1.1 fisiografis
Konsep “tektonik pergeseran benua” pada saat ini telah di
terima secara umum oleh banyak ahli kebumian. Teori ini membahas tentang
pergeseran lempeng secara mendatar bagian kulit bumi atau litosfera. Untuk
dapat memahami pola serta perkembangan tektonik dari indonesia,akan lebih mudah
bila diterapkan konsep tektonik global. Berpangkal dari teori ini kepulauan indonesia di anggap sebagai
jalur yang lebar, yang merupakan pertemuan dari pertemuan tiga lempeng besar
atau biasa di sebut mega plates yaitu:
1. Lempeng
samudra hindia australia yang bergerak ke utara
2. Lempeng
pasifik yang bergerak ke barat
3. Lempeng
asia tenggara atau sunda yang relatif bergerak ke selatan.
Analisis tektonik yang didasarkan dari teori tektonik
lempeng dapat di susun dengan cara menganggap bahwa:
a) Sauatu
jalur tunjaman pada umumnya akan dicirikan terdapat batuan :bancuh” yang di
sebut meleng
b) Diatas
jalur benioff, yang menunjukan adanya lempeng yang menukik dan menyusup, akan
di jumpai batuan-batuan dan aktivitas gunung api
c) Cekungan
muka busur yang diisi oleh endapan klasik dan vulkanooklasik dengan sumber dari
busur magma. Cekungan ini terletak diantara palung-palung dan busur magma.
d) Cekungan
belakang busur atau (back arc basin). Dengan endapan klasik yang tebal.
Dari penjelasan di atas dapat di kemukakan bahwa daerah
pertemuan lempeng yang bersifat konvergensi dimana terjadi kegiatan orogen aka
meliputi gejala-gejala:
·
Konsumsi lempeng
·
Penebalan kerak
·
Pengerutan atau pemendekan lapisan-lapisan
sedimen
·
Pembumbungan islostasi yangb di sertai dengan
kegiatan magma.
Indonesia termasuk salah satu daerah di muka bumi ini yang
memiliki tatanan geologi yang rumit, karena letaknya yang berada di tiga
lempeng besar, yang pertama “hindia australia”, “lempeng asia tenggara” dan “lempeng
pasifik”. Pergerakan lempeng itu sangat beragam kecepatannya. Sebagai akibat
daripada gerakan lempeng yang rumit itu menimbulkan banyak terjadi gempa,
banyak terjadi rangkaian gunung api aktiv, dan berbagai gerak tektonik yang
masih aktif hingga sekarang.
Indonesia yang berada diatas lempeng samudra hindia
australia adalah salah satu pola jalur penekukan dan penyusupan (subduction
zone). Yang lengkungannya menerus dari andaman, sumatra, jawa, timor banda,
seram. Salah satu sifat yang menonjol dari jalur ini terdapatnya pegunungan
yang menerus yang terletak antara palung samudra (ocean trench) dan busur
magmatik. Pegunungan itu yang terletak di sebelah selatan pulau jawa terdapat
dibawah lautan, berbandinng gterbalik dengan di sebelah barat yang menyembul
dan membentuk pulau-pulau di sebelah barat pulau sumatra. Pulau-pulau itu
terbentuk dari batuan bancuh tektonik dan sedimenter yang terbentuk pada masa
miosen.
Garis wallace adalah garis yang membedakan antara indonesia
bagian barat dan timur dari segi geologis dan pembentukannya pula.
1.2 kegempaan
Indonesia termasuk daerah yang paling rawan terjadi gempa
karena berada di pertemuan beberapa lempeng, seperti yang sudah di jelaskan
diatas. Daerah indonesia yang sering terjadi gempa besar dan kecil banyak terjadi
di bagian timut sepanjang jalur pertemuan lempeng jawa, banda dan sesar
mendatar di irian jaya dan daerah maluku.
1.3 kegunung apian
Indonesia juga termasuk daerah yang selalu bergerak yang
mengakibatkan banyak aktifitas pergerakan di bawah muka bumi yang banyak
membentuk pegunungan, ada lebih 400 gunung api yang trerdapat di indonesia. Sebaran
dari gunung api itu membentuk busur yang setara palung laut yang merupakan
tempat lempeng saling bertemu,menyusup dan menekuk.
1.4 gerakan pembentukan pegunungan
Bagian timur indonesia yang memiliki bentuk busur yang
lengkung dan tajam adalah hasil dari bertemunya dan bertumbuknya kerak
australia yang bertemu dengan kerak banda. Yang mengakibatkan perkerakan yang
sangat cepat dan mengakibatkan di bagian timur indonesia terjadi banyak
pembentukan pegunungan yang sangat cepat.
1.5 anomali gaya berat negativ
Terdapatnya gaya anomali negatif yang melingkar dari utara
pulau sumatra,jawa dan maluku berimpit dengan busur luar dan palung
lautmerupakan sifat yang menonjol di indonesia.
Untuk menjelaskan terjadinya
hal tersebut melnes mengumpamakan bagian kerak banyak mengalami kompresi
lateral yang menyebabkan bagian dari kerak itu melipat kebawah.
BAB II
Prinsip-prinsip dan dasar tektonik lempeng
Menurut teori ini lempengan-lempengan di atas permukaan bumi
ini bersifat kaku dan berada diatas bagian bumi yang selalu bergerak (mobile)
yang dinamakan astenosohere. Batasan batasan dari masing-masing lempeng itu
yang biasanya terjadi banyak gempa atu menjadi beberapa fenomena lain seperti:
a) Palung
laut (oceanic trench)
dimana dua lempeng saling bertumbukan “konvergensi” yang dapat disamakan dengan pembentukan sesar-sesar naim dimana salah satu dari lempeng itu mengalami penunjaman dan penyusupan kebawah lempeng yang satunya. (gmb 2.1)
dimana dua lempeng saling bertumbukan “konvergensi” yang dapat disamakan dengan pembentukan sesar-sesar naim dimana salah satu dari lempeng itu mengalami penunjaman dan penyusupan kebawah lempeng yang satunya. (gmb 2.1)
b) Punggungan
tengah samudra (mid oceanic ridg)
dimana dua lempeng saling memisah dan terjadi pembentukan kerak baru. (gmb 2.2)
dimana dua lempeng saling memisah dan terjadi pembentukan kerak baru. (gmb 2.2)
c) Sesar-sesar
(transform)
yaitu sesar mendatar lantai-laintai samudra yang panjang dimana dua lempeng saliung berpapasan. (gmb 2.2)
yaitu sesar mendatar lantai-laintai samudra yang panjang dimana dua lempeng saliung berpapasan. (gmb 2.2)
2.1 model sistem tumbukan lempeng
1. Penunjaman
dan penyusupan lempeng
hal ini bisa terjadi bila dua lempeng saling bertumbukan dimana salah satu dari lempeng itu mengalami penunjaman dan penyusupan kebawah lempeng yang satunya.
hal ini bisa terjadi bila dua lempeng saling bertumbukan dimana salah satu dari lempeng itu mengalami penunjaman dan penyusupan kebawah lempeng yang satunya.
2. Cekungan
muka busur (fore arc basin)
secara tektonik yang dimaksud dengan cekungan muka busur adalah cekungan yang berada di depan busur vulkanik yang arahnya dilihat dari penyusupan lempeng samudra.
secara tektonik yang dimaksud dengan cekungan muka busur adalah cekungan yang berada di depan busur vulkanik yang arahnya dilihat dari penyusupan lempeng samudra.
3. Busur
magmatik atau vulkanik
yaitu bagian busur dalam yang bersivat aktiv yang menyebabkan banyak terjadinya gunung api aktif
yaitu bagian busur dalam yang bersivat aktiv yang menyebabkan banyak terjadinya gunung api aktif
4. Busur
dalam (back arc basin)
merupakan rangkaian struktur mediterania contohnya di pulau sulawesi.
merupakan rangkaian struktur mediterania contohnya di pulau sulawesi.
2.1.1 palung laut (oceanic trench)
Palung laut adalah bagian topografi lautany yang berbentuk
menjorok ke dasar atau topografi yang
mengatip sampai kedalaman +5000m. Hal ini terjadi karena perpisahan antar
lempeng atau divergen.perlu di ketahui ketika lempeng samudra mulai berpisah
dari pematang samudra dan bergerak kearah palung laut, di atas lempeng yang
berada di atas pematang dan palung laut itu akan terjadi pengendapan yang
terdiri dari 3 jenis bahan yaitu: sedimen berbutir halus, endapan tubidit,
batuan vulkanik dari aktivitas gunung.
Gerakan penekukan dan penyusupan kearah palung laut akan
menyebabkan terjadinya penumpukan dan penimbunan terus menerus dan pada
akhirnya palung laut akan terisi matrial yang menebal di jalur subduksi. Hal
itu berlangsung dengan cara gerak persesaran serta pelenturanyang berpusat dan
terarah pada bagian bawah palung laut.
Dari gejala pensesaran dan pelenturan yang terjadi pada
jalur penyusupan ini, akan menghasilkan suatu bentuk struktur yang terdapat
pada batuan subridit dan ofiolit. Bentuk struktur itu di cirikan dengan adanya
didang bidang rekahan. Batuan dengan berbagai ciri seperti diatas dinamakan
‘’melange’’ dan seluruk fenomena tadi adalah hasil subduksi konvergen.
Secara garis besar,kelompok batuan yang menyusup bagian
palung laut ini terdiri dari:
a) Lava
basalits
b) Sedimen
turbidit
c) Komponen
batuan basa dan ultra basa.
A.Susunan daripada melange
Bongkahan yang di sebut sebagai kepungan tektonik terdiri
dari batuan yang sifatnya “asing” terhadap sekelilingnya atau subdasarnya
merupakan endapan palung laut. Endapan bongkahan pada dasarnya terbagi menjadi
2 jenis yaitu:
1. Yang
berasal dari luar cekungan
2. Yang
berasal dari luar
2.1.2 cekungan muka busur
Daerah yang berada diantara palung laut dan busur vulkanik
pada suatu sistem palung busur di sebut dengan daerah “muka busur”.
1.1.3 busur magmatik
Gunung aoi yang aktif sekarang inin dijumpai pada suatu
busur yang terletak diatas jalur benioff pada bagian tepat diatas 100km. Gunung
api ini secara teoritis merupakan hasil dari pergerakan magma yang
menggelembung dari kerak bumi.
Ciri ciri daripada busur magmatik secara garis besar
terdapat adanya:
1. Batuan
vulkanik
2. Batuan
sedimen
3. Batuan
granit
2.1.4 Cekungan belakan busur (back arc basinn)
di bagian belakan dari pada busur magmatik juga berkembang cekuangan dan gejala pengandapan sehingga membentuk suatu urutan-urutan sedimen yang akan menyumpal sifat petrografi yang hampir sama seperti yang terjadi di endapan muka busur.
di bagian belakan dari pada busur magmatik juga berkembang cekuangan dan gejala pengandapan sehingga membentuk suatu urutan-urutan sedimen yang akan menyumpal sifat petrografi yang hampir sama seperti yang terjadi di endapan muka busur.
BAB III
Tektonik darat sunda
Pengertian dan definisi daratan
sunda secara fisiografis adalah paparan sunda (sunda shelf) beserta
daratan-daratan yang ada di sekitarnya seperti, semenanjung malaysia, pesisir
timur sumatra,pulau tiah indonesia, riau, lingga dan kalimantan barat dan
serawak.
Sekarang istilah daratan sundah
hampir tidak pernah di gunakan setelah teori tektonik lempeng mulai di gunakan
walaupun pada dasarnya tektonik daratan sunda tidak bisa terlepas dari teori
ini. Sekarang lebih di kenal dengan sebutan sunda micro plate. Yang termasuk
dari daerah sunda micro plate yaitu sumatra, kalimantan dan jawa.
3.1 Geologi pulau bangka
Pulau bangka pada umumnya adarah
daerah yang rata, namun ada beberapa bagian yang membukit, hal itu adalah hasil
dari pembekuan batuan. Jenis-jenis batuan yang ada di pulau bangka antaralain:
Metasedimen
Terdiri dari campuran batuan
sedimen dan malihan, batuan sedimennya di dominasi oleh skals filit dan serpih
hitam. Selain itu meskipun dalam jumlah yang sedikit dan merupakan
bentuk-bentuk lensa dijumpai juga serpentinit dan batu gamping.
Granit
Batuan granit adalah batuan yang
merupakan hasil dari pendinginan magma yang cukup lama.
3.2 Konsep-konsep tektonik
mengenai perkembangan “daratan sunda”.
3.2.1 konsep petumbuhan jalur
subduksi
KATILI (1974) menjelaskan sejarah
perkembangan tektonik dari indonesia berdasarkan model tektonik lempeng ,dengan
cara mengenal kembali jalur-jalur daripada subduksi dan daerah-daerah yang
mempunyai kegiatan magma.
Seperti yang di ketahui indonesia
merupakan pertemuan dari 3 lempeng besar. Adapun batas batas lempeng di
indonesia adalah:
Bagian barat indonesia adalah
palung dan sesar mendatar di sebelah barat sumatra.
Bagian selatan pulau jawa adalah
palung.
Jalur subduksi tersier muncul
diatas permukaan atau mendekati permukaan di barat pulau sumatra(daerah
kepulauan mentawai). Dan merupakan pegunungan bawah laut di selatan pulau jawa.
Pada intinya perkembangan
tektonik dari indonesia bagian barat atau daratan sunda atau juga di sebut
lempeng sunda sebagai produk daripada pertemuan dan penyusupan lempeng yang
berlangsung secara bertahap dari dulu hingga sekarang, antara lempeng indo
australia,eurasia dan pasifik.
3.2.2 Konsep tektonik pemisahan
da penyatuan
Lempeng-lempeng mikro
Dengan banyaknya teori-teori yang
berkembang dapat di katakan bahwa daratan sunda adalah bagian-bagian seperti
mosaik yang saling bergerak satu sama lain.
3.2.3 Pengertian lempeng mikro
Lempeng mikro didefinisikan sebagai bagian yang terpisah
dari lempeng-lempeng utama dan bersifat homogen yang terpisah oleh sesar-sesar
besar yang memotong hingga dasar litosfera.
Mereka itu mempunyai:
1.
Sejarah perkembangan yang berbeda hingga setelah
m,ereka di satukan melalui jalur-jalur “suture” (pemisahan).
2.
Sejarah perkembangan yang sama sampai mereka
terpisah melalui gejala “rifting” (memisah dan saling mejauh).
3.
Secara umum mempunyai sejarah perkembangan yang
berbeda selama mengalami pemisahan yang singkat “short lved rifts”
3.2.4 lempeng mikro mergui
Dari pemetaan sumatra utara
terlihat blok yang membebtuk komponen malaya barat dan yang terbesarv adalah
lempeng mikro benua mergui sebarannya kearah selatan kearah garisekuator.
3.2.5 batuan premo karbon
tapanuli group
Terdiri dari 3 satuan batuan:
a. Formasi
bahorok
formasi ini terutama terdiri dari breksi konglomeratan yang tidak berlapisdan lazim disebut “pebbly mudsone”
formasi ini terutama terdiri dari breksi konglomeratan yang tidak berlapisdan lazim disebut “pebbly mudsone”
b. Formasi
kluet
terdiri dari urutan-urutan yang tebal terutama batu pasir kuarsa dan batu lempung tils batulanau.
terdiri dari urutan-urutan yang tebal terutama batu pasir kuarsa dan batu lempung tils batulanau.
c. Formasi
atas
farmasi ini terdiri dari batuan kluet dan komponennya hampir sama namun jumlah batu gampingnya lebih banyak.
farmasi ini terdiri dari batuan kluet dan komponennya hampir sama namun jumlah batu gampingnya lebih banyak.
3.3 korelasi regional
formasi formasi yang telah di sebutkan di atas memiliki persamaan di beberapa daerah seperti thailan dan di duga adalah satu lempeng mergui dulunya dilihat dari faktor fisik seperti batuannya.
formasi formasi yang telah di sebutkan di atas memiliki persamaan di beberapa daerah seperti thailan dan di duga adalah satu lempeng mergui dulunya dilihat dari faktor fisik seperti batuannya.
Bab IV
Perkembangan tektonik tersier indonesia bagian barat dan
pulau sumatra
4.1.
Umum
Perkembangan tektonik selama tersier dari indonesia bagian
barat merupakan pencerminan daripada interaksi antar lempeng indo-australia,
yang bergerak ke utara lempeng asia (mikro sunda) selama jaman tersier gerak
daripada lempeng-lempeng itu telah mengalami perubahan baik arah maupun
kecepatannya.
TAPPONNIER dkk (1982) berdasarkan konsep tektonik “extrusi”
dari benua asia yang di kemukakannya, berpendapat bahwa perkembangantektonik
tersier dari wilayah asia tenggara (termasuk indonesia barat) sangat di
pengaruhi oleh gerak-gerak ”fragmen benua asia” (china timur dan indo china)
yang melejit ke timur dan tenggara sebagai akibat dari tumbukan antara kerak
benua india dan asia.
Pada dasarnya tektonik tersier dari asia timur adalah
pencerminan dari terjadinya ekstrusi secara periodik daripada fragmen benua.
Konsep tektonik ekstrusi ini bukannya tidak mengalami
masalah dalam penerapannya di kawasan asia tenggara ini khususnya indonesia
dengan gerak fragmen benua asia ke tenggara dan timur ,maka mekanisme ini akan
di imbangi dengan rotasi dari indonesia dan paparan sunda searah dengan jarum
jam melalui sesar mendatar utama sinistal red river. Pengamatan dilapangan
terhadapm sesare tersebut justru menunjukan gerakan sebaliknya yaitu dextral
hal ini hanya dapat di terangkan jika indocina dan paparan sunda telah
mengalami rotasi berlawanan dengan jarum jam. Muncul dugaan bahwa terhambatnya
rotasi searah jarum jam itu karena
menyatunya benua australia dan indonesia dalam interaksi lempeng samudra
indiadan australia dengan lempeng asia.
Pada interaksi antar lempeng samudra india – australia
dengan lempeng sunda setelah gerak yang kedua pada jaman akhir miosen tengah ,
maka kedudukan dari lempeng mikro sunda terhadap lempeng samudra
hindia-australia sudah tidak merupakan sudut lancip lagi, sehungga keadaan yang
demikian itu akan mengakibatkan gaya
kompresi regional serta terbentuknya jalur subduksi sepanjang tepi barat pulau
sumatra.
4.2 pulau sumatra
Pulau sumatra terletak pada bagian tepi selatan lempeng
benua eurasia yang berinteraksi dengan lempeng samudra indo australia yang
bergerak kearah utara timur laut.
Di utara pertemuan kedua lempeng itu di tandai oleh daerah
tumbukan antara hindia dan asia sepanjang pegunungan himalaya. Kearah selatan
gerak antara bagian kerak dari lempeng eurasia ini di tentukan oleh
terbentuknya jalur subduksi sepanjang 6500km yang membentang mulai darim laut
andaman di selatan burma kepalung nikobar dan selanjutnya ke palung sunda di
sebelah barat pulau sumatra dan selatan pulau jawa.
Jalur subduksi yang masih aktif ini, di sebelah barat laut
andama dan di sebelah baratdaya sumatra dapat di kenal dari adanya jalur
benioff di bawah pulau sumatra taji akrasi yang membentang dari kepulauan
andaman nikobat di utara ke kepulauan mentawai di selatan.
Telah lama di ketahui bahwa tektonik pulaun sumatra dianggap
sebagai produk interaksi konvergen antara lempeng indo australia dan asia, dan
polaserta ragam tektoniknya dipengaruhi oleh besarnya sudut interaksi serta
kecepatan daripada konvergensi lempengnya. Dari situlah terbentuk gabungan
bentuk bentuk subduksi dan sesar mendatar.
4.2.1 jalur subduksi tersier
Bentuk morfologi ndan struktur geologi daripada tepi barat
sumatra mencerminkan pengaruh komulatip daripada gejala subduksi dan gerak
sesar mendatar dextral,khususnya nampak sejak oligosen.
4.2.2 cekungan muka busur (fore arc basin)
Tersier
Rangkaian pulau yang berada di sebelah barat pulau sumatra
adalah busur non vulkanik yang menjadi sebuah keseimbangan atas pengangkatan
dari hasil pergeseran jalur subduksi dan gejala penurunan yang sebagian besar
disebapkan karena pembebanan pada bagian lempeng yang menyusup.
Sebelah timur dari pulau nias adalah batas pemiasah antara
palung laut yang merupakan dari sistem palung busur yang dinamakan cekungan
muka busur.
a. Tektonik
cekung muka busur tersier sumatra
Perkembangan tektonik dan bentuk bentuk struktur yang
terdapat pada cekungan yang terletak di sebelah barat pulau sumatra dan berada
pada jalutr pemisah palung dan daratan sumatra ini sangat d tentukan oleh:
1. Besarnya
sudut pertemuan antara lempeng hindia-australia dan lempeng sunda di sebelah
barat sumatra
2. Kecepatan
dari pada gerak lempeng samudra hindia-australia
Yang jalur konvergennya memanjang dari pegunungan himalaya
hingga ke indonesia bagian timur kearah benua australia.
b. Cekungan
muka busur
Cekungan muka busur dengan pengendapan yang tebal merupakan
bentuk yang penting di dalam setiap palung busur pada tepi palung benua yang
mempunyai tingkat sedimentasi yang tepat. Jika dalam sistem ini terdapat busur
muka luar makasedimen-sedimen yang berasal dari busur vulkanik akan tertahan di
belakang pegunungan dan terkumpul dalam jumlah yang sangat tebal di dalam
cekungan muka busur.
Busur magmatik dan cekungan belakang busur memotong hampir
sepanjang daratan sumatra mulai dari sumatra utara hingga selatan adalah sesar mendatar “dextral” yang dikenal
sebagai sesar semangko atau bisa di sebut jalur sesar besar sumatra.
4.2.3 tatanan geologi umum tersier
a. stratigrafi
cekungan-cekungan yang ada di sumatra tersebar di beberapa
wilayah seperti cekungan sumatra utara,tengah, dan selatan. Cekungan itu
dicirikan dari endapan tersiernya yang waktunya relatif singkat.
a.1 cekungan sumatra utara
mempunyai bentuk segitiga yang membuka keutara di batasi
oleh tinggian asahan disebelah tenggara dari cekungan sumatra tengah.
a.2 cekunga sumatra tenga
dipisahkan tinggian asahan dari cekungan sumatra selatan di
sebelah tenggara. Dasar dari cekungan ini diperkirakan terdiri dari kerak benua
yang tipis dan sangat terpatahkan. Hal ini didasarkan pada kenyataan naiknya
magma di bagian dalam. Terdapat ciri-ciri bahwa kegiatan magma sampai kini
masih berlangsung.
a.3 cekungan sumatera selatan
cekungan sumatera
selatan membentang mulai dari tinggian asahan di barat laut sampai ke tinggian
lampung yang terletak di bagian paling selatan pulau,dibatasi oleh pegunungan
barisan di sebelah barat daya dan daratan pra tersier di bagian timur laut.
Pengendapan di cekungan ini berawal dari masa eosen olegosen yang diawali dengan pasir kasar,
kerakal dan tufa. Sedimen sedimen tersebut sebagai kipas-kipas aluvial.
b, struktur geologi
b.1 sumatra utara
gejala pengangkatan ternyata telah menghilangkan
jejak-jejak daripada struktur terdahulu
di sumatra utara, menurut davies ada kecendrungan bahwa cekungan sumatra utara
ini pada suatu saat oernah menjadi satu dengan cekungan aceh dan sumatra barat,
dimana sekarang telah terpisah oleh pegunungan barisan.
Pada awal rotasi sumatra mulai menjauh dari semenanjung
malaya. Cekungan sumatra utara pada saat itu berkembang dalam lingkungan
tektonik regangan. Serentetan sesar sesar mendatar dextral, dari
loncatan-loncatan kekiri dan ke kanan. Terbentuk di daerah rangkaian ini. Biasa
dikenal dengan sebutan “pull apart basin”.
b.2 sumatra tengah
tektonik dari cekungan sumatra tengah, seperti cekungan
cekungan lainnya di sumatra timur juga tidak lepas dari pengaruk subduksi
dengan lempeng samudra hindia dengan tepi lempeng sunda. Dan mengakibatkan sell
konveksi mantel bumi dan diapir yang menyebabkan terjadinya rezim regangan pada
kerak di atas dengan gejala pemekaran di belakang busur. Kegagalan magma
hypabysal dari bagian yang dalam sesar menerobos sedimen tersier diatasnya
telah mengakibatkan aliran panas yang tinggi.
Pada dasarnya tatanan geologi di sumatra barat di dominasi
oleh 2 gejala tektonik yang amat jelas yaitu sistem sesar sumatra dan busur
magma.
b.3 sumatera selatan
secara garis besar fisiografis di sumatra utara dibagi
menjadi 4 yaitu:
1. Cekungan
sumatra selatan
2. Bukit
barisan dan tinggian lampung
3. Cekungan
bengkulu
4. Rangkaian
kepulauan di sebelah barat pulau sumatra yang membentuk satu busur tak
bergunung api
1.cekungan sumatra selatan
Merupakan bagiann dari cekungan sumatra timur, dan di
pisahkan dari cekungan sumatra tengah di utaranya. Oleh pegunungan
tigabelas/tigapuluh yang metupakan singkapan batuan pra tersier. Cekungan ini
kaya akan sumber mineral, seperti minyak dan batu bara. Cekungan ini terbagi
mkenjadi 2 yaitu cekungan sub palembang dan jambi.
2.pola struktur
Seperti pada cekungan lain di sumatra, disini dapat diamati
adanya 3 pola sesar utama.
4.2.3 perkembangan tektonik tersier
Ada empat pembagian waktu tersiernya yaitu:
a) Eosen
awal-oligosen awal
b) Oligosen
awal-miosen awal
c) Miosen
awal-miosen tengah
d) Miosen
atas-sekarang
BAB V
Pulau jawa
Geologi di pulau jawa mungkin lebihbanyak di pelajari dan
doi ketahui dibandingkan dengan pulau-pulau lainnya di indonesia. Banyak konsep
teori yang muncul membahas pulau jawa . namun pada intinya tidak banyak
perbedaan pada perkembangan tektonik di pulau jawa, karena masih merupakan
sumatra dan jawa berada di batas tepi lempeng mikro sunda dan juga masih dalam
satu sistem 3 lempeng besar.
Perbedaan yang ada disini hanyalah interaksi antara lempeng
indo-australi dengan lempeng mikoro sunda yan tegak lurus. Sebagai produknya
yang agak berbeda dengan sumatra adalah:
1. Gunung
api muda memiliki sesun yang lebih basa dibandingkan di sumatra
2. Gunung
api berumur tersier akhir kebanyakan terletak atau bertengger diatas endapan
marin berumur neogen, sementara di sumatra terletak diatas batuan pra tersier.
3. Batuan
dasar di pilau jawa terdiri dari kompleks melange berumur kapur tersier awal.
4. Di
pulau jawa tidak di temui unsur kerak benua.
Unsur-unsur tektonik yang membentuk pulau jawa adalah:
1. Jualur
subduksi kapur paleosen yang memotong jawabarat,jawa tengah dan terus kearah
timurlaut kearah kalimantan tenggara.
2. Jalur
magmakapur di bagian utara jawa.
3. Jalur
magma tersier yang meliputi sepanjang pulau terletak agak kebagian selatan
pulau jawa.
4. Jalur
subduksi tersier yang menempati punggungan bawah laut di selatan pulau jawa..
5. Palung
laut yang terletak di selatan p.jawa dan merupakann batas di mana lempeng atau kerak
samudra menyusup ke bawah pulau jawa (jalur subduksi sekarang).
5.2 struktur regional
Pola struktur regional dari pulau jawa dapat dilihat dari
hasil penelitian gaya berat. Gaya berat bouguer akan memberikan gambaran
mengenai struktur yang letaknya dalam dan tidak teramati. Hal ini disebabkan di
di pulau jawa berbeda dengan di pulau sumatra batuan pra tersier yang
tersingkap sangat terbatas yaitu di ciletuh di jawa barat dan di daerah lluhuyo
dan bayat di jawa tengah. Disini pola struktur pra tersier dapat di pelajari
meskipun rumit karena hubungan dengan batuan yang sebagian besar terdiri dari
melange dan olisostrom.
Vening meinest pada tahun 1923 telah melakukan penyelidikan
gaya berat yang meliputi hampir di seluruh bagian pulau. Pada penelitian ini di
temukan jalur anomali negatip region yang lebarnya 100 sampai 250km di bagian
selatan indonesia. Gmb.5.3
Dalam gambar yang ada dalam buku nampak bahwa di sebelah
barat pulau sumatra dan di sebelah selatan p. Jawa anomali gaya berat negatip
tersebut beripit dengan pulau-pulau desebelah barat sumatra dan pegunungan
bathymatri dibawah permukaan laut jawa. Pegunungan dan pulau-pulau tersebut
secara tektonik merupakan suatu trench
slope break.
Di pulau jawa data gayaberat bouguer akan mencerminkan
bentuk dan konfigurasi daripada batuan besar di bawah tutupan tebal sedimen
sedimen tersier dan kwarter terutama
endapan vulkanik muda.
Penelitian itu menghasilkan :
·
Jalur selatan dengan anomali + 90 hingga +170
mgl yang berhimpit dengan pegunungan selatan.
·
Jalur tengah dengan anomali +10 hingga +110 mgl
yang hampir berimpitan dengan jalur gunung api.
·
Jalur utara dengan anomali + 10 hingga 50
mglmengikuti jalur cekungan jawa.
Anomali tersebut umumnya mempunyai arah barat timur dan di
jawabaratarahnya cendrung berubah menjadi barat timur. Dan jawa timur mengarah
ke timur laut.
5.2.1
penafsiran data gaya berat
sepanjang pantai selatabn jawa suatu anomali positif cang
tajam dan mencapai gaya anomali +200 mgl diduga sebagai suatu pencerminan sesar
vertikal dengan gerak vertikal yang berhubungan dengan naiknya lapisan basalt
ke atas. Hubungannnya dengan gejala struktur dapat ditafsirkan sebagai berikut:
arah utama untuk di jawa adalah barat timur namun di bagian
lain yaitu jawa tengah berubah menjadi barat laut. Kira-kira mengikuti arah
dari sumatra. Secara singkat dapat dikatakan bagian daerah barat jawa
berhubunganpembentukannya dengan daerah sumatra.
Dibagian timur jawa tengah adanya gayaberat yang timur
laut memerlukan sebuah perhatian khusus
mungkin arah ini berhubunngan dengan arah jalur subduksi kapur palesen yang di
gambarkan oleh katili dan sukendar.
Sifat sifat yang di perlihatkan oleh pengaruh gaya berat
pertamatama menunjukan adanya gaya sesar normal yang memisahkan bagian utara
dan selatan pulau. Arah sebaran dari gunung api dikontrol oleh pola-pola sesar
yang arahnya timur barat kontak antara tersier dan pra tersier mengakibatkan
banyak terdapat bagian batu batu pra tersier.
Dari pola yang dapat di amati baik yang dalam maupun yang dangkal daopat di
tarik korelasi dengan kedudukan daripada
pulau jawa dari perkembangan dari
interaksi konvergensi antara lempeng indo australia dan lempeng mikro sunda.
5.3
tatanan tektonik
secara garis besar pulau jawa dapat di bedakan menjadi 3
susunan tektonik yaitu:
1. cekungan
jawa utara yaitu terdiri dari cekungan jwa barat laut dan cekungan jawa timur
laut.
2. Daerah
cekungan bogor kendeng
3. Cekungan
pegunungan selatan.
Selama perkembangannnya cekungan itu mengalami perbedaan
antara cengungan satu dengan yang lain dalam proses pembentukannya.
5.3.1
tatanan cekungan jawa barat
van bamellen beranggapan bahwa bagian barat jawa memiliki
kesamaan dengan bagian dari pulau sumatra.
a. Pola
struktur
Di jawa ada 3 pola struktur yaitu:
1. Yang
arahnya barat laut tenggara ( yang arahnya sama denga sumatra)
2. Timur
barat (arah jawa)
3. Arah
utara selatan yang sangat dominan dengan utara pulau jawa dan kawasan laut
jawa.
5.3.2
tatanan cekunag jawa tengah
secara fisiografis jawa tengah dapatt di bagi menjadi 4
bagian dari selatan ke utara masing-masing:
1. dataran
pantai selaltan
2. pegunungan
serayu selatan
3. pegunungan
serayu utara
4. daratan
pantal utara
5.3.3
tatanan tektonik jawa timur
batuan pra tersier tidak tersingkap di daerah jawa timur
ini dai bagian tengahnya di tempati
jalur volkanik kwarter. Bagian-bagian yang dapat di bedakan terdiri dari:
1) pegunungan
selatan
2) jalur
depresi tengah
3) jalur
kendeng
4) depresi
randu blatrung
5) jalur
rembang yang dapt di teruskan kearah madura.
Pegunungan selatan di pulau jawa timur sebagai fasles
folkanik dan karbonatan yang berumur miosen di sebelah utara dari jalur
volkanik kwarter adalah jalur kendeng yang terdiri dari endapan tersier yang
amat tebal.
5.3.4
pulau madura
secara fisiologis
pulau madura masih termasuk dari cekungan jawa timur dan masuk zona rembang
pada zona ini bagian nya dibatasi dengan struktur yang sangat penting yang
arahnya barat timur dari paparan madura utara. (gmb 5.24).
batas tersebut ternyata merupakan batas tektonik dimena ola
struktur yang berbeda di sebelah utara
mengarah timur laut barat daya sedangkan di selatannya (di pulau madura)
struktur umumnya adalah barat timur.
Pulau madura dengan singkapannya yang baik dan juga dapat
diamati dari foto udara memperlihatkan adanya a2 pola atruktur yang mengarah
barat timur yang paling menonjol dan yang mengarah timur laut barat daya pola
struktur yang kedua ini dapat dilihat pengaruhnya terhadap bentuk pantai di
barat dan timurnya.
BAB VI
KALIMANTAN
a. blok
schwaner
oeh van bammelen dianggap bagian dari daratan sunda terdiri
dari batuan beku dan malihan berumur pratersier dan sudah terangkat dari jaman
kapur akhir di sebelah barat sehingga menjadi sumber administrasi utama untuk
cekungan lain yang ada di sebelah utara
dan timur.
Bagian utara dari blok ini mengalami penurunan pada
paleogen, dan tertutup sedimen tipis dan tidak terlipat bagian ini kemudian
dikenal sebagai pelataran barito.
b. Blok
peternoster
Mencakup daerah tektonik yang mantap terdiri dari pelataran
pater noster sekarang yang terlletak di lapisan pantai kalimantan tenggara, dan
sebagian daerah daratan di kalimantan., terletak di sebelah barat daya daerah
di balik papan, yang sebelumnnya di kenal sebagai sub cekungan pasir.
Berbeda dengan blok schwener, blok paternoster hanya
sebagian saja yang terangkat.
c. Meratus
garaben
Terletak diantara bagian 2 blok yang telah di sebutkan
diatas, merupakan daerah yang tebal pengendapannyadan juga terlipat tersesarkan
dan terangkat dengan kuat. Daerah ini terkenal dengan nama cekunga khutei.
d. Tinggian
kuching
Pembumbungan yang terdiri dari busur kepulauan dengan daerah
perairan di sekitarnya merupakan daerah yang tinggi pada jaman paleogen di
kalimantan utara dan memisahkan bagian kalimantan barat laut yang menurun
dengan cepat dengan cekungan kutei dan sebelah timur.
Pada akhirnya paleogen tinggian tersebut dan terlipat
bersama dengan cekungan dan sedimenn yang mengisi cekungan baratlaut
kalimantan.
Lalu cekungan cekungan pengendapan yang berada di lempeng
mikro sunda terbentuk dan berkembang sebagai akibat daripada proses pemisahan
diri akibat dari regangan di dalam lempeng itu menyertai interaksi antara :
Sunda pasifik di timur, lempeng hindia australia di bagian
selatan, dan laut cina selatan di utatara.
1. Cekungan
tarakan
merupakan cekungan yang terletak paling utara dari kalimantan timur. Cekunga ini di bagian utara di batasi dengan samporna high yang berada sedikit di sebelah utara batas indonesia dan malaiysia keselatan cekungan dibatasi oleh tinggian manglkalat dari cekungan kutei.
merupakan cekungan yang terletak paling utara dari kalimantan timur. Cekunga ini di bagian utara di batasi dengan samporna high yang berada sedikit di sebelah utara batas indonesia dan malaiysia keselatan cekungan dibatasi oleh tinggian manglkalat dari cekungan kutei.
2. Cekungan
kutei
di sebelah selatan daripada tinggian kucing terdapat cekungan yang menampung endapan dari tinggian selama tersier cekungan itu di sebut cekungan kutei. Cekungan ini paling produktif dan di pisahkan oleh susunan unsur tektonik yang dikenal sebagai paternoster cros high dan cekunhgan barito selatannya.
di sebelah selatan daripada tinggian kucing terdapat cekungan yang menampung endapan dari tinggian selama tersier cekungan itu di sebut cekungan kutei. Cekungan ini paling produktif dan di pisahkan oleh susunan unsur tektonik yang dikenal sebagai paternoster cros high dan cekunhgan barito selatannya.
0 komentar:
Posting Komentar