman ini di Amerika terbagi menjadi dua zaman, yaitu Ordivician (silur bawah)
dan Silurruan (Silur atas atau Gothlandian di Eropa).
Pada
sisi bawahnya zaman Silur berbatasan dengan Kambrium, karena diantara kedua
system ini terdapat suatu rumpang yang disusul suatu susut laut. Selanjutnya
lapisan Silur bercirikan adanya fauna yang lebih meluas jika dibandingkan dengan Kambrium Silur bawah
dan Silur atas terpisahkan lagi oleh suatu susut laut dan diberbagai daerah
geosinklin oleh suatu pembentukan pegunungan dalam waktu yang singkat.
Pada
sisi atasnya Sistem Silur terpisahkan dari sistem yang berikutnya (yaitu Devon)
oleh suatu orogenesis yang penting yang disertai oleh suatu susut laut yang
besar. Oleh sebab itu maka senua batuan-batuan yang terbentuk kemudian,
terletak di atas Silur dengan suatu diskordansi sudut ataupun dengan suatu
rumpang.
Perkembangan hidup pada zaman Silur
Vertebrata
(binatang bertulang punggung). Manusia termasuk kelompok itu pula. Suatu
ichtisar mengenai binatang zaman Silur tercantum pada daftar yang berikut.
Binatang-binatang itu menambah binatang yang telah ada pada zaman Kambrium.
Filum Kelas Anak kelas ordo
Porifera Spongie
Coelenterate Calcarea
Hydrozoa Hydroidea
Arthopoda crustcea Entomostraca Ostracoda
Chelicerata Merostomata Eurypterida
Xiphosuran
Archnoidea Sorpionidae
Eutracheata Myriapoda Diploda
Moluska Amphineura Placopuera
Scaphopoda taxodanta
Lamellibranchianta Heteradonta
Desmodonta Anisomyaria
Graptolit: fosil penunjuk bagi
zaman Silur
Semenjak
zaman Kambrium ada suatu kelompok binatang yang muncul, kemudian kelompok
binatang itu selama Silur mencapai perkembangan yang luas dan punah sama sekali
pada akhir Silur yakni Graptolit. Itulah nama yang diberikan orang kepada
binatang td, yaitu koloni binatang-binatang kecil yang diliputi oleh suatu
rangka berzat tanduk. Koloni itu dalam hal ini dinamakan Rabdosoma.
Dengan
pertolongan binatang-binatang itu orang telah dapat membagi Silur di Wales
menjadi sejumlah besar jenjang, selanjutnya telah ternyata, bahwa pembagian ini
dapat pula dipakai di daerah yang letaknya jauh, seperti Amerika, Tiongkok,
Norwegia. Penyebaran ini disebabkan karena cara hidup Graptolit yang bersifat
plangto-plagos. Binatang itu bergantungan pada benda-benda yang mengapung
seperti ganggang laut, potongan-potongan kayu, ataupun gelembung pengapung
buatan sendiri. Oleh sebab itu binatang itu dapat tersebar ketempat-tempat yang
jauh, terbawa oleh angin dan arus. Binatang itu tidak bergantung pada dalamnya
air. Karena iklim yang sama dimana-mana maka penyebaran itu tidak terhalang
oleh batas-batas iklim dank arena genang laut yang besar pada zaman Silur,
tidak terdapat banyak penghalang berupa daratan. Oleh sebab itu maka Graptolit
adalah contoh fosil penunjuk klasik yang baik sekali.
Kelompok binatang lain
Selama
Silur tidak hanya Gaptozoa saja luas perkembangannya, tetapi juga banyak
kelompok binatang lain, Trilobita hidup terus tiada berkurang dan menunjukan
berbagai sifat khusus. Selanjutnya kini Brachiopoda berkembang menjadi berbagai
macam yang kemudian tidak lagi tercapat oleh kelompok ini. Diantaranya banyak
yang kini mempunyai suatu rangka tangan yang pelik dan berbentuk sebuah pilin.
Tetracoralla dan Tabulata membentuk endapan gamping yang tebal dan
kadang-kadang strukturnya pelik pula. Porifera (sepon) berangka bentuk koloni
Nautilooda (gurita, cumi) berkulit lurus, Crinoida (leli laut). Itu semua
penambahan fauna yang telah terjadi selama Kambrium, Yang juga mengherankan
ialah terutama perkembangan binatang-binatang dalam air tawar, kita jumpai
disini binatang-binatang yang menyerupai udang, yang berkeluarga dengan Limulus
yang sekarang masih hidup di laut Indonesia dan Amerika Tengah. Sewaktu Silur
atas binatang ini mencapai ukuran sampai kurang lebih 4 m. juga dalam air tawar
berkembang ikan yang pertama. Ikan-ikan itu tentu mendapat saingan yang hebat
dari pihak udang yang besar tadi. Oleh karena itu kulit pelindung mereka sangat
kuatnya.
Sifat sedimen yang diendapkan
selama zaman Silur
Sewaktu
zaman Silur dapat kita bedakan dua jenis rasies lautan tempat sedimen
diendapkan. Pertama kita temukan fasies Giaptolit yang terpencar luas, serpih
lempung hitam dan sabak biasanya dengan belahan yang bagus menurut pelapisan
yang semula dan dengan sisa-sisa Graptolit yang sangat banyak. Juga Trilobita
kadang-kadang ditemukan orang dalam serpih ini.Yang kedua ialah fasies pasir
gampingan yang diendapkan di tempat-tempat yang didekatnya terdapat daerah yang
terangkat kebanyakan hal itu terjadi selama zaman Silur.
Penyebaran sedimen-sedimen selama
Silur. Geosinklin
Dalam
Geosinklin Kaledonia pengendapan yang telah dimulai dalam Kambrium berlangsung
terus. Pada tepi-tepi Geosinklin terbentuk endapan-endapan yang lebih gampingan
dan pasiran. Disini juga kita temukan kegiatan vulkanik yang hebat dengan
pembentukan lava-lava yang mengandung banyak kwarsa (riolit).
Geosinklin-geosinklin di Amerika
Utara
Dalam
Geosinklin Appalachia terdapat kelanjutan endapan setelah susut laut yang
pendek pada akhir Kambrium. Di sebelah timur, yaitu di dekat lengkungan
pulau-pulau yang memisahkan Geosinklin tadi dari Samudra Atlantik. Perkembangan
itu berlangsung terus selama Orcovisium Tengah. Selama waktu itu batu gamping
Trentom menutup bagian Amerika Utara yang luas. Tetapi pada Ordovisium Atas
lengkungan pulau-pulau tadi terangkat, terutama dekat New York dan Pennsylvania.
Karena pengikisan tanah yang terangkat itu, maka sejumlah besar bahan-bahan
rombakan terangkut ke geosinklin Appalachia. Terbentuklah disitu sebuah delta
yang luar biasa.
Ordovisium
berakhir dengan suatu orogenesis besar. Pada peristiwa itu lengkungan
pulau-pulau tadi beserta isi geosinklin tergeserkan di atas dan melalui perisai
Kanada. Orogenesis ini dinamakan orogenesis Takonia. Hasilnya ialah suatu
pegunungan tinggi, yang dengan segera pula terkikis oleh erosi. Bahan yang
dihasilkan oleh pengikisan itu berupa batu pasir yang melampar meliputi
bagian-bagian besar perisai itu, sehingga alas Silur bercirikan batu pasir
Medina.
Penampang Silur pada air terjun
Niagara
Air
terjun Niagara terjadi pada endapan-endapan Silur. Disini dapat kita amati perkembangan
epikontinen yang sangat baik selama Silur atas. Pada alasannya dapat kita lihat
endapan klastika halus dari Silur Bawah (Ordovisium), yaitu akibat permulaan
pengangkatan Appalachia, orogenesis Takonia dan pengangkutan bahan-bahan
klastika yang kian meningkat dinyatakan oleh batu pasir dan lempung pasiran
yang termasuk kelompok Medina. Bahan-bahan itu membuktikan perombakan rangkaian
pegunungan Takonia. Akhirnya pegunungan itu sangat terkikis, sehingga hanya
sedikit atau tidak lagi ada bahan rombakan yang terangkut. Batu gamping dan
serpih halus yang termasuk kelompok Clinton dianggap sebagai buktinya.
Ketika
pegunungan telah lenyap seluruhnya akibat pengikisan dan airnya tidak lagi
keruh karena bahan rombakan yang terangkut, maka jasad-jasad mendapat
kesempatan untuk berkembang biak. Akibatnya ialah pengendapan batu gamping
padat yang termasuk kelompok Loekport. Batu gamping itulah yang telah
menyebabkan terjadinya air terjun tadi. Batuan itu lebih tahan terhadap
pengikisan oleh air dari pada batu lempung yang ada di bawahnya, yang terangkut
oleh air.
Perkembangan geosinklin Appalachia
setelah orogenesis Takonia
Karena
pengankatan pegunungan Takonia, maka pengangkutan bahan-bahan yang berasal dari
rombakan kedalam geosinklin menjadi sangat banyak, sehingga kecepatan
pengendapannya lebih besar dari pada penurunannya. Batuan-batuan yang terjadi
tidak lagi terletak dalam lautan. Endapan-endapan daratan berlapis yang sangat
luas terjadi di daerah New York dan Kanada Timur.
Orogenesis Kaledonia di belah bumi
timur
Akhir
Silur di Eropa dan Asia bercirikan suatu pembentukan pegunungan yang penting
pada akhir zaman tersebut. Fasa Takonia disini hanya Nampak samar-sama, tetapi
puncak gerakannya terdapat pada akhir zaman tadi.
Pegunungan-pegunungan
yang terjadi karena itu terombak selama zaman Devon dan lapisan-lapisan Devon
letaknya di atas lapisan yang lebih tua dengan doskordansi sudut yang jelas
sekali.
Perkembangan Silur di Tiongkok
Di
Tiongkok Kambrium berakhir dengan suatu lipatan, yang belim diketahui dengan
jelas. Silur Bawah dimulai dengan suatu genang laut, sedangkan geosinklin
Paleokatasia terisi dengan lapisan-lapisan sedimen yang tebal. Geosinklin ini
terpisahkan dari samudra Pasifik oleh suatu lengkungan pulau-pulau yang
letaknya pada tempat pantai timur sekarang.
Ordovisium
Bawah terutama terdiri dari gamping Cryptozoon (ganggang gamping) yang tebal
(formasi Wunting dan Kangyao). Pada waktu itu pula Tiongkok Tengah tertutup
oleh suatu tepi benua yang luas. Dalam Ordovisium Tengah geosinklin itu terbagi
oleh suatu punggung daratan dekat Nanking menjadi bagian itara dengan fauna
Amerika dan bagian selatan dengan fauna Eropa.
Perkembangan Silur di Australia
Di
Australia kita dapatkan pengendapan selanjutnya dalam geosinklin Tasman .
disini kita temukan fasics pasir gampingan berganti-ganti dengan fasies
Graptolit. Fasies Graptolit itu bercirikan selaan lapisan rindang yang
beraturan, yang dianggap akibat letusan abu dari gunung api. Abu itu diendapkan
di atas lapisan Graptolit ganggang yang rapat yang terdapat di laut, dan oleh
karena itu Graptolit ganggang itu mengendap.
Endapan-endapan Silur yang penting
artinya dilihat dari sudut ekonomi
Yang
terutama penting ialah bijih-bijih besi sedimen yang terbentuk dalam zaman
Silur. Bjih-bijih itu yang berupa oolit, terutama terbentuk di Amerika Utara.
Di dekat Birmingham di Alabama terdapat sebuah lapisan setebal 6cm dan
persediaan seluruhnya sebanyak 600 juta ton.
Endapan-endapan
garam yang terutama penting dari Silur atas terdapat di Amerika Serikat bagiaan
barat tengah yang dapat menjadi tebal sekali. Waktu orogenesis pada akhir zaman
Silur pada banyak tempat granit telah menerobos disertai bijih-bijih. Daerah
emas di Victoria, Australia, berasal dari zaman itu.
Iklim
Didapatkan
jenis-jenis jasad yang serupa di tempat-tempat yang kini termasuk lingkungan
kutub dan juga di daerah-daerah yang keriklim panas dan sedang, dan dapat
member kesimpulan kepada kita, bahwa ketika itu iklim di mana-mana sama
panasnya seperti dalam zaman Kambrium. Tetapi perlu pula dikemukakan disini
bahwa pada ketika itu tumbuhan darat belum ada atau jarang sekali terdapat,
sehingga sukar mengadakan pembandingan yang langsung diantara kejadian-kejadian
yang disebabkan oleh iklim pada zaman itu dengan kejadian-kejadian pada waktu sekarang.
Silur di Indonesia
Zaman
Silur ialah zaman tertua yang diketahui di Indonesia. Fosil Silur, yaitu koral
Tabulata yang bernama Halysites telah ditemukan prang dalam batu-batu telepas
dalam suatu sungai di Irian. Tetapi keterangan yang ada, masih sangat sedikit
untuk dapat menunjukan tentang luasnya sistem ini. Mungkin dalam Silur, Irian
merupakan sebagian dari pada geosinklin Tasman di Australia dan peralihan
antara geosinklin Tasman itu dan geosinklin Paleokatasia di Tiongkok.
Ikhtisar dan ringkasan
Selama
zaman Silur kita dapatkan puncak fase pertama pada daur Kaledonia, yaitu berupa
genang laut yang besar disemua benua. Luas lautan Silur semenjak itu tidak
pernah ada bandingannya dalam sejarah geologi. Daerah-daerah seperti Sahara,
perisai Baltik-rusia, Tiongkok Tengah, Amerika Utara, Amerika Selatan,
Australia, semuanya merupakan laut dangkal.
Fase
kedua di belah bumi barat agak lebih dahulu terjadi dari pada di belah bumi
timur, yaitu berupa pembentukan pegunungan Takonia di Amerika Utara.
Orogenesis
itu meninggalkan kesan pula dalam geosinklin lainnya, terutama di sekitar
samudra Pasifik. Geosinklin di Eropa terlipat pada akhir Silur Atas, dengan
pembentukan rangkaian-rangkaian pegunungan Kaledonia yang penting itu. Fase ini
di Tiongkok dan Australia juga penting.
Sedimen-sedimennya
terutama berkembang dalam dua fasies, yaitu serpih Graptolit dan batuan yang
gamping pasiran. Meluasnya faises itu bergantung dari pada kedudukan relative
terhadap lengkung pulau-pulau dan bagian-bagian kraton yang terangkat.
Batuan-batuan
yang penting artinya dilihat dari sudut ekonomi yaitu bijih besi oolit dari
Amerika Utara dan Tjekoslowakia dan endapan-endapan garam diberbagai dunia,
terutama di Amerkika Utara.
BAB 30
Definisi Zaman
dan Sistem
Zaman Devon dapat kita bedakan dari
Silur yang ada dibawahnya dan Karbon yang ada diatasnya, baik menurut
paleontologi maupun stratigafi. Menurut paleontology, Zaman Devon bercirikan
munculnya tumbuhan – tumbuhan darat pertamadan binatang bertulang punggung.
Sedangkan menurut stratigafi, zaman itu bercirikan kedudukannya sabagai fase
ketiga dari daur Kaledonia dan sebagai fase pertama daur Variscia. Di Amerika
puncak daur Kaledoniia terrdapat dalam zaman Devon.
Wilayah tipe bagi Devon ialah Country
Devonshire di Inggris. Dari daerah itulah orang mengambil nama system ini.
Disini system itu dikenal pada tahun 1830 – 1839 oleh seorang Perancis yang
bernama H. De La Beche sebagai suatu system yang terlentak diantara lapisan –
lapisan Silur yang terlipat dan lapisan – lapisam Karbon ditasnya yang
mengandung tumbuhan – tumbuhan.
Pada garis besarnya, Devon dapat dibagi
menjadi tiga bagan: Devon bawah, Devon Tengah, dan Devon Atas.
Devon Bawah:
1.
Spirifer
mercurii
2.
S.
(Hysterollitches) primaevus
3.
S.
Hystericuss
4.
S.
bischoffi
5.
S.
arduenneensls
6.
S.
hercyniae
7.
S.
Paradoxus
8.
S.
deebeni
Devon Bawah (lajur Cutijugatus)
9.
S.
speciosus
10. S. cutijugatus
11. S. elegans
Devon Tengah:
12. S. osteolatus
13. S. mediotexius
14. S. aperturatus
15. S. anosoffi
16. S. mucronattus
Devon Atas:
17. S. verneuill
18. S. archiaci
19. Crytina
murchisoni
·
Paleontologi Devon, Tetracoralla:
Selama Zaman Devon telah berkembang beberapa
Tetracoralla yang aneh, yang bercirikan suatu tutup. Yang terkenal diantaranya
ialh Calceola sandalina, yang ditemukan di seluruh benua Eurasia.
·
Paleontologi Devon, Amonit.
Untuk pertama kalinya Amonit penting
artinya. Arti yang penting itu akan tetap berlangsung dalam Paleozoikum dan
selanjutnya dalam masa Mesozoikum. Zaman Devon untuk sebagian termasuk fase
ketiga atau fase erosi daur Kaledonia. Dalam hal itu Devon terutama berkembang
seabgai fasies ‘Old Red Sandstone’ atau Batu Pasir Lama (ORS atau BML). Nama
itu diambil dari pertmbangan batu bara Inggrs. Lapisan – lapisan yang
mengandung batu bara disini tertutup dan juga terletak diatas – lapisan pasir
yang berwarna merah.
Pada umumnya ORS (Old Red Sandstone) itu
terdiri dari arkosa, konglomerat, batu pasir, dan serpih yang berwarna jelas,
terutama merah yang berasal dari perombakan pegunungan – pegunungan Kaledonia.
Setelah pegunungan – pegunungan itu terbentuk, bahan perombakannya mengumpu
dalam cekungan – cekungan yang menurun perlahan – perahan selama pengendapan
tadi. Adang – kadang dapat terbentuk tumpukan lapisan hingga 6000m tealnya.
Pelapisan simpang siur, gelembur – gelembur gelombang (dari endapan sungai),
rekah rekut, menunjukkan bahwa disitu terdapat air tawar yang berlimpah –
limpah. Oleh karena itu, dalam lapisan itu kita temukan sisa – sisa ikan dan
ampifibia, yang terutama telah dtemukan orang di Tanah Hijau (Gronland) dalam
jumlah yang besar. Baru dalam lapisan – lapisan ORS teratas kita temukan tanda
– tanda suatu ilim yang kering dan gersang.
Keadaan pada Devon tengah ialah dalam
laut itu masih terus menerus mengendap bahan – bahan vulkanik, tetapi kini pada
beberapa tempat dengan selingan – selingan terumbu koral dan fosil – fosil laut
lainnya. Devon tengah berakhir dnegan suatu pembentukkan pegunungan. Setelah
itu selama waktu yang lama terjadilah pengikisan dan sebagian besar lapisan –
lapisan Devon bawah dan Devon Tengah terhanyutkan lagi. Pengendapan dilaut
tidak banyak dan terjadilah cekungan – cekungan yang luas didarat dengan
pembentukkan endapan – endapan limne. Vulkanisme tetap penting dan pada banyak
tempat terdapat selaan – selaan abu gunung berapi. Dalam danu – danau itu
terdapat banyak ikan yang kadang – kadang terwaetkan sebagai fosil.
·
Fasies Geosinklin Lautan
Geosinkin yang terkenal dari jaman ini
adala geosinklin Variscia, yang membujur dari Inggris Selatan dan Eire melalui
Ardenna di Perancis Utara, Eifel dan Hunscrik di Jerman hingga Polandia.
Geosinklin ini disebelah utara berbatasan dengan daerah yang terangkat sewaktu
Kaledonia dan disana terdapat cekungan – cekungan ORS (benua ORS). Diselatan
kita jumpai laut yang luas dengan pulau – [ulau yang banyak, yang terangkat sewaktu
Kaledonia, yaitu yang kini merupakan dataran tnggi Pusat (Central Plateau) di
Perancis, Vosges, Schwarzwald, dan Bohemia.
·
Daerah Andenna Belgia, wilayah tipe bagi
Devon Laut
Meskipun Zaman Devon dinamakan menurut
lapisan – laisan yang terdapat di Devonshire (Inggris), namun perkembangan yang
lebih bagus terdapat di daerah Andenna Belgia dan perbukitan Eifel dan
Hunsriick yang bersambungan dengan daerah itu. Sejumlah genang laut dan susut
laut diatas padatan Brabant diutara, dan kekayaan fosil yang besar,
memungkinkan kita untuk mengadakan pembagian Devon menjadi sejumlah besar
jenjang:
Devon Atas : Famennien dan Frasnien
Devon Tengah : Givetien dan Eifelien
Devon Bawah : Koblencien, Siegenien, dan Gedinnien
Pengaliran lava dibawah laut (keratofir)
menyebabkan terjadinya jebakan besi endapan, yang kini ditambang orang di
daerah Lahn – Dill dan Luxemburg. Tebal lapisan Devon seluruhnya dalam
geosinklin ini pada beberapa tempat mencapai 8000m.
·
Devon di Amerika Utara
Di Amerika Utara, geosinklin –
geosinklin Appalachia dan Cordillera tetap tiada berubah selama awal Zaman
Devon. Yang diendapkan terutama ialah gamping yang mengandung banyak fosil.
Tetapi pada akhir Devon Bawah terjadi suatu pembentukkan pegunungan yang
penting dibagian tomurgeosinklin Applachia, terutama didaerah yang sekarang
merupakan pantai timur Kanada (Akadia) dan diutara New York. Disini telah
terangkat suatu pegunungan yang tinggi yang terdiri dari isi geosinklin yang
ada dibagian inim yaitu sedimen – sedimen zaman kambrium dan siur. pmbentukkan
pegunungan ini dinamakan orang orogenesis Akadia.
Meskipun gerakan tadi hanya terbatas
pada bagian geosinklin yang ada disini, tetapi perubahan sifat sedimen –
sedimen meliputi daerah luas. Mulai dari pegunungan itu sekarang terbentuklah
terutama endapan – endapan klastika yang berupa beberapa delta yang luarbiasa
ukurannya dna bentuknya menyerupai kipas salah satu diantara delta – delta itu
kini merupakan bukit – bukit Castkill didekat New York.
Di Rocky Mountains yang sekarang, Devon
itu berkembang secara gampingan pula. Yang pentin disini ialah terdapat nya
sebuah fosi yang khas bagi Eropa, yaitu Stringocephalus. Hal ini menunjukkan
suatu perhubungan dengan geosinklin Variscia melalui Tiaongkok, karena
disanapun fosil it mencirikan endpaan – endapan Zaman Devon.
Menurut geologi kita dapat menganggap
daerah Ardenna sebagai suatu singkapan dalam batuan – batuan Paleozoikum yang
sangat terlipat, yang dilingkungi oleh lapisan – lapisan yang lebih muda, yaitu
dari Masa Mesozoikum dna Tersier. Arah batuan – batuan tadi kira – kira barat –
timur, yaitu sama dengan arah geosinklin Variscia. Dari seltan ke utara
dapatlah dibedakan:
1.
Daerah
Ardenna yang sesungguhnya, terutama terdiri dari batuan – batuan Devon yang
banyak lipatan – lipatannya. Devon disini terutama terdiri dari batuan – batuan
kalsika dengan baanyak kwarsa.
2.
Daerah
ini disusul oleh suatu jalur dengan banyak batuan – batuan karbon. Didaerah ini
banyak seklai batu bara: sinklinorium Dinant.
3.
Antiklin
Condroz menu=yusul setelah itu. Disini Devon bawah terlihat lagi.
4.
Daerah
ini terpisahan dari yang berikutnya, yaitu dari cekungan Namur, oleh suatu
patahan luar biasa. Disini terdapat karbon dan pertambangan batu bara.
5.
Sebagai
bagian yang terutama kita temukan tepi cekungan itu, yaitu padatan Brabant yang
terlipatkan sewaktu orogenesis Kaledonia dan benua Old Red Sandstone.
Apabla kita amati lembah sungai Maas
diantara daerah Rocroy dan Dinant, maka akan kia jumpai urutan lapisan –
lapisan Devon sebagai berikut:
a. Jenjang Gedinne (Gedinnien): Genang laut
dan konglomerat alas, yang pada alasnya kasar dan pada puncaknya menjadi halus.
b. Jenjang Siegen (Siegennien) ulangan
genang laut dan pengendapan sedimen – sedimen neritik, grauwacke, dan batu
pasir dengan fosil yang banyak sekali.
c. Jenjang Koblenz (Coblencien) adalah
suatu waktu dengan susut laut yang pada tepi cekungan itu merupakan warna –
warna kemerahan dalam endapan – endapan laut pengaruh ORS.
d. Jenjang Eifel, (Eifelien) adalah suatu
waktu genanglaut lagi. Terutama di Eifel dalam jenjang ini kita temukan banyak
batu gamping dengan koral.
e. Jenjang Givet (Givetien) adalah suatu
waktu ketika memuncaknya genang laut. Juga pada tepi cekungan itu
perkembangannya secara batu gamping.
f. Jenjang la Famenne (Famennien)
berkembang sebagai serpih dan sabak dengan Spirifer vernevilli.
·
Iklim Zaman Devon
Keadaan di daera
tropika, disini hujan yang banyak sekali bersama dengan tumbuhan mengakibatkan
terjadinya tanah merah, yang bersifat gletser. Hal in menunjukkan bahwa
sekurang – kurangnya selama sebagian dari tetapi lebih menyerupai batuan yang
diendapkan di gurun – gurun. Oleh karena itu bagian – bagian muka bumi yang
kerng selama Zaman Devon harus kita bayangkan sebagai suatu gurun. Danau –
danau dan sungai – sungai menunjukkan akan iklim yang agak lembab. Adanya gurun
sebanyak itu, harus dicari sebabnya dala keadaan tumbuhan yang hanya sedikit
jumlahnya. Tumbuhan – tumbuhan hanya dpaat bertahan dengan baik ditempat –
tempat yang lembab. Baru pada Devon Ata perkembanga tumbuhan sudah demikian,
sehingga tidak lagi berganung dari pada kelembaban tanah.
·
Daerah
Fauna
Meskipun ada pegunungan
– pegunungan yang terlipat waktu orogenesis Kaledonia dan Akadia, tetapi
perhubungan – perhubngan laut selama Zaman Devon baik sekali. Oleh karena itu
dimana – mana diseluruh dunia kita temukan kembali kebanyakan fosil – fosil
Devon. Perbedaan – perbedaan antara daerah – daerah iklim tidak seberapa. Oleh
karena itu, koral – koral pembentuk terumbu terdapat hingga lingkar lintang
tinggi.
·
Ikhtisar dan Ringkasan
Devon adalah suatu Zaman
yang seakan – akan terjepit diantara waktu – waktu pembentukan pegunungan yan
penting. Selama zaman itu Nampak pula adanya beberapa gerakan – gerakan yang
penting. Sepanjang tepi – tepi cekungan kita lihat beberapa genang laut dan
susut laut:
Karbon Bawah
Devon Atas :
Perlipatan Breton (Geos, Apalachia, Variscia), Genanglaut
(Padatan Brabant, Rusia, Amerika Utara)
Devon Tengah : Genanglaut (Daerah Ruhr, padatan Brabant,
Amrika
Utara), Susut laut (Bohemia)
Devon Bawah : Orogenesis Akadia (Amerika Utara),
Susut laut (Geosinklin, Variscia, benua – benua di Belahan Bumi Selatan),
Genaglautb(Geos, Variscia, Amerika Utara, Belahan Bumi Selatan).
Silur Atas : Orogenesis Kaledonia, Fasa Ardennia
Pada umumnya Devon
dianggap sebagai fase ketga daur Kaledonia, penombakan pegunungan – pegunungan
Kaledonia dna penyebaran endpaan – endaan daratan yang luas. Juga dalam
geosinklin pengaruh perombakan ini terliat, karena peneybaran sedimen – sedime
klastika yang luas. Hanya pada jarak jauh dari daerah – daerah yang terlipat
sewkatu orogenesis. Kaledonia, perkembangannya bersifat gampingan: Amerika
Utara sebelah barat, bagian bagian geosinklin Veriscia, geosinklin Tethys,
bagian – bagian Tiongkok.
Untuk pertama kali
dalam Zaman Devon kita dapatkan perkembangan tumbuhan – tumbuhan darat yang
penting. Dan untuk pertama kalinya dalam zaman ini berkembanglah binatang –
binatang darat.
BAB 31
KARBON
Zaman
karbon
Kata “karbon” berasal dari bahasa
latin yaitu Carbonium yang berarti arang. Selama
zaman ini diendapkan sistem karbon.
Nama karbon diambil adri sifat sistem tersebut yakni timbulnya sejumlah besar
karbon bebas. Sistem karbon untuk pertama kalinya dikenal di
Eropa Barat yaitu di Prancis yang
oleh Omalius d’Halloy seorang ahli geologi Prancis telah
disebut pula sebagai Terrain Houller
yang berarti daerah arang. Oleh sebab itu makaterminologi zaman karbon
digunakan di Eropa.Lain halnya dengan di
Amerika, Karbon Bawah dan Karbon Atas dianggap sebagai 2buah sistem
tersendiri, masing-masing: Mississippian untuk Karbon Bawah dan
Pensylvanianuntuk Karbon Atas. Nama Mississippian diambil dari daerah tipenya,
yaitu di cekunganMississipi dan pertama kali diusulkan pada tahun 1869 oleh
Alexander Winchell, seorang ahligeologi Amerika, sedang Pensylvanian diambil
dari nama daerah tipenya yaitu diPensylvanian dan pertama kali diusulkan pada
tahun 1891 oleh H.S. Williams, seorang ahligeologi Amerika.Sesudah zaman Karbon
menyusul zaman Permian. Selama zaman ini diendapkansistem Perm. Nama Perm
berasal dari nama daerah tipenya yaitu Provinsi Perm di Rusia.Nama zaman Perm
untuk pertama kalinya diusulkan pada tahun 1841 oleh Murchison,seorang ahli
Stratigrafi dan Paleontologi berkebangsaan Inggri
Pada saat itu hutan era karbon
ditandai dengan dominasi amphibia di daratan. Reptilia pertama muncul dan dapat
meletakkan telurnya di luar air. Serangga raksasa mulai muncul dan tiba-tiba
menjadi banyak. Iklimnya panas dan lembab. Hewan amphibi jumlahnya juga
meningkat. Hutan rawa berbatu bara dan munculnya serangga adalah ciri yang
paling signifikan.
Reptilia muncul pertama kalinya dan
dapat meletakkan telurnya di luar air. Serangga raksasa muncul dan ampibi
meningkat dalam jumlahnya.
Pohon pertama juga mulai muncul,
jamur Klab, tumbuhan ferm dan paku ekor kuda tumbuh di rawa-rawa pembentuk
batubara. Pada zaman ini benua-benua di muka bumi menyatu membentuk satu masa
daratan yang disebut Pangea, dan terjadi perubahan lingkungan untuk
menyesuaikan dengan berbagai bentuk kehidupan.
Pada garis besrallanya
binatang-binatang laut seperti tetracorala, trilobite, brachiopoda,
nautiloidea, dan amonit merupakan binatang-binatang yang penting. Crinoida,
blastoidae berkembang biak baik sekali yang tdak pernah di kenal sebelum nya
kelompok binatang yang baru yaitu fusulinoida mulai berkembang. Fusulinoida itu
termasuk plotozoa yang terdiri dari sebuah sel saja tetapi sel ini membentuk
gamping yang sangat rumit, Fusulinoida masih bertahan hingga jaman ferm dan
kemudian punah
Yang ajaib ialah
perkembangan arthropoda trilobite yang sebagian besar punah tetapi bberpa
bentuk masih bias bertahan hingga jaman perm, eurypterida yang telah kita
jumpai pada jaman silur sebagai euripterus dalam bentuk raksasa selama jaman
karbon masih terus ada dalam endapan-endapan air tawar dia natara batu bara . yang
tampak jelas ialah binatang-binatang ini telah berkembang mini yang dewasa ini
masih hidup
Endapan
karbon yang mengandung batu bara
Cekungan yang
berbatubara dapat di bagi menjadi dua golongan yaitu
1. Geosinklin
2. Epikontinen/
geosinklin variscia
Yang termasuk cekungan
batu bara Geosinklin ialah yang terletak di geosinklin variscia di eropa dan
geosikin Appalachia si amerika utara cekugan donetz di rusia masih dapat di
masukkan dalam geosinklin veriscia
Cekungan batu bara
golongan ke tiga adalah yang kecil-kecik yang berbentuk dalam rantai yang
terlipat dalam vase variscia , hal yang memberikan citi cekungan batu bara
geosinklin ialah pelipatan lapisan-lapisan yang hebat dan kadar hidrokarbon
dalam batu bara yang rendah
Dalam laut geosinklin
yang telah terjadi pada jaman devon pelipatan Breton menyebabkan terjadi nya
sebuah pematang yang terangkat (deretan pulau-pilau) disekeliling pematang
terdapat batuan klastikaterutama selama waktu karbon bawah tidak lama dari itu
pematang terangkat itu habis terkikis dan endapan menjadi semakin luas
gampingan dan lempung perkembangan gampingan ini pada banyak tempat khas bagi
karbon bawah
Geosinklin
tanpa pembentukan batu bara
Tidak semua cekungan
geosinkin selama jaman karbon baik keadaan nya untuk membentuk batu bara ,
geosinklin yang serupa ini adalah geosinklin ural, geosinklin altai Himalaya
yang terus ke geosinklin Australia kemidian geosiklin rocky mountains andes dan
geosinklin lingkarpasifik pada umum nya. dalam geosiklin ini tidak terdapat
lapisan batu bara meskipun sisa-sisa tumbuhan tidak di temukan
Jaman
karbon yang penting dalam hidup perekonomian
Dalam hal ini dalam hal
ini endapan yang terpenting ialah batu bara bahan ini sumber terpenting di
eropa dan amerika serikat cekungan yang terpenting di terdapat di inggris .
Di amerika utara
cekungan antrasit Pennsylvania penting arti nya selnjut nyacekungan michigen,
interior basins cekungan tekas Arkansan dan Appalachia
Minyak yang penting
untuk kehidupan ekonomi hanya di amerika misalnya lapangan minyak Oklahoma dan
tekas yang di temukan terdahulu
Yang tidak seberapa
penting ialah tanah porselin dan lempeng yang cocok untuk pembuatan batu tahan
api yang terutama terdapat di inggris di antara lapisan batu bara, tanah-tanah
ini untuk sebagian besar menjadi dasar bagi perindustrian kramik
gamping dan dolomit
dalam formasi karbon yyang di endapkan dalam laut hanya penting arti nya hanya
dalam daerah setempat.
iklim
selama jaman karbon dan
juga di kala-kala nya iklim di seluruh dunia tidak sama, dalam karbon bawah
yang terdapat di laut pada umum nya terdapat banyak koral hal ini menunjukkan
akan iklim sedang, agak panas , karbon atas dengan sejumlah besar
lapisan-lapisan yang mengandung tunbuhan dapat di katakana mempunyai iklim
panas yang merata,
BAB 32
PERM
a. Definisi Perm
Dieropa perm bercirikan
letak lapisan yang diskordan diatas Karbon yang mengandung batubara, sedangkan
fauna laut menunjukkan pula penjimpangan-penjimpangan tertentu dari fauna
karbon. lebihilebih dengan pertolongan amonit, maka Perm dapat dikenal dengan
jelas. pada sifat atasnya Perm laut dapat dibedakan dengan jelas dari Trias
laut karena fosil-fosil yang terkandung didalamnya sangat berlainan. dalam
lapisan-lapisan Perm terdapat fauna yang samasekali bersifat paleozoikum,
tetapi dalam trias sifatnya khas Mesozoikum.
b. Paleontologi Perm
Didaerah-daerah dengan
pengendapan yang terus-menerus dalam suasana lautan, Perm bercirikan adanya
kelompok-kelompok fosil paleozoikum yang penghabisan.
c. Perkembangan Perm di
jerman
Pada permulaan genagn
laut dalam beberapa waktu lamanya telah terjadi sebuah laut dengan suasana laut
Hitam. Pada ketika itu telah terendapkan serpih-serpih hitam yang mengandung
banyak ikan fosil. Tetapi pembentukan ini hanya setempat dan tebalnya pun
tak seberapa, karena adanya lelehan-lelehan basalt, maka kadar-kadar garam
dalam laut Hitam ini agak tinggi, dan sebagian diantaranya telah mengendap
sebagai tembaga sulfida.
d. Perm diluar pengaruh
pegunungan-pegunungan Variscia
Perm bawah , terutama
tersingkap bagus disekitar kota Artinsk: batu pasir dan
lempung yang mengandung Brachiopoda. Makin ketengah cekungan perkembangannya
lebih gampingan dan mengandung Fusulina, koral, dan Brachiopoda.Perm tengah
mempunyai wilayah tipe kota Koungour, 80 km disebelah tenggara perm. Gamping
dan dolomit yang mengandung fauna yang tidak banyak adalah suatu petunjuk akan
naiknya kadar garam. Perm atas dengan susut laut yang menerus. Ditimur kazan
lapisan-lapisannya berwarna merah,dan terjadi dari daratan dengan selaan serpih
yang menyerupai Kupferschiefer.
e. Perm di Amerika
Utara
Disini perm menunjukkan
persamaan yang besar dengan perkembangan di Eropa. Di Amerika Utara juga selam
zaman ini terjadi gerak-gerak orogenesis. seperti di Jerman maka berbatasan
dengan ini terdapat sebuah cekungann yang tergenang oleh laut. Disini terbentuk
lapisan-lapisan gamping yang tebal dan terumbu-terumbu koral.
f. Tempat-tempat yang
lain terdapat perm laut
Kecuali di Amerika
bagian Barat perkembangan geosinklin tidak seberapa, baru selama zaman yang
berikutnya yaitu Trias, daerah-daerah geosinklin yang baru, makin nampak dengan
dijelas. Oleh sebab itu maka Perm laut agak jarang terdapat. terdapat
endapan-endapan gampingan atau tufaan, juga setempat-setempat mengandung fosil
banyak sekali, endapan-endapan gampingan juga membentuk gunung-gunung yang
jelas, yang dinamai Fatu, sedangkan formasi seluruhnya terkenal sebagai formasi
Sonnebait. Disumatra, kamboja, India, dan Selandia Baru perm terutama
berkembang sebagai gamping yang mendorong productus, Fusulina, dan koral,
disertai dengan batuan-batuan yang berasal dari gunung api.
g.Perm di benua
Gondwana
Dibenua Gondwana (
Amerika Selatan, Afrika, India, dan Australi ) perm itu biasanya terbentuk
sebagai urutan yang tak berputusan, yang menjadi suatu kesatuan dengan karbon,
karena itu semuanya dibicarakan bersama dengan karbon. pada karbon hanya ada
jalur yang sempit di Australia timur yang dibanjiri oleh laut, tetapi waktu perm terjadi
genanglaut sehingga dijalur yang tergenang oleh laut yang dangkal menjadi
lebar. Tetapi tidak lama kemudian terjadi sedikit pengangkatan, sehingga laut
berubah menjadi suatu rawa yang luas. dalam rawa itu tertimbun bahan tumbuhan
dan terjadi endapan karbon yang penting, rawa ini terbentang dari Tasmania
disebelah selatan sampai ke Queensland Timur Laut.
h. Endapan-endapan perm
yang penting dalam hidup perekonomian.
Yang penting ialah
evaporit-evaporit yang terdapat dijerman dan amerika sebelah baratdaya. secara
tidak langsung, endapan-endapan garam ini penting artinya karena terjadinya kubah-kubah
garam ini disebakan karena garam yang liat akibat tekanan sedimen-sedimen yang
ada diatasnya, melongok dan dalam pada itu mengangkat lapisan-lapisan yang ada
diatasnya dan untuk sebagian menembus lapisan-lapisan itu. kecuali batubara,
lapisan-lapisan perm menghasilkan pula lempung keramik dan juga besi.
i Iklim
Selama Paleozoikum
bawah iklim didaerah-daerah yang luas diseluruh dunia sangat rata, yaitu agak
panas menurut pengertiankita pada waktu sekarang. dalam zaman devon
didaerah-daerah yang luas kita temukan lapisan yang berwarna merah. hal ini
menunjukkan tidak adanya lipatan tumbuhan yang menutup, jadi mengesankan
berbagai gejala yang sesuai dengan keadaan gurun-gurun sekarang. pada umumnya
dalam sejarah bumi kita temukan kaidah yang berikut : dalam waktu bedatinggi
topografi tidak seberapa dan genang laut yang luas, akan terdapat suatu iklim
yang kebanyakan agak panas dan merata di bagian-bagian bumi yang luas, dalam
waktu bedatinggi topografi yang besar, yaitu selama dan sesudah ada orogenesis
yang penting dan meluas diseluruh dunia ada pembagian iklim dalam beberapa
daerah yang jelas: daerah kutub, daerah sedang, daerah kering, dan mungkin
daerah hujan tropika. dari iklim hujan tropika tidaklah banyak bekas-bekasnya
yang tertinggaL
BAB
33
PERKEMBANGAN
ALAM VERTEBRATA DALAM PALEOZOIKUM
1.
Ikan-ikan Pertama
Menurut perbandingan
,vertebrata merupakan binatang-binatang yang datangnya kemudian dalam sejarah
bumi. meskipun sangat sedikit yang kita ketahui tentang prkembangan hidup dalam
Prakambrium, tetapi adanya bebrapa kelompok binatang yang sangat terkhususkan,
seperti Trilobita dan Brachiopoda dalam Kambriu merupakan jaminan, bahwa
perkembangan telah mulai lama sebelumnya. vertebrata yang tertua adalah
ikan-ikan, lagipula ikan-ikan airtawar. bertentangan dengan pendapat kebanyakan
orang, maka bukanlah lautan lingkungan yang asli terdapat terjadinya
binatang-binatang bertulang-punggung. pernafasan ikan berjalan dengan masuknya
air melalui mulut dan keluar melalui lubang-lubgan insang. pada ketika itu air
melampaui insang-insangnya. pada sisi belakang rongga mulut, erdapat beberapa
lempeng tulang yang dapat bergerak yang mungkin digunakan untuk menanam makanan
barangkali makanannya untuk sebagian besar dari lumpur.
a. Placodermi
Dalam zaman devon kita
lihat timbulnya sekelompok ikan baru, tetapi kini dengan perlengkapan rahang
dan sirip: Placodermi juga ikan-ikan ini
pada sebelah luarnya mempunyai kulit pelindung terdiri dari lempeng-lempeng
tulang, tetapi lebih mudah bergerak daripada Agnantna. rahangnya pada
placodermi masih jeas persesuaiannya dengan bentuknya yang asal. tetapi
sebagian daripada rangka kulitnya telah memisahkan diri, dan menempel kepada
lengkung-lengkung insang sebagai gigi.
b. Chodrochtyes atau
sebangsa ikan hiu
sudah semenjak jaman
Devon telah timbul suatu kelompok binatang yang hingga kini masih sangat banyak
dalam lautan, yaitu ikan-ikan tulangrawan. ikan hiu dan ikan pari masuk
kelompok tersebut. menjolok sekali, bahwa binatang-binatang ini yang bercirikan
rangka yang tidak seberapa mengandun gamping, sepanjang sejarahnya tidak banyak
mengalami perubahan.
c. Dipnoi ( ikan
paru-paru )
wakil-wakil yang kini
masih hidup, telah orang diantaranya
dari afrika dan tralia. rangka binatang-binatang ini terdiri dari tulang
yang sesungguhnya tetap kepalannya pada sebuah luarnya masih tertutup oleh
kulit pelindung terjadi dari lempeng-lempeng kulit yang sederhana ( pada
ikan-ikan yang telah berkembang lebih lanjut lempeng-lempeng ini terdapat bawah
kulit ).merupakan bagian yang tak dapat dipisah-pisahkan dari rangka kepala.
unsur-unsur anatomi yang aneh selanjutnya ialah adanya sebuah mapineal, suatu
alat ditengah kepala yang mempunyai hubungan dengan alat luar dengan
pertolongan sebuah lubang. guna alat itu belum diketahui secara benar.
d. Amfibia
Amfibia yang tertua
kita rangkumkan dengan nama Labyrinthodontia yang dikenal orang dari Devon atas
dan Karbon bawahdi tanah hijau.
e. Reptilia yang tertua
Dengan munculnya
Reptilia mulailah suatu tingkat dalam perkembangan Vertebrata yang baru
samasekali tidak bergantungnya kepada air sebagai tempat hidup. apa yang kita
ketahui tentang cara hidup Amfibia selama Paleozoikum tidak seberapa banyaknya.
tetapi sangatlah mungkin, bahwa binatang itu masih bergantung sekali kepada air
dan tidak dapat meninggalkan air sampai jauh. faktor yang terpenting disini
adalah caranya berkembang biak : seperti halnya dengan pada waktu sekarang
Amfibia itu tentu bertelur dallam air, sedangkan yang khas bagi Reptilia ialah
bahwa hal itu tidak lagi perlu. reptilia yang timbul selama zaman Karbon dan
Perm dapat kita bagi berdasarkan susunan tengkoraknya, kita bedakan :
a. anapsida, tengkorak
tanpa lubang-lubang dibelakang mata
b. Sinapsida, dengan
sebuah lubang dibelakang mata, dibatasi oleh postrobitale dan sqamosum
c. parapsida, dengan
sebuah lubang dibelakang mata, dibatasi oleh postfrontale dan supratemperale
d. eurapsyda, dengan
sebuah lubang dibatasi oleh postorbitale, sqamosum dan temperale
d. diapsida, dengan dua
buah lubang dibelakang mata. lubang-lubang itu gunanya untuk meringankan
tengkorak, dengan tidak menghilangkan kekuatannya.
tingkat yang paling
primitif adalah tengkorak anapsida.
f. Nenek moyang
binatang menyusui
Pelycosauria adalah
nenekmoyang therapsida, termasuk reptilia yang mempunyai tengkorak sinapsida
yang selama zaman Perm dan Trias penyebarannya luas diseluruh dunia,
diantaranya kita lihat lagi perkembangan bentuk-bentuk raksasa yang juga
memakan tumbuhan dan bentuk-bentuk yang lebih detail juga memakan daging. yang
menarik pada kelompok ini adalah perkembangna tengkorak dan geliginya, disini
untuk pertama kali kita lihat diferensiasi geraham-gerahamnya yaitu yang sangat
cepat bagi binatang-binatang menyusui. kita belum dapat mengatakan apakah
Ictidosauria itu binatang yang melahirkan atau seperti binatang berparuh yang
kini masih hidup, yang bertelur tetapi menyusui anak-anaknya. pada akhir zaman
Perm, kelompok itu dapat dikatakan punah, sama sekali dan mulalilah reptilia
diapsida menjadi binatang yang terpenting diantaranya terdapat Dinosaurus yang
perkembangannya akan dibicarak
BAB
34
TRIAS
Selama
masa paleozoikumbumi telah mendapatkan bentuk yang seperti sekarang, dimana ada
pegunungan besar seperti pegunungan-pegunungan sepanjang pantai samudera
atlantik di amerika utaradan eropa, rangkaian pegunungan variscia yang memotong
erasia bagian barat, pegunungan-pegunungan sepanjang pantai timur australia, tiongkok dann siberia. Eropa Barat
dengan Asia bersatu saat terjadi pelipatan pegunungan ural. Antara afrika dan
erasia juga terdapat perhubungan darat. Tetapi sepanjang Masa mesozoikum
hubungan itu lalu susut dan melebur dalam geosinklin thetys besar, suatu
rangkaian-rangkaian cekungan geosinklin yang sejarahnya merupakan sejarah
penting dalam masa mesozoikum.
Sekeliling
samudera pasifik dapat pula kita bedakan suatu rangkaian geosinklin yang
dikenal dengan nama geosinklin Lingkarpasifik (cirkumpasifik).
Cekungan-cekungan pengendapan hingga adanya rangkaian pegunungan terjadi pada
zaman mesozoikum.
Selama
masaa paleozoikum semua filum dan kelas-kelas binatang bertulang belakang telah
berkembang sampai saat ini. Pada masa ini, hewan invertebrata lebh besar
jumlahnya ketimbang pada zaman mesozoikum. Beberapa kelompok binatang seperti
Trilobita dan binatang karang tetra (Tetracoralla) dapat bertahan selama masa paleozoikum, masa ini berjangka waktu
200 juta tahun yang lalu, kelompok binatang-binatang lain masa hidupnya lebih
pendek seperti Graptozoa yang hanya terdapat dalam zaman Ordovisium dan zaman silur,
Blastoida, yang hanya hidup dalam Karbon-atas-perm, Archaecyatha yang hanya
terdapat dalam kambrium. Banyak kelompok binatang punah pada akhir zaman
paleozoikum seperti Trilobita, Tetracoralla, Blastoida. Kelompok binatang yang
lain yang bentuknya sudah sngat berkurang yaitu Crinoida, Nautiloida,
brachiopoda. Kelompok-kelompok lain yang melampaui perbatasan tanpa mengalami
penambahan dan pengurangan adalah Amonit. Kelompok terakhir ini pun telah
menjadi fosil karena perkembangannya yang cepat dan penyebarannya ada di Laut .
Fosil ini menjadi penunjuk yang sangat baik semenjak zaman paleozoikum. Dan
binatang ini juga ada pada masa Mesozoikum.
Yang
khas bagi Amonit Zaman Trias adalah Garis suturanja. Garis ini turunan langsung
yang telah ada pada zaman perm, tetapi dengan garis yang lebih rumit. Garis sutura ragam Ceratites menunjukkan
lengkungan yang rata dan punggungan yang bergigi. Ragam phyloceras dengan lenkgkungan rata dan punggungan
terbiku.Ragam amonit dengan lengkungan maupun punggungannya yang lebih tebikit.
Yang dapat membedakan arcestes adalah
ruang tempat tinggalnya yang sanga panjang sehingga pada cangkang yang utu
tidak dapat dilihat garis suturanja. Phychites
dan halorites berbeda karena
pelepah-pelepah halus yng memanjar (radial), Cladicites karena pelepah-pelepah halus melingkar sepusat. Garis
suturanja yang paling rumit terdapat pada amonit jenis Pinacoceras dan bagian-bagiannya sering terbikunya sehingga garis
suturanjanya menyerupai daun-daun paku.
Dalam
zaman Trias belemnit belum terlalu berkembang, kadang dapat kita jumpai
Othoceras , sedangkan peralihan antara Nautolida Palezoikum dan belemnit nmpak
pada Aulacoceras. Ciri-ciri ortoceras adalh bagian cangkangnya panjang dan
beruang –ruang dengan ujungnya lebih tebal serta rostumnya menyerupai restum
belemnit.
Gastropoda
dan Lamellibranchiata hidup pada zaman mesozoikum tetapi binatang ini
menjadi fosil penunjuk dalam masa
paleozoikum. Lamelliabranchiata memiliki ciri khas yaitu pteriacaea yang
termasuk genus Halobia dan Dconella dari zaman Trias. Binatang ini bercangkang
tipis sekali, dan hidup berenang dan memiliki rusuk kunci yang lurus, pelepah
memanjar dan tdak adanya kunci. Binatang ini banyak terdapak dalam trias
diantaranya di Indonesia, terutama dalam endapan-endapan pasiran-lempungan.
Diantara
Perm dan Trias hanya ada bebrapa tempat didunia yang mengalami proses
orogenesis dan diskordansi anatara kedua sistem jarang didapat. Yang lebih
jelas adalah diskordansi yang terjadi pada zaman karbon-perm atau pada bagian
dunia yang lain antara perm bawah dan perm atas. Meskipun demikian, akhir zaman
palezoikum bercirikn gerakan-gerakan tetapi anatara Perm-Trias ha ini terlalu
samar untuk dapat dijadikan sebagai penentuan yang sebenarnya. Endapan-endapan
Pesino-Trias adalah khas benua Gondwana, ada juga endapan-endapan New Red
Sandstone di Eropa dan bagian-bagian yang luas di Asia, tempat-tempat yang
mempunyai sedimen daratan sebagai pengendapan utama. Hanya dalam bebrapa
cekungan seperti di Jerman tempat genang laut dan susunLaut. Maka
batas-batasnya dapat juga ditetapkan dengan
jelas berdasarkan sedimentasi. Hal ini lah yang yang menyebabkan orang-orang
jerman mendefinisikan mengenai formasi Perm maupun trias.
1. Trias
Jerman
Trias diambil dari masa
pengendapan Mesozoikum tua didalam cekungan jerman. Cekungan ini terbentuk pada
zaman Perm dan selam Zechstein sudah tergenang oleh sebagian laut. Sebagian
besar mengisi tempat pegunungan Variscia dahulu yang masih nampak di
Schwarzward, Pasatan Bohemia (sebagian besar berasal dari pelipatan Kaledoina),
Haz, Ardenna, Hunsruck, Erzgebirge.
Cekungan yang bentuknya
tidak beratur ini dilingkungi oleh cekungan antargunung yang lebih kecil dimana
disini juga terjadi pengendapan Trias. Dalam cekungan itu terdapat perkembangan
berikut:
·
Trias Bawah atau
Buntsandstein (batu pasir aneka warna) yaitu endpan lapisan-lapisan daratan
yang terdiri dari batupaisr, lempung dan konglomerat. Yang dibebrapa tempat
disela oleh endapan-endapan danau laut (laguna) yang merupakan sisa penghabisan
dari laut Zechstein pada jaman perm.
Endapannya berwarna Merah cerah hingga lembayung tetapi juga ada warna
kuning, putih dan hitam sehingga namanya menjadi Buntsandstein. Urutan klasik
dari jenjang yang ditemukan didaerah antara padatan bohemia dan padatan-padatan
Ardena-Schwarzwarld adalah sebagai berikut: sebagai alas adalah Tigersandstein
(batupasir harimau), bintik-bintik hitam pada batuan ini berasal dari Oksida
dan Mangan. Hauptbundsandstein (batupasir aneka warna utama) setebal 300 m dan
Roth yang disela endapan-endapan Laguna laut yang mengandung gipsum dan garam.
·
Trias tengah atau
Muschelkak (gamping kerang) ialah endapan yang terjadi karena adanya genangan
laut yang tebalnya mencapai 200 m. Wellenkalk
(gamping gelombang) adalah suatu endapan menyerupai gamping yang banyak
mengandung fosil dan beralih ke batupasir yang banyak terdapat dalam cekungan
itu dengan gelembur gelombang didalamnya. Anhydritgruppe
(Anhidrit) adalah endapan yang menunjukan adanya penguapan yang kuat dalam
cekungan- cekungan tertutup yang mengandung gipsum dan garam. Hauptmushclekalk
(Gamping kerang utama) suatu endapan laut neritik yang banyak mengandung fosil
dan kadang-kadang terbentuk dari sisa-sisa fosil molusca, Brachiopoda dan
leliaut.
Genang
laut itu juga disusul oleh susutlaut yang diwilayahnya timbul batuan dolomit
yaitu Grenzdolomit (batas dolomit). Pada bagian atas, lapisan batubara yang
tipis menunjukan adanya pengendapan paralas (lettenkohle).
·
Trias atas (keuper)
hampir seluruhnya diendapakan didaratan dan alasnya tersusun atas dolomit dan
gipsum (danau dengan penguapan), dengan fosil lautan Myphoria kephersteini yang
masih dapat ditemukan dibeberapa tempat didalamnya. Keuper ini berakhir dengan
pengendapan sungai yakni batupasir dengan tapak-tapak tumbuhan yang menyerupai
ekor kuda (schlifsandstein).
Tetapi
kearah tepi cekungan itu semua endapannya beralih kedaratan. Terutama dalam
cekungan antar gunung di Inggris dan Perancis endapannya mencapai
lapisan-lapisan tebal, yang suit dibedakan dari jaman perm (New Red Facies)
tetapi didekat Tethys endapan itu berubah seluruhnya mejdai fasies laut (Trias
alpina).
2. Trias
jerman diluar eropa
Trias jerman yaitu
Trias dala fasies/ campuran fasies darat-laut yang terdpat di gondwana (
amerika selatan,Afrika, australia, Madagaskar dan india) merupakan pengendapan
darat yang dimulai pada jaman erm dan berlangsung terus. Di india dan Australia
telah ditemukan selaan-selaan batubara. Tumbuhan yang khas dilapisan batubara
ini adlah Thinnfeldia. Sedangkan glossopteris juga ada. Kemudian ada di
sepanjang pantai atlantik di amreika utara Trias berkembang menjadi fasies
sejumlah besar lelehan lava seperti palisades yang terkena dekat New York.
Formasi newark dimulai
dari Halifax di nova scotia (akadia) melalui conenctikut, new york, washington
DC sampai ujung seltan appaclachia. Trias daratan ini terbentuk dlam bebrapa
cekungan yang sedikitnya pada satu sisi dan dibatasi oleh patahan-patahan.
Melalui Patahan itu magma dapat
menyelinap keatas kemudian melelh sebagai erupsi celah diatas lapisan-lapisan trias
yang mengandung pasir. Ciri dari lapisan newark adalah adanya tapak-tapak kak
reptil yang banyak yang sampai menutupi bidang lapisan itu hingga jarak yang
jauh.
Disebelah barat,
didataran tinggi kolorado daerah arizona dan nevada terdapat juga trias jerman
yang mnegandung selaan endapan- endapan laut.
Dikolorado dan wyoming
tebal lapisan-lapisannya hanya bebraoa ratus meter saja tetapi makin kebarat di
utah dan arizona barat laut maka tebalnya makin bertambah sampai >100 m.
Kemudian adaa lapisan abu gunung api sebagai kegiatan vulkanik yang mempengaruhi
endapan trias di kalifornia.
Endapan trias didaerah
egunungan Rockies dicirikan dengan warna yang beraneka sehingga dapat
diberinama diantaranya ada Great Red Valley dan Painted Desert. Di tiongkok
trias berkembang dalam fasies jerman, walau hanya Bundsandstein saja dan warna
yang khas adalh merahlembayung. Diaustralia batuan-batauan triasnya hanya dapat
dijumpai pada cekungan antar gunung terutam limne dan banyak mengandnung
batubara, halini diseabkan karena Benua
ini dulunya merupakan benua ynag terkikis.
3. Trias
Alpuiina
Trias juga tersebar
dalam bentuk endapan-endapan geosinklin laut dengan gamping sebagai bahan
pembentuk utama didalamnya. Sistem geosinklin dibedakan menjadi 2 yaitu
geosinklin tethys dan lingkarpasifik (cirkumpasifik). Yang pertama terbentang
dari maroco di baratmelalui pirenea, Alpina, Italia, Balkan, Karpaten,
Kaukasus, melalui turki dan Afganistan, himalaya, birma hingga keindonesia
tempat sisitem ini bersambung dengan sistem yang kedua yaitu yang berlangsung
dari indonesia ke filipina, formosa, jepang, alut, alaska, pegunungan rockies,
andes, selandia baru dan irian. Bagian- Bagian itu sebagian besar telah
teangkat menjadi pegunungan. Mulai dari jaman trias karea pada jaman perm hanya
nenbekas batuan konglomerat-alas atau seabagai endapan epikontinen, tanda suatu
genang laut baru dimulai.
Daerah-daerah klasik
bagi stratigrafi trias alfina adalah daerah alfin australia. Disebelah selatan
didaerah dolomit diantara laipsan-lapisan gamping ditemukan selaan yang berasal
dari gunung api yang diendapkan kebawah laut, hal inilah yang menyebabkan
banyak mengandung fauna fosil.
Berbagai jenjang itu
bercirikwnan smonit ysng berlimpah jumlahnya (jenjang Schyt dengan tirolites
cassianus. Jejang anis dengan ceratities bino.trinodosus. jenjang ladin dengan
jenis arcetes, jenjang karm dan nor dengan pinacoceras halorites. Seluruh
jenjang ini kaya akan amonit yang sebagian besar tersebar diseluruh dunia.
Di alpina timur, trias
berkemban dilapisan-lapisan yang bergamping, dialpina barat trias itu karena
metamorfosis yang sebigan besar berubah menjadi sekis dan pualam.
4. Trias
Himalaya
Didaerah himalaya,
Trias merupakan pengendapa laut yang tidak terputus-putus dengan batuan
gamping. Trias dapt mencapai ketebalan 100 m. Penampang yang klasik ialah yang
terdapat didekat spitti.
Di pakistan, diutara
rawalpindi tria yang ada mengndung fosil yang tersingkap baik di pegunungan
sirban. Dimana dasaranya terdiri dari lelehan riolit tebal 30 m. Diatasnya
terdapat gamping yang mengandung amonitdan berumur trias atas. Di selatan
rawalpind didaerah saltange, trias tersingkap baik yang berupa gamping yang
berlapis tipis dan jelas yang mengandung ceratites.
5. Trias
di Timor
Terdapat dalam satuan
fasies seperti di jaman perm. Lapisan itu tersesarkan yang satunya keatas dan
yanglainnya menutup bawah. Dibagian
bawahnya ada lapisan kekneno yaitu pasir dan konglomerat dengan banyak
grauwackedan selaan-selaan gamping dan serpih yang didalamnya ditemukan halobia
sehingga menunjukan adaya trias atas. Diatasnya terdapat sonnebait : lempung
dan serpih dengan gamping yang mengersik dan gamping-gamping merah yang
berlapis-lapis tipis dan mengandung halobia. Dalam formasi sonnebait terdapat
batugamping yang banyak mengndung fauna amonit yang dapat dibandingakan dengan
yang ada di himalaya.
Tempat-tempat lainnya
dalam geosinklin lingkarpasifik.
Disemenanjung malaya
terdapat endapan vulkanik yang saling menjorok dngan konglomerat, batu pasir
dan serpih yang mengandung sedikit moluska trias (myphoria, halobia, pteria).
Endapan serupa ditemukan juga dipulau riau, bangka dan belitung. Disumatera
terdapat serph dan lapisan kersik yang mengandung haloia dan moluska trias
lainnya. Lapisan itu terletak kongkordan diatas gamping dan bahan gunung api
yang termasuk formasi singkarak (perm),trias itu tersingkap baik du lurah tuhur
dekat danau singkarak.
Pada tempat lainnya
yaitu sepanjang bukit barisan juga terdapat trias yaitu di dekat danau toba
dalam bentuk serpih yang megandung halobia. Dibagian timur indonesia, khusunya
di maluku lapisan trias juga tersebar yang terdi dari batuan-batuan klastika.
Melihat sifat batuannya dapat dikirakan bahwa tempat itu dilingkupi oleh suatu
daerah yang terangkat. Daerah itulah yng memberi bahan bagi batuan klastika,
diantarnya ada grauwacke yang menunjukan akan pengangkutan yang tidak jauh.
6. Trias
diamerika utara bagian barat
Selama jaman ini,
sepnjang pantai barat amerika utara terjadi sebuah cekungan geosinklin yang
saaat ini merupakan bgian negara kalifornia, Oregon, washington, dan Alaska.
Cekungan itu terpisah dri samudera pasifik oelh rentetan pulay yang kini telah
lenyap. Tumpukan lapisan yang tertebal terdapat di evada selatan yakni hingga
8000m. Alasnya teridiri dari serpih dan batupasir, trias tengah berkembang
sebagai batuan vulkanik sedangkan trias atas terdiri dari gamping dan
selaan-selaan vulkanik. Sebaliknya dialaska trias itu hampir seluruhnye terdiri
dari gamping yang tertutup oleh serpih hitam.
Iklim
Jman Trias
Iklimnya kering yang
tersebar luas di dunia yang menyebabkan adanya batupasir merah yangv sangat
banyak yang diselingi dengan bukit pasir. Adanya rekah kerut, batu bersegi yang
terasah dan berbagai lainnya yang sering sijumpai dalam iklim kering.
Terdapatnya evaporit diberbagai tempat. Sebaliknya ada bahan yang berasal dari
tumbhan yang banyak seprti di India dan Australia yang menunjukan adanya iklim
tropika yang lembab.
Dalam endapan2 lautan,
koral mempunyai arti yang penting hal ini menunjukan adanya suhu rata-rata yang
cukup tinggi. Gamping koral yang banyak dalam tethys dan dalam geosinklin kalifornia nmerupakan ciri khas bgi endapan
trias. Diameriak barat bianatang karang pembentuk terumbu terdapat sampai di
alaska. Hal ini menunjukan bahwa dulu iklim berlainan dengan sekarang.
Pelamparan es yang luas tidak ditemukan pada jaman trias.
Kegiatan
vulkanik selam jaan Trias
Pada bagian penting didunia, trias merupakan
jaman dengan kegiatan vulkanik yang luar biasa. Misalnya di Eropa barat dan
Afrika Utara, intrusi batuan basa berbentuk retas terdapat dimana-mana didalam
deret newark di amerika utara terdapat lelehan batuan basa sebagai selaan
diantara sedimen-sedimen klastika. Di afrika selatan trias itu bercirikan
retas-retas lempeng (siil) dan lakolit. Keadaan di brasilia mirip dena keadaan
di afrika selatan. Dialpina dan ditempat-tempat lainnya di tethys
endapan-endapan tufa vulkanik sangat penting artinya demikian juga di malaya,
kalimantan dan kalifornia.
Endapan-endapan jaman
trias
Dieropa barat selama
trias bawah adanya pengendapan garam. Dalam cekungan angara dan australia terjadi lapisan-lapisan
batubara yang banyak, di tiongkok, selatan pematang tsinglin terdapat
endapan-endpan garam sedangkan di sjensi terdapt minyak bumi dalam btupasir
trias.
BAB
35
JURA
Pegunungan
jura, wilayah tipe bagi jura
Sebelah utara Alpina di
jerman selatan, Swiss dan Perancis membujur sebuah pegunungan sebagai suatu
lengkungan yang bernama jura. Pegunungan ini terbentuk pada jaman trias dalam
fasies jerman. Quenstedt dan vonbuch adalh orng yang memberi nama pegunungan
jura pada lapisan-lapisan itu. lapisan-lapisan yang sama umurnya sanagt banyak
di eropa. Batuan-batauan itu di endapkan dalam cekungan yang telah terkikis.
Ckungan itu sebagian besar telah terisi endapan perm dan trias yang terjadi
didaratan dan lautan. Lapisan-lapisan jura selalu terisi dalam lautan, kecuali
pada bagian teratasnya yang dibebrapa tempat mengandung pua endapan-endapan
daratan. Jaman jura merupakan sebuah genanglaut yang besar tetapi terbatas pada
cekungan-cekungan eropa dan tepi-tepi tethys. Hampir seluruh tempat didunai
jura merupakan kelanjutan pengendapan didaratan di jaman perm dan trias kecuali
endapan-endapan geosinklin.
Quenstedt dan von buch
membagi pegunungan jura dengan 3 jenjang yang berdasarka litologinya yaitu jura
hitam, jura coklatdan jura putih . Jenjang yang terbawah terdiri dari
serpih dan gamping yang berwarna tua,
jejang tengah terdiri dari gamping oolit berwarna coklat dan jenjangyang
teratas terdiri dari gamping-gamping halus berwarna putihatau gamping terumbu tak
berlapis. Tetapi karena hanya berlaku di satu tempat dan tidak sama waktunya
maka pembagiannya diganti berdasarkan paleontologinya yaitu Lias, Dogger dan
Malm.
Pada beberapa tempat
disisi bawah sistem ini ditemukan fasies darat (rhaet(). Hal ini juga terdapat
pada sisi atas (Purbeck). Jadi jura diderah ini melukiskan sebuah daur
penggenangan yang lengkap.
Perkembangan
alam bintang selama jaman jura
Jura yang diendapkan
didaratan dan lautan sama-sama mengandung fosil yang banyak. Diantara
invertebrata lautan, amonit. Pada akhir jaman trias hampir semua amonit punah
kecuali satu keluarga yaitu Phylloce-ratidae. Dari kelompok ini selama jaman
jura segra berkembang yaitu neoammonoidae dn ciri-cirinya pun khas karena
banyaknya amonit yang terkandung didalamnya. Maka jura itu dapat dibgi menjadi sjumlah
besar jenjang-jenjang. Yaitu jenjang
portland, jenjang kelleway, dan jenjang thoars.
Masing-masing jenjang
dapat dibagi lagi menjadi sejumlah besar jalur-jalur yang masing bercirikan
adanya suatu gabungan amonit tertentu. Seluruhnya telah dapat dibedakan
sebanyak 38 jalur.
Spon ( porifera)
penting artinya dalam endapan laut dari jura atas (malm) jasad-jasad
dipegunungan jura jerman selatan dan swiss. Yang kadang-kadang membentuk
terumbu, sebaliknya rangka yang terjadi pada bahan kersik yang menyebabkan
terbentuknya batuan gamping yang mengersik daan lapisan batu api yang berwarna
hitam.
Bianatang karan (koral)
berperan dalam pebentukan batuan gamping putih malm dan merupakan boherm. Koral
banyak terdapat dalam jenjang Lustiana sehingga dulunya dinamai jenjang
coralla.
Echinodermata juga
berperan penting, terutama dalam dogger beranjak gamping yang terbentuk
ruas-ruas tangkai leli lut (crinoida). Diantarnya yang terpeting adalah
aplocrinus dan pentacrinus. Selama jaman jura, andaklaut untuk pertama kali
muli timbul secara besar-besaran dn sangat berperan penting sebagai penujuk
meskipu terikat dengan fasies. Terutama cidaris beraturan yang sangat banyak
jumlahnya.
Dianatara pelecypoda
yang terutama menarik ialah diceras yang bercangkang sangat tebal dan kerap
kali brukuran sangat besar. Kemudian dalam lias, tiram-tiram tertentu (Gryphea)
dengan cangkang yang sangat cengkung mmbentuk biostrom yang sangat luas.
Gastropoda tidak
terlalu banyak pada jaman ini tetapi diantaranya ada yang berupa fosil
penunjuk, dan ada yang menarik yaitu nerineidae disebelah cangkang dalamnya
terdapat geligir yang sangat menonjol sehingga ruang cangkang memberikan bentuk
yang sagat terbiku , jenis ini hidup sampai pada jaman kapur.
Terjadinya
fasies jura lautan di eropa
Serpih, lempung dan
gamping dan oolit besi telah berkembang dalam ketiga jaman jura. Karena
pergantian jura itu maka suatu daerah yang terbentuk oleh endapan-endapan itu
memberikan bentang alam dengan timbulan (relief) yang berubah-ubah. Hal ini
disebabkan karena perbedaan dayatahan terhadap pengikisan dari bebagai batuan.
Diwilayah tipe lias
yang dijumpai ialah serpih hitam dan gamping dalam dogger yang terbanyak ialah
pergantian antara serpih (banyak amonit)
dan gamping oolit yang berwarna coklat yang kadang-kadang beralih ke oolit besi
murni, yang khas dalam malm adalah gamping koral yang berwarna muda yang
mengandung batu apai.
Adanya fasies pada
tempat yang letaknya berjauhan dapat dipersamakan, dapat diterangkan yaitu
sewaktu lautan jura menggenang diatas pegunungan variscia yang sebagian telah
terkikis dan terombak itu, yang terisi mula-mula ialah sejumlah besar cekungan
yang terpisah satu dari yang lain.
Karena hubungan dengan lautan besar tidak cukup maka, penyegaran air
pada dasar cekungan-cekungan itu kurang sempurna. Hal inilah yang menyebabkan
penaman suasana laut hitam. Dalam hubungan ini yang terkenal adalah teluk
holzmadn. Karena bebagai sebab banyak binatang yang hidup dalam laut masuk
kedalam air didasar itu dan akhirnya mati karena racun yang terkandung dalam
air dasar itu. Fosil Binatang Ichytyosaurus (reptil yang telah meneysuaikandiri
dengan kehidupan laut) ditemukan dalam endapan-endapan Lias yang terletak di
jerman selatan . batuan ditempat ini banyak mengandung zat organi (bitumen /
aspal) sehingga menjadi kedap air.
Keadaan suasana laut
hitan sebagian besar lenyap ketika genanglaut makin menjadi. Pemisahan cekungan
itu makin tidk jelas dan pantai-pantai yang mengelilingi lautan dogger menjadi
rendah karena terkikis. Daerah-daerah yang melingkunginya memiliki iklim yang
sama sehingga memungkinkan seungai-sunagainya mengangkut sejumlah garam besi
kedalam laut. Sebab kadar besi yang tinggi merupakan khas dari endapan-endapan
lautan dogger. Hal ini juga terlihat dari warna endapannya.
Waktu penggunaan laut
sedang memuncak keadaan cukup baik untuk perkembangan sejumlah besar binatang
karang dan binatang itu telah membentuk gamping malm yang berwarna putih.
Pembentukan itu ada dua macam yakni secara langsung dalam bentuk bioherm atau
tidak lngsung dengan memberikan remukan gamping atau lanau gamping halus.
Bahan-bahan mengendap dalam laguna-laguna dan laut-laut diantara
terumbu-terumbu karang, berupa gamping-gaping berwarna putih yang sangat halus
butir-butirannya dan berlapis dengan baik. Diutara didekat cekunga paris susana
yang baik juga datangnya lebih dahulu daripada diselatan ditepi tethys .
Gamping
litografi
Di jerman selatan,
terutama disekitar solenhofen gamping lempung yng berdebu halus dan yang telah
diendapakan diantara terumbu koral itu telah berabad diusahakan orang sebagai
gamping litografi. Batuan itu dipergunakan untuk litografi yakni suatu cara
pencetakan seperti halnya di Holzmaden.
Seorang ahli geologi
yang berpendapat selama kala malm di jerman selatan terdapat sebuah laut yang
menunjukan persamaan dengan keadan seperti didaerah pasifik dan dibeberapa
bagian kepulauan indonesia. Dalam laut ini terdapat banyak terumbu karang ,
pada tepi laut itu melonggoklah bahan rombakan terumbu dan oolit sehingga
kadang-kadang terjadi bukit-bukit dengan perlapisan silang-siur. Endapan lepas
ini tertiup angin menjadi bahan yng sangat halus yakni debu gamping yang
sebagian diantaranya terendapkan dalam laguna-laguna diantara terumbu-terumbu
itu.
Laguna-laguna itu pada
pasang surut tentu kering, hal ini diketahui dari tapak-tapak kaki yang tampak
pada gamping litografi. Binatang-binatang yang kini kita temukan sebagai fosil
dalam gamping itu telah terperosok dalam lumpur gamping yang liat itu dan untuk
sebagian telah menjadi yang kering dan berubah menjadi murni karena panas
matahari. Diatas bangkai-bangkai yang kering, oleh angin diendapkan debu
gamping halus yang kemudian menjadi keras karena sebagianmenghablur kembali.
Cara kejadian yang demikian itu menerangkan bagaimana kehalusan fosil yang luarbiasa
dapat terjadi sehingga bagian yang kecil-kecilpun dapat membentuk fosil seperti
misalnya urat-urat pada sayap serangga.
Burung
purba Solenhofen
Fosil yang ditemukan
ini ialah burung purba dari batu gamping litografi. Pentingnya archaeopetrix ialah
karena binatang ini dapat dikatakan merupakan bentuk antara yang hampir
seempurna, yakni antara reptilia dan burung. Ciri-ciri keburungan ialah bahwa
tengkoraknya sepanjang sutura tertutup sama sekali, dan badannya jelas berbulu. Ciri-ciri reptilia lebih banyak lagi sayapnya
yang berbulu sungguh-sungguh masih jelas bertangan yang berjari tiga buah.
Jari-jari bercakar ekornya panjang dan sangat menyerupai ekor reptilia kecil
masa mesozoikum (Ornithiscia). Pada burung sekarang ekor itu susut hingga beberapa
ruas tulang belakang saja yang menjadi satu.
Endapan-endapan
epikontinen diluar eropa
Diluar
eropa barat sebagian besar jura-epikontinen itu berkembang dalam fasies daratan
terutama dalam cekungan angara di siberia telah diendapkan lapisan-lapisan darat
tebal yang pada beberapa tempat mengadung banyak lapisan-lapisan batubara.
Lapisan-lapisan pasir itu kita temukan juga di tiongkok dan tonkin (vietnam)
juga disini juga terdapat lapisan-lapisan batubara yang dapat diusahakan.
Sebagian daripada lapisan-lapisan batubara itu berumur trias, tetapi
pembentukannya berlangsung terus dalam jaman jura dan mungkin masih terus juga
dalam kapur bawah.
Di
australi endapan-endapan jura yang tidak sedikit jumlahnya itu, hampir semuanya
bekembang sebagai sedimen darat. Danau-danau dan rawa-rawa yang sangat luas
terdapat benua ini, yang pada ketika itu masih menjdi satu dengn irian.
Endapan-endapannya pada umumnya terdiri atas pasir, konglomerat, arkosa, dan
lempung, tetapi di Queensland terdapat pula lapisan-lapisan batubara yang cukup
penting artinya. Diaustralia barat terjadi penggenangan oleh laut .
Jura dibenua Gondwana lapisan-lapisan jura itu
dapat dikatakan hampir seluruhnya berkembang dalam faseies daratan dengan
thinnfeldia. Hanja di madagaskar dan ditanah somali (Afrika Timur). Jura
sebagai endapan laut yang bertransgresi diatas trias atau prakambium. Di kennya
disepanjang tepi endapan–endapan laut itu kita dijumpai lapisan-lapisan yang
terbentuk oleh sungai-sungai yang mengalir kedalam laut. Didalam lapisan-lapisan
itu telah ditemukan orang-orang bermacam-macam reptilia raksasa ajaib. Juga di
Australia Tenggara terdapat beberapa lapisan jura yang bertransgresi.
Di
Amerika utara, lautan jura baru pada kala dogger menggenangi suatu daerah yang
kini merupakan daerah rocky mountains. Dilaut ini selma jaman kapur terjadilah
geosinklin yang kemudian karena pelipatan menibulkan suatu pegunungan yakni
rocky mountain. Yang dinamai formasi sundance disusul oleh sebuah susut-laut
pada akhir jaman jura dan permulaan jaman
kapur dengan pengendapan sedimen-sedien sungai yang sangat tebal. Juga
disini telah ditemukan orang dinosaurus yang terawetkan dengan baik.
Di
Rusia selama jura atas terjadi sebuah genang laut dengan pengendapan gamping
yang mengandung aucella dan cardioceras.
Jura
dalam geosinklin
Selama jaman jura dalam
Thethys mulai timbul sejumlah cekungan-cekungan pulau. Sehingga menyebabkan
geosinklinnya terpecah menjadi bebrapa cekungan memanjang yang letaknya
sejajar. Gerak ini bernama orogenesis Kimeria, oleh sebab itu lapisan-lapisan
jura dipegunungan alpina kadang-kadang ditemukan sebagai tumpukan
lapisan-lapisan yang tebal dan kadang juga tipisyang kerap kali berifat
konglomerat atau breksi.
Makin dekat ketepi
cekungan itu, untuk sbaian besar jura berkembang sebagai lempung dan lanau
dengn selaan-selaan lapisan gamping malm yang kebanyakan berkembang dalam
fasies Titon ( gamping yang berbutir halus, jelas perlapisannya, dan tak banyak
mengandung fosil, jika ada fosil terdiri dari tutup amonit). Selanjutnya amonit
perisphinctes, belemenit Calpionella (hewan bersel satu yang hidup terikat dan
pygope), Brachiopoda yang bentuknya aneh. Fasies titon ini kerapkali
berlangsung terus menerus hingga jaman kapur bawah.
Didaerah Alpina timur,
jura ditemukan sebagai lapisan-lapisan gampingan dengan seligan-selingan
vulkanik basa (ofiolit). Pada beberapa bagian pegunungan alpina (peninda)
endapan-endapan jura itu telah berubah karena metamorfosis menjadi sekis.
Di himalaya jura itu
mula-mula gampingan, kemudian beralih menjadi setumpuk lapisan serpih lempung
dan sabak yang banyak mengandung amonit (spiticeras).
Di indonesia jura terdapt di dumatera utara (daerah Gajo),
selanjutnya di timor (lapisan Ofu), tetapi terutama di maluku disekitar misool,
diburu, Buton, juga sula dan sulawesi. Jura di indonesia timur berkembang
sebagai lapisan gampingan dan menunjukan suatu penggenangan daratan oleh lautan
jura. Daratan itu sebagian besar kini telah tenggelam dibawah mukalaut.
Dikalimantan tenggara formasi alino yang terdapat di pegunungan meratus,
kalimantan tenggara, dimasukan kedalam jura meskipun bukti-bukti mengenai
umurnya belum ada.
Sifat-sifat endapannya
menunjukan bahwa indonesia dalam jaman jura belum merupakan bagian daripada
geosinklin yang sesungguhnya karena umurnya batuan-batuannya tidak tebal. Yang
terdapat dalam jaman jura ialah suatu kegiatan magma yang yang kuat berua
intrusi magma cair pijar yangmengandung timah
yang masuk kedalam sedimen-sedimen yng berumur trias. Granit di bangka
dan belitung yang mengandung timah jufga termasuk.tetapi ada yang berpendapat
bahwa timah dan granit ini terbentuk pada jaman kapur.
Di Amerika Utara agian
Barat terdapat sebuah geosinklin yang terbentang kira-kira dari alaska ke
kalifornia. Selama jaman jura didalamnya telah mengendaap tumpukan
sedimen-sedimen yang sangat tebal. Pada bebrapa tempat tebal sedimen ini
mencapai 800 m. Karena adanya kegiatan gunung api yang luar biasa, maka sebagin
besar sedimen-sedimen itu berasal dari bahan-bahan itu pula. Pada akhir jaman
jura isi geosinklin ini terangkat menjadi sebuah pegunungan.
Besamaan dengan itu
terjadi aliran-aliran basalt yang luas dan meneroboslah batolit granit yang
besar. Satu diantara batolit-batolit itu panjangnya 650 km (batolit sierra) dan
yang lain 200 km (batolit coase range) retas-retas yang banyak mengandung
banyak kuwarsa disertai oelh
cebakan-cebakan emas, perak, dan tembaga (emas kalifornia dan alaska).
Iklim
selama jaman jura
Jaman ini beriklim
panas dan lembab, hal ini disebabkan karena banyaknya bahan tumbuhan fosil, pada
bebrapa tempat bahan itu menimbulkan lapisan-lapisan batubara (siberia,
Tiongkok, Asia tenggara).
Endapan jura banyak
mengandung reptilia yaitu jenis binatang yang sangat tergantung akan temperatur
udara. Di Amerika dan Afrika Timur telah ditemukan orang bentuk-bentuk raksasa
dari binatang-binatang itu, yang setiap harinya tentu memerlukan makanan yang
banyak. Hal ini hanya mungkin terjadi pada iklim tropika (panas lembab),
kecuali banyak diantara reptilia itu baik berbetuk raksasa maupun yang kecil, mempunyai
suatu betuk badan yang yng menimbulkan sangkaan bahwa binatang-binatang itu
hidupnya di air, seperti buaya. Dan menunjukan bahwa iklimnya lebih lembab dari
pada jaman trias.
Endapan-endapan jamn
jura yang penting artiya dalam kehidupan ekonomi.
Di eropa barat jura
terdapat longgokan-longgokan bijih besi yang uas di Elzas-Lotharingen dan
Luxemburg. Baik di siberia maupun tiongkok dalam jura terdapat lapisan-lapisan
batubara yang luas dan sangat penting artinya. Endapan-endapan itu pada umumnya
terjadi dalam ckungan-cekungan antargunung dan berfasies limne (peking, sjansi,
dan sjantung). Juga di autralia tinur (Queensland, New South Wales, South
Gipsland di victoria) terdapat endapan-endapan batubara dan sedikit minyakbumi
yang penting pula ialah adanya batuan-batuan klastika jaman jura yang merupakan
lapisan-lapisan berisi air di Great Arteisten Basin (cekungan Artois Besar).
Di Amerika utara,
sebelah barat intruksi-intruksi pada akhir jaman disertai oleh sejumlah bijih
yang penting artinya bagi kehidupan ekonomi. Emas Kalifornia dan Alaska yang
terbanyak berasal dari orogenesis dan intrusi pada akhir jaman jura. Juga
granit-granit timah di bangka, belitung, kepulauan riau, dan semenanjung malaya
berunur jura atas. Tak perlu ditekankan lagi betapa pentingnya bijih timah bagi
perekonomian di asia tenggara.
Kapur
Bab
36
Definisi
sistem
Zaman kapur tidak mempunyai wilayah tipe,
seperti hal nya dengan zaman Jura. Namanya berasal dari tempat terdapatnya
batuan itu sepanjang pantai selat channel, perancis-inggris yang pada zaman
dahulu untuk sebagian diusahakan orang untuk pembuatan kapur tulis. Dilihat
dari sudut pengendapannya, zaman kapur jelas definisinya. Zaman jura berakhir
pada zaman susut laut dan pada kebanyakan daerah di dunia dengan pengendapan
lapisan-lapisan daratan yang mengandung reptilia. Susut laut itu berlangsung
hingga kapur bawah pada pertengahan zaman disusul oleh sebuah genang laut besar
yang meliputi bagian-bagian penting dari dunia. Yang menguntungkan ialah bahwa
endapan-endapan lautan zaman kapur itu umumnya mengandung banyak fosil yang
baik sekali untuk penasabahan jarak jauh, seperti Amonit, belemnit,dan
foraminifera. Dalam kapur bawah yang penting ialah genus-genus Toxaster dan
heteraster. Selama zaman kapur kita jumpai perekmbangan yang sangat ajaib.
Terutama dalam gamping-koral tethys kita temukan Rudistae, sebuah
lamellibranchiata, yang salah satu cangkangnya tumbuh menjadi benda yang
menyerupai tanduk, sedangkan cangkang yang lain menjadi tutupnya. Disini kita
lihat suatu gejala yang biasanya disebut konvergensi dan telah kita jumpai pada
perkembangan yang serupa dari Brachiopoda zaman Perm. Dalam hal itu beberapa
kelompok binatang mengembangkan bentuk-bentuk yang khasnya bagi kelompok
binatang lain mungkin karena cara hidupnya sama.
Seekor Lamellibranchiata lain yang sangat kahs bagi zaman
kapur ialah genus Inoceramus (binatang karang yang bercangkang tipis dan pipih
dengan hiasan yang jelas berupa lingkaran sepusat. Tiram-tiram (Ostrea) di
dalam banyak cekungan merupakan faktor pembentuk batuan yang penting
(biostrom). Selama zaman kapur bebrapa kelompok memisahkan diri dan disini kita
lihat perkembangan yang ajaib. Pada binatang-binatang itu cangkang yang
berbentuk pilin rata beralih untuk sebagian atau seluruhnya berbentuk lurus.
Perancis Selatan,
wilayah tipe-tipe bagi kapur bawah
Disini sepanjang tipe
geosinklin, Tethys kapur bawah itu berkembang baik sekali yakni dalam dua buah
fasies yang berlainan. Fasies yang satu terdiri dari lempung dan napal yang tak
banyak perubahannya dan menyerupai apa yang telah terendapkan zaman jura.
Lapisan-lapisannya banyak sekali mengandung amonit yang kerap kali terdapat
sebagi inti batu daripada pirit. Karen adanya Amonit itulah maka stratigrafi
tempat dapat ditetapkan dengan jelas fasises yang kedua yakni yang terdapat di
sepanjang tepi cekungan itu. Didekat sisa-sisa pegunungan varisea. Fasies itu
terdiri dari gamping yang mengandung banyak sekali orbiotokus echinidae dan
rudista. Karena kerasnya,maka fasies itu kerap tampak sebagai rentetan
gunung-gunung.
Cekungan-cekungan Paris
dan London, wilayah tipe-tipe bagi kapur atas
Dalam cekungan itu telah terjadi pengendapan darat yang
membentuk suatu tumpukan sedimen, terdiri dari serpih, pasir, gamping air
tawar. Dan pada beberapa tempat mengandung banyak fauna Reptilia. Amonit banyak
terdapat disini. Pengendapan lapisan yang bersifat napal atau kapur itu
berlangsung terus hingga akhir zaman kapur. Batuan-batuan klastika yang tak
seberapa itu menunjukkan, bahwa daratan yang terdapat disekitarnya sangat
rendah dan sungai-sungainya hanya mengangkut sedikit bahan rombakan ke laut.
Batuan-batuan bersifat kapur yang telah menyebabkan seluruh sistem ini bernama
demikian, kerap kali mengandung banyak fosil yang terawetkan sangat baik.
Kapur di Eropa Barat
dan Afrika Utara
Pada kapur bawah di Rusia diantara pegunungan Ural dan
perissai Fennoskandia telah terjadi sebuah cekungan laut yang bentuknya
memanjang. Didalamnya telah diendapkan pasir-pasir yang mengandung glaukonit,
lempung hitam dengan simbirskites dan pasir berbesi. Di Afrika Utara selama
zaman kapur terus menerus kita jumpai beberapa cekungan dengan pengendapan
laut. Pada ketika itu sepanjang tepi sahara terutama terjadi endapan-endapan
pasir yang biasanya berlaih kearah tengah cekungan itu menjadi lapisan-lapisan
gamping dan dolomit yang tebal dan kerap kali bercirikan Rudistae dan
Orbitolina. Di Amerika Utara pada Kapur Bawah terjadi suatu genangan laut mulai
dari teluk meksiko dan meluas diatas alas perisai kanada yang terlipat dan
berubah oleh metamorfosis. Penggennagan yang meluas pula diatas endapan-endapan
masa paleozoikum di Texas, New Meksiko dan kansas. Suatu genang laut yang lain
meliputi daerah yang kini merupakan daerah alaska. Laut itu terdapat pada suatu
jalur yang dibarat dibatasi oleh pegunungan Cordillera jura atas dan di
timur oleh prakambrium kanada dan
sisa-sisa pegunungan Appalachia. Endapan
yang mengandung banyak fosil, pengendapan itu disepanjang tepi cekungan
terutama terjadi dari bahan-bahan klastik. Semakin kearah tengah umumnya
bersifat gampingan. Pada kapur Atas terjadi sebuah genang laut lagi setelah ada
susut laut singkat pada akhir kapur bawah. Pada genang laut ini laut masuk
kedalam baik dari utara maupun selatan. Tidak lama kemudian terjadi sebuah
palung yang memisahkan Amerika Utara menjadi dua bagian. Pada kebanyakan tempat
dalam lapisan darat terdapat banyak jenis reptilia yang telah punah,
diantaranya reptilia terbang raksasa dan dinosauria besar-besar yang memakan
tumbuhan yang mencirikan akhir zaman Mesozoikum. Juga disepanjang tepi pantai
barat dan pantai timur Amerika Utara pada jarak yang sempit dalam kapur bawah
dan kapur atas terjadi sebuah genang laut. Kapur atas Amerika Utara dan Amerika
Selatan berakhir dengan sebuah pembentukan pegunungan besar dengan pengangkatan
isi geosinklin yang menyebabkan timbulnya Rocky Mountain. Akibat pembentukan
pegunungan ini ialah bahwa diseluruh dunia zaman kapur berakhir dengan sebuah
susut laut yang membatasi masa Mesozoikum dengan cara yang sangat jelas.
Endapan-denapan masa geologi berikutnya yakni Kenozoikum, dengan demikian
terpisah dari masa Mesozoikum oleh suatu rumpang yang jelas.
Kapur di Tethys
Pengendapan yang bersifat gamping dalam jaman Trias dan
jura selama zaman kapur berlanmgsung
terus di berbagai bagian Tethys. Hanya dalam cekungan-cekungan tepi terutama di
daerah Alpina Barat, kita jumpai tumpukan-tumpukan tebal batuan lempung dengan
fauna amonit yang melimpah. Dalam inti pegunungan Alpina lapisan-lapisan zaman
kapur biasanya melebur dalam batuan-batuan metamorf yang kita kenal sebagai
Bunder Schiefer bagian Geosinklin. Untuk sebagian punggung-punggung itu
menjulang diatas permukaan air sehingga merupakan lengkungan-lengkungan pulau.
Kapur di Indonesia
Di Indonesia endapan-endapan yang jelas termasuk kedalam
kapur hanya terdapat pada beberapa tempat yang terpencar saha. Di Sumatra,
kapur telah diketahui adanya di jambi (dusun pabungo,batu kapur mengkadai) dan
diujung selatan bengkulu yakni dekat kota agung, di pegungungan Garba dan
Gumai. Singkapan-singkapan hanya kecil saja dan kedudukan batuan kapur itu
tidak begitu jelas. Di Jambi lapisannya banyak mengandung Molluska,sedangkan di
Sumatra Selatan penentuan umurnya didasarkan kepada penemuan Fora-minifera
besar Orbitolina. Di Jawa, kapur telah kita ketahui adanya dalam bentuk
lensa-lensa gamping yang mengandung Orbitolina terapit. Diantara lempung dan
serpih. Tempat terdapatnya ialah di daerah Lukula di selatan Banjarnegara, Jawa
Tengah. Juga disini kaur bertalian erat dengan batuan metamorf dan mungkin
merupakan selaan-selaan didalamnya. Lapisan-lapisan zaman kapur yang berfosil
tersebar di maluku dan diberbagai tempat lainnya di Indonesia Timur. Terutama
di pulau Misool-lah. Lapisan-lapisan
zaman kapur itu tersingkap sangat baik dan terletak diatas lapisan zaman jura yang banyak mengandung fosil.
Zaman kapur disini ialah Rudistae,Inoceramus,Belemnit dan Foraminifera kecil.
Di Kalimantan lapisan-lapisan zaman kapur itu terdapatr di bagian barat, yakni
dahulu dan dipertengahan aliran sungai Seberuang dan sungai Selangkai di dekat
Semitau. Di Kaliamntan Tenggara batuan zaman kapur itu kita temukan di
pegunungan Meratus dan formasi Manunggul yang terdiri dari
konglomerat,batupasir,lempung,napa, dan batu gamping. Agaknya zaman kapur itu
di bagian barat Indonesia terdapat pulau-pulau dan pegunungan-pegunungan yang
naik diatas permukaan laut sedangkan dibagian timur hanya ada cekungan dangkal
saja dengan pengendapan jauh di darat.
Endapan di zaman kapur
yang penting bagi perekonomian
Zaman kapur itu bukan suatu zaman geologi yang banyak
mempunyai cara pembentukan bahan-bahan yang dapat diusahakan. Di Amerika Utara
terdapat batubara muda yang jumlahnya cukup besa terutama di daerah Rocky
Mountain.
REPTILIA,VERTEBRATA
YANG KHAS BAGI ZAMAN MESOZOIKUM
BAB
37
Pada
ketika itu yang etrutama ialah Reptilia yang bertengkorak sinapsida.
Kelompok-kelompok itu selama masa Mesozoikum menjadi kurang penting dan
berkembanglah kemudian reptilia dengan tengkorak diapsida yang merajalela baik
di daratan maupun airt tawar dan diudara. Sebaliknya dilautan, disamping
ikan-ikan terutama reptilia bertengkorak parapsidalah yang memegang peranan
pokok. Kelompok yang terkenal ialah Dinosauria. Nama ini sebetulnya meliputi
dua kelompok yang berbeda meskipun masih berkerabat yakni, Orinithischia dan
Saurischia. Dalam kelompok Dinosauria itu ada beberapa jenis yang mencapai
bentuk raksasa. Memang itulah yang menyebabkan orang lalu memberikan namanya
itu (denios = menakutkan)
Saurischia
Jika
kita tinjau bagaimana kelompk Saurischia telah berkembang dalam zaman jura dan
kapur maka akan nampak bahwa kelompk ini secara wajar dapat kita pisahkan lagi
menjadi dua kelompok kecil lain yakni Therapoda dan Sauropoda. Kedua binatang
ini telah mencapai ukuran badan yang luar biasa besarnya dan karena banyak
pengaruh kepada daya penghayatan umum. Sebagai satu-satunya pengecualian
diantara Therapoda itu kita temukan seekor pemakan tumbuhan yakni Struthiomimus
yang nampaknya lebih kurang seperti burung unta tetapi tanpa bulu. Sauropoda
terutama pemakan tumbuhan dan ciri selanjutnya ialah kembalinya cara berjalan
dengan empat kaki. Hampir semua Sauropoda mencapai ukuran badan raksasa, lebih
besar daripada Tyrannosaurus, Brontosaurus mencapai panjang 25-30 meter dan
merupakan binatang darat terbesar pernah hidup. Di zaman jura merupakan puncak perkembangan Sauropoda
raksasa setelah pembentukannya pegunungan dan susut laut pada akhir zaman itu.
Ornithischia
Contoh
Ornithischia yang khas telah ditemukan orang dalam sebuah tambang batubara di
belgia. Tidak kurang dari 17 buah rangka telah dapat dikumpulkan dalam keadaan
terawetkan baik kini dipertontonkan dalam musemu Brussel. Binatang-binatang itu
telah ditemukan dalam endapan Weald jadi dalam kapur bawah. Secara ajaib
endapan-endapan itu terselip dalam lapisan batubara . kelompok yang sangat
ajaib ialah Dinosauria terkhususkan dengan moncong burung. Kelompok inipun
adalah pemakan tumbuhan yang berjalan dengan kaki belakang tetapi sangat
terkhususkan bagi kehidupan di dalam atau didekat air.
Reptilia Terbang
Dalam
Zaman jura kita lihat Vertebrata untuk pertama kalinya dalam sejarah geologi
merebut lingkungan baru : angkasa.ini terjadi sekaligus dengan dua jalan yang
berlainan pertama pada perkembangan burung. Binatang terkahir, Pterosauria
adalah kerabat terdekat dengan Dinosauria tidak lain karena mereka juga
bertengkorak sinapsida. Pterosaurida zaman jura masih berbadan kecil lebih
kurang sebesar merpati atau gagak sekarang teta[i zaman kapur berkembanglah
bentuk-bentuk raksasa misalnya Pteranodom.
Reptilia Renang
Pada Dinosauria telah kita lihat bagaimana binatang
itu dapat menyesuaikan diri dengan suati cara hidup sama baik, di air maupun di
darat seperti selaput renang, alat pernafasan istimewa. Kelompok reptilia
renang laut ialah Sauropterygia, binatang ini bertengkorak eurapsida,
diantaranya termasuk Plesiosaurus yang ajaib bentuknya karena badannya
menyerupai badan kura-kura dan lehernya panjang seperti ular. Kaki muka dan
kaki belakang berubah menjadi dua pasang pengayuh. Hidupnya sebagian besar di
permukaan laut. Kelompok binatang yang telah ditemuka diatas merupakan penghuni
utama dalam lautan zaman Trias dan Jura.
Akhir Zaman Kapur dan punahnya banyak jenis binatang
Peralihan
masa Mesozoikum ke masa Kenozoikum bercirikan perubahan-perubahan besar dalam
pembagian daratan dan lautan dan oleh timbulnya pegunungan di berbagai bagian
dunia. Bersama-sama dengan gejala ini kita liaht betapa banyaknya kelompok
binatang yang telah lenyap baik vertebrata maupun ivertebrata.
Diantara
invertebrata kita lihat bahwa ordo amonit yang pada zaman kapur masih
berkembang luas dan telah lenyap sama sekali juga Belemnit tidak nampak lagi
dalam masa Kenozoiku. Peralihan ini memang sungguh jelas lapisan yang
mengandung banyak kedua kelompok disusul oleh lapisan-lapisan yang sama seklai
tak berisikan binatang itu. Sebab yang berasalan mengapa reptilia itu dalam
jangka waktu yang sedemikian pendek itu yakni hanya beberapa juta tahin saja
telah punah, tidak pernah ada yang memberikan dalam hal ini harus kita ingat
akan gangguan terhadap keseimbangan yang sangat halus diantara
binatang-binatang dan tumbuhan-tumbuhan.
Di
Asia Tenggara dan pulau-pulau besar di Indonesia masih terdapat suasana dan
iklim yang mungkin tidak jauh berbeda denga yang ada selama masa mesozoikum.
Untuk menerangkan punahnya binatang laut dengan ini lebih lagi karena lautan merupakan lingkungan hidup yang
termantap didunia dan iklimnya tidak banyak berubah-ubah.
Pengangkatan-pengangkatan pegunungan pada akhir zaman kapur tentu mengakibatkan
pertambahan pengangkutan bahan sedimen. Mungkin hal itu merupakan alasan yang
menentukan mengapa binatang-binatang itu lenyap tak berbekas.
Notes : Jura adalah suatu periode utama dalam skala
waktu geologi yang berlangsung antara 199,6 ± 0,6 hingga 145,4 ± 4,0 juta tahun
yang lalu, setelah periode Trias dan mendahului periode Kapur. Lapisan batuan
yang mencirikan awal dan akhir periode ini teridentifikasi dengan baik, tapi
waktu tepatnya tidak dapat dipastikan antara 5 hingga 10 juta tahun. Jura
merupakan periode pertengahan era Mesozoikum, yang dikenal juga dengan
"Zaman Dinosaurus". Awal periode ini ditandai dengan peristiwa
kepunahan Trias-Jura.
Biostratigrafi merupakan ilmu penentuan umur batuan
dengan menggunakan fosil yang terkandung didalamnya. Biasanya bertujuan untuk
korelasi, yaitu menunjukkan bahwa horizon tertentu dalam suatu bagian geologi
mewakili periode waktu yang sama dengan horizon lain pada beberapa bagian lain.
Fosil berguna karena sedimen yang berumur sama dapat terlihat sama sekali
berbeda dikarenakan variasi lokal lingkungan sedimentasi. Sebagai contoh, suatu
bagian dapat tersusun atas lempung dan napal sementara yang lainnya lebih
bersifat batu gamping kapuran, tetapi apabila kandungan spesies fosilnya
serupa, kedua sedimen tersebut kemungkinan telah diendapkan pada waktu yang
sama.
Amonit, graptolit dan trilobit merupakan fosil
indeks yang banyak digunakan dalam biostratigrafi. Mikrofosil seperti
acritarchs, chitinozoa, conodonts, kista dinoflagelata, serbuk sari, sapura dan
foraminifera juga sering digunakan. Fosil berbeda dapat berfungsi dengan baik
pada sedimen yang berumur berbeda; misalnya trilobit, terutama berguna untuk
sedimen yang berumur Kambrium. Untuk dapat berfungsi dengan baik, fosil yang
digunakan harus tersebar luas secara geografis, sehingga dapat berada pada
bebagai tempat berbeda. Mereka juga harus berumur pendek sebagai spesies,
sehingga periode waktu dimana mereka dapat tergabung dalam sedimen relatif
sempit, Semakin lama waktu hidup spesies, semakin tidak akurat korelasinya, sehingga
fosil yang berevolusi dengan cepat, seperti amonit, lebih dipilih daripada
bentuk yang berevolusi jauh lebih lambat, seperti nautoloid
Bab 38-39
Batas
antara mesozoikum dan tersier
Pada masa mesozoikum
itu bercirikan, pertama :
·
Pembentukan pegunungan
yang melingkari seluruh dunia disertai oleh susut laut besar
·
Punahnya sejumlah
kelompok binatang, diantaranya banyak Molluska( Belemnit, amonit, Rudistae )
dan sauria yang sangat terkhususkan
Pembentukan pegunungan
pada akhir zaman kapur menjatahkan akhir suatu daur geologi, yang disebut daur
larami nama yang lazim digunakan orang untuk orogenesis itu.
Dalam masa kenozaikum
kita jumpai kembali pembagian dalam berbagai cekungan, yang telah terjadi dalam
mesozoikum. Dalam rentetan geosinklin-geosinklin lingkarpasifik pegunungan
pegunungannya yang terjadi dalam orogenesis.
Pembagian masa
kenozoikum yang klasik
Masa geologi, yang kini
makin lama makin banyak dinamai orang kenozoikum, hingga waktu- waktu akhir
sebelum dalam buku-buku pengangan dan literature lainnya disebut sebangai dua
satuan : Tersier dan Kwarter. Didalamnya prakambrium dan paleozoikum dinamai primer
dan mesozoikum dinamai sekonder.
Lapisan-lapisan kenozoikum banjak terdapat
serta meliputi daerah-daerah luas,lagi pula tersingkap baik disekitar London dan paris,kota-kota
pusat ilmu tertua yang mempelajari geologi.sungai-sungai thames dan seine
merupakan penjaluran air bagi cekungan-cekungan alam,yang pada kenozoikum
menjadi tempat golongan endapan yang berasal dari pengunungan-pengunungan yang
melindungi,terutama peg.kalendonia dan peg.variscia.dalam cekungan-cekungan
itu,yang merupakan cekungan epikontinen yang sesungguhnya lapisan-lapisan lah
formasi tipis-tipis,dengan demikian dapat kita kenal baik akan sifat-sifat
litologi maupun paleontologinja.karena pengangkat epirogenesis yang terjadi
kemudian sungai-sungai yang terdapat disana lalu memperoleh hingga cukup
dalam.tetapi dalam cekungan London dan cekungan paris(termasuk pula
cekungan-cekungan Hampshire,inggris selatan dan brussel)kenozoikum itu
tidak terdapat seluruhnya melainkan hanya bagian yang tertua saja.
Kenozoikum yang lebih muda berkembang baik
dalam cekungan akitania(perantis selatan),cekungan wina(Australia)dan cekungan
po(italia).
Asas-asas paleontologi untuk pembagian masa
kenozoikum.
Salah satu hal yang menarik perhatian para pkerja dalam stratigrafi
ialah,bahwa dalam lapisan-lapisan
tersier terdapat fauna dan flora yang sangat mirip dengan fauna dan
flora yang kini masih hidup.
Eosen asal dari kata Eos=fajar dan
kainos=baru mengandung 0-5% bentuk-bentuk sekarang.
Oligosen asal dari kata oligos=sedikit dan
kainos mengandung 6-15% bentuk-bentuk sekarang.
Miosen asal dari kata meion=kurang dan
kainos=mengandung 16-50% bentuk-bentuk sekarang.
Pliosen asal dari kata pleion=lebih dan
kainos megandung 50-90% bentuk-bentuk sekarang.
Holosen asal dari kata holos=samasekali dan
kainos mengadung melulu bentuk-bentuk sekarang
Foraminifera,fosil-fosil penunjuk bagi
endapan-endapan laut kenozoikum
Bahwa foraminifera merupakan fosil penunjuk
yang baik.telah kita ketahui dari uraian –uraian yang lalu.pada paleozoikum
atas telah kita lihat timbulnya binatang-binatang itu sebagai pembentuk bantuan
dan fosil penunju (fusulinoida).foraminifera yang terutama akan menarik
perhatian kita disin ialah yang termasuk kelompok yang untuk mudah kita beri
julukan foraminifera besar.terutama keluarga-keluarga foraminifera besar yang
berikuyt mempuyai fosil-fosil penunjukan penting diantara generanja
camerindae(kerapkali disebut dengan nama yang lama numulitidae)bentuk-bentuk
melingkari sebagai pilin dengan anggota-anggota nya yang terpenting
camerina,assilina,spiroclypeus,cycloclypeus,discocyclinidae dengan berbagai
bentuk bilik pada lepidocyclina binatang bersel tunggal termasuk subordo
foraminifera.ditengah terdapat lapisan khatulistiwa dan pada kanan kiri nya selapis
ruang samoing (ruang lateral).anggota yang terpenting ialah
discocyclina.keluaraga lepidocyclina ruang-ruang dalam lapis khatulistiwa pada
kelompok yang terbelakang ini berbentuk persegi.keluarga miogypsinidae ialah
foraminifera yang berbentuk seperti kipa atau segitiga.pada salah satu sudutnya
terdapat susunan ruang permulaan (alat lembaga).dari sini ruang-ruang lainnya
melebar sebagai kipas pada beberapa bentuk primitive dapat kita lihat,bahwa alat
lembag a itu berupa pilin panjang yang terpanjang yang terbentuk daripada
sejumlah ruang.
Penyebaran pada arah tegak dari foraminifera
besar.
Camerina(nummulics)terdapat pada kala eosin
dan oligosen sehingga ikut menyebabkan orang merangkum kedua deret itu menjadi
sistem paleogen.sistem ini dapat dibedakan dengan dijelas dari kenozoikum yang
tak mengandung camerina yakni neogen danya camerina itu sangat khas sehingga
sesuai dengan itu ahli-ahli
geologi-geologi perantis menanamkan paleogen itu nummulitique.
Pembagian tersier Indonesia bahkan samasekali berdasarkan kepada terdapat gabungan-gabungan
foraminifera ini.dengan demikian kita telah berhasil membuat seuatu pembagian
yang tidak tergantung kepada pembagian
di daerah ke klasik meskipun dalm garis-garis
besarnya kini telah mungkin untuk menasahbahkan dengan daerah klasik
itu.
Sifat dan pelamparan endapan-endapan
kenozoikum.
Endapan-endapan kenozoikum merupakan
sedimen-sedimen yang berbentuk terakhir dalam sejarah bumi.maka dari itu batuan-batuan itu menurut perbandingan belum
seberapa terkeritis oleh erosi karna itu banyak bagian-bagian muka bumi
tertetup oleh endapan-endapan maka itu,terutama yang daerah-daerah yang letak
topografinya rendah .
Cekungan-cekungan epikontinin.dalam bagian
ini banyak termasuk cekungan –cekungan yang mempuyai saluran air berupa
sungai-sungai:cekungan paris,cekungan London(masing-masing dengan sungai seine
dan thames),cekungan jerman utara (Elbe)cekungan laut utara,cekungan
kongo,cekungan amasone,cekungan artois besar(Australia),cekungan
Vietnam,MaeNam,cekungan wolga,dst
Cekunagn-cekungan antara gunung .dalam bagian
ini termasuk cekungan-cekungan yang
unutuk sebagian perbatasan dengan patahan-patahan,yang terbentuk dalam
rantai-rantai pengunungan dan terjadi pada zaman akhir zaman kapur(orogenesis
lamari).
Cekunagn-cekungan
miogeosinklin,cekungan-cekungan mollassa.cekungan-cekungan ini terbentang pada
tanah mukadan tanah burit pengunungan-pengunungan yang terlipat selama tersier
atau pengunungan-pengunungan yang dalam zaman tersier terangkat lagi(di
remajakan)lapisan-lapisan dalam cekungan-cekungan itu hampir selalu telah menggalami perlipatan
terbatas geosinklin-geosinklin dengan perlipatan alpina dalam bagian ini
termasuk diantara pengunungan alpina tersendiri rantai-rantai pengunungan atlas
dan sahara di afrika utara akhirnya geosinklin yang sifatnya
berlainaan,yaitu:terban dan tafrogeosinklin sebagai contoh yang sangat baik dan
kita dapat rentetan terban danau-danau afrika timur
Kegiatan vulkanik
selama masa kenozoikum
Masa ini merupakan
suatu masa dengan banyak kegiatan vulkanik. Kita dapat membeda-bedakan :
1. vulkanisma
asam hingga asam – pertengahan, dengan batuan-batuan yang menurut perbandingan
mengandung banyak asamsilikat
2. vulkanisme
basa dengan batuan-batuan yang terutama hanya sedikit mengandung asam silikat
yang terbentuk disini terutama ialah gunung api perisai dan basalt dataran
tinggi. Jenis ini terutama terdapatmenyertai terban dan tahrogeosinklin yang
terjadi pada bagian kerak bumi yang lebih tua : basal daratan tinggi india,
yang terutama terkenal dengan nama trap : basal daratan tinggi abesinia, tanah
Somali dan Arabia yang menyertai terban laut merah, lelehan basal jordania dan
suriah yang menyertai terban laut mati- Jordan dan yang sangat penting bagi
tata air daerah-daerah ini: gunung api perisai dan lelehan basal daerah
atlantik utara (Iceland,irlandia,skotlandia), aliaran - aliran basal auvergen
dan kubah trathit di sepanjang sungai rhein yang menyertai terban rhone-rhein
sifat dan peramparan endapan-endapan kenozoikum di
Indonesia
cekungan-cekungan yang dapat kita bedakan di
Indonesia adalah sbb:
cekungan-cekungan evikontinen: Kalimantan barat dan
Kalimantan tenggah ( paleogen) paparan sunda , paparan shaul, jawa tengah (
paleogen)
cekungan-cekungan antar gunung: cekungan-cekungan paleogen
di sepanjang bukit barisan di Sumatra ( cekungan umbilin), cekungan tengah di
timor( neogen) terban-terban poso dan tawaela di Sulawesi tenggah
miogeosinklin:cekungan aceh, jambi dan Palembang di Sumatra, cekungan-cekungan
jawa utara dan jawa seltan, nusa tenggara, irian utara dan barat, Kalimantan
timur.
eugeosinklin yang mengalami perlipatan dan
persesaran sunggkup : timor , seram
lapisan –lapisan kenozaikum vulkanik tersebar luas
dalam lingkungan dalam yang bergunung api
dasar-dasar paleontplogi untuk pembagian stratigrai
indonesssia.
Usaha-usaha
pertama untuk mengadakan suatu pembagian penumpukan sedimen yang sangat tebal
yang merupakan kenozoikum di jawa , sumtra, Kalimantan dan dibeberapa tempat
lainnya telah dijalankan verbeek dan fennenna di pulau jawa.
Klasifikasi huruf untuk tersier Indonesia
Pada
permulaan orang mempelajari kenozoikum di Indonesia, ialah dengan segala betapa
sukarnya untuk menasabahkan berbagai deret disini dengan deret yang ada di
eropa. Ini disebabkan oleh beberapa hal, kenozoikum tipe eropa terdiri dari
jenjang dan deret-deret yang tipis, yang dapat dipisahkan dengan dijelas satu
dengan yang lain oleh genang laut dan susut laut.disebabkan hal-hal dst.diatas
maka van der vlerk dan umbgrove pada tahun 1927 mempergunakan suatu pembagian
terbuka yang sama skali berdasarkan kepada gabungan-gabungan foraminifera
besar,dan yang dinamai dengan huruf-huruf.
Pada garis
besarnya pembagian itu sbb:
Tersier-a bercirikan assilina,flosculina,camerina
Tersier-b mengandung fosil itu pula tanpa assilina
dan flosculina,tetapi ditambah bepplanispira
Tersier-cmengandung camerina retikulat
Tersier-d mengangung cameriana ynag seperti T.c dan
kecuali itu juga cycloclypeusoppenoorthi
Tersier-etidak lagi mengadung camerina tetapi banyak
berisi lepidotccylina,miogypssina dan spiroclypeus
Tersier-f mengandung banyak sekali
cycloclypeus,miogypsina,tetapi tanpa sepiroclypeus
Tersier-g dan tersier-h dan tidak seberapa di
jelasakan cirri-ciri oleh foraminifera dalam beberapa hal ini hampir tidak
mungkin bagi kita unutuk membedakan karna itu lebih baik kira jika menyebut
deret itu T.ab.ini dapat dikatakan sama dengan
Eosen di eropa
BAB 40
Ikhtisar peristiwa peristiwa selama tersier di Indonesia
Akhir zaman mosezokum
Kapur terdiri atas pembentukan pegunungan yang meliputi seluruh dunia, yang
terutama di sekitar samudra pasifik
(geosiklum lingkarpasifik). Di Indonesia yang juga merupakan bagian dari pada
geosiriklin lingkar pasifik itu
dikordansi antara lapisan-lapisan mosezokum dan kenozoikum. umumnya sangat
jelas, karena itu beberapa saat sebelum genang laut kenozoikum terbentuk,
Indonesia sanangat berbeda dengan sekarang. Ketika itu ada tanah daratan yang
membujur daridaratan tiongkok ke Australia.
dari arah barat cekungan barito, laut masuk kebarat kedalamtanah sunda dalam
bentuk dan sempit, itulah yang di sebut cekungan melawi dan cekungan ketunggau
yang trrpisahkan satu
dari yang lain oleh sebuah pematang
Dibagian baratlaut, geosiklin
renjang mosozikum masih tetap ada, sendiman-sedimen eorosondisini yang
kebanyakan pasiran dan lempung karenaperlipatan hebat yang terjadi
kemudian berubah menjadi sekis (filit).
sepanjang geosiklin
Sulawesi barat masuk hingga jauh ke arah selatan dan barat dan
mengenangi pulau jawa dan nusa tenggara, tetapi tidak keseluruhnya.pengendapan
laut, dalam bentuk butiran pasir kwarsa dengan beberapa selain gamping yang
mengandung camerina dan foraminifera eosen lainnya. pada ketika itu terbentuk
pulau geosiklin laut aceh ,jambi, Palembang yang besar.
Di
pulau jawa eosen itu di temukan sebagai endapan-endapan epikontinen yang tipis.
di jawa tengah eosen itu terdiri pada sebuah daur pengendapan seperti hal nya
di Kalimantan : konglomerat-alas dan batu pasir di susul oleh lempung, napal
dan akhirnya gamping-gamping foraminifera.disumba ketika kita lihat lagi daur
geologi grawacke,akosa,batu pasir dan konglomerat,yang kearah atas beralih
kebatuan yang berbutir lebih halus yakni napal dan lempung yang berakhir dengan
poranifera.tetapi batuan-batuan itu disini merupakan bagian dari
lipatan-lipatan menutup yang tersesarkan hingga jauh,yakni yang terjadi pada
suatu perlipatan dalam neogen.
eosen merupakan
kala dengan genang laut,dan oligosen biasanya berdirikan adanya susut laut yang
di beberapa daerah bertalian dengan pengangkatan dan pembentukan pegunungan
yang
dapat kita ikuti di mana-mana di seluruh dunia(vasapyrenea).
Di Kalimantan
akibat-akibat susutan laut tidak seberapa nyata hanya di Kalimantan utara
yang tidak ada endapan-endapan oligosen. di Kalimantan
tengah dan Kalimantan barat pengendapan batu pasir dataran tinggi serta sedimen
air payau dan sedimen laut cekungan-cekungan ketunggau dan melawi berlangsung
terus menerus. yang sangat menarik ialah perkembangan di cekungan
umbilin.disini kita jumpai beberapa cekungan antar gunung dengan
lapisan-lapisan breksi dan batu pasir arkosa yang berganti-ganti dan yang di
endapkan dalam suatu danau besar.breksi-brejksi dan napal-napal itu merupakan
alas formasi batu pasir kuwarsa yang untuk sebagian mungkin berumur. oligosen
batu pasir kuwarsa yang mengandung batu bara yang menyebabkan cekungan umbilin
menjadi terkenal.batu pasir ini untuk sebagian besar
berbentuk dalam lingkungan paralas. sepesies batu pasir
disumatra dapat di samakan dengan formasi batu pasir datar tinggi di Kalimantan
tengah.di Sumatra selatan palembang tidak terdapat endapan-endapan oligosen
daerah itu mungkin merupakan daratan pada saat itu.
Di pulau jawa
oligosen itu berkembang sebagai endapan-endapan vulkanik yang tebal-tebal yang
susunannya sebagian bersifat andesit ssebagian dasit atau tupalit.jadi
ringkasannya dapat kita katakan bahwa pada oligosen terdapat susut laut dalam
suatu lajur yang meliputi pegunungan selatan di pulau jawa dan selanjutnya
dapat kita turuti melalui timur,Maluku selatan.seram,buru.selama oligosen lajur
panjang serta sempit ini tidak hanya terangkat tetapi terlipat pula.di
Kalimantan barat dan di Kalimantan tengah pengendapan batu pasir datar tinggi
berjalan terus.endapan-endapan yang bersifat darat makin luas,sebaliknya,yang
bersifat laut makin susut.
Di Kalimantan timur terjadi
seretan cekungan-cekungan geosiklin,yang terpisahkan satu dari yang lain oleh
pematang.di Kalimantan laut mengenang setelah susut pada kala
oligosen.lapisan-lapisan yang di endapkan terletak di kosdan diatas eosen yang
terlipat.
Di Sumatra
, genangan laut yang telah mulai dalam
kala olisogen, berlangsung terus menerus. Pada saat itu di aceh terbentuk
pormasi batu pasir. Mika yang
menunjukan,bahwa masih saja pulau-pulau dilautan yang menjulang di atas
permukaan dan yang telah memberikan bahan-bahan erosi.di irian kini terjadi
pengangkatan pada bagian tengah geosiklin dan membagi geosiklin itu menjadi
bagian selatan dan bagian utara. Pengangktan ini mungkin sudah mulai semenjak
olisogen. Dalam geosiklin-geosiklin mengendap tumpukan-tumpukan tebal sedimen
klastikayang berasal dari pengikisan pematangan yang ada di tengah dan tanah
malesia yang juga terangkat.
Muson tengah dan muson atas
Puncak geunung yang mulai dalam jenjang akitania terjadi dalam muson tengah.
Muson ini di bukit barisan sendiri untuk sebagian basarterdiri dari
endapan-endapan gunung api.dalam lingkungan pegunungan duabelas dasar geosiklin
naik dan membentuk suatu batas selatan dan utara.
selama muson atas susutlaut yang telah
mulai di kalimatan, terus berlangsung di bagian
bagian yang lain dari Indonesia.
BAB 41
·
Tersier diluar Indonesia
Tersier di Australia
Benua Australia yang
tertutup oleh endapan-endapan tesier tidak seberapa luasnya.
endapan-endapan terdapat di beberapa daerah
yang tidak sebeberapa luas di bagian selatan dan barat Australia.
Sepanjang pantai barat Australia pada 3 tempat terdapat pula cekungan-cekungan
kecil dengan endapan-endapan Kenozoikum. Telah ditemukan disini eosen, oligosen
dan miosen. Yakni di cekungan barat laut (north-wes basin) dengan batu gamping
yang mengandung fauna feraminera yang
mengingatkan kita kepada apa yang
terdapat di Indonesia.
Endapan-endapan darat terutama
terdapat di Australia bagian timur, di danau eyre dalam cekungan artois besar
(great artesian basin), di queensland, new sounth dan Tasmania)
Decca Traps di india
India dalam arti luas dapat
kiranya kita bagi atas daerah semenanjung,
rantai-rantai pegunungan himalayah dan di antar kedua bagian itu terdapat
sebuah cekungan yang sebagian di batasi oleh patahan. Bahan vulkanik mengendap
di atas daerah-daerah yang di sebut Decca Traps, yakni terutama di cutch,
Kathiawar, guajarat,deccan, Indian tengah.
Tersier laut dan tersier darat di birma
pada permulaan Konozoikum birma terbagi
menjadi sejumlah cekungan-cekungan yang
letaknya lebih kurang pada arah uta
selatan. Di sebelah cekungan-cekungan ini di batasi oleh perisai gondawana, di
utara oleh rantai-rantai pegunungan hikmalayah yang sedang naik, di sebelah
timur oleh dataran tinggi mengandung batuan-batuan yang di lipat dalam
palezekum dan moizekum. Lapisan konozoikum birma telah terlipat oleh gerak-gerak yang terjadi kemudian , terutama
selama plaistonsen, sehingga terjadi
antiklin yang terjadi tidak seberapa nyata.
di dalam cekungan antar gunung di padatan-padatan hersinia dan
kalodonia eosen itu sebagian terdiri hasil pelapukan batuan-batuan habrr yang memberikan pasir,
laterit dan lempung yang banyak mengandung aluminium oksidah( tanah porselin)
di dalam geosklin eosen itu sebagian tidak ada, yakni di tempat-tempat
terangkat karena orogenesis terdapat pengikisan. Spasies ini terjadi dalam
cekungan-cekungan yang sejak jaman kapur etap ada, jadi tempat-tempat yang ada pengendapan terus menerus dari jaman kapu
hingga jaman kala eosen
BAB
42
Kwarter
dan Pengesan-Pengesan Besar
Mengapa
orang membedakan Kwarter dari Tersier.
Dalam
banyak hal, Kwarter merupakan kelanjutan daripaca tersier. Dalam alam binatang,
dalam alam tumbuhan dan demiian pula dalam
peristiwa-peristiwa geologi taidak terjadi perubahan-perubahan yang dapat
membenarkan adanya pemisahan bagian sejarah bumi yang sependek ini. Ada dua hal
yang menyebabkan Kwarter itu harus dibicarakan terpisah.
Pertama : menurut klimatologi, meluasnya
gletser-gletser dan timbulnya daerah-daerah iklim yang sangat berbeda-beda,
yang tidak kita jumpai dalam sebagian terbesar daripada sejarah bumi.
Kedua :
kedatangaan manusia dan adanya warisan peradabannya yang mulai mencirikan
lapisan-lapisan tanah.
Zaman
Kwarter meliputi dua kala terkhir dalam sejarah bumi, yakni Pleistosen atau
Divilium dan Holosen atau Aluvium.
Kala
yang pertama meliputi waktu-waktu pengesahan (glasial) yang lama. Kita kenal beberapa pengesahan yang
masing-masing terpisahkan oleh antar pengesan (antargalasial).
Kala yang kedua ialah kala kehidupan kita yang dinamai
lewat pengesan (postglasial), meskipun sama sekali belum tentu, bahwa kelak tidak
akan timbul lagi suatu pengesan setelah yang terakhir itu. Kala ini merupakan
kala yang terpendek dari semuanya dan hanya meliputu 20.000 tahun yang
terakhir. Sebetulnya kala ini ada di luar lingkungan penyelidikan ilmu geologi
dan merupakan lapangan ilmu prasejarah atau arkeologi. Maka dari itu
endapan-endapan Holosen pada peta-peta geologi tidak lagi dipisah-pisahkan
lebih lanjut.
Pleistosen
atau Dilivium
Pliosen merupakan suatu kala dengan pembentukan
pegunungan dan pengangkatan yang penting. Bersamaan dengan itu terjadi pula
pengikisan yang segera menoreh daerah-daerah yang terangkat itu hingga menjadi
igir-igir pegunungan (punggung-punggung pegunungan yang tajam-tajam).
Diberbagai tempat di dunia terjadi curahan salju diatas igir-igir pegunungan ini
yang segera berubah menjadi salju abadi. Saslju itu setelah dijatuh pada musim
dingintidak lagi mencair seluruhnya pada musim panas berikutnya. Dengan
demikian dalam cekungan-cekungan yang letaknya tinggi, salju tadi mengumpul
menjadi firn, suatu proses yang kini juga masih dapat kita saksikan pada banyak
tempat di gunung-gunung yang tinggi.
Waktu
Pengesan dan antar pengesan serta pembagian Pleistosen.
Dalam suatu pemboran di dekat Rudersdorf, Berlin, orang
yang telah dapat menyaksikan urutan yang berikut.
0-5 m endapan-endapan Holosen
5-22 m bahan morena (pengesan)
22-27
m endapan-endapan fluvioglasial
(antar-pengesan Rixdorf) dengan tulang-tulang
marmut (Mammonteus Primigenius) dan badak berbulu (Rinocheros
Tichorhinus)
27-35
m bahan morena (pengesan)
35-65
m fluvioglasial (es mendekat)
65-81
m lempung dari penggenangan laut
(antar-pengesan)
81-136
m fluvioglasial (es surut)
136-178
m bahan morena (pengesan)
Dari pemboran ini nyatalah bahwa disini terdapat
bekas-bekas pelamparan es yang terluas, diselingi dengan waktu-waktu susutnya
es. Pelamparan terluas (maksimum) dan terkecil (minimum) masing-masing dinamai
pengesan (glasial) dan antar-pengesan (interglasial).
Gerak
naik-turun muka air laut estatik, undak-undak pantai dan sekitarnya.
Susutlaut yang khas bagi akhir zaman tersier karena gerak
orogenesis yang meliputi seluruh dunia, berlangsung terus dalam Pleistosen.
Dengan grafik dapat kita lukiskan mundurnya garis pantai sebagai berikut.
Tetapi selama ada pengesan banyak air yang mengumpal di darat
dalam bentuk es. Air ini berasal dari amudra-samudra dan tidak cepat-cepat
kembali lagi. Akibatnya ialah penurunan muka air laut yang dalam beberapa hal
dapat cukup besar . sebaliknya selama antar pengesan, es itu mengalir lagi dengan cepat. Kini lebih banyak
pertambahan air dalam samudera daripada susutnya. Dengan demikian laut akan
naik lagi sehingga tingginya hampir sama dengan sebelum pengesan.
Selama pengesan terjadilah susutlaut yang cepat,
sedangkan selama antar-pengesan genanglaut yang terjadi karena es yang mencair
itu lebih kurang mengimbangi susutlaut epirogenesis umum, sehingga muka laut
selama jagnka waktu yang agak lama lebih kurang sama tingginya. Selama waktu
yang demikian itu, yakni dengan muka air laut yang tetap, laut itu dapat meninggalkan
jejak yang jelas dalam bentuk relung gelombang atau undak pantai (teras
pantai). Memang orang telah menemukan undak-undak yang demiian itu, terutama
sepanjang pantai laut tengah. Memang mungkin pula bagi kita untuk
menasabahkannya dengan pembagian yang berdasar kepada endapan-endapan gletser.
Perubahan muka laut masih mempunyai akibat lain: alas
erosi atau alas pengikisan sungai-sungai berubah pula dan ini nampak pada
undak-undak sungai. Pada tingkatan tertua, undak tinggi, sungai itu telah
membuat dataran kikisan atau dataran endapan, yang biasanya berumur Pliosen.
Pada waktu susut laut yang cepat ketika pengesan Gunz sungai itu terpaksa
menoreh lagi. Pada antar pengesan Guns-Mindel timbul lagi kesempatan untuk
mencapai keseimbangan membentuk lembah yang lebar dan malahan menyebabkan
pengendapan. Selama pengesan berikut yakni pengesan Mindel, sungai itu terpaksa
menoreh lagi. Stelah itu antar pengesan Mindel-Riss terjadi pengendapan. Hal
ini setiap kali berulang lagi sama banyaknya seperti jumlah pengesan dan antar
pengesan. Di dekat pantai uudak-undak sungai dan undak-undak pantai tentunya
beralih dari tempat yang sau ke tempat yang lain.
Undak-undak yang ada pertaliannya dengan naik turunnya
muka air laut estetatik ini hanya dapat dilihat di tempat-tempat dengan
perubahan pada muka lair laut yang dinyatakan dalam garis beda tinggi yang
bersangkutan. Jauh ke hulu undak-undak ini tentunya lenyap. Disini berlaku
aturan-aturan yang lain lagi.
Hasil-hasil
Kebudayaan Manusia dan Stratigrafi Kala Pleistosen
Perkembangan manusia sebagai peristiwa biologi akan
dibicarakan dalam BAB yang berikut. Selama perkembangan itu manusia telah
meniggalkan bekas-bekas yang terutama terdapat dalam daerah-daerah tepi
pengesan (peri-glasial) yakni dalam loss, endapan-endapan undak pantai dan
undak-undak sungai dst. Pada umumnya benda peniggalannya itu terawetkan lebih
baik daripada rangka-rangka manusia. Hal ini disebabkan karena alat-alat tertua
yang dibuat manusia itu dibuatnya daripada batu. Oleh sebab itu maka masa itu
dinamai pula zaman batu atau Paleolitikum yang dapat dikatakan bertepatan
dengan Kala Pleistosen. Dalam Pleistosen berturut-turut telah ditemukan
alat-alat batu.
Kebudayaan yang tertua yang dinamai kebudayaan.
Abberville terdiri dari alat-alat batu yang kasar terbuat daripada batu giling
bulat telur yang diberi sisi tajam dengan jalan memukul batu itu.
Pleistosen
dan Pluvial Afrika
Hasil-hasil
peradaban menusia dalam bentuk alat-alat batu telah ditemukan orang di Afrika
dan juga dapat dikatakan diseluruh benua Erasia. Di daerah-daerah tepi-pengesan
mungkinlah bagi kita untuk menasabahkan penemuan-penemuan itu dengan
undak-undak sungai, lajur-lajur loss, undak-undak pantai dsb. Tetapi di
daerah-daerah sedang dan daerah tropika hal ini tidak dapat kita lakukan. Kini
orang telah mengetahui, bahwa bersesuaian dengan adanya pengesan itu di Afrika
terdapat waktu-waktu dengan curah hujan yang meningkat diselingi interpluvial
yang mungkin bersesuaikan dengan antar pengesan di daerah tepi pengesan.
Pleistosen
Pulau Jawa
Di seluruh Indonesia pulau Jawa memang merupakam tempat
yanng paling terkenal tentang endapan-endapan Pleistosennya. Hal ini disebabkam
karena jenjang ini dipandang dari segi litologi memang baik perkembangannya,
yakni sebagian berfasies laut sebgaian limne dan fluvial dan sebagian lagi
vulkanik. Hal yang kedia adalah karena endapan-endapan Kwareter pulau Jawa
telah dikenal semenjak dahulu karena banyaknya fosil-fosil itu terutama
Pithrcantropus lah yang telah mahsyur di seluruh dunia karena bentuknya
menyerupai manusia.
Endapan-endapan Pleistosen di Pulau Jawanyang dimaksudkan
itu ialah yang terdapat di sepanjang bengawan Solo di Jawa Tengah dan Jawa
Timur. Pada beberapa tempat yakni di sepanjang tepi selatan pegunugan Kendeng
dan disekitar Surakarta, lapisan-lapisan Pleistosen ini telah terlipat karena
itu mungkinlah bagi kita untuk mempelajari urutanyya di tempat-tempat sepanjang
Bengawan Solo atau anak sungainya yang menoreh lapisan-lapisan yang telah
terlipat tadi. Urutan yang tersingkap baik ialah di sekitar Sangiran, yang
terletak sebelah timur Kalijoso, di sbelah utara Solo. Disini lapisam-lapisan
Pleistosen dan sebagian daaripada lapisan-lapisan Pliosen yang ada dibawahnya
mengalami pelipatan dalam Kala Holosen. Sebuah anak sungai bengawan Solo yakni
K. Tjemoro terpaksa menoreh terus sewaktu gerak pelipatan itu berlangsung.
Di sepanjang lembah Bengawan Solo di utara Ngawi dapat
kita lihat bagaiman endapan-endapan sungai dalam bentuk undak terletak
diskordan di atas lapisan-lapisan yang lebih tua. Barangkali lapisan-lapisan
ini umurnya sama dengan lapisan Notopuro-Jombang disepanjang tepi selatan
pegunugan itu. Dalam undak itu telah ditemukan banyak sekali sisa-sia
vertebrata diantaranya tidsk kurang dari 11 buah tengkorak manusiafosil, Homo neandethalensis
soloensis. Di temapat itu telah ditemukan juga lat-alat primitif. Didalam
Museum Geologi di Bandung kita dapat melihat rangka-rangka yang telah
direkostruksi dengan baik yakni Stegodon, kerbau dan badak yang semuanya
berasal dari undak-undak ini (nngandong) juga didekat Subang sebelah utara
Bandung selannjutnya disepanjang lembah Citarum dan K. glagah didrkat Bumiaju
terdapat endapan-endapan Pleistosen yang a.l telah menghasilkan kura-kura
raksasa. Kura-kura raksasa ini untuk pertama kalinya dijumpai orang dalan
lapisan-lapisam Siwalik Atas di India.
Paparan
Sunda sebuah hampir rata Pleistosen
Laut Jawa dan sebagian laut Tiongkok merupakam suatu
daerah yang sangat luas yang dalamnya dimana-mana tidak seberapa. Pada garis
besarnya dalamnya itu jarang melebihi 50 meter kecuali di tempatdengan lembah
sempit dan berbentuk palung yang menjorok ke dalam. Lembah-lembah itu
ditafsirkan sebagai bekas-bekas muara sungai yang semuanya merupakan suatu
susunan penyaluran air yang kini tertutup oleh lautan. Dari garis dalam orang
telah dapat merekonstruksi susunan sungai lama itu. Maka ternyata bahwa sebuah
sungai -sungai Sumatera Utara, Sumatera Timue bergabung menjadi sebuah aliran
besar yang menyalurkan airnya ke arah
utara. Sebaliknya sungai Kampar, sungai Indragiri dan Batanghari bergabung
dengan sungai kapuas dan sungai Sambas dan beberapa sungai lainnya dari
Kalimantan Barat hingga menjadi sebuah sungai besar yang menyalurkan airnya ke
laut Tiongkok Selatan. Akhirnya sungai-sungai di Kalimantan Selatan yakni
sungai Barito, sungai Kahajan, sungai Sampit dll bergabung dengan sungai-sungai
daerah Lampung di Sumatera Selatan dan sungai-sungai di Jawa Utara untuk
akhirnya bersama-sama bermuara di dalam cekungan yang lebih dalan dan terletak
di sebelah utara Bali.
Lebih-lebih di Indonesia bagian Timur, tetapi juga
Sulawesi dan Kalimantan Utara, Pleistosen itu terutama terdiri dari undak-undak
koral yang terangkat yang dibeberapa tempat dapat mencapai tinggi yang agak
lumayan. Hal ini menunjukkan adanya gerak-gerak vertikal yang kuat selama Kala
Pleistosen. Bahkan selama Holosen pula. Pada beberapa tempat lainnya, seperti
Timor Utara undak-undak pantai seperti itu tidak terbentuk oleh koral melainkan
oleh endapan sungai yang karena pukulan geombang kerap kali melonggok sebagai
penghalang pantai.
BAB
43
Binatang-binatang
Menyusui Menjelajah Dunia
Pelopor-pelopor
Selama Masa Mesozoikum
Dalam endapan-endapan zaman Jura dan Kapur sudah mulai
terdapat sisa-sisa binatang yang mungkin termasuk binatang-binatang menyusui
atau kerabatnya yang terdekat. Sisa-sisa itu jarang sekali ada dan biasanya
hanya terdiri dari gigi-gigi dan rahang-rahang kecil makhlluk yang menyerupai
binatang-binatang mengerat yang hampir-hampir hanya dapat dilihat dengan
mikroskop saja. Seperti telah kita ketahui ketika itu yang bersimaharajalela di
dunia ialah Reptilia, terutama Dinosauria. Karena itu maka yang dapat bertahan
hanya bentuk-bentuk binatang menyusui yang tidak berarti saja seperti
binatang-binantang malam atau binatang-binatang yang hidup dalam salah satu
lingkungan yang khusus.
Geligi binatang-binatang itu berbeda dengan geligi
Reptilia karena meningkatnya kerumitan. Berdasarkan konstruksinya kita dapat
membedakan ordo-ordo yang berikut:
Ordo Triconodonta dengan geraham-geraham memanjang yang berpuncak tiga serta
runcing-runcing hanya zaman Jura.
Ordo Symmetrodonta, juga dengan geraham berpuncak tiga,
tetapi yang tersusun lebih kurang dalam suatu segitiga sama sisi (Jura).
Ordi Panthotheria. Pada ordo ini geraham-gerahamnya lebih
rumit lagi dan menyerupai pola dasar geraham-geraham bianatng menyusui masa
Kenozoikum. Kecuali bagian yang berpuncak tiga dalam suatu segitiga masih
terdapat lagi apa yang dinamai talon sehingga jumlah puncakpuncaknya bertambah
hingga lk. Lima buah.
Pada binatnag-binatang menyusui Kenozoikum yang kemudian.
Rumus itu agak berubah yakni jumlah geraham belakang berkurang. Lain daripada
itu rumus geligi itu menunjukkan persamaan yang besar. Maka dari itu mungkin
Panthotheria (Trituberculata) inilah yang hidup dalam zaman Jura dan Kapur yang
menyerupai nenek minyang binatang-binatang berkembang (Marsupialia) dan
binatang-binatang menyusui yang sesungguhnya (Eutheria) yang kita ketahui
tentang adanya sisa-sisa fosil dari zaman Kapur terutama ialah biantang-binatang
berkantung.
Binatang-binatang
menyusui yang punah selama Kenozoikum
Diantara ordo Carnivora kita jumpai beberapa sub ordo
yang telah punah sama sekali pada zaman permulaan Kenozoikum. Kelompok primitif
yang demikian itu ialah subordo Creodonta yang biasanya hanya kecil saja,
meskipun beberapa diantaranya dapat mencapai sebesar anjing. Setelah Kala
Oligosen, Carnivora yang masih agak primitif itu telah punah. Maka timbulah
kelompok-kelompok yang kini masih hidup: keluarga kucing (Felidae), keluarga
musang (Viverridae) yang meliputi pula musang (luak) yang kita kenal, keluarga
anjing (Canidae) dan kelompok-kelompok yang suka akan air. Pinnipedia yang
meliputi pula singa laut dan anjing laut.
Terutama
diantara angota-anggota keluarga kucing terdapat bentuk-bentuk yang kini telah
punah semuanya. Yang terkenal ialah
harimau bergigi pedang. Machaerodontinac
yang taring-taring nya tumbuh terus hingga merupakan senjata untuk menusuk.
Binatang-binatang belum berapa lama punah. Yakni dalam pleistosen.
Tetapi pada umumnya carnivora kala oligosen hingga
sekarang tidak menunjukan
perbedaan-perbedan yang jelas sekali.
Bentuk-bentuk yang lebih ajaib kita temukan pada keluarga
binatang-binatang kuku (ungulata). Dalam
kala eosen kita jumpai kelompok yang belum seberapa terkhususnya, yakni
condylarthra.,yang mungkin meliputi
nenek moyang yang kemudian subordo-subordo
yang lebih terkhususkan. Yang khas pada kelompok binatang ini ialah kaki yang berjari lima. Dari kelompok
inilah kelak akan berkembang bntuk-bentuk kaki yang berdiri satu dan dua yang
telah tekhususkan.
Amblypoda,yakni binatang-binatang yang berbeda besar
dengan geraham-geraham yang menurut perbandingan bangunannya sederhana, juga
berjari lima, uintatherium yang berkerabat dekat dengan binatang-binantang ini
mempunyai lagi hal yang membedakannya
dari kelompok lain karena tengkotrak-tengkorak bukan main
berbonggol-bonggolannya.
Yang lebih ajaib lagi ialah chalicottheridae.
Chalicotherium yang telah ditemukan orang di perintisan , lama sekali telah
memusingkan ahli-ahli paleontologi. Bersma-sama rangkanya telah ditemukan pula
tengkorak-tengkoraknya. Yang akan
sangat bertentangan yang
satu dengan yang
lain,sehingga dalam waktu yang
lama tidak seorangpun berani
untuk menggabungkannya. Apakah sebabnya? Kaki
yang berjari tiga ada
cakar-cakarnya yang panjang dan kaki
depannya bukan main panjangnya. Tetapi tengkoraknya mirip dengan tengkorak kuda
dan geraham-gwerahamnya mempunyai pola yang
berbentuk W yang primitif yakni sifat yang mencirikan perissodactlyla
yang lebih tua ! barangkali disini kita berhadapan dengan suatu bentuk khusus
yang hidupnya dari akar-akar yang telah digalinya.
Keluarga-keluara itu dengan keluarga kuda (equidae) yang
masih akan dibicarakan tersendiri, mempunyai persamaan dalam ssusunan
bonggol-bonggol yang ada pada geraham-geraham belakang rahang atas saja.
Kelompok yang lain berkembang menjadi binatang-binatang
besar yang lambat gerakannya dan kini terkenal karena berkas rambut yang
seperti tanduk yang terdapat pada
hidungnya . tetapi kebanyakan badak-badak dari waktu-waktu yang lampau
tidak mempunyai tanduk seperti itu . apa yang kita ketauhi ialah bentuk-bentuk
raksasa dari oligi-miosen asia yang puncaknya kita jumpai pada baluchithcrium.
Binatang-binatang ini tidak kurang dari 6 meter tinggi berdiri sampai
gahunya,sedangkan tengkoraknya panjangnya ada lk1.50 meter,
Keluarga gajah dan
keluarga kuda.
Sejarah berkembangya gajah dan kuda termasuk
sejarah-sejarah yang bersandikan dokumen-dokumen.sia-sianya terdapat
dimana-mana dalam jumlah besar. Hal ini disebabkan karena binatang-binatang itu
senang hidup berkawan dalam jumlah yang banyak sekali hingga sekarang
juga.selai n dari itu karena rangka-rangkanya terutama geraham-gerahamnya,
senjata sangat tahan dan tidak lekas
hancur.
Negeri asal gajah
afrika ialah sfrika.dalam endapan-endapan eosen atas di fayoum,, mesir. Kita
jumpai seekor binatng yang pada rangkanyaa telah memperlihatkan sifat-sifat
kegajahannya. Tetapi tengkoraknya masih mempuinyai banyak perbedaan-perbedaan.
Bentuk yang tertua sangat mirip dengan tapir. Juga besarnya bersesuaian.
Tengkoraknya berbeda dengan gakjah sekarang, karena bentuknya memanjangnya.
Tetapi pada bentuknya dapat kita lihat, bahwa pada
kepalanya terdapat belalai (proboscis) pendek. Dalam endapan-endapan Oligen di
daerah itu terdapat pula suatu bentuk yang sudah lebih lanjut lagi
perkembangannya ke arah tengkorak gajah yang khas. Yakni Phyomia yang pada
rahang bawah dan rahang atsnya masih mempunyai gigi-gigi seri yang tumbuh
hingga sangat panjang. Gigi-gigi itulah yang kelak akan berkembang menjadi
gading yang kita ketahui semua. Gerahamnya masih agak sederhana, geliginya
biasa, dengan pergantian gigi secara biasa pula. Mastodontae yang kemudian
menyusui, tengkoraknya sudah lebih menyerupai tengkorak gajah. Dahinya menjadi
makin tinggi dan gading-gadingnya makin besar-besar. Gigi-giginya kini
memperlihatkan belebas-belebas mellintang yang dinamai lofos dan jumlahnya
sampai 3 atau 4 buah. Gading-gadingnya terdapat pada rahang bawah atau rahang
atas atau pada kedua-duanya. Pada Amebelodon gading-gading rahang bawahnya
tumbuh menjadi satu dan merupakan alat yang menyerupai senduk.
Stegodon-stegodon
selam plio-pleistosen tersebar luas di asia tenggara. Antara lain di indonesia
pun terdapat dalam jumlah yang besar. Tulang belulangnya ikut menyebabkan
timbulnya dongeng-dongeng tentang raksasa-raksasa (tulang-tulang raksasa).
Teengkorak bintanga-binatang ini tidak jelas lekuku-lekuk matanya yang terbuka
kearah belakang . tetapi lubang hidungnya besar dan terletak tinggi paada
dahinya. Itulah yang menyebabkan timbulnya dongeng tentang raksasa yang bermata
satu.
Selama kala eosen yang bertambah terutama ialah besar
badannya .eohippus sendiri tidak seberapa besarnya, tidak lebih besar daripada
anjing kecil. Orohippus sudah lebih besar lagi dan epihippus, sama besarnya
dengan kuda kecil. Sejalan dengan itu geraham-gerahamnya beryambah luas pula .
badan yang maki8n menjadi besar berartin pula, badan yang juga makin menjadi
besar berarti pula .a.l bahwa beratnya bertambah dengan pangkat tiga.
Sebaliknya bertambah luas gerahamnya banja dengan pangkat dua daripada ukuran
panjangnya. Maka dari itu binatang-binatang yang besar harus pula mempunyai
pencernaan makanan yang baik dari pada yang kecil-kecil. Pada kuda-kuda tertua
hal ini ndapat dicapai dengan perubahangeraham-geraham muka menjadi
geraham-geraham dengan tanduk berisi empat yang mempunyai geraham belakang.
Proses ini dapat kita sebut pemolarisan(berubah menjadi dens molaris=geraham
belakang) geraham-garaham muka n. perkembangan lainnya kita jumpai pada
anggota-anggota badan hingga mencapai perwujudan seperti yang lebih kurang
masih dapat kita lihat pada kuda-kuda sekarang, yaknitulang paha yang pendek
tulang kering yang panjang dan tulang telapak tangan serta jari kaki yang sangat
panjang. Perbedaannya ialah bahwa kuda-kuda yang tertua tetap masih berjalan
dengan kaki yang berjari tiga.
Dalam oligosen perkembangan ini berlangsung terus. Pada
mesohippus dan kemudian miohippus perubahannya terjadi pada pola gigi yang maki nertambah
rumit.perubahan ini nampak pula pada pengkhususan kaki kearah alat lihatuntuk berjalan yang paling serasi.
Dalam miosen kita lihat. Bagaimana garis yang dapat kita
ikuti dari eohippus hingga miohippus bercabang
menjadi dua. Cabang yang satu
mengembangkan geligi yang terkhususkan untuk makan rumput,, sedangkan yang lain
ttap memiliki geligi bentuk lama yakni hanya cocok untuk makan daun-daunan.
Kelpmpok ini ialah kelompok anchiteridae. Kelompok itu masih terus hidup lama
dan baru punah pada pliosen bawah.
Cabang yang lain ialah
yang akhirnya menghasilkan kuda seperti yang kita kenal sekarang. Kelompok ini
lambat laun menghasilakn geraham-geraham yang juga aus,tetapi dapat tahan lama
sebelum sarafnya dapat terkena. Hal ini disebabkan oleh karena gerahamnya
berbentuk prisma panjang. Perubahn ini sudah berlangsung semenjak merychippus
pada miosenb tengah. Dari marychippus ada beberapa garis yang berkembang. Yang masing-masing berbeda karena
bersanya serta pola giginya.
Sejarah
Primates
Yang
kita masukan ke dalam ordo Primates
ialah kelompok binatang-binatang yang untuk sebagian besar dapat dibedakan
daripada binatang menyusui laninnya oleh karena kecerdasannya yang lebih
tinggi. Juga manusia termasuk didalamnya, selanjutnya simpansi, gorila dan
gibon, kera berekor dan kera hidung; setengah kera atau keluarga Lemur dan
akhirnya keluarga Tarsius.
Persamaan yang ada diantara kelompok-kelompok itu ialah
cara hidupnya pada pohon-pohon atau sekurang-kurangnya kesukaan akan hutan;
otaknya yang lebih dideferensiasi daripada binatang-binatang menyusui lain;
bangun badannya selanjutnya masih sangat menepati bangun semula seperti yang
terdapat pada biantang-binatang menyusui yang tertua yakni jari lima, baik pada
kaki muka maupun pada kaki belakngnya masih tetap adanya tulang selangka
(claviculum), geliginya dan beberapa pokok lainnya. Pada kebanyakan
binatang-binatang menyusui lainnya justru disini dapat dilihat banyak
perubahan-perubahan. Hal ini ada hubungannya dengan penyesuaian diri dengan
fungsi-fungsi hidup tertentu: susutnya jari-jari kaki dan timbulnya kuku pada
geligi, baik pada binatang-binatang buas berenang (Pinnipedia), sayapnya pada
kelelawar, dst. Sebaliknya kehidupan pada pohon-pohonan telah meninggalkan
beberapa sifat yang dapat kita kenal banyak diantara anggota ordo-ordo ini:
kesanggupan melengkungkan ibu jari hingga dapat bertemu dengan jari-jari
lainnya sehingga seakan-akan menyerupai gegep; kemungkinan untuk melihat
seperti dengan steroskop; diantara pancaindra pengutamaan yang besar pada daya
lihat; kelentukan anggota-anggota badan yang dapat digerakkan ke semua arah;
geligi yang sederhana, cocok pada
pohon-pohon. Bahkan tidak mustahil bahwa binatang-binatang menyusui
primittif yakni nenek moyang Primates mulsa-mula justru adalah
binatang-binatang yang hidupnya pada pohon-pohonan. Bagi reptilia agaknya
lingkkungan ini tidak seberapa memberikan kemungkina kecuali bagi
burung-burung.
Tupaioidea ialah pemakan serangga yang menyerupai tupai
yang tersebar luas di India, Burma, Malaya, Sumatra dan Jawa. Binatang ini
kecil dengan ekor yang panjang dan berbulu. Kerapkali orang menyangka tupai
atau bajing biasa.
Sisa-sisa Lemur yang sesungguhnya telah ditemuka orang
pada banyak tempat di Eropa dan Amerika dalam lapisan –lapisan Eosen.
Biantang-binatang ini di Amerika telah punah pada akhir Kala Eosen, tetapi di
Erasia –Afrika masih tetap hidup hingga sekarang. Terutama di pulau Madagaskar
yang telah terpisahkan dari Afrika pada Pleistosen, kelompok itu telah menghasilkan
sejumlah besar bentuk-bentuk yang terkhususkan. Seekor diantaranya ialah
Megaladapis, Lemur raksasa yang besarnya lebih kurang sama dengan gorila.
Binatang ini barangkali belum berapa lama punahnya, yakni setelah manusia
mempunyai sejarah yang tercatat. Menurut penuturan D e Flacourt pada tahun 1658
disana, ia telah menjumpai seekor biantang yang besarnya sama dengan anak lembu
berumur dua tahun dengan muka seperti
muka orang, tangan dan kaki seperti tangan dan kaki kera, telinganya seperti
telinga manusia dan kepalanya bulat. Orang Madagaskar menamakannya Tret tretre.
Cara
dijalan yang tegak dan perubahan ke arah manusia
Jika kita bandingkan
manusia sekarang, Homo sapiens dengan kera manusia yang sebaya, maka dapat kita
lihat bahwa pada anatominya lebih banyak pokok-pokok persesuaian daripada
perbedaan. Dipandang dari segi anatomi maka dapat kita ragukan lagi bahwa kedua
kelompok itu berkerabat dekat. Jika kita lihat pokok-pokok perbedaannya ialah
sebagai berikut’:
1. Manusia
dapat dan harus berjalan tegak dari semenjak masih sangat muda. Hal ini telah
memberikan beberapa akibat yang langsung pada anatominya: adanya tulang tumit
yang memberikan dukungan ke arah belakang dan yang tidak ada pasa Primates
lainnya; konstruksi tulang-tulang kaki yang panjang serta susut diantara
berbagai sendinya; sunyam pinggul yang membuat sudut yang lebih besar terhadap
tulang belakang daripada primates lainnya; dalamnya terletak diatas pinggul dan
tidak menggantung pada pinggul dan iga; pinggulnya telah menjadi lebar dan
bundar dan tidak panjang serta sempit seperti yang terdapat pada primates
lainnya; tulang belakangnya telah mendapat bentuk S yang samar-samar sehingga
kepalanya dengan demikian berdiri tegak diatas togoknya.
2. Perkembangannya
otaknya. Otak ini bervoluma lebih besat baik secara mutlak maupun relatif jika
dibanding dengan Primates lainnya. Juga bentuknya sangat rumit. Perkembangannya
itu telah berlangsung dengan merugikan rahangnya yang menjadi sangat kecil jika
dibandingkan dengan Primates lainnya.
Manusia
Fosil
Memang betuk teah ditemuka orang sisa-sisa fosil dalam
endapan-endapan yang berumur Pleistosen yang berasal dari makhluk-makhluk yang
dapat menggambarkan dengan jelas adanya peralihan itu. Penemuan-penemuan ini
dapat dibagi menjadi dua kelompok besar:
1. Pithecantropus
Asia dan bentuk-bentuk yang sekerabat seperti Meganthropus.
2. Australopithecus,
yang terutama di temukan di Afrika Selatan pada waktu akhir-akhir ini.
Pithecantropus
yang pertama telah ditemukan sekitar tahun 1860 oleh Dubois, seorang dokter
pemerintah, di pulau Jawa yakni di dekat desa Trinil tidak jauh dari Ngawi.
Penemuan ini terdiri dari sebagian dari tengkirak dan beberapa tulang panjang
diantaranya tulang paha. Ditemuka pula geraham-geraham lepas yang sebagian
ternyata berasal dari Pithecantropus. Penemuan ini yang diumumkan pada 1891
telah menimbulkan kegemparan. Memang hal yang demikianitu dapat kita kirakan.
Penemuan-penemuan oleh Van Koenigswald diatara tahun 1930 dan tahun 1940 telah
membenarakan apa yang mulau-mula telah dikirakan oleh Dubois: disini kita
berhadapan dengan sebuah tengkorak yang menunjukkan dengan sangat jelas
sifat-sifat yang ada diatara yang dimiliki oleh kera-kera manusia yang besar
dan Homo Sapiens.
Penemuan-penemuan
di Afrika Selatan tidak kurang menggemparkan. Disini yang telah menemukan itu
ialah Dart dan kemudian Broom, Robinsondan banyak lagi yang lain.
Penemuan-penemuan itu terutama terdiri dari tengkorak-tengkorak yang terawetkan
baik dan juga geraham-geraham lepas serta beberapa tulang panjang.
Akhirnya
manusia-manusia Neanderthal merupakan sebuah kelompok manusia fosil yang
penting artinya. Kelompok ini yang dinamai menurut tempat ditemukannya yakni
Neanderthal didekat Dusseldorf di Jerman merupakan salah satu diantar
kelompok-kelompok manusia fosil yang tersebar luas dan paling terkenal.
Anggotanya telah ditemukan di Jawa (Ngandong), Jabal Tarik (Gilbratar),
Rhodesia (Afrika), Perancis, Belgia, sekoslowakia, Italia, Afrika Utara,
Inggris. Banyaknya penemuan-penemuan itu sebagian disebabkan karena bangsa manusia
ini (misalnya di Eropa), hidupnya di gua-gua karena tempatnya itu, maka
kerapkali bagian rangkanya terhindar dari penghancuran. Manusia Neanderthak
juga mengenal api. Kebudayaan alat-alat batunya sudah cukup tinggi, kebudayaan
Le Moustier.
Dengan
ini sampailah kita pada akhir ikhtisar yang sangat singkat tentang perkembangan
manusia. Disini kita tidak dapat berpanjang lebar mengenai persoalan ini keran kita telah sampai di lapangan
pengetahuam yang ada di luar maksud buku ini. Jika kita berpegang pada prinsip
itu, maka dengan perkembangan manusia berakhir pulalah sejarah geologi karena
kira menginjak lapangan sejarah. Maka
kita pun sampai pada akhir pengantar tentang geologi sejarah ini. Tak
lain harapan kami mudah-mudahan pembaca bisa mendapatkan gambaran tentang
perubahan-perubahn yang tidak ada henti-hentinya yang terjadi pada permukaan
Ibu pertiwi.
0 komentar:
Posting Komentar