Kamis, 12 Juni 2014

RESUME GEOLOGI UMUM (KATILI)




BAB 1
PEGANTAR KE ILMU GEOLOGI

Gejala geologi dan manusai premitif.
Ilmu geologi merupakan bagian dari pengetahuan alam yang mempelajari segala sesuatu tentang benda-benda yang terdapat di alam raya. Satu-satunya jalan untuk mengetahui tentang benda-benda itu adalah dengan penginderaan kita. Dari pengideraan kita mengumpulkan banyak pertanyaan apakah sebenarnya benda itu, apakah ia sama dengan apa yang kita lihat  atau apakah dia berada di luar pengamatan kita, bukan termasuk lapangan ilmu pengetahuan alam, akan tetapi lapangan filsafat. Sedari dulu lutan makrokosmos dengan gejala-gejalanya yang aneh itu adalah tempat para ahli filsafat sering melayarkan bahtera pemikiran mereka. Filsafat dan ilmu pengetahuan alam mulai berkembang, pada waktu manusai itu pertama-tama memisahkan diri dari nenek moyangnya yang masih liar, dan mulai mengumpulkan sifat-sifat serta perasaan yang baru.
Yang sangat penting dari sifat-sifat ini ialah sifat ingin tahu dari rohaniah manusia darimana lambat-laun filsafat itu berkembang. Sifat kedua yang mulai dimilikinya pula darimana ilmu pengetahuan itu berasal adalah sifat ingin tahu praktis. Gempa bumi pada zaman manusia primitif sering dihubungkan dengan kepercayaan dan tahaayul yang bukan-bukan. Personifikasi gempa bumi dikenal di daerah pedalaman Afrika bangsa Mozambique menceritakan kepada seseorang anggota missi Agama Keristen bahwa hal ini disebabkan karena bumi kedingina dan demam. Bangsa-bangsa Yunani purba menyalahkan Atlas yang memikul bumi ini di atas bahunya yang menyebabkan sering timbul gempa bumi.

Tempat Geologi dalam pengetahuan alam.
Sekarang kita mengetahui baha gempa adalah sebuah gejala geologi yang terjadi karena pelepasan tenaga-tenaga yang terkumpul didalam bumi. Manusia sekarang tidak lagi menerangkan suatu kejadian dengan kepercayaan-kepercayaan atau hipotesis yang samar-samar, akantetapi ilmu pengetahuan alam yang mempunyai tugas utama ialah menggambarkan atau melukiskan sesuatu pengetahuan itu deskriptif berlainan dengan pengetahuan yang normatif yang mempelajari soal etika, moral,dll.
Geologi sebagai pengetahuan alam memepelajari segala gejala yang terdapat diatas muka bumi dan didalam muka bumi. Dalam penyelidikan sebagaimana yang dibentangkan di atas, memang dengan baik dapat dipergunakan dalam ilmu fisika atau kimia oleh karena kebenaran dalil-dalil yang kita buat dapat diselidiki di laboratorium. Dalam geologi cara kerja yang demikian tidak selamanya dapat dipergunakan. Tak semua gejala geologi dapat kita lakukan prosesnya dalam laboratorium. Proses-proses geologi berlaku dalam laboratorium universal, ialah alam sendiri. Sebagai contoh misalnya dapat dikemukakan disini proses terjadinya minjak-bumi.faktor yang sangat penting dalam ilmu geologi tidak dapat kita tiru dalam laboratorium. Pegetahuan geologi itu bukan pengetahuan yang semata-mata eksak seperti misalnya ilmu fisika.
Geologi sebagai pengetauan sejarah.
Geologi merupakan juga pengetahuan sejarah. Marilah kita mengikuti dahulu cara kerja seorang ahli ilmu purbakala atau archeologi sebelum melihat dari dekat pekerjaan seorang ahli geologi. Ahli-ahli ilmu purbakala mencoba merekonstruksi kejadan-kejadian yang telah beribu-ribu tahun lamanya, dengan pertolongan dokumen-dokumen serta peninggalan-peninggalan nenek moyang kita. Yang harus dihadapi oleh seorang ahli geologi dalam menyusun kembali sejarah bumi. Disini ia tidak mengharapkan dokumen-dokumen peninggalan nenek moyangnya, iapun tidak mengharapkan galian-galian purba yang ditinggalkan oleh tangan manusia, karena semua usaha ini belum pernah ada dalam sebagian besar dari sejarah bumi. Dalam penyelidikan ahli sejarah bumi hanya mempunyai satu buku yaitu buku alam.
Geologi sebagai ilmu pengetahuan bumi.
Kerak bumi terdiri dari bermacam-macam batuan yang sangat dibutuhkan dalam industri. Diantara lapisan-lapisan batuan mengalir ait tanah, bahan yang diperlukan manusia untuk kehidupan sehari-hari. Pengetahuan yang mempelajari segala sesuatu yang berkenaan dengan gejala-gejala diatas ini disebut Geologi ( Geo = bumi dan logos = pengertian). Geologi adalah pengetahuan bumi yang menyelidiki lapisan batuan yang ada dalam kerak bumi, atau lebih jelas lagi; geologi adalah pengetahuan tentang susunan zat serta bentuk dari bumi. Geologi pun merupakan pengetahuan yang mempelajari sejarah perkembangan dari bumi serta makhluk-makhluk yang pernah hidup didalam atau diatas bumi.

Cabang-cabang pengetahuan geologi
Geologi sebagai pengetahuan inti berhubungan rapat benar dengan pengetahuan penolong lainnya.
Mineralogi ialah pengetahuan yang mempelajari mineral yaitu bahan utama yang membentuk kerak bumi, umpama bagian-bagian dari batuan, bijih-bijih serta berbagai macam garam, batu permata, dll.
Petrologi (bhs. Yunani : petros = batuan, logos = pengertian) mempelajari cara terjadinya berbagai macam batuan, cara pembagiannya (klasifikasi) dll.
Paleontologi (bhs. Yunani Palaios = purba,  ontos = makhluk ) ialah ilmu yang mempelajari pembatuan dari sisa-sisa binatang purba ataupun tumbuhan-tumbuhan purba.
Geologi sejarah mempelajari urutan dari satuan-satuan waktu serta kejadian-kejadian dan perubahan-perubahan selama sejarah bumi.
Geologi ekonomi ialah pengetahuan yang mempelajari endapan-endapan serta mineral-mineral yang mempunyai arti ekonomi penting dalam kehidupan kita sehari-hari, seperti endapan-endapan emas, batubara, minyak,dll.
Geofisika ialah pengetahuan yang mempelajari sifat-sifat fisika dari bumi seperti gaya berat, gejala magnetis,dll. Dalam geologi modern pengetahuan ini sangat penting karena memberi keterangan kepada kita tentang proses-proses geologi yang kini sedang berlaku dalam bumi, yang biasanya tertutup bagi kita.
Geomorfologi ialah ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk muka bumi yang terjadi karena kekuatan-kekuatan yang bekerja diatas dan didalam bumi.
Geologi teknik ialah penggunaan geologi dalam lapangan teknik, misalnya dalam pembuatan waduk, jalan-jalan, fundasi,dll. Bangunan-bangunan yang akan didirikan di suatu tempat tidak akan menjai baik, jikalau kita tidak mempunyai pengetahuan yang cukup tentang tanah dasar atau batuan dari sesuatu daerah. Gerak tanah yang terjadi pada tanah longsor, runtuhan,dsbnya, merupakan bagian dari ilmu geologi teknik.
Teori malapetaka versus konsepsi uniformitarisma
Perubahan sedikit demi sedikit yang kini sedang berlaku dengan sangat lambannya, oleh ahli-ahli geologi dahulu tidak pernah dihubungkan ataupun dipersamakan dengan proses-proses alam yang telah berlalu. Teori mengenai proses-prose geologi dahulu terkenal dengan nama teori malaetaka (teori bencana) yang mencoba menerangkan gejala-ejala geologi itu dengan perubahan-perubahan yang revolusioner.
Teori bencana itu mengatakan bahwa sebuah pegunungan tinggi  dengan tiba-tiba saja dapat muncul diatas permukaan bumi. Seorang tokoh pengetahuan alam terkenal pada abad 19 di Perancis bernama Cuvier yang menulis buku terjemahan tentang bermacam-macam revolusi, yang terjadi selama perkembangan bumi. Cuvier menerangkan bahwa binatang-binatang purba atau fosil-fosil itu terhitung jenis atau genera yang telah musnah dan bahwa dalam dunia hewan sering terjadi perubahan-perubahan dahsyat yang berhubungan erat dengan perubahan-perubahan yang berlaku dalam bumi.
Kesimpulan yang ditarik Cuvier adalah bahwa flora dan fauna dari tiap-tiap zaman itu berjalan tidak berubah, dan sewaktu terjadinya revolusi maka hewan-hewan ini musnah. Lama-kelamaan teori malapetaka ini tidak dapat dipertahankan lagi, karena teori tentang perkembangan evolusi bumi mulai mempunyai bentuk yang nyata dengan tampilannya. Generelli yang mengemukakan pendapat bahwa: sejarah bumi itu berlaku tidak dengan kekerasan, akan tetapi apa yang terjadi pada zaman dahulu dapat diterangkan dengan kejadian-kejadian pada zaman sekarang. Hutton (1720-1797) menyumbangkan pendapat pikiran yang sangat penting mengenai pengertian fundamental pengetahuan bumi dengan mengatakan bahwa: waktu sekrang adalah kunci dari waktu lalu. Dengan demikian lahirlah konsepsi uniformitarisma yang mengatakan bahwa segala gejala alam besar yang sekarang, terjadi dengan jalan yang lambat dan proses yang bersambungan seragam dengan proses-proses yang kini sedang berlaku.
Jalur-jalur dari kerak bumi yang kini merupakanpalung-palung dan laut-lautan dalam dahulu adalah rangkaian oegunungan-pegunungan dan sebaliknya pegunungan-pegunungan yang kini menjulang langit, berjuta tahun yang lalu merupakan daerah yang menurun. Demikinalah terjadi serba segi formasi geologi yang beraneka warna, bergantian susunan tebal dan penyebarannya. Dari sifat formasi yang demikian dapatlah dipelajari dalam keadaan manakah batuan tadi terbentuk dalam laut, pesisir atau sebagai hasil gunung api.

BAB 2
IKHTISAR GAYA-GAYA GEOLOGI
Gaya Asal luar
Gaya asal luar ini dapat kita bagi 3 bagian besar yaitu pengerjaan hidrosfera, biosfera, dan atmosfera. Pengerjaan hidrosfera dapat kita lihat pada gejala erosi ialah pengikisan. Bahan-bahan disebabkan oleh gaya air dan denudasi atau penyeretan dan pengangkutan bahan-bahan dari permukaan bumi menuju tempat-tempat rendah misalnya kelaut ataupun kedanau.
Ada sebuah kekuatan tersembunyi yang disebut kekuatan asal dalam satu gaya endogen yang mengkompensasi gaya-gaya yang meratakan itu hal mana nanti akan dipercakapkan secara singkat. Kekuatan-kekuatan organik mempunyai peranan penting dalam biosfera. Dalam atmosfera gaya-gaya angin memainkan peranan penting. Angin yang mengandung pasir-pasir halus mengikis batuan dan pegunungan yang terdapat dipadang pasir kering. Gejala demikian dinamakan deflasi. Pasir yang terus-menerus tertiup dan melayang kesuatu arah tertentu, lama-kelamaan dapat membentuk gurun pasir. Gaya-gaya asal luar seperti ini pada umumnya berakibat meratakan atau menghancurkan relief yang telah ada.
Gaya Asal dalam
Sebagai contoh gaya endogen adalah gaya-gaya gunung apai, gaya-gaya gempa bumi dan gaya-gaya pembentukan pegunungan. Pada waktu peledakan atau erupsi gunung api maka akan terbentuknya bangunan alam, misalnya kerucut-kerucut gunung api, disebabkan penumpukan material-material yang di muntahkan keluar.
Bentang alam di Pulau Jawa sebagian besar dibentuk timbulan (relif) yang disebabkan kekuatan-kekuatan vulkaniik seperti yang tampak pada gunung-gunung yang menjulang langit sampai beribu-ribu meter tingginya. Disamping gunung api ini kita lihat pula gunung-gunung rantai yang dibemtuk karena pelipatan dan pengangkatan batuan-batuan endapan.
Di Pulau Sumatera misalnya kita lihat pegunungan Bukit Barisan yang memanjang dari Sumatera Utara sampai ke Selatan sebagai hasil dari kekuatan dalam. Pengerjaan kekuatan asal dalam ini susah dilihat, akan tetapi jikalau faktor waktu diperhitungkan juga, maka proses-proses tektonik ini mudah dipahami.
Puncak gunung Cartenzs (kira-kira 4500m) mengandung jenis batuan yaitu batuan sedimen. Batuan yang terbentuk dalam laut, dengan demikian kita lihat gaya asal dalam seperti vulkanisme dari gaya pembentukan pegunungan atau diastrophisma memperbesar dan membentuk relif.
Akantetapi dilain tempat bumi dimulai pembentukan lapisan-lapisan sedimen lain yang kemudian akan dilihat dan diangkat menjadi pegunungan.demikianlah maka dalam geolgi kita lihat adanya sebuah daur ialah pengerjaan-pengerjaan yang silih berganti melalui satu lingkaran yang tak henti-hentinya. Dalam geologi ini dapat kita bagi dalam orogenesis ialah pembentukan pegunungan, kemudian glyptogenesis penghancuran relif-relif, kemudian litogenesis ialah pembentukan kembali batuan-batuan endapan terlebih dalam samudera. Ketiga kekuatan ini berjalan silih berganti dan selama zaman geologi yang telah berlangsung jutaan tahun itu, ahli-ahli geologi telah dapat membedakan beberapa daur pembentukan pegunungan.
BAB 3
ROMAN MUKA BUMI

Gaya asal luar adan gaya asal dalam yang telah dibicarakan, menyebabkan bentuk bumi itu berubah-ubah sepanjang sejarah geologi, sebagai akibat dari pengerjaan gaya-gaya ini maka terdapat pembagian yang tidak sama dari daratan-daratan dan samudera. Dalamnya samudera adalah rata-rata 4000m sampai 5000m sedangkan di beberapa tempat, yang dinamakan palung laut dalam, dalamnya dapat mencapai 10.000m misalnya palung laut dalam Mindanao. Tinggi rata-rata dari benua adalah 100m akan tetapi pegunungan-pegunungan lipatan besar seperti Himalaya, dapat mencapai 9000m misalnya Mount Everest tingginya hanya 1/700 jari-jari bumi. Perbandingan menegenai relief bumi dapat kita bayangkan.
Luas bola bumi adalah kira-kira 197juta mil persegi, dua pertiga dari daerah ini ditutupi oleh air samudera. Samudera Pasifik saja telah menempati hampir setangah permukaan bumi. Benua-benua Eurasia, Aftika, Amerika, Australia dan Antartika adalah bagian-bagian dari massa kontinen yang timbul diatas permukaan air laut. Bagian tepi yang di genangi air samudera disebut paparan benua dan di Indonesia misalnya dikenal dengan paparan Sunda dan paparan Sahul yang berturut-turut membatasi benua Asia dan benua Australia.
Bentuk dasar laut belum dikenal begitu dikenal dengan pasti, akan tetapi pada akhir-akhir ini banyak sekali ekspadisi yang dilakukan untuk menetapkan tinggi-rendah dasar laut dengan pertolongan pengukuran dalamnya lautan dengan pantulan suara (echo sounding). Dari penyelidikan-penyelidikan yang dilakukan di samudera Pasifik, maka ternayata bahwa banyak sekali terdapat gunung-gunung bersebaran di dasar laut.
Pegunungan-pegunungan di dalam laut ini merupakan rangkaian (sistem-sistem) punggung-punggung dasar laut. Puncak-puncak pegunungan ini disebut “sea mounts” dan Guyots dengan puncaknya yang datar. Puncak-puncak ini adalah kerucut-kerucut gunung api, akan tetapi guyots diratakan oleh pengerjaan-pengerjaan gelombang pada waktu puncak-puncak ini mencapai air laut. Setelah itu puncak-puncak yang datar ini tenggelam karena naiknya permukaan air laut atau turunya dasar samudera.
Suatu gejala yang aneh pula pada roman muka bumi ialah adanya busur-busur kepulauan, yang terdapat di tepi samudera Pasifik. Tiga sistem busur kepulauan yang penting terdapat diluar tepi samudera Pasifik ialah busur Antilla yang menyambung Amerika Selatan dan Amerika Utara, busur Scotia yang menyambung Amerika Selatan dan Antartika dan busur kepulauan Indonesia (bususr Sunda Banda) yang dapat dianggap sambungan antara rangkaian pegunungan Sirkum Pasifik dan Himalaya.
Kontinen-kontinen dan benua-benua dapat kita bagi dalam perisai, daratan, dan jalur mobil. Daerah-daerah perisai adalah bagian-bagian tertua dari kerak bumi yang tidak lagi mengalami gerak sejak masa Proterozoikum. Yang dimaksud daerah mobil adalah bagian-bagian kerak bumi yang mengandung rangkaian pegunungan lipatan muda. Jalur mobil yang terkenal dan termuda adalah jalur sirkum Pasifik dan jalur Mideteran ialah pegungan muda dari Eropa Selatan melalui Asia Minor, Himalaya sampai Indonesia. Kedua jalur mobil diatas bertemu di Indonesia.
BAB 4
PENGERTIAN ISOSTASI
Jika semua sfera-sfera mempunyai berat jenis yang sama serta bentuk seluruhnya yang serasi dengan perputaran bumi, maka besarnya gravitasi atau gaya penarik bumi pada tiap tempat diatas muka bumi dapat dihitung menurt suatu formula standar. Pengukuran gaya-gaya penarik bumi menunjukkan bahwa formula umum demikina memang ada, akan tetapi terdapat juga kelainan-kelainan yang disebut anomali gravitasi. Anomali ini diharapkan terjadi karena adanya relief pada permukaan bumi. Jikalau suatu kontinen muncul diatas permukaan air laut atau jikalau terdapat pegunungan, lekuk-lekuk, dan palung laut dalam, maka pembagiam massa di tempat tersebut tidak cocok dengan peputaran geoide.
Dengan demikan maka benua-benua itu terdiri dari batuan-batuan yang lebih ringan daripada batuan yang ada di Samudera. Penyelidikan teliti menunjukkan bahwa batuan-batuan yang bersifat granit banyak terdapat di benua, sedangkan batuan yang terdapat di samudera bersifat basalt. Pengukuran berat jenis batuan menunjukkan bahwa granit sepuluh persen lebih ringan dari batuan basalt.
Penyesuaian secara lambat telah terjadi di bawah permukaan bumi ialah bahwa aerah-daerah kontinen dengan bahan-bahan ringan menonjol lebih tinggi dari material-material yang lebih berat yang membentuk dasar samudera. Benua-benua itu dianggap sebagai massa-massa raksasa yang mengapung diatas substratum. Benua yang terdiri dari bahan-bahan yang bersifat granit ini menonjol kira-kira 3mil dari lekuk-lekuk samudera, sedangkan dasar atau akar kontinen menerobos 15 sampai 20 mil kedalam kerak bumi.





BAB 5
SKALA WAKTU MUTLAK (ABSOLUT)
Perkembangan dalam sejarah
Yang terkenal adalah perhitungan Uskup Besar Ussher di Inggris (abad-17) yang memberitahukan bahwa bumi kita tercipta pada 4004 sebelum masehi pada tanggal 29 Oktober jam 9 pagi. Untuk mencapai hal itu telah dipergunakan orang proses-proses yang berlangsung secara edaran (siklis) atau berirama (berulang-ulang setiap kali dengan teratur) yang telah meninggalkan kesan-kesannya pada kerak bumi. Dasar pembentukan sakala waktu demikian kita lihat pula dalam penyusunan sejarah manusia. Kejadian-kejadian penting dalam hidup mereka susun menurut urutan waktu tertentu dan pembagian waktu ini didasarkan atas proses alam yang berirama misalnya lamanya bumi mengelilingi matahari, lamanya bulan mengelilingi bumi.
Bencana-bencana alam terjadi berulang-ulang pada waktu tertentu seperti banjir tahunan sungai Tigris dan sungai Nil dijadikan pegangan dalam menyusun skala waktu dalam sejarah manusia.
Cara varva De Geer
Meskipun cara ini hanya dapat dipakai untuk mengukur bagian sejarah bumi yang sangat terbatas sekali, yaitu hanya waktu setelah pengesan yang besar dari Waktu-Es Wurm. Namun cara itu memperlihatkan dengan jelas asas proses-proses yang berirama, menurut peredaran bumi mengelilingi matahari. Selama Pleistosen yang juga dikenal dengan nama Kwarter dan Diluvium bagina-bagian besar Eropa dan Amerika tertutup dengan selubung es tadi dan berbagai siftanya tidak akan dipertimbangkan disini. Yang terpenting pada waktu ini bagi kita adalah bahwa es darat yang susut itu telah meningggalkan kesan yang tertentu. Bekas-bekas tersebut dinamakan orang varva.
Azas teradinya varva itu adalah
 es itu mengalir, sehingga dengan demikian es itu menjadi suatu zat antara yang mengiki atau yang mengangkut. Ditempat es itu mencair, yaitu diujung suatu gletser atau selubung es maka dilonggokkannya bahan yang telah di angkut itu. Jika es itu menyusut lebih banyak yang mencair daripada yang terbentuk, jadi pencairan itu lebih tepat berlaku selama musim panas daripada musim dingin. Di musim panas banyak terjadi air pencairan yang mempunyai gaya angkut yang besar. Dalam musim panad itu di endapkan bahan yang kasar. Dalam musim dingin pencairan itu berkurang banyak atau terhenti sama sekali. Pada musim ini di endapkan lumpur yang sangat halus yang tadinya terdapat sebagai suspensi dalam air danau. Lapis rangkap itu dinamai varva. Makin panjang suatu musim panas, maka teballah varava itu. Apabila musim panasnya dingin berkabut dan tidak lama, maka varvanya tipis pula.
Apabila kita amati sederet singkapan varva menurut susutnya es, maka kita akan lihat bahwa sisi bawah tiap tumpukan varva, ada persamaannya dengan sisi atas tumpukan yang terbentuk lebih dahulu. Apad perhitungan varva itu lebih lanjut ternyata bahwa daur-daur lain yang kini juga masih berlangsung, bekerja pula dengan cara yang sama dalam sejarah geologi.

Percobaan-percobaan terdahulu untuk menentukan skala mutlak
Untuk dapat menelaah makin jauh kebelakang dalam sejarah geologi kita harus pergunakan cara-cara lain untuk menentukan jangka waktu. Dari perbandingan tebal sedimen-sedimen seluruhnya yang dienddapkan masing-masing dalam Tersier, Mesozoikum dan Paleozoikum jangka waktu antara masing-masing massa itu yaitu 1:3:12. Karena Herodotus menganggap bahwa rata-rata 200tahun diendapkan batuan setebal 30cm di dapatkannyalah umur seluruhnya. Pengiraan itu ternyata tidak benar sebab sedimentasi itu biasanya berlangsung lebih perlahan-lahan. Pada umumnya sukarlah untuk membuat suatu kronologi bersandarkan kecepatan sedimentasi, karena dalam hal kita jumpai banyak faktor-faktor yang tidak terang.
Kadar garam dalam samudera
Berpangkal pada anggapan bahwa semua garan yang ada pada bumi ini  ada dalam lautan itu tentu berasal dari darat yang di angkut oleh sungai-sungai. Sebabian Nacl yang bnayknya tidak di ketahui terikat dalma sedimen-sedimen yang telah diendapkan dalam lautan.
Umur Bumi
Untuk menenttukan umur bumi Homles telah menggunakan suatu cara yang sangat pelik. Cara itu bersandarkan pada perbandingan banyaknya timbal yang terjadi dari mineral-mineral radio aktif dan isotop. Isotop itu dinamainya timbal muljadi, karena Holmes menganggap bahwa isotop ini telah ada semenjak mula-mula batuan itu terjadi. Digambarkannya dalam suatu grafik, maka di dapatkanlah kurva-kurva yang mengumpul menuju suatu titik. Titik ini menunjukkan saat adanya primeval lead atau timbal mulajadi. Dengan cara itu di dapatkan nilai rata-rata umur bumi itu paling sedikit 3350x106 tahun.
BAB 6
SKALA WAKTU NISBI ( relative )
Perhitungan waktu geologi dapat dilakukan dengan mempersamakan serta membandingkan usia lapisa-lapisan yang satu dengan yang lain. Skala waktu yang demikian disebut skala waktu relative. Di lapisan-lapisan atas kita temukan lapisan-lapisan yang termuda. Flora serta fauna yang lebih maju perkembangan nya dari pada makhluk-makhluk yang terdapat dalam lapisan yang terletak dibawahnya. Dengan jalan membanding-bandingkan susunan lapisan serta makhluk- makhluk yang terdapat dalam lapisan serta makhluk-makhluk yang membantu di dalam endapan-endapan terdalam, maka lambat laun tersusunlahskala waktu relative.
Dengan jalan menyusun ingkatan binatang-binatang purba ini pada waktu hidupnya, maka terjadilah pembagian waktu relative dalam ilmu geologi. Masa tertua dimana belum terdapat sesuatu makhluk hidup itu diberi nama Azoikum, yang berarti tak ada kehidupan. Kemudian menyusul  Proterozoikum, yang berarti masa kehidupan pertama. Selanjutnya masa Paleozoikum atau masa kehidupan purba. Yang diikuti zaman Mesozoikum atau masa pertengahan dari kehidupan, dan zaman Kenozoikum atau masa kehidupan modern.
Paleozoikum dibagi dalam beberapa zaman:
Perm, nama yang berasal dari Rusia ialah tempat dimana lapisan-lapisan yang berumur demikian ditemukan.
Karbon, zat arang dan nama ini dipakai untuk zaman tersebut karena pada waktu itu terdapat pembentuka batubara secara besar-besaran di Eropa, Amerika dan lain-lain benua.
Devon, berasal dari Devonshire, Inggris, dimana lapisan-lapisan demikian sangat bai untuk dipelajari
Silur, juga bersala dari inggris, nama sukubangsa Silures pada zaman romawi
Kambrium, berasa dari Cambria nama lama daerah Wales, dari zaman romawi.
Mesozoikum, juga dapat dibagi dalam tiga zaman
Krataseis atau Kapur, nama berasal dari batuan kapur yang dibentuk banyak sekali pada zaman ini.
Jura, bersaal dari pegunungan Jura diAlpina dimana ditemukan endapan-endapan yang sejenis dengan itu.
Dari uraian di atas dapat kita lihat, bahwa pengertian waktu dalam geologi sangat berlainan dengan pengertian waktu yang kita pakai dalam sejrah manusia atau dalam kehidupan sehari-hari. Sejarah tertua ditaksir umurnya baru setengah sampai 1juta tahun.

BAB 7
Pengertian fosil
Lapisan sedimen sisa atau bekas jasad-jasad yan pernah hidup didekat tempat diendapkan nya sedimen-sedimen. Sisa-sisa dan bekas-bekas tadi dinamakan orang fosil. Berasal dari kata-kata bahas latin Fodere, yang berarti menggali.
Aristoteles berpendapat dalam abad ke empat sebelum masehi masih menganggap fosil-fosil itu sebagai benih-benih makhluk hidup.  Karena kewibaannya dapat bertaha hamper dua ribu tahun lamanya. Leonardo da vinci (1454-1519) sudah mempunyai pendapat yang sangat modern tentang pembatuan, yang didapatkan nya  berhubun dengan pekerjaannya  dalam lapisan-lapisan batuan  ditanah pegunungan.  Ditunjukkan nya bahwa kulit-kulit erang itu tentu terjadi didasar lautan. Selanjutnya pegunungan –pegununga itu terjai karena pengangkatan cekungan-cekungan yang dahulu kala merupakan lautan. Nicolas Steno (1638-1678) tabib dan ahli anatomi, juga mempunyai pendapat mengenai sedimen-sedimen yang tepat benar. Ia meminta perhatian kita tentag perlapisan nya dan keadaannya yang kebanyakan telah terjadi dalam air. Ia berkesimpilan bahwa pegunungan-pegunungan itu pada suatu ketika adalah dasar laut.
Penyelidikan fosil bersistem yang pertama mungkin dilakukan oleh professor Beriger hidup pada tahun 1700 di Jerman. Dalam tahun 1726 ia menerbitkan sebuah buku yang banyak berisi gambaran serta uraian tentang fosil-fosil. Tetapi diantara fosil-fosil yang asli terdapat pula gambran anekaragam makhluk aneh, seperti labah egan kepala burung, kuda kecil, orang kecil, rumah-rumah dan kota pada keseluruhannya.
Ada abad ke 19 terdapat suatu penemuan yang sangat penting artinya bagi ilmu geologi maupun ahli biaolog, bahwa ada lapisan-lapisan yang berurut-turut pada urutan stratigrafi biasanya terdapat jenis-jenis fosil yang berlainan.urutan fauna di berbagai tempat yang berjauhan letaknya adalah sama. Gejala inilah yang memberikan nilai stratigrafi kepada fosil. Sewaktu pembentukan sedimen tadi  juga telah terdapat  binatang hidup seperti sekarang tetapi semakin tua suatu sedimen yang berarti pula makin kebawah letaknya pada penampang stratigrafi, makin besarlah kelainan dengan fauna zaman sekarang.
BAB 8
Susunan Bumi
Teori-teori susunan dalam bumi
Daerah dimana  ahli-ahli geologi mengadakan penyelidikan-penelidikan nya yang disebut Litosfera atau kulit bumi. Pengetahuan kita mengenai kerak bumi itu sebenarnya hanya meliputi daerah yang tidak melebihi dalamnya pengeboran terowongan-terowongan dan penorehan terdalam oleh sungao-sungai. Dengan demikian maka bentuk dalaman bumi masih merupakan masalah-masalah besar. Salah seorang ahli yang pertama-tama telah mengemukakan pendapatnya tentang  bentuk dalaman bumi ialah Plato. Ahli filsafat sepanjang sejarah ini berpendapat bahwa bumi itu terdiri sebuah massa yang cair-pijar dan dikelilingi oleh lapisan batuan atau kerak bumi. Massa yang cair-pijar itu yang beraal dari inti bumi, kadang keluar mencapai permukaan bumi, melalui pipa-pipa gunung api dalam bentuk lava. Teori mengenai susunan dalaman burai yang lebi modern didasarkan atas hipotesis kant-laplace, yang mengatakan bahwa bumi ini selama bermilyar tahun yang lalu, dilepaskan dari mtahari dalam bentuk bola gas yang pijar, yang lambat laut mendingin dan membentuk kerak batuan. Bagian dalam bumi, masih merpakan zat-zat yang cair-pijar. Teori dari plato dibantu engan hipotesis Kant Laplace pada umumnya diterima dunia lmu pengetahuan. Penyelidikan seismologi (ilmu kegempaan) dengan pertolngan alat-alat seismograf member pandangan lain mengenai bentuk dalaman bumi. Getaran-getaran gempa bumi merambat melalui muka bumi dan dalaman bumi. Zt-zat yang dilalui oleh getaran ini mempengaruhi jalan perambatan gelombang-gelombang gempa bumi. Sebaliknya kita dapat menarik kesimpulan mengenai zat dalaman bumi dengan mempelajari jenis gelombang-gelombang gempa bumi, yang dicatat oleh seismograf. Catatan ini disebut seismogram. Gelombang –gelombang gempa bumi dapat kita samakan dengan cahaya-cahaya dan dapat menembus tubuh manusia. Dari penyelidikan ini terbukti bahwa didalam bumi, kita temukan lapisan-lapisan yang dibatasi oleh bidang-bidang diskontinu (tidak bersambung). Bidang diskontinu ditemukan pada jarak 1200km-2900km dari permukaan laut.
Berdasaran penyelidikan berpendapat bahwa inti bumi terdiri dari unsure-unsur besi dan nikel yang oleh Suess disebut Nife ( dari nikel dan ferrum ). Suess dan Wiechert mengadakan pembagian dari bumi sbb:
a.       Kerak bumi dengan tebal 30-70km terdiri dari batuan basa dan batuan masam. Berat jenis lapisan ini adalah kira-kira 2,7
b.      Selubung bumi atau sisik  silikat dengan tebal nya kira-kira 1200km. berat jenis lapisan ini adalah 3,4 sampai 4. Kerak bumi dan selubung bumi ini kedua nya merupakan litosfera.
c.       Lapisan antara atau chalkosfera yang merupakan sisik oksida dan sulfide dengan tebal 1700km dan berat jenis 6,4.
d.      Inti besi-nikel, atau barysfera yang mempunyai jari-jari 3500km dengan berat jenis 9,6.
Penyelidikan lanjut mengenai susunan bumi dilakukan pula oleh Adams; Wiliamson dan Washigton dan mereka berpendapat bahwa pada hakikatnya
Pembagian kerak bumi:
Susunan kerak bumi menurut Holmes adalah:
·         Bagian atas yang mempunyai tebal 15km dengan berat jenis kira-kira 2,7 dan tipe magma granit.
·         Bagian tengah yag mempunyai tebal 25km dengan berat jenis 3,5 dan tipe magma basalt.
·         Bagian bawah dengan tebal 20km dengan berat jenis 3,5 dan tipe magma peridotit dan magma eklogit.
Bagian atas dan bagian tengah disebut Sial. Karena sebagian besar terdiri dari zat-zat silium dan aluminium sedangkan bagian bawah disebut Sima, karena sebagian besar terdiri dari zat-zat silium dan magnesium. Kedudukan batuan sedimen dan kerak bumi dapat dilihat dengan jelas dari profil atau penampang. Tebal Sial dan Sima tidaklah sama hal ini pun dengan jelas digambarkan oleh penampang yang melaui kerak bumi dibawah samudra. Dari penyelidikan inilah terbukti bahwapada dasar samudra pasifik tidak terdapat lapisan Sial  sedangkan pada kontinen dan pegunungan lapisan-lapisan Sial ini sangat tebal.
Temperature bumi.
Temperature bumi didapat dari terowongan  tambang-tambang pengeboran. Temperature bumi berganti setiap hari dan setiap musim. Pada jarak 20m kedalam bumi, tidak terdapat lagi perbedaan antara temperature rata-rata pada malam dan siang hari. Jika kita berada 20m didalam bumi maka didaerah subtropika tidak lagi terdapat perbedaan antara temperature pada musim dingin dan pada musim panas. Kenaikan temperature demikian disebut factor geotherm. Sumber-sumber vulkanisme atau gas yang menyebabkan factor geotherm dari satu daerah yag tinggi dan tempat-tempat yang dingin misalnya lautan, danau-danau.
Tekanan bumi.
Tekanan yang berlaku dalam bumi adalah sangat tinggi disebabkan karena tekanan batuan-batuan yang terletak diatasnya. Kepadatan batuan itu diketahui, sehingga tekanan bawah bumi itu dapat diperhitungkan.
Susunan atmosfer
Atmosfera ialah lapisan hawa atau gas yang menyelimuti bumi kita tinggi atmosfer dahulu ditaksir adalah kira-kira 800km. alat-alat uni soviet berdasarkan penyelidikan-penyelidikan satelit. Akhir-akhir ini beranggapan bahwa tinggi atmosfer itu adalah 3000km. disamping ketiga gas utama ini atmosfer juga mengandung pula gas-gas CO2 dan NH3. Troposfera dinamakan juga sfera awan atau sfera udara. Stratosfera dapat dibagi dalam;
·         Lapisan Isotherm: dimana temperature itu tetap ialah -50áµ’C dan terletak antar 12 dan 35km diatas permukaan laut.
·         Lapisan tanah: dimana temperature itu tidak tetap akan tetapi berkisar antara -50áµ’C dan ­+50áµ’C, dan terletak antar 35 sampai 50km diatas permukaan laut.
·         Lapisan campuran: terletak antar 50km sampai 80km diatas permukaan air laut, dan dimana temperature itu berkisar antara -70áµ’C sampai ­-80áµ’C.
Menurut Verbeek pada peledakan guung api Krakatau paad tahun 1883, debu gunung api terhembus setinggi 50km. debu ini tinggal di atmosfer selama kira-kira 3 tahun, serta menyebabkan gejala-gejala anomaly optic diudara. Makin auh kita naik ke atas tekanan udara makin berkurang.

Susunan hidrosfera
Semua air yang di dalam dan diatas bumi digolongkan dalam lapisan air atau hidrosfera. Contoh: air dalam samudra, danau, sungai, dan air dalam tanah. Cabang-cabang pengetahuan yang berhubungan dengan hidrosfera adalah:
·         Oseanografi; pengetahuan yang  mempelajari air dalam samudra.
·         Glaciology; pengetahuan yang mempelajari es dan sungai es.
·         Hidrologi: pengetahuan yang biasanya mempelajari adanya air yang mengalir di atas bumi dan yang terdapat di dalam bumi. Hal ini sangat penting untuk kehidupan sehari-hari. Con: penyelidikan keadaan air untuk pembuatan waduk.

Sungai dan danau
Kadar dan zat kimia yang terdapat dalam air sesuatu sungai tergantung dari daerah-daerah yang dilalui sungai itu.dan tergantung pada batuan yang mengalir di sungai itu. Sungai yang melalui daerah kapur sendirinya mengandunf lebih banyak kapur daripada sungai yang emlalui daerah granit. Air di dalam danau yang tidak mempunyai jalan keluar lambatlaun akan mejadi asin.
Salah satu yang sangat penting dalam penghancuran sesuatu daerah ialah erosi kimia. Hasil ini nyata sekali kelihatan pada daerah-daerah kapur. Disini erosi tidak hanya terjadi di atas permukaan bumi saja melainkan didalam bumi. Hasil dari erosi dalam tanah  ialah terbentuknya lobang-lobang serta liang-liang.  Daerah karst di Triesta terdapat sungai Timavo yang dalam setahun dapat mengangkut banyak material yang berti pembesaran gua kapur dnegan kira-kira 800.000km3 dalam setahun. Bentang alam daerah eros kapur disebut bentang alam karst.
Air tanah.
Air tanah tedapat dimana-mana dalam hidrosfera. Air tanah ini mengandung banyak zat dalam larutan nya. Susunan kimia dalam air tanah tergantun pada daerah penggaliannya.
BAB 9
MINERAL PEMBENTUKAN BATUAN
Air batuan dalam geologi.
Mineral merupakan bahan yang membentuk batuan. Kerak bumi terdiri dari batuan. Pendknya segala sesuatu yang menjadi bahan dalam pembentukkan kerak bumi adalah batuan. Disekitar gunng api banyak terdapat  batu-batu serta bahan-bahan yang tersebar. Batuan semacam ini disebut batuan beku. Karena terjadi dari pembentukan lautan silikat yang cair dan pijar yang dikenal dengan magma. Magma yang tiba-tiba berada dipermukaan bumi disebut lava.
Magma yang cair pijar tadi yang semula berada di dalam bumi oleh kekuatan gas yang larut didalamnya naik keatas mencaritempat lemah dalam kerak bumi seperti daerah patahan dan rekahan. Magma keluar melalui pipa-pipa gunung api akan tetapi ada juga yang melalui retak-retak serta belahan –balahan dalam anah yang berkilometer panjangnya.
Batuan granit menurut sebagian penyelidik tergolong dalam batuan beku. Batuan ini dibentuk beberapa kilometer dalam bumi dan membeku sebelum mencapai permukaan bumi. Lapisan-la[isan batuan yang menutupinya telah hancur oleh erosi dimana granit telah diangkat oleh gaya pembentukan pegunungan maka batuan ini dapat dilihat.batuan granit juga merupakan bahan penting dalam industry pembangunan
Batuan endapan atau sedimen dibentuk karena dar laut, dari samudra, dan dari dara. Salah satu sifatnya iaah berlapis-lapis. Pembentukan batuan gamping, garam, anhidrit terjadi di dalam air dan iasanya dibentukdi danau-danau. Batuan endapan bersal dari batuan-batuan didaratan.

Mineral.
Mineral adalah sebagian besar zat-zat hablur yang ada dalam kerak bumi yang bersifat homogen, fisik dan kimia. Mineral itu merupakan persenyawaan anorganik asli, serta memiliki susunan yang tepat. Yang dimaksud dengan persenyawaan kimia asli ialah bahwa mineral harus terbentuk dalam alam, karena banyak zat-zat yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan mineral. Dalam ilmu mineralogy mineral disebut kwarsa. Sedangkan dalam kimia disebut slium dioksida.
Kalsit adalah sebuah mineral yang terdapat dalam batuan gamping dan merupakan mineral pembentukan batuan yang penting. Mineral memiliki struktur atom yang tetap dan berada dalam hubungan harmoni dengan bentuk luarnya. Mineral inilah yang merupakan bagian-bagian pada batuan dengan lain kata kata batuan adalah asosiasi mineral.

Sifat fisika dan mineral.
Mineral-mineral yang mengandung substansi-substansi dapat merubah atau memberi warna lain pada mineral. Mineral kwarsa murni berwarna putih akan tetapi kwarsa yang mengandung zat-zat asing dapat membaeri warna abu-abu dan ungu. Cara yang baik dalam menetapkan warna  mineral ialah dengan cara menghancurkannya . mineral dalam keadaan seperti ini biasanya memiliki warna yang tetap.
Bentuk-bentuk kristalografi dari mineral
Pada wujudnya sebuah Kristal seluruhnya telah dapat ditentukan secara ilmu ukur dengan mengetahui sudut bidangnya. Dalam ilmu kristalografi geometri dipakai enam jenis system sumbu:
1.      System sumbu isometric
Ketiga sumbu krital terletak tegak lurus satu dengan yang laibn serta meiliki panjang yang sama.
2.      System sumbu tetragonal
Jumlah sumbu ada tiga buah. Dua buah sumbu mendatar sama panjang nya sedangkan satu tegak dengan kesatuan penjag yang lain
3.      System sumbu heksagonal
Jumlah sumbunya 4 buah. 3 buah sumu horizontal yang sama panjang membuat sudut yang sama. Sumbu vertical mempunyai panjang yag berlainan. Con: kalsit
4.      System sumbu ortorombik
Tiga buah sumbu terletak tegak lurus. Tetapi panjang ketiga nya berbeda.
5.      System sumbu monoklin
Ketiga sumbu panjang nya tidak sama. Salah satu diantara tiga sumbu biasanya tegak lurus pada sebuah sumbu mendatar, sedangkan sumbu ketiga yang bersudut lebih besar dari 90áµ’


6.      System sumbu triklin
Tiga sumbu yang tidak sama panjang terletak tidak tegak lurus.

Sifat-sifat optic dari mineral.
Pengenalan mineral yang terdapat pada batuan biasanya dilakukan melaui mikroskop polarisasi cahaya yang dipakai yang dipolarisasi. Yaitu cahaya yang bergetar dalam sebuah badang saja. Jenis cahaya ini dapat menggunakan dua prisma polarisasi atau pola risator. Benda iniberguna untuk mendapat cahaya polarisasi yang lurus. Preparat yang hendak diselidiki itu ditaruh diantara plarisator dan analisator. Mikroskop yang dipakai untuk penyelidikan lebdala biasanya disertai  meja interasi dimana dapat dihitung dari banyak nya butir mineral yang terdapat dalam prepat. Sebagian mineral menunjukkan 2 sifat membias kembar karena sinar cahaya tepat keluar dengan dua sinar. Mineral, apatit, feldspar, zeolit mempunyai bias kembar rendah.
Pembagian mineral pembentukan bumi.
Hanya ada 8 unsur yang berperan penting dalam pembentukan kerak bumi unsure ini bersenyawa membentuk berbagai macam silikat dan oksida dan membentuk sebagian besar mineral utama yang  trdapat di batuan mineral ini disebut mineral pembentuk batuan. Berdasarkan peran nya dibagi menjadi 3 yaitu:
·         Mineral utama
·         Mineral sekunder
·         Mineral aksesor

Mineral utama.
Tiap-tiap mineral mempunyai susunan atomnya tersendiri dan struktur ato ini merupakan sesuatu yang khas dari masing-masing mineral. Beberapa mineral penting yang sering terdapat dalam batuan yakni:
·         kwarsa
·         chalsedon
·         feldspar
·         ortoklas
·         plagioklas
·         foida
·         leukokrat
·         muskovit
·         biotit
·         amfibol
·         piroksin
·         olivine
·         kalsit
·         grafit

mineral sekunder.
Maksudnya adalah mineral=mineral yang yang dibentuk dari ineral-mmineral primer, misalnya dalam proses pelapukan.
Mineral aksesor
Mineral ini tidak didapatkan dalam jumlah yang banyak tapi hampit terdapat di hamper semua jenis batuan.
BAB 10
BATUAN BEKU

Urutan Kristalisasi
Pembentukan batuan beku dapat dilihat ketika erupsi gunung api, yaitu pada saat pipa kepundan mengeluarkan lelehan-lelehan silikat yang cair pijar (lava) yang kemudian membeku sebagai batuan. Jika dilihat susunannya, bagian-bagian batuan beku tidak mempunyai warna yang sama. Seperti warna kemerah-merahan, kelabu, putih, coklat, hijau, atau hitam. Hal ini disebabkan karena mineral-mineral yang telah dipijarkan. Pada umumnya mineral-mineral yang menghablur dalam batuan tidak mempunyai bentuk yang baik. Tetapi jika mineral tersebut berkembang dengan leluasa, maka akan terjadi hablur (kristal) yang teratur.
Pada saat proses penghabluran dari magma, perkembangan mineral-mineral pada batuan sering terganggu. Contohnya yaitu magma yang menghasilkan batuan granit, yang mempunyai susunan kimia tertentu. Mineral-mineral yang terbentuk pertama sekali pada umumnya mempunyai bentuk sendiri, disebut idiomorf. Sedangkan mineral-mineral yang terbentuk setelahnya tidak lagi dapat menghablur dalam bentuk sendiri akan tetapi satu bentuk asing yang disebut xenomorf.
Urutan-urutan kristalisasi pada batuan beku, yaitu mineral-mineral Fe-Mg menghablur terlebih dahulu, setelah itu Felspar, dan akhirnya Kwarsa, yang mengisi tempat—tempat antara kedua mineral tadi.

Pembagian Genetik Batuan Beku
Salah satu pembagian batuan beku yang umum yaitu didasarkan pada cara terjadinya atau genesis dari batuan beku. Misalnya:
·      Batu Granit, yang tergolong batuan dalam, dikarenakan terbentuknya didalam bumi, kira-kira 3-4 km di bawwah permukaan bumi (Von Wolf).
·      Batuan Dalam, yang disebut juga batuan plutonik (dari pluto, dewa bawah tanah) atau batuan abisik, yang pada umumnya mempunyai struktur holokristalin
·      Batuan lelehan, yang pada umumnya mempunyai struktur porfir, atau setengah kristalin. Berkembang 2/3 generasi.
·      Batuan Obsidian atau Batukaca, terdapat disekitar gunung api Indonesia. Jika dipanaskan, maka gas-gas yang ada didalamnya akan keluar, dan terbentuk batuapung.
·      Batuan Gang (hypo-abisik), batuan peralihan antara struktur holokristalin dan porfit. Jika didekat dapur magma batuan ini berstruktur holokristalin, tapi jika didekat permukaan bumi batuan ini berstruktur porfit.

Pembagian Kimia Batuan Beku
Dengan cara menghitung banyaknya prosentase tiap-tiap zat. Persentase kimia digabungkan dalam kumpulan-kumpulan tertentu, seperti alkali, oksida, logam-logam, dsb.

Pembagian Mineralogi Batuan Beku
Dapat dibagi dalam dua bagian besar, yaitu: Klasifikasi Kwalita, yaitu klasifikasi berdasarkan susunan mineral, struktur, umur, geologi, serta posisi geologi dari batuan ini. Sedangkan Klasifikasi Kwantita, dilakukan dengan cara menghitung susunan modal dari batuan beku, dan kemudian menyusunbatuan-batuan ini kedalam kelas.
Syenit
Batuan syenit biasanya mempunyai susunan mineralogi yang hampir sama dengan batuan granit, tetapi tidak mengandung kwarsa. Warnanya lebih tua dan jarang sekali ditemui. Batuan lelehan syenit disebut porfirsyenit atau trachyt, yang mengandung mineral sanidin (bentuk seperti gelas dan serupa es).
Diorit
Batuan Diorit tersebar dalam pegunungan-pegunungan lipatan. Bertambahnya mineral ferro-magnesium menyebabkan warnanya lebih tua dibandingkan batuan granit.



Andesit
Batuan ini biasanya berwwarna kelabu dengan fenokrist hornblenda dalam bentuk jarum panjang. Batuan ini banyak terdapat di sekitar gunung api, dan tempat penemuan yang terkenal adalah gunung mesigit di Jawa Barat.
Gabbro
Batuan ini berwwarna hitam, karena sebagian besar dari mineral yang membentuk batuan ini adalah mineral-mineral piroksin dan juga olivin. Plagioklas yang terdapat dalam batuan ini tergolong plagioklas basa dengan kadar anortit yang tinggi. Batuan ini di temukan di daerah Jawa, disebelah selatan Teluk Tjiletu, Pegunungan Djiwo dan Seraju.
BAB 11
BATUAN SEDIMEN

Pembagian Batuan Sedimen
     Batuan sedimen dibentuk dari batuan-batuan yang telah ada oleh tenaga eksogen. Akibat pelapukan dan pengikisan angin maka batuan yang telah ada seperti batuan beku dihancurkan, diangkut, dan kemudian diendapkan di tempat-tempat yang rendah letaknya, misalnya di laut, samudera, ataupun danau. Awalnya sedimen ini merupakan batuan-batuan yang lunak, akan tetapi oleh proses diagenesis maka sedimen-sedimen yang lunak tadi berubah menjadi keras. Batuan endapan yang langsung dibentuk secara kimia ataupun organik mempunyai satu sifat yang sama, yaitu pembentukannya dari larutan-larutan.
Batuan sedimen hanya menempati 5% dari seluruh batuan-batuan yang terdapat di kerak bumi. Dari jumlah 5% ini batuan lempung menempati 80%, batuan pasir 5%, dan gamping kira-kira 15%. Pembagian batuan sedimen dapat dilakukan berdasarkan besar butiran sedimen itu sendiri. Yang disebut bongkahan adalah batuan yang mempunyai diameter dari 2000 sampai 200 mm. Kerikil kasar ialah batuan sedimen yang berukuran 200 sampai 20 mm, sedangkan kerikil halus ialah yang memiliki diameter 0,02 sampai 0,002 mm, dan lempung adalah batuan sedimen yang lebih kecil dari 0,002 mm.
Selain pembagian di atas kita juga mengenal pembagian yang didasarkan atas cara terbentuknya sedimen-sedimen itu. Pembagian tersebut adalah:
a.       Sedimentasi mekanik, yaitu batuan yang terdiri dari bagian-bagian atau fragmen batuan. Endapan demikian disebut juga sedimen klastika. Contohnya adalah batu pasir, konlomerat, breksi, dll.
b.      Sedimen kimia, ialah batuan yang langsung mengendap dari larutan yang mengandung berbagai unsur, seperti garam dapur, gipsum, dan batuan gamping.
c.       Sedimen organik, ialah batuan yang diendapkan langsung dari larutan, namun dengan pertolongan jasad-jasad baik tumbuhan ataupun hewan. Contohnya batuan gamping dan radiolarit.

a.       Sedimentasi Mekanik
Sedimen yang terbentuk secara mekanik dapat dibagi berdasarkan besarnya butiran.
Ø  Psefit, berbutir kasar. Contohnya kerikil, konglomerat, dan breksi.
Ø  Psamit, berbutir agak halus.
Ø  Pelit, halus. Contohnya batuan lempung

Pembentukan batuan psefit dapat dijumpai di kaki dinding-dinding yang curam, dimana terjadi penumpukan puing-puing dari material-material tajam. Material ini kemudian direkatkan oleh berbagai zat dan membentuk breksi. Zat perekat ini adalah silisium, kapur, ataupun metrial yang mengandung besi. Jadi breksi adalah batuan berbutir kasar dengan sudut-sudut yang tajam dan direkatkan satu sama lain.

Batuan konglomerat terdiri dari fragmen-fragmen batuan yang sama yang disebut konglomerat monomiktos. Jika komposisinya dari batuan yang berbeda misalhnya batu guling dan batu kapur maka konglomerat ini disebut konglomerat plymiktos. Bahan-bahan batuan konglomerat yang terdiri dari batuan vulkanik, disebut aglomerat. Konglomerat banyak ditemukan di antara sedimen-sedimen.

Lempung adalah jenis batuan pelit yang pada umumnya mempunyai susunan kimia Al2O3, 2SiO2, 2H2O. Karena batuan ini mengandung air maka ia bersifat lembab atau liat. Lempung yang mengadung kapur disebut napal. Lempung yang tidak mengandung kapur dan alkali biasanya dapat menahan temperatur yang tinggi, sehingga banyak digunakan dalam berbagai bentuk olahan industri.

b.    Sedimentasi Organik
Sedimen organik dibentuk karena proses-proses biokimia dan proses biomekanik. Sedimentasi organik memiliki reaksi kimia sebagai berikut:


Ca(HCO3)2  CaCO2 + H2O + CO2
 
 
                                                                                                  
Dengan reaksi kimia yang demikian maka akan terbentuk batuan yang disebut tufa sumber. Endapan biomekanik terjadi dari binatang-binatang atau tumbuhan-tumbuhan yang hidup di lautan dan mengandung rangka kapur. Ketika binatang-binatang ini mati maka akan terbentuk tumpukan rongga-rongga kapur yang kemudian menjadi batu gamping. Batuan yang terbentuk secara organik ini dapat dibagi berdaarkan unsur-unsur kimia yang terdapat di dalamnya, yaitu:
a.       Batuan organik yang mengandung gamping,
b.      Batuang organik yang mengandung silisium,
c.       Batuan organik yang mengandung zat arang.
Sebagian besar dari batuan organik yang mengadung gamping itu dibentuk dengan perantara jasad-jasad, misalnya binatang koral. Batuan-batuan tersebut dapat mengendap di air tawar ataupun air asin.
Batuan sedimen yang mengandung zat C biasanya memempunyai arti ekonomi yang sangat penting. Salah satu contohnya adalah batubara. Sebagian para peneliti berpendapat bahwa batubara yang dibentuk di daerah subtropika berasal dari gambut, sedangkan di daerah tropika biasanya berasal dari tanaman magrove. Setalah tmbuhan mmagrove itu mati, maka proses penghancuran tidak sempat memainkan perannya yang merusak seluruh sisa tumbuhan yang ada karena di daerah rawa hampir tidak ada konsentrasi zat-zat pembakaran.
Bekas-bekas tanaman ini lambat laut akan ditimbuni oleh endapan seperti lempung dan batu pasir. Sepanjang sejarah geologi yang sudah berjalan sejak berpuluh juta tahun bahan-bahan yang ditimbuni itu mengalami perubahan besar. Karena tekanan udara dan panas yang berubah-ubah maka terajadilah proses pengeluaran gas. Sehingga dengan demikian akan tinggallah zat C dalam jumlah besar. Dalam proses pembentukan batubara ini akan keluar zat-zat seperti N2, O3, dan H2 sehingga dengan demikian kadar C makin bertambah banyak pada batubara yang sedang terjadi.
Jadi, hal yang sangat penting dalam proses pembentukan batubara ini adalah penambahan C yang relatif dibandingkan dengan unsur-unsur lain. Akan tetapi perlu diketahui bahwa batuan ini tetap mempunyai susunan C, H, dan zat-zat lain. Dengan demikian terbentuklah batubara.

c.    Sedimentasi Kimia
Pembentukan sedimen ini terjadi karena proses-prose penguapan, konsentrasi dan pengendapan dari larutan-larutan yang telah jenuh. Biasanya sedimen ini tersusun dari kristal-kristal seperti gipsum, garam dapur, dll. Dari deretan sedimen ini biasanya gipsum yang mengendap pertama, kemudian anhidrit (CaSO4) dan setelah itu barulah garam dapur.Endapan CaCO2 di atas permukan bumi disebut travertin. Sumber-sumber yang menghasilkan endapan tersebut mengandung kalsium karbonat dalam larutannya. Setalah tiba di permukaan bumi maka CaCO2 terlepas dan terjadilah pengendapan CaCO2. Batu gamping juga biasanya dibentuk secara kimia. Batu gamping terdapat nersama dolomit.

d.   Sedimentasi Vulkanik
Meskipun endapan-endapan yang telah dijelaskan sebelumnya terbentuk secara primer dari magma, namun digolongkan juga dalam batuan sedimen karena terjadinya ialah endapan dari udara. Sedimen-sedimen vulkanik ini adalah bahan-bahan lepas seperti bom, lapilli, pasir, dan debu vulkanik.

Bagian-baian lava yang dilemparkan keluar selama erupsi akan jatuh disekitar badan gunung api. Batuan-batuan ini dapat direkatkan oleh zat-zat tertentu sehingga akan terbentuk agglomerat dan breksi vulkanik. Agglomerat mempunyai komponen bundar, sedangkan breksi vulkanik mempunyai komponen yang tajam.

BAB 12
BATUAN METAMORFOSIS

Batuan lepas dapat berubah menjadi batuan keras. Dalam hal ini jika temperatur meningkat, maka akan terbentuk batuan metamorf yang berarti batuan yang telah berubah. Ada beberapa macam metamorfosis, yaitu:
1.      Metamorfosis thermal (sentuh),
2.      Metamorfosis dinamo, dan
3.      Metamorfosis regional.

1.      Metamorfosis Thermal (sentuh)
Pada metamorfosis sentuh ini temperatur merupakan hal yang paling penting, sedangkan tekanan menjadi sesuatu yang relatif kecil pembutuhannya. Ada beberapa macam metamorfosis sentuh, diantaranya:
a.       Pyrometamorfosis, pada proses ini terdapat temperatur yang sangat tinggi.
b.      Metamorfosis Pneumatolysis, yaitu gas-gas yang berasal dari magma yang sedang naik, dapat mengubah batuan di sekelilingnya serta dapat membentuk mineral-mineral baru.
Biasanya dalam metamorfosis pneumatolysis ini terjadi penambahan bahan-bahan dalam batuan yang akan berubah secara metamorfosis. Jika bukan gas yang memainkan peranan penting, melainkan larutan panas, maka proses ini disebut proses hidrothermal. Metamorfosis sentuh dapat ditemukan pada tempat batuan-batuan beku yang dulu yang merupakan tempat tersimpannya magma cair yang masuk ke dalam lapisan-lapisan sedimen ataupun batuan lain yang mengadakan perubahan pada batuan tersebut.
Gejala metamorfosis thermal ini dapat kita pelajari dalam alam, dimana batuan granit terletak dekat dengan batuan sedimen yang umurnya lebih tua dari batuan granit. Biasanya di perbatasan antara kedua batuan itu akan dapat kita temukan daerah sentuh. Di daerah sentuh inilah kita akan menemukan batuan-batuan mineral sentuh.

2.      Metamorfosis Dinamo dan Metamorfosis Regional
Dalam jenis metamorfosis dinamo tekanan memegang peranan sangat penting. Tekanan ini biasanya merupakan tekanan yang berarah. Pada umumnya metamorfosis dinamo terjadi pada bagian atas kerak bumi. Tekanan di sini bersumber dari gaya-gaya yang dihasilkan oleh gerak-gerak patahan pada batuan yang tidak cair liat. Di daerah penggeseran ini akan terbentuk milonit ataupun breksi. Pada metamorfosis dinamo batuan sedimen berubahn menjadi batuan hablur, misalnya gneis, sabak, serpih, dsb.

Jika faktor-faktor tekanan dan temperatur bekerja secara bersamaan seperti di tempat-tempat di dalam kerak bumi yang terdapat temperatur yang tinggi dan tekanan tinggi, maka akan terjadi perubahan metamorfosis pada batuan-batuan dalam daerah yang luas. Metamorfosis dinamo yang demikian itu disebut metamorfosis regional.

 Di tempat yang dalam di kerak bumi temperatur dan tekanan meningkat dengan perbandingan dan biasanya material di tempat-tempat ini bersifat padatliat. Tekanan di daerah ini bukan lagi tekanan searah, akan tetapi tekanan datang dari segala pihak. Oleh karena proses-proses erosi maka batuan-batuan metamorfosis regional yang biasanya terletak sangat jauh di dalam bumi kini dapat dilihat dan merupakan eksposisi yang menarik dari batuan-batuan yang telah mengalami perubahan-perubahan yang hebat. Terlebih lagi di derah daerah yang berumur tua, yang dalam istilah geologi disebut perisai.
Batuan gneis sebagian besar terdiri dari felspar, kwarsa, mika atau amfibol dan menunjukkan schiosita yang terbuka. Bataun gneis yang terdiri dari batuan beku disebut ortogneis, dan yang terbentuk dari batuan sedimrn disebut paragneis. Di daerah misozone biasanya terdapat terdapat sekis dan gneis. Gneis-gneis di daerah ini biasanya terbentuk dari alumunium dan silisium, dan sekis-sekis mika seperti sekis biotit atau sekis muskovit. Mineral yang khas untuk mesozone adalah granat, staurolit, dan kyanit. Pada umumnya batuan di daerah ini menunjukkan schistosita yang nyata, kecuali marmer dan kwarsit.
Di daerah ini juga temperatur mulai memainkan peranan penting. Di kata-zone berlaku temperatur tinggi dan tekanan tinggi. Tekanan di sini bukan merupakan tekanan yang berarah, melainkan tekanan hidrostatik. Pada batuan-batuan yang diubah terjadi kristalisasi seluruhnya, dan schistosita di sini tidak lagi nyata. Batuan-batuan yang ada di sini diantaranya granulit, eklogit, dan augen-gneis. Minera yang sesuai karakteristik untuk kata-zone adalah silimanit kordirit, dan katagranat. Banyak batuan gneis mempunyai susunan mineralogi seperti granit atau granodirit.
Pembagian Batuan Metamorfosis
Dalam pembagian batuan metamorfosis yang harus diperhatikan antara lain susunan mineral, susunan batuan asal, struktur batuan asal, struktur batuan hasil, dan jemis metamorosisnya.  Pembagian yang lebih modern dari Eskola yang memperhatikan fasies metamorfosis, yang meliputi segala macam batuan, asosiasi mineral yang dianggap terbentuk dalam keadaan tekanan tinggi dengan waktu yang lama.
Daur Batuan
Dari teori tentang pembentukan planet dan bumi dapat kita lihat bahwa bumi itu pada awalnya merupakan satu massa yang dalam keadaan cair pijar. Berdasarkan teori itu maka dapat disimpulkan batuan yang pertama terbentuk adala batuan beku. Batuan beku yang tertua yang pernah ditemukan terdapat dalam bentuk intrusi, yaitu terobosan dalam batuan yang lebih tua lagi. Batuan yang kini telah menjadi batuan metamorfosis dulunya merupakan batauna sedimen. Batuan sedimen ini berasal dari batuan beku tua.
Banyak ahli mengatakan bahwa batuan sedimen suatu saat dapat berubah kembali menjadi magma karena penurunan yang sangat dalam. Disebabkan oleh proses panas, misalnya disintegrasi mineral-mineral radio aktif dan cairan panas yang memasuki batuan-batuan maka dapat dibentuk kembali magma yang baru. Jika kita mulai pembentukan batuan yang dimulai dari magma maka batuan beku terbentuk karena proses peninginan dari magma tersebut. Batuan beku  yang  telah terbentuk ini kemudian akan terserang oleh proses-proses pelapukan kimia-fisika yang bentukan pertamanya merupakan batuan sedimen klastika, yaitu pengendapan material yan tidak terlarut. Material yang larutan karena bantuan jasad akan membentuk sedimen-sedimen organik, sedangkan larutan-larutan lain karena penguapan, konsentrasi serta presipitasi akan membentuk sedimen-sedimen kimia. Batuan beku dan batuan sedimen yang telah terbentuk itu, karena proses tekanan dan temperatur tinggi pada suau ktika akan berubah menjadi batuan metamorf. Siklus ini membutuhkan waktu berjuta-juta tahun.
Batuan metamorfosis ini mungkin akan beralih kembali menjadi magma, karena banyak observasi yang menyatakan bahwa magma dapat menyerap kembali batuan yang telah dibentuk. Batuan-batuan ini sebelum terserap kembali, terletak dalam sekali di bawah permukaan bumi, sehingga mengalami tekanan tinggi akibat tekanan lapisan-lapisan di atasnya, dan mengalami temperatur tinggi akibat pengaruh magma yang ada di sekitarnya.

BAB 13
JEBAKAN2 DAN ENDAPAN2 BAHAN GALIAN

Sejarah terjadi bahan2 galian
Dari pembicaraan2 mengenai batuan dan mkneral2 kita telah berkenalan dengan beberapa bahan galian penting, antara lain batu bara dll. Bahan galian ialah mineral dalam bentuk aslinya, yang dapat ditambang untuk keperluan kehidupan manusia. biji adalah bahan galian yang dapat memberi logam. bahan galian industry ialah mineral ataupun batuan yang biasanya dipergunakan untuk keperluan sipil teknik, umpamanya batuan ornamen (penghias bangunan )

Mineral dapat terbentuk menurut berbagai macam proses, yang terpenting ialah kristalisasi dari magma yang cair pijar. mineral2 berharga dapat juga dibentuk pada proses metamorfosis dimana tekanan dan temperatur yang tinggi, dan dapat menghasilkan mineral2 yang stabil, dalam kondisi yang baru itu. bahan2 galian antara lain biji2 pada umumnya dibentuk pada waktu revolusioner sedangkan bahan bakar misalnya batubara dan minyak dibentuk pada waktu evolusioner.
Bahan galian ini biasanya dibagi dalam :
1. Mineral bukan logam dan bahan galian industri
2. Mineral bahan bakar
3. Mineral bidjih
Material pertama yang digunakan manusia primitif adalah bahan2 bukan logam, seperti misalnya lavaresa, obsidian, gamping, yang biasanya digunakan untuk alat2 keperluan sehari-hari ataupun untuk senjata seperti mata lembing dll.
Orang babilonia dan mesir telah menggunakan lempung untuk pembuatan relief2 dan pembangunan kota2 serta bangunan aliran2 irigasi dan tablet2 yang memuat tulisan huruf2 zaman purba.
Menurut BALL manusia paleolitik telah mengenal 13 macam mineral yang penting antaranya ialah kwarsa, chalsedon, sepentin, obsidian, pirit, jasper, jadeit, kalsit, ametist dll. ketika pengetahuan alam mulai menemukan bentuknya maka yang pertama-tama membuat teori mengenai genesis bidjih ialah seorang jerman bernam Agricola.
Batuan pertmata dijadikan ukuran kekayaan dan posisi seseorang. Ekspedisi2 kecil telah mulai diselenggarakan untuk mencari mineral2 yang mulai memperkembangkan seni pengasahan batu2 permata. Batuan permata itu pada zaman purba sudah mengambil tempat dalam kehidupan agama pada orang2 mesir. Batuan permata juga ditemukan di afganistan, kira2 2400 mil dari mesir. Diperdagangkan dinegeri itu, suatu tanda bahwa hubungan internasional saat itu telah ada.
Para firaun yang berkuasa dimesir mengirimkan ahli2 untuk menyelidiki jazirah sinai dan sudan,  tujuanya ialah batuan turqois. Besar kemungkinan bahwa tembaga telah ditemukan manusia pada tahun 12.000 sebelum masehi dan eropa logam ini baru mulai dipakai kira2 pada tahun 4000 sebelum masehi.
Pembagian yang tak teratur dari konsentrasi2 bahan galian menyusahkan kehidupan manusia. Akan tetapi dengan bertambah modernya alat2 penyelidik serta ilmu pengetahuan maka kini biji2 serta endapan2 dala tanah yang dahulu tidak dapat ditemukan kini telah diketahui metode geofisika dalam skala yang luas sekali, diperhunakan dalam eksplorasi mineral2 yang terpendam jauh sekali dalam tanah. Daerahyang diliputi tanah atau sedime tebal serta vegetasi lebat, dimasa depan tentu harus diselidiki secara seksama. Teknik modern memungkinkan pemakaian atau pengolahan kembali bahn2 yang dahulu telah ditinggalkan disamping itu mineral2 radio aktif dan dikemudian hari juga airlau dan energi dari panas matahari. Yang jadi pertanyaan sekarang apakah penemuan2 baru serta perkembangan tenaga atom dari uranium dan pengambilan energi dari air laut dan matahari akan mengejar batas waktu pemborosan mineral seperti yang telah dikemkakan oleh ahli2 geologi dan ahli2 petambangan.
 
1. INTAN
=>di brasilia juga telah ditemukan intan yang banyak, sedangkan india merupakan suatu negara pertama yang menghasilkan intan. Intan terhitung mineral yang sangat keras dan biasanya terdapat pada batuan yang basa. di indonesia intan ditemukan dibagian Tenggara Kalimantan, ditimur laut Banjarmasin.

2. FELSPAR dan MIKA
=> Mineral2 felspar dan mika pada umumnya ditemukan dalam batuan pegmatit itu mengandung banyak sekali felspar dan kwarsa dan pada umumnya berbutir kasar dan besar. Pegmatit yang ditemukan dipergunakan urai. Misalnya mempunyai ukuran sebesar sebuah kamar. Felspar yang terdapat pada batuan pegmatit biasanya berukura 5-20 cm. Felspar ditemukan di Sumatera selatan dan Lampung.

3. BELERANG
=> Endapan2 ini menurut pendapat ahli-ahli teorinya karena reaksi antara bitumen ataupun minyak yang terlepas dengan endapan2 gipsum. Uap2 yang mengandung belerang ini mengendap dalam bentuk kristal2. Endapan2 belerang dapat juga bersama air dalam danau2 kawah dan endapan demikian disebut lumpur belerang. Belerang ditemukan di Telaga bodas dekat Garut.
            4. TAWAS
=> Endapan2 ini adalah sulfat dari K dan AL yang mengandung air, fan ditemukan dinegeri kita sebagai larutan dalam danau-danau. Dalam perindustrian tawas itu dipergunakan dalam perusahaan tekstil industri kulit sebagai zat dll.
5. JAROSIT
 => Mineral ini adalah persenyawaan sulfat yang mengandung kalium besi dan hidroksida. Di jawa barat jarosit itu ditemukan sebgai sumber air panas yang mungkin ada hubungan dengan gejala vulkanik disekitar daerah itu.
6. Vermikulit \
=> sebagai hasil pelapukan dari batuan yang kaya akan biotit akan terbentuk mineral vermikulit, yang dipergunakan sebagai bahan isolasi untuk menahan suara, panas dsbnya penggunan itu berdasarkan sifat mineral itu.


7. FOSFAT
=> Fosfat di indonesia pada umumnya ditemukan dalam bentuk tricalsiumfosfat penggunaan yang terutama ialah sebagai pupuk. Untuk memperoleh bahan baku pupuk itu harus didirikan pabrik superfosfat dan pendirian industri ini memerlukan  fosfat yang kadarnya kira2 28%.

8. SERPENTIN
=> Mineral ini dibentuk dari batuan beku yang sangat basa, yang sedikit mengandung Si02. Suatu jenis mineral ini adalah chrysotil.

9. MARMAR
=> Adalah batuan yang struktur asal nya dari batuan itu akan hilang dan terbentuk batuan yang butiranya amat teratur dikenal dengan nama marmar ataupun batu pualam. Batuan marmar sangat disukai orang sebagai batuan ornamen. Pualam yang putih, dipergunakan untuk pembuatan tempat mandi, meja, toilet dll.

10. LEMPUNG
=> Lempung banyak sekali ditemukan dikepulauan kita, lempung bisa berwarna coklat digunakan untuk pembuatan batu bara dan genting.

11.BATU BARA
=>  Selama sejarah geologi, maka diseluruh tempat dibumi telah terjadi pembentukan batu bara yang kini dalam kehidupan ekonomi merupakan faktor yang sangat penting. sebagian besar batu bara kita terdapat dipulau, kalimantan tenggara. umbilin di Sumatera barat dan bukit asam di Sumatera selatan
12. MINYAK BUMI
=>  Pendapat umum sekarang mengenai asal usul minyak bumi ialah bahwa plangton yang menjadi bahan utama dari zat asal minyak.

13. BESI
=> Besi terdapat dalam persenyawaan oksida, karbonat / sulfide. biji besi terjadi dari pembentukan langsung dari magma.

14. EMAS dan PERAK 
=> Emas ditemukan dalam endapan-endapan yang berasal dari cairan panas yang dikenal dengan cairan hidrotermal. perak sebagian besar terdapat dalam bentuk sulfide yang terkenal dengan nama argentit yang biasanya tercampur dengan galena. campuran emas dengan perak disebut electrum.

15. URANIUM DAN THORIUM
=> Endapan-endapan mineral radioaktif seperti uranium dan thorium terdapat di :
bentuk primer misalnya :
 pegmatit
 gang biji
bentuk sekunder
endapan sedimen
16. TIMAH
=> Biji timah terdapat dalam bentuk kasiterit / oksida timah. disebabkan pelapukan residuer, konsentrasi eluvial dan alluvial, maka kassiterit dalam endapan primer menjadi memekat sebagai lapisan dan pelongokan berbentuk dendrite.
17. TIMBAL dan SENG
=> Kedua logam tersebut umumnya ditemukan bersama-sama. logam tersebut  biasanya terbawa keatas oleh larutan hidrotermal. dibandingkan seng, timbal terangkat lebih jauh dari batu induknya. timbale dan seng ditemukan dalm gang-gang yang kecil dengan mineral fluospar dan barit.
18. NIKEL
=> Nikel biasanya terdapat dalam tanah yang terletak diatas batuan basa. di Indonesia tempat penemuan nikel adalah Sulawesi tenggara dan Sulawesi tengah.
19. TEMBAGA
=> Sulfide tembaga biasanya ditemukan bersama-sama dengan pirit, meskipun dalam jumlah yang jauh lebih kecil dari mineral itu.
20. ALUMUNIUM
=> Hampir semua batuan mengandung unsur alumunium terkecuali batuan gamping dan kwarsit. alumunium terdapat dalam tanah liat, akan tetapi sangat sukar untuk memisahkan unsur itu dari persenyawaan silikat lainya. Alumunium ditemukan sebagai hasil pelapukan batuan dalam yang telah mengalami pengerjaan pelapukan iklim. 

BAB 14
BENTUK ARSITEKTONIK KERAK BUMI
GEJALA TEKTONIK
            Dalam mempelajari dasa-dasar sedimentasi atau pengendapan, pada umumnya sedimen-sedimen itu diendapkan dalam posisi mendatar atau horizontal. Dalam hal ini terdapat beberapa terkecualian, apabila terjadi pengendapan pada tepi-tepi yang miring maka sedimen-sedimen tersebut akan sedikit miring, dan jika letaknya tidak teratur maka endapan akan silang siur. Ini terjadi disebabkan oleh perbedaan jurusan air yang mengalir ditepi pantai atau yang mengalir dimuara sungai.gerak-gerak berasal dari bumi, yang menimbulkan bentuk-bentuk tertentu adalh gaya-gaya endogen yang disebabkan karena tegangan-tegangan yang terdapat pada kerak bumi. Asal usul gaya endogen ditunjukkan pada bangunan-bangunan arsitektonik yang dihasilkan oleh gerak-gerak tersebut. Perubahan kedudukan sedimen-sedimen disebut deformasi tektonik yang dihasilkan oleh gerak-gerak tersebut. Ilmu yang mempelajari dislokasi ialah segala perubahan dari posisi mendatar sedimen-sedimen. Gaya tekanan pada umumnya tekanan tangensial (tekanan arah mendatar) dapat menghasilkan gejala-gejala pelekungan dan gejala-gejala patahan pada sedimen-sedimen sedangkan gaya tarikan biasanya hanya menghasilkan patahan.

GEJALA PELEKUNGAN (LIPATAN)
            Pada lapisan-lapisan sedimen yang letaknya mendatar, bekerja tekanan-tekanan tangensial maka biasanya pada stadium pertama akan terbentuk sebuah lipatan. Jikalau gaya yang bekerja pada sebelah menyebelah lapisan-lapisan tadi tak begitu besar maka pada awalnya akan berbentuk lipatan tegak. Panggung lipatan tadi disebut antiklinal dan lembah lipatan disebut sinklinal.dalam penampang sebuah lipatan tegak maka bidang porosan (bidang simetri) merupakan garis tegak lurus yang membagi sebuah antiklin/sinklin dalam bagian yang sama. Jika poros lipatan jalanya tidak selalu sejajar dngan bidang mendatang akan tetapi kadang-kadang hilang menjelam. Lipatan-lipatan demikian disebut lipatan tujam. Jikalau batuan-batuan sedimen itu mengalami tekanan terus, maka akan terbentuk lipatan miring. Sehingga bidang porosan juga akn miring letaknya. Pada tekanan yang terus menerus bekerja akan membentuk lipatan isoklin serta lipatan rebah. Lama kelamaan sayap tengah akan menipis dan kemudian akan dibentuk bidang sesaran. Struktur demikian dinamakan sesar sungkup.
            Posisi sebuah lipatan ditetapkan dengan mengukur kemiringan serta jurus dari lipatan tersebut. Pengukuran-pengukuran demikian dapat dilakukan dengan kompas geologi. Hukum superposisi mengatakan bahwa lapisan yang terletak diatas itu dibentuk kemudian, jadi mempunyai umur yang lebih muda. Syarat superposisi itu berlaku pada sedimen-sedimen yang letakya mendatar atau pada sedimen-sedimen yang hanya mengalami gaya-gaya lipatan yang lemah. Lembah serta bukit topografi adalah gejala permukaan sedangkan antiklin dan sinklin adalah struktur dari batuan besar, yang disebabkan oleh gaya-gaya endogen.
            Pada pegununagan-pegunugan yang masih muda biasanya kita lihat persamaan struktur tektonik dengan bentuk luar atau morfologi. Sebuah gunung yang sebagian besar terdiri dari unsur-unsur struktur lipatan disebut pegunungan lipatan. Jikalau sebuah lapisan yang terdiri dari bahan-bahan yang berlainan, misalnya batuan lunak bergantian dengan batuan yang keras. Mengalami tekanan maka akan terbentuk lipatan disharmoni atau lipatan yang tidak teratur hal ini disebabkan karena sebegian dari batuan-batuan itu akan patah dan sebagian akan terlipat secara intensif karena sifatnya yang cair-liat. Lipatan-lipatan disharmoni terdapat juga batuan cair liat misalnya lapisan-lapisan garam. Satuan atau kumpulan antiklin-antiklin dalam sebuah lipatan disebut antiklinorium, dan jikalau unsur-unsur struktur ini terdiri dari sinklin-sinklin maka disebut sinklinorium. Lipatan kaskade biasanya  terjadi karena pelongsoran sedimen-sedimen.
Kubah dan Cekungan
            Bentuk lipatan yang lipatan-lipatannya menunjukkan kemiringan menurun kesegala jurusan, disebut kubah. Pada umumnya kubah mempunyai bentuk pajang atau bundar telur  dan jarang sekali berbentuk bundar. Contoh kubah di Indonesia adlah kubah sangiran dimana di temukan sisa-sisa fosil manusia.
            Cekungan adalah bentuk kebalikan dari sebuah kubah. Bentuk demikian merupakan depresi dimana kemiringan lapisan-lapisan menurun menuju kesuatu titik tengah. Kubah dan cekungan yang di bentuk oleh gaya endogen tidak selamanya berimpit dengan bukit dan depresi yang dibentuk oleh erosi, sehingga adalah sangat penting untuk membedakan kedua gejala ini. Titik hitam adalah kubah dan yang di tinggalkan putih adalah cekungan-cekungan.
Geosinklin dan Geantiklin
            Pada tempat-tempat yang tertentu dikerak bumi ditemukan endapan-endapan yang luar biasa tebalnya beberapa ribu meter sampai berpuluh ribu meter. Cekungan yang mengandung lapisan-lapisan tebal ini disebut geosinklin. Jenis endapan-endapan yang ditemukan dalam cekungan-cekungan ini biasanya adalah sedimen-sedimen yang dibentuk dilaut yang dalamnya tidak melebihi 1000 m. untuk menerangkan prngendapan pada lekungan yang 10.000 m dalamnya tidak mungkin, sebab bagaimanatelah diutarakan semula, maka sedimen-sedimen ini tidak merupakan endapan-endapan laut dalam. Dari geosinklin-geosinklin inilah kemudian lahir rantaian pegunungan-pegunungan, karena gerak-gerak lipatan dan pengungkatan yang terjadi pada palung-palung.
            Geantiklin merupakan bentuk yang positif dari geosinklin. Bentuk-bentuk ini adalah pengembungan kerak bumi yang telah meliputi daerah luas, dan contohnya adalah geantiklin barisan yang merupakan tulang punggung dari pulau Sumatra dan geantiklin di jawa dan nusa tenggara. Struktur geantiklin ini pulau jawa tidak seberapa jelas karena tertutup oleh hasil-hasil bahan peledakan gunung api- gunung api muda.
Lipatan tanpa diastrophisma.
            Jikalau batuan endapan dibentuk pada lereng-lereng dengan kemiringan-kemiringan tertentu, maka ada kemungkinan bahwa batuan sedimen ini tidak akan stabil lagi letaknya, akan tetapi akan melengser, lepas dari dasar tempat diendapkanya semula. Getaran yang mendadak terjadi, seperti gempa bumi, juga dapat menimbulkan pelengseran pada batuan sedimen. Pelengseran dalam air atau subakwatik biasanya berlaku pada sudut-sudut kemiringan yang lebih besar dari 10 atau 15 akan tetapi dari penyelidikan-penyelidikan yang dilakukan, diketahui juga gerak-gerak lengser dan rajapan pada sudut-sudut yang kecil misalnya lapisan tanah liat yang cair-liat dan lapisan tufa yang lebih keras.
            Pelengseran-pelengseran mungkin juda terjadi pada bidang diskordansi, pada dasarnya sedimen yang tidak stabil, akan tetapi biasanya gerak-gerak demikian terjadi sepanjang bidang lapisan yang miring letaknya. Pada lapisan-lapisan yang tidak stabil biasanya terbentuk struktur-struktur lipatan dan sesaran yang tidak teratur. Sedangkan lapisan bawahnya yang lebih tetap, tidakbegitu menunjukkan gejala-gejala perlipata. Dan kemudian di tutup kembali oleh lapisan-lapisan yang lebih muda, maka akan terbentuk struktur-struktur yang dikenal debgan lipatan antarformasi. Lipatan-lipatan juga dapat terjadi selama sedimentasi itu berjalan. Lipatan-lipatan antarformasi yang disebabkan karena pelengseran dapat kita lihat pada sedimen-sedimen bersifat cair-liat.
            Disini batuan bersifat cair-liat terdiri dari tufa napal yang melengser diatas lapisan-lapisan yang lebih keras terdiri dari breksi gunung api. Terbentuknya lipatan-lipatan tersebut tidak disebabkan oleh gaya-gaya endogen atau gaya pembentukan pegunungan  akan tetapi, disebabkan oleh erosi yang telah mengeluarkan bahan-bahan tahanan ataupun kemiringan-kemiringan yang besar,yang disusul oleh pelengseran karena gaya gravitasi.

Gejala patahan
Pada umumnya batuan itu tidak merupakan massa yang padat dan homogen, akan tetapi mengalami retah-retak dan celah-celah yang bermacam-macam ukurannya. Kerak bumi tidak merupakan sesuatu monolit  (bahasa yunani : monos = satu, lithos = batuan, monolit = batuan yang padat dan tidak dipisahkan oleh bidang-bidang retak atau patahan) akan tetapi dapat kita samakan dengan suatu mozaik terbagi-bagi dalam bagian yang dipisahkan dengan yang lain bidang patahan.
Patahan dapat dibentuk oleh tekanan atau tarikan. Jika tekanan bekerja pada batuan yang tidak bersifat cair-liat, maka batuan ini biasanya tidak akan melengkung akan tetapi segera patah. Retakan  dalam batuan sering terjadi tanpa dislokasi. Misalnya oleh pendinginan ataupun pengerutan dari material yang dulu merupakan massa yang cair pijar.
Disklas atau patahan tanpa dislokasi
            Gejala pembrntukan patahan tanpa dislokasi dapat kita lihat misalnya pada lumpur yang kering, kita dapat melihat rekah kerut yang merupakan jaringan polygon, ataupun berbentuk prisma. Gejala tersebut kita temukan pula pada batuan basalt, yang selama pendinginannya dari massa yang cair pijar membentuk tiang basalt.
            Retak polygon disebabkan oleh kontraksi selama pendinginan berjalan. Batuan beku lainnya yang biasanya mengandung banyak diaklas ialah granit. Batuan granit misalnya membentuk sistem diaklas yang teratur dan terletak tegak lurus yang satu dengan yang lain. Dengan melakukan studi secara mendalam maka dapatlah kita bedakan diaklas berumur tua. Diaklaas yang lebih muda terbentuk karena pengurangan voluma dari magma.
            Dalam batuan sedimen kita temukan sistem diaklas yang terjadi sebagai reaksi atas gejala tarikan, tekanan, torsi (tegang pilin) atau geseran. Pada tempat pelengkungan sebuah antiklin misalnya, kita temukan diaklas yang terjadi oleh gaya tarikan. Diaklas dalam batuan sedimen biasanya menimbulkan kesukaran dalam pengukuran karena terkadang susah sekali dibedakannya dari bidang lapisan.
            Dalam batuan metamorfosis juga kita temukan banyak sekali sistem retak atau diaklas. Ini mudah sekali dipahami karena batuan metamorfosis telah mengalami deformasi hebat misalnya gaya tekanan yang berjalan dengan sangat lama. Sifat dari diaklas batuan metamorfosis, bisanya bergantung daripada sifat batuan tersebut. Terdapatnya diaklas itu menguntungkan benar dalam penambangan batuan material untuk jalan, pemboran, pembuatan terowongan.
            Tanpa gejala retakan itu, maka tiap batuan harus seluruhnya dihancurkan dengan dinamit ataupun bahan peledak lainnya. Diaklas juga dapat menimbulkan kesukaran, jika kita menghendaki massa batuan yang agak besar.
Patahan
            Perubahan posisi batuan sepanjang bidang patahan, berlaku pada waktu gerak itu berjalan atau lama sesudah itu. Patahan merupakan gejala yang sangat umum pada batuan. Terlebih pada batuan yang berlapis seperti batuan sedimen, gejala patahan dengan mudah dapat dilihat pada batuan masif atau batuan yang sejenis gejala demikian agak susah dilihat. Patahan ini biasanya mengganggu pekerjaan di tambang maka patahan juga disebut gangguan. Pada lapisan yang mengandung minyak bumi, terdapat patahan dapat merupakan tempat konsentrasi minyak yang mempunyai arti ekonomi yang penting. Sumber airtanah yang sering terjadi karena adanya patahan. Air yang terdapat dalam lapian yang mengandung air, dapat terlepas keluar melalui bidang patahan.
            Gerakan patahan pada umunya hanya berlaku pada sebuah bidang akan tetapi pada suatu daerah yang disebut zone patahan. Sistem patahan ini dapat membagi kerak bumi dalam bongkah-bongkah dan ada pula yang menyerupai tangga yang sering disebut patahan jenjang. Karena pergeseran yang terjadi selama gerak maka ada bidang patahan yang seperti diasah yang disebut cermin gesekan.
            Dalam zone patahan ditemukan batuan-batuan yang telah hancur, menyerupai tepung disebut milonit. Milonit tersebut disebabkan oleh panas yang terjadi selama gesekan, dapat mencair dan membentuk batuan yang menyerupai batuan vulkanik dengan struktur gelas yang disebut pseudotachylit. Karena sebagian besar dari bidang patahan itu miring kita dapat membedakan bagian atas dan bagian bawah dari sebuah patahan.
            Dibagian atas ini yang seakan-akan bergerak ke atas maka akan berbentuk sesar naik. Biasanya agak sukar menetapkan bagian mana yang naik dan bagian mana yang turun. Sebuah sesar yang naik disebut sesar sungkup. Kalau bagian yang terletak diatas bidang patahan itu seakan-akan menurun, maka akan terbentuk sesar turun atau sesar normal. Kalau jarak pergeseran sangat kecil, sehingga belum terjadi patahan, maka akan terbentuk sebuah kedik yang dinamakan fleksur.
            Pada fleksur hubungan yang satu dengan bagian yang lain masih tetap utuh. Kalau gerak-gerak ini akan bertambah besar maka akan terbentuk patahan. Dengan demikian maka fleksur dapat beralih menjadi patahan.
Sesar mendatar
            Sebuah patahan yang tegak lurus dengan pergeseran transversal mendatar dapat memotong berkas lipatan suatu pegunungan. Sebuah punggung lipatan atau antiklin yang kita ikuti pada suatu ketika akan beralih menjadi sinklin dan sebaliknya. Patahan transversal ialah patahan yang memotong tegak lurus jarus lipatan, dapat pula merupakan patahan normal atau sesar turun. Sesar mensatar yang besar ukurannya dengan jurus yang hampir sejajar dengan jurus lipatan terdapat dimana-mana.
Horst dan Graben
            Sebuah jalur batuan terletak antara dua bagian yang tinggi dan masing-masing dari bagian tadi dipisahkan oleh bidang patahan, maka bagian ini disebut Graben atau traben.
Jalur batuan yang tinggi disebut Horst atau sembul. Sebuah pegunungan yang mengandung banyak patahan disebut pegunungan patahan, hal ini akan dipertimbangkan dengan panjang lebar dalam bagian mengenai dinamika endogen.

Ilmu Bentuk Batuan Beku
            Bentuk yang tertentu dari batuan beku dapat kita pelajari dalam pegunungan-pegunungan dimana batuan-batuan ini telah diangkat oleh gaya pembentukan pegunungan ataupun dilembah-lembah serta darab-darab yang curam dan dalam, karena tempat-tempat inilah yang merupakan penorehan sungai-sungai yang terdalam. Susunan magma adalah hal yang penting dalam pembentukan berbagai macam bangunan ini. Magma basa yang cair setelah beku, memberi bentuk yang lain daripada magma asam. Dalam garis besar kita kenal dua bentuk besar ialah bentuk-bentuk ekstrusi dan bentuk-bentuk intrusi.
Bentuk-bentuk Ekstrusi
            Bentuk-bentuk ekstusi ialah bentuk-bentuk yang dibangun oleh magma ketika mencapai permukaan bumi. Magma yang telah mencapai bumi disebut lava. Jika lava itu cair, maka lava itu dapat menyebar dengan luas, sedangkan lava yang kental mempunyai penyebaran yang terbatas.
            Lava yang cair biasanya membentuk lapisan-lapisan lava tebal dan luas yang dikenal dengan nama “plateu basalt” (basalt datartinggi). Kerucut-kerucut gunungapi terjadi oleh penumpukan material-material lepas dan lava, dan bentuk-bentuk demikian disebut gunung api strato. Jika sebuah gunung hanya menghasilkan lava maka biasanya bangunan yang dibentuknya mempunyai bentuk perisai dan dinamakan gunung api perisai atau aspit.
Bentuk-bentuk Intrusi
            Magma yang sedang naik menuju permukaan bumi, sering tidak sampai ke atas akan tetapi membeku dalam bumi. Batuan sekelilingnya biasanya diterobos, dimasuki ataupun diubah. Magma yang cair biasanya menyelip diantara lapisan-lapisan sedimen dan membentuk apa yang dinamakan pipih intrusi. Bentuk demikian letaknya sejajar dengan sedimen diatas atau dibawahnya.
            Magma yang kental biasanya tidak membentuk lempeng intrusi tetapi mendorong batuan yang terletak diatasnya, sehingga terjadilah struktur kubah. Bentuk batuan demikian yang disebut lakolit terletak juga dengan batuan kelilingnya. Dalam antiklin serta sinkrin biasanya juga terdapat bentuk-bentuk batuan beku yang konkordan dan mereka ini dinamakan phakolit. Intrusi-intrusi yang konkordan dengan sedimen sekelilingnya dan berbentuk piring disebut lopolit.
            Disamping bentuk-bentuk konkordan ini kita kenal pula bentuk-bentuk diskordan yang masuk dan memotong batuan sampingnya. Contihnya ialah gang-gang radial diisi oleh magma yang terdapat dalam badan-badan gunung api. Gang-gang kecil yang tidak teratur dan berasal dari badan-badan batuan beku yang lebar besar, terkenal dengan nama apophyse.
Intrusi Gelang dan gang berbentuk corot
            Intrusi gelang adalah pluton-pluton (batuan dalam) yang berbentuk silinder ataupun kerucut. Badan-badan demikian ditemukan pula dalam bentuk konsentrik. Biasanya batuan yang terdapat dalam bentuk-bentuk ini adalah batuan berbutir kasar. Terjadinya intrusi gelang dan gang corot menurut beberapa ahli disebabkan oleh gaya-gaya menerobos dari magma, dan pengunduran magma itu kembali ke dalam bumi.
Batolit
            Badan-badan batuan yang disebut batolit adalah bentuk-bentuk intrusi diskordan yang tidak mempunyai dasar. Badan-badan demikian biasanya terdapat dalam inti pegunungan-pegunungan rantai dan biasanya mengikuti jurusan utama dari struktur daerah pegunugan itu.
            Bagian atas atau atap dari batolit biasanya dapat dikenal pada sisa-sisa batuan sedimen yang seakan-akan tergantung dan gejala demikian menurut istilah geologi disebut roof pendants. Terbentuknya batolit biasanaya bersamaan jalannya dengan pembentukan pegunungan. Bagian atas dari batolit mempunyai bentuk kubah yang tak teratur dan dinding samping dari batuan ini biasanya curam sekali. Massa batuan demikian mempunyai penyebaran luas ke bawah dan ke samping, akan tetapi dasarnya tidak pernah nampak. Susunan batuan ini biasanya bersifat granit atau granodiorit.
            Cara bagaimana batolit itu terbentuk, tidak kita ketahui dengan pasti. Anggapan lama mengatakan bahwa batolit terjadi karena pengisian tempat-tempat kosong (vacuum) dalam kerak bumi. Vacuum ini terjadi disebabkan oleh proses-proses perlipatan dan penyesaran. Batolit  memang umumnya mengikuti bidang-bidang yang lemah dalam kerak bumi. Sebuah teori menerangkan terjadinya batolit dengan jalan “magmatic stoping”. Batuan-batuan yang terdapat pada bagian atap dari batolit akan pecah belah oleh ekspansi panas, dan kerataan-kerataan batuan ini akan dipisahkan satu dengan yang lain oleh peresapan gas-gas dan lidah-lidah magma yang memasuki retak-retak kulitbumi. Bongkah-bongkah batuan ini kemudian akan tenggelam ke dalam magma.
            Proses yang dikemukakan diatas juga mengandung beberapa keberatan. Jika magma yang biasanya bersifat granit itu naik ke atas bumi, maka kadang-kadang magma itu dapat tembus mencapai permukaan bumi dan membentuk gunung api yang menghasilkan batuan riolit ataupun obsidian. Sebagian besar ahli dalam hal ini menganggap, bahwa pada hakekatnya batuab asal itu masih ada pada tempatnya sebagai semula, batuan itu berubah menjadi batuan yang menyerupai granit. Batuan-batuan asal itu tidak dimasuki oleh magma itu sendiri akan tetapi oleh gas-gas dan larutan-larutan cair. Material ini memasuki batuan samping tadi, mengubah susunan batuannya oleh penambahan material-material dan pengurangan bahan-bahan yang ada, sehingga terbentuknya batuan yang bersifat granit
BAB 15
PELAPUKAN
Batuan Dasar dan Tanah
Batuan dasar teletak di bawah permukaan tanah,dan batuan dasar ini dapat dilihat dengan cara melakukan pengeboran. Batuan dasar ini ditutupi oleh sebuah tudung yang terdiri dari tubuh tanah yang tebalnya beragam, mulai dari beberapa cm hingga ratusan meter.
Pelapukan Mekanik
Pelapukan mekanik yang disertai atau tidak disertai dengan pelapukan kimia dinamakan desintergrasi. Pelapukan kering atau insolasi terjadi di daerah gurun sebagai akibat dari penyinaran matahari. Proses ini terjadi karena pelapukan fisika, dimana tidak ada perubahan susunan materi pada batu tersebut. Pelapukan fisika disebabka oleh perbedaan temperatur yang besar yang terjadi pada waktu malam hari dan siang hari yang mengakibatkan batuan menjadi tegang yang akhirnya membuat batu menjadi pecah.
Pelapukan Kimiawi
Pelapukan kimiawi terjadi karena larutan air yang memasuki rekahan-rekahan batuan. Penghancuran dari batuan yang dapat mempercepat berubahnya susunan materi batuan tersebut disebut dekomposisi. Contohnya, jika sepotong baja yang baru dan mengkilat jika dibiarkan begitu saja akan dioksidasi oleh O2 dari udara, dan lambat laun akan terbentuk warna lapisan yang berwarna kuning kecoklatan. Jika pelapukan ini dibiarkan selama berbulan-bulan, maka baja tadi akan pecah meninggalkan debu yan berwarna coklat. Hanya sebagian mineral saja yang dapat larut dalam air biasa, lebih banyak yang larut dalam H2CO3 yang terbentuk jika CO2 bereaksi dengan air.
Pelapukan kimia dari ortoklas dapat dijabarkan sebagai berikut:
KalSi3O8 + H2O + CO2   lempung +  2S1O2  + K2CO3.
Lempung sebagai salah satu hasil utama dari pelapukan felspar, terdiri dari beberapa mineral penting, yang terdapat pada bagian-baian kecil berukuran submikroskopik.
Eksfoliasi
Batuan-batuanmassif seperti granit, dolerit, arkosa, dsb.nya sering memperlihatkan gejala pelapuka, dimana  batuan-batuan itu pecah mengikuti bidang-bidang konsentrik. Lapisan atau lempeng yang terlepas ini dapat berbeda-beda ketebalannya. Sebagian besar dari batuan-batuan ini dipotong oleh sistem diaklas yang teratur, dan pelapukan itu berjalan sepanjang sistem diaklas ini berlangsung. Hasilnya adalah terbentuknya pelapukan konsentris atau pelapukan sferoidal.
Terjadinya eksfoliasi itu berjalan selama pelapukan mineral lempung yang dihidrasikan yang dibentuk dari mineral-mineral pada batuan menyebabkan material tersebut mengembang. Bagian luar yang lapuk dan mengembang itu terlepas dari bagian dalam yang masih baru. Bagian yang maih baru ini kemudian akan mengalami proses yang sama sehingga proses pelapukan ini berurutan bekerja ke dalam batuan. Pengembangan material-material itu menyebakan terjadinya eksfoliasi secara mekanik.
Tubuhtanah
Yang dimaksud dengan istilah tubuhtanah merupakan bagian dari tutpan yang sudah lapuk dan telah berubah yang mampu ditanami tumbuhan berakar. Terbentuknya tubuhtanah yang baik merupakan sebuah proses yang berjalan sangat lambat. Awalnya bagian atas dari selubungan ini dihancurkan sedemikian rupa sehingga dapat mengandung tumbuhan, sedikit demi sedikit vegetasi mulai tumbuh.
Pada umunya tubuhtanah yang ada dalam keadan seperti itu sangat buruk kualitasnya dan mengandung banyak fragmen-fragmen bagian besar dari batuan yang hancur yang sebagian besar telah berubah. Tubuhtanah yang seperti itu disebut tubuhtanah yang belum dewasa. Ketika tumbuhan-tumbuhan yang ada itu musnah dan sebagian mulai membusuk maka akan dihasilkan material-material organik yang mengandung zat arang yang diambil dari udara selama tumbuhan-tumbuhan itu masih hidup. Bakteri bertambah banyak dalam tubuhtanah, beberapa diantaranya merupakan perantara yang penting dalam mengambil nitrogen dari udara dan mengkombinasikannya dengan unsur-unsur yang lain untuk memungkinkan terbentuknya makanan untuk tumbuhan. Bahan-bahan vegetasi yang membusuk itu menghasilkan berbagai asam yan melapukkan mineral-mineral secara kimia pada tutupan batuan dasar.
Dengan demikian maka tubuhtanah itu berubah terus-menerus dengan sangat lambat. Jika erosi tidak mengganggu kemajuan-kemajuan yang telah dicapai dan jika banyak hujan yan membantu meneruskan pelapukan kimia ini, maka pertumbuhan tubuhtanah ini kan semakin cepat. Lambat laun tubuhtanah tumbuh semakin ke dalam, dan jika semua fragemen batuan telah hilang, kecuali bagian-bagian mineral yang sulit lapuk, maka tubuhtanah tersebut dapat dikatakan sebagai tubuhtanah dewasa.
Pengaruh iklim terhadap tubuhtanah menghasilkan dua macam tubuhtanah. Di daerah tropis atau di tempat-tempat rendah tubuhtanah tidak atau sedikit mengandung humus. Hal ini terkait oleh proses penghancuran yang dilakukan oleh bakteri. Dalam semua tubuhtanah terdapat banyak sekali bakteri, akan tetapi di daerah-daerah bertemperatur dingin seperti di daerah sub-tropika perkembangan bakteri ini terhalang. Itulah sebabnya maka dibagian-bagian bumi ini perkembangan humus lebih cepat dari pengerjaan penghancuran bakteri-bakteri sehingga di tempat-tempat ini kadar humus tinggi.
Di daerah-daerah  tropis, temperatur rata-rata yang tinggi menstimulasi apa yang telah  terbentuk dapat secepat mungkin dihancurkan oleh bakteri. Humus di daerah tropika yang rendah letaknya hanya terdapat di rawa-rawa. Di daerah rawa-rawa bakteri-bakteri penghancur tidak dapat berkembang dengan baik. Dengan adanya humus maka air yang menembus tubh tanah lambat laun mengeluarkan substansi-substansi tertentu, seperti oksida besi dan oksida alumunium. Jika tidak ada humus, maka air tidak daat atau susah memindahkan substansi, sehingga substansi tadi berkumpul dalam tubuh tanah. Itu sebabnya maka tubuhtanah pada umumnya berada di daerah-daerah tropika.
BAB 16
Gerak Tanah Dan Gerak Massa Batuan
Pengangkutan bahan oleh grafitasi dan gerak tanah
            Pengangkutan langsung dari batuan, tanah, dan lumpur oleh grafitasi disebut gerak tanah. Pengangkutan bahan biasanya berhenti di kaki dinding curam atau kaki pegunungan.yang dimaksut dengan gerak tanah ialah segala perubahan-perubahan yang dialami muka bumi akibat pengaruh gravitasi atau daya tarik bumi disebabkan oleh resapan tanah dan longsoran tanah. Gerak-gerak ini sangat lambat, maka hubungan tanah tidak akan terganggu dan besar kemungkinan bahwa lapisan tanah itu melongsor sebagai suatu kepingan yang besar. Gerak-gerak ini cepat maka akan terjadi runtuhan yang yang tak teratur dari tanah,yang yang biasanya bersamaan dengan jalannya pemusnahan tumbuh-tumbuhan yang ada diatasnya. Jadi bentuk ekstrim dari resapan tanah ialah longsoran tanah. Pelongsoran dapat pula disebabkan karena vegetasi suatu daerah tertentu dihilangkan, sebab biasanya tumbuhan-tumbuhan ini mengikat bagian kecil daritanah itu yang satu sama lain. Tanah longsor juga sering terjadi jika kita memindahkan massa tanah yang ada dibawah lereng. Gempa bumi yangemndadak juga dapat menyebabkan pelengseran yang besar-besar.

Gerak massa batuan
            Pelengseran tidak saja hanya terjadi pada tanah, akan tetapi juga pada batuan dasar. Sebuah lapisan misalnya terdiri dari lempeng yang berganti-ganti dengan batuan pasir, dan jika kemiringan lapisan itu searah dengan lereng atau dinding lembah maka hal ini dapat menyebabkan longsor batuan. Pelengseran yang terjadi di tempat-tempat lapisan batuan miring searah dengan lereng permukaan disebut longsor batuan (rockslide).
            Bentuk lain dari pelongsoran ialah runtuh batuan(rockfall). Dudukny perlapisan dari bataun tidak menjadi faktor yang membantu pelongsoran. Sebab utama pelongsoran ialah pengeluaran atau pemindahan batuan pada lereng yang tajam.
            Di Priangan Selatan ditempat-tempat penggalian cibuni, cisadea, dan ciujung, sungai-sungai tersebut menoreh pada batu pasir dan napal lunak. Batuan ini membuntuk dinding yang curam sampai beratus meter tingginya. Ereosi disini bekerja kesamping dan berusaha memperbesar lembah sungai itu. Akibatnya ialah hilangnya tahan dan runtuhlah lapisan batuan ini. Runtuh batuan ini dikenal di daerah ini dengan nama urug. Telah beberapa kali urug ini menimpa desa dan mengakibatkan bencana besar.  Pengerjaan campuran dari longsor batuan dan runtuh batuan yang menimbulkan korban besar terjadi pada tahun 1881 di Elm, suatu desa dipegunungan Alpina sebalah utara Swiss.
BAB 17
Gaya Air
Pengerjaan air
            Pengerjaan air merupakan suatu daur dalam proses geologi, ialah pengikisan pegunungan-pegunungan pengankutan bahan-bahan yang telah dihancurkan dan pengendapan kebali bahan-bahan di tempat lain.
            Perombakan batuan di atas permukaan bumi oleh air yang sebagian persamaan air jalannya dengan gejala pelapukan, dapat terjadi menurut proses tertentu antara lain, secara kimia dan mekanik. Pengerjaan air secara kimia terlihat pada batuan kapur atau dalam pelarutan endapan garam, sedangkan pengerjaan air secar mekanik dari air permukaan dikenal dengan gejal erosi, abrasi,dan denudasi.
Pengerjaan kimia dan mekanik dari air
            Pengerjaan kimia yang jelas sekali terlihat di daerah kapur. Air murni pada umumnya tidak mudah melarutkan batauan kapur, akan tetapi air yang mengandung CO2 bekerja sebagai bahan pelarut. Air yang mengandung CO2 biasanya air hujan.
            Pengerjaan kimia dan pelarutan oleh air dapat menyebabkan korosi sehingga pada permukaan batuan keras dan padat terbentuk alur hujan. Alur-alur hujan ini terlihat pada batuan gamping, alur hujan dalam batuan gamping disebut karr. Yang disebut dolina ialah lekuk-leku yang berbentuk corot dan dibentuk oleh daya air yang melarutkan batuan gamping. Kadang beberapa dolina menjadi satu yang disebut uvala. Dolina yang memiliki dinding curam yang tegak lurus disebut pipa karst atau jama. Ada juga beberapa dolina yang saling berhubungan satu sama lain secara tangga, disebut dolina tangga atau tipe tribe.
            Dolina dapt dibagi menjadi dua bagian, yaitu dolina korosi dan dolina robohan. Dolina korosi terbentuk karena air hujan merembes melalui cela-cela yang tegak yang lambat laun melebar menjadi besar.  Dolina robohan terjadi karena adanya perubahan lubang atau rongga yang dibentuk karena daya pelarut air.
            Lubang-lubang dipermukaan batuan kapuryang didalamnya air hujan dapat mengalir disebut ponor.ponor dapat dibagi menjadi ponor dasar lembah, ponor datar tinggi, dan ponor lereng.
            Daerah karst yang terkenal sekali ialah jugoslavia. Salah satu gejala yang aneh di sini ialah yang disebut polye-polye. Polye ialah dataran rendah yang jurusannya sejajar dengan pegunungan. Didalam dataran ini tidaak terdpat sungai yang mengalir membujur sepanjang dataran itu, teteapi ada juga sungai yang mengalir dengan arah melintang. Besar kemungkinan polye itu merupakan lekuk-lekuk tektonik.

Erosi
            Gaya kinetik dari suatu sungai itu dapat di bagi menjadi pengerjaan pengangkutan, pengerjaan mengasah,dan memakan pada sungai dan pengerjaan mengalir.
            Pengerjaan pengangkutan ialah transpor zt-zat yang melarut dan zat-zat yang mengapung dan mendorong puing-puing kasar yang terletak pada dasar sungai. Zat-zat yang larut umumnya adalah garam K dan Na serta asam kersik, asam humus dan zat-zat organik.
            Pengerjaan mengalir pada sungai dapat di lihat dengan mempelajari gerak garis-garis aliran yang terletak berdampingan dan juga yang terletak tersusun keatas. Garis yang menghubungankan titik-titik dengan kecepatan terbesar di sebut garis arus. Garis yang menghubungkan titik-titik dengan kecepatan yang sama disebut isotache. Bentuk isotache ini biasanya sangat ruwet, disebabkan dasar atau tebing sungai yang tidak rata. Kecepatan aliran suatu sungai mengalir dapat dipengaruhi oleh gerak pilin mendatar pada tepi sungai yang terjadi pada waktu air naik atau air turun.  Gerak-gerak pilin tegak menyebabkan pusaran-pusaran air, yang biasanya terjadi jika aliran sungai itu terganggu oleh batu yang menonjol di dasar sungai.gerak aliran dapat di bedakan  menjadi gerak laminer dan gerak turbulensi. Pada gerak lamier bagian air mengalir dalam tempuhan yang sejajar sedangkan pada gerak turbulensi bgian air mengalir tak teratur, simpang siur.
            Pengikisan air atau erosi terlihat pada pembentukan ngarai atau lembah. Erosi bekerja menoreh dan melebarkan dinding-dinding lembah. Kuatnya erosi tergantung dari tenaga air dan daya tahan batuan yang di lalui. Bentuk dan kedudukan erosi tergantung dari banyak faktor antara lain kerasnya batuan, celah-celah yang terdapat pada batuan, permeabilita batuan dan juga keadaan iklim suatu daerah.
            Didaerah hulu penyayatan sungai adalah dalam sekali, disebabkan karena daya penorehan besar dari air yang mengalir dengan cepat. Relief di daerah hulu adalah besar, dan daya angkut sungainya pun besar.
            Didaerah tengah dari sungai kecepatan arus sungai berkurang karena relief bertambah kecil. Daya angkut sungai berkurang dan dibeberapa tempat malahan terjadi pengendapan. Keseimbangan antara pengikisan dan pengendapan mulai tampak. Dengan demikin maka dalam beberapa tempat akan  terjadi akumulasi material. Arus akan berbelok-belokDengan demikin maka dalam beberapa tempat akan  terjadi akumulasi material. Arus akan berbelok-belok ditempt pengendapan ini dan akan terbentuk suatu gejala yang dikenal dengan serpentin atau meander. Dialiran tengah erosi tegak mulai berkurang dan erosi sisi atau erosi lateral melakukan peranan penting.
            Didaerah hilir pengendapan berlangsung terus dan disini dapat dikatakan bahwa erosi tegak tidak bekerja lagi. Daya angkut sungai  itu dekat muara sungai telah berkurang sedemikian rupa sehingga sungai harus mengendapkan bahan-bahan yang diangkutnya dilautan. Diderah ini erosi tidak lagi bekerja dan permukaan terendah ini disebut alas erosi.

Abrasi
            Pengerjaan pecahan ombak disebut abrasi, yang sangat mempengaruhi bentuk pantai dan daratan dekan pantai tersebut. Yang terutama bekerja mengikis dinding pantai adalah batuan kerikil dan pasir yang digerakkan dan diangkut oleh pecahan ombak tersebut. Pengerjaan abrasi atau erosi marin ini dengan baik sekali dapat dilihat pada dinding-dinding batuan yang curam di tepi pantai. Tergantung dari sifat batuan maka akn terbentuk pula bentuk-bentul lain dari abrasi, misalnya gua-gua, pinti air, rongga-rongga, dan lain-lain.  Bangunan-bangunan ini sebagaimana juga lekukan akan roboh dan lambat laun terbentuklah dataran yang landai miring kearah laut.
            Dataran yang dibentuk ini disebut dataran abrasi atau undak pantai. Penurunan permukaan air laut disebut regresi atau susut laut. Gejala sebaliknya ialah naiknya air laut atau turunnya daratan disebut transgresi atau genang laut. Genang laut ini disertai dengan pengendapan atau pembentukan lapisan baru diatas dataran abrasi yang disebut konglomerat transgresi.
Denudasi
            Gelaja perendahan relief daratan pada umumnya disebut denudasi. Hasil terakhir dari  proses denudasi adalah pendataran relief dengan pembentukan suatu daratan yang dengan landai menurun kelaut. Daratan demikian disebut peneplain. Peneplain atau dataran hampir rata ini di bentuk oleh proses yang lambat akan tetapi terus merurus yang mengangkut hasil-hasil perombakan dari pegunungan-pegunungan. Prose ini adalah hujan, es, angin. Bnyak diantara peneplain ini ynang telah mengalami pengangkatan sehingga kini terletak bebberapa ribu meter di atas permukaan air laut.
BAB 18
GAYA ES
Pembentukan gletser atau sungai es
            Yang dimaksut dengan gletser adalah massa-massa besar es berbutir, yang terbentuk dari penimbunan-penimbunan salju dan bergerak menuju kebawah disebabkan karena gravitasi, sambil menguap atau meleleh. Salju  yang jatuh dipegunungan, diatas batas-salju akan tinggal pada tempatnya. Yang dimaksut dengan batas-salju ialah garis yang membatasi tempat dmna lebih banyak jatuh salju dari pada yang menguap atau meleleh. Salju yang jatuh ditempat ini akan dapat tinggal di tempatnya, lambat laun akan kehilangan kesiembangannya dan akan bergerak kebawah. Kecepatan gerak salju tergantung akan curamnya lereng suatu pegunungan. Bila salju bergerak dengan mendadakan maka gejala ini disebut lawina es dan jika geraknya lambat maka gejala ini disebut gletser. Tempat berkumpulnya salju darimana gletser itu berasal disebut lekuk firn.
            Jika dimusim panas lebih bnyak es yang meleleh dari pada yang jatuh dimusim dingin, maka gletser menjadi pendek, yang disebut degenerasi. Jika lebih bnyak salju yang jatuh dari pada yang meleleh maka gletser akan bertambah panjang. Berkumpulnya salju dipegunungan tergantung dari letak batas salju. Batas salju ini tergantung pada iklim, temperatur, penyinaran matahari, morfologi, dan sebagainya.

Lawina gletser atau lawina es
            ada beberapa macam lawina antaranya lawina debu atau lawina kering dan lawina tanah yang terdiri dari salju basah. Lawina debu terjadi pada waktu musim dingin, salju baru jatuh diats salju lama dan dengan demikian melengser kebawah. Lawina tanah terjadipada musim semi bila terjadi pelelehan es. Jika salju itu membeku maka akan terbentuk massa yang keras. Disebabkan karena pelelehan, maka dasar massa ini menjadi lepas dan terjadi runtuhan yang membahayakan. Besar lawina berbeda ada yang bervolume sampai satu juta kubik. Lawina tanah memiliki jalan  pelengseran tertentu dan tempat berbaha demikian mempunyai nama tertentu.
Sruktur gletser
Dalam gletser ditemukan struktur-struktur tertentu antaranya struktur pelapisan, lembaran, dan struktur geser. Pelapisan pada gletser terjadi selama pembentukan es firn. Es dari gletser dapat kita bayangkan sebagai batuan berlapis. Gejala ini disebut perlapisan primer.
Dalam gletser terdapatpergantian lapisan es biru yang udaranya sedikit dan lapisan putih yang mengandung banyak udara. Pelapisan semacam ini disebut struktur lembaran biru.
Struktur geser pada gletser terlihat pada lidah gletser. Dari dekat terlihat adanya patahan kecil yang berjalan sejajar satu dengan yang lain. Dilihat dari atas struktur geser ini merupakan garis-garis parabola. Patahan ini adalah celah terbuka yang kedalam menjadi sempitdan beralih menjadi terusan-terusan yang halus. Sepanjang celah ini terlihat bahwa lembaran itu bergeser satu dengan yang lain sehingga merupakan bidang-bidang geser. Jarak pergeseran itu tak seberapa hanya sampai beberapa puluh sentimeter.
Gerak gletser
            Gletser bukan merupakan massa yang diam akan tetapi dengan kecepatan tertentu mengalir. Kecepatan gerak gletser ini dapat berjumlah sampai berpuluh meter tiap tahun. Prinsip gerak gletser sama dengan prinsip gerak sungai, ialah bahwa pada tepi gerakan gletser lebih lambat dari pada bagian tengah. Garis yang menunjukan gerak yang paling cepat letaknya tepat ditengah-tengah. Sebagaiman juga pada sungai makaterlihat bahwa pada belokan, garis arus itu terletak pada sisi luar.
            Mekanisma gerak gletser hingga kini masih menjadi persoalan dalam ilmu glasiologi. Teori yang umum diterima ialah teori regelasi. Disebabkan karena tekanan maka titik beku es itu menurun dan akibatnya ialah pencairan. Tekanan dalam gletser makin kehilir sungai makin bertambah besar.
Celah-celah gletser
            Es yang mengalami tekanan akan bersifatcairliat sedangkan es yang mengalami tarikan akan bersifat getas . jika dalam gletser terjadi tarikan maka akan terbentuk retak-retak dan celah-celah. Ada celah tepi, lintang, busur, darap tepi.
            Celah tepi terdapat pada lidah gletser. Oleh karena gletser itu lebih cepat bergerak dibagian tengah daripada ditepi maka pada permulaannyaakan terbentuk celah-celahpada tepi gletser yang biasanya miring secara diagonal ke arah hulu.
            Celah lintang terjadi ditempat-tempat dimana pada dasar gletser terdapat relief, atau dasar gletser tak teratur. Ketegangan tarik yang membujur menyebabkan terjadinya celah lintang. Celah lintang biasanya terjadi ditempat es terjun atau es katarak.
            Celah busur terjadi bisanya diujung gletser.ditempat-tempat es yang datang dari lembah sempit tiba di lembah yang lebardan kemudian menyebar. Celah busur terjadi karena tarikan kearah tepi.  Darap tepi terdapat pada bagaian atas dari suatu gletser didaerah perbatasan antara pegunungan dan lekuk fin. Dari lekuk firn semua nya tertekan pada lidah gletser, jadi gerak berpusat pada garis tengah lapangan firn. Terjadilah perbedaan gerak antara es dilereng pegunungan dan daerah firn, sehingga terjadi celah besar pada sisi belakang lekuk firn. Selama musim dingin darap tepi diisi oleh salju. Dimusim semi ada bagian yang telah meleleh, tapi ada tempat yang dapat digunakan sebagai jembatan. Dimusim panas darap tepi ini selalu terbuka.

Puing gletser atau morena
            Semua puing yang diangkut oleh gletser atau yang diendapkan oleh gletser disebut morena.  Beberapa jenis morena diantaranya morena pinggir, tengah, dalam, dasar, dan morena ujung.  Morena pinggir dibentuk karena puing yang berasal dari dinding lembah. Pada waktu matahari bersinar maka es akan mencair dan dengan demikian berjatuhlah batu sehingga merupakan hujan batu dipinggir suatu gletser.  Morena tengah dibentuk ditempat pertemuan dua gletser. Dua morena pinggir dengan demikian membentuk morena tengah. Morena dalam terdapat dalam bentuk lapisan puing melintang didalam gletser dan biasanya terdapat pada es terjun. Morena dasar sebagian terdapat dalam lekuk firn. Di dalam es firn terdapat batuan-batauan. Bahan-bahan puing ini kemudian diangkut oleh gletser.disebabkan karena gesekan dasar gletser maka akan terjadi semacam tepung yang mengasah dan melicinkan dasar gletser.  Morena ujung di bentuk jika gletser itu dalam waktu yang agak lama tetap (konstan), artinya tidak mundur atau maju. Bentuk morena dasar yang khusus adalah osar, kame, dan drumlin.  Osar ialah pengendapan air caiaran yang berbentuk punggung sempit dan lebar. Keme merupakan datartinggi. Drumlin adalah bukit kecil yang berbentuk bundar panjang, sebagian besar terdiri darimorena dasar.
Erosi glasial
            Pengerjaan pengikisan gletser disebut erosi glasial. Erosi glasial inidisebabkan antara lain oleh batuan yang terselipdalam es. Batauan ini bekerja mengikis dasar gletser dan terbentuklah apa yang disebut garis-garas gletser. Pengikisan erosi dalam skala yang lebih besar masih disangsikan oleh banyak ahli-ahli. Ahli glasiologi yang menganggap bahwa erosi glasial dalam skala besar adalah penting berpendapat bahwa danau-danau besar dipegunungan Alpina Swiss terjadi karena pengikisan material oleh gletser. Menurut ahli lembah-lembah yang dibentuk oleh gletser tidak brbentuk V akan tetapi berbentuk U.
BAB 19
GAYA  ANGIN
Di daerah arid angin merupakan suatu gaya yang penting sebagai faktor yang merusak dan membangun. Bahan yang telah lapuk di gurun misalnya akibat insolasi atau pelapukan lain dihembus oleh sehingga bagian – bagian itu terangkat dan diterbangkan, kemudian jika kekuatan angin tekah berkurang bahan – bahan lepas itu diendapkan pada tempat – tempat tertentu.
Angin dinamai menurut arah datangnya , kecepatannya dihtung dalam meter tiap detik (m/detik ) atau dalam tiap km/ jam .
Pengikisan oleh angin
Sebagaimana telah dibicarakan diatas angin itu dapat menghembus bahan – bahan itu ketempat lai. Pengikisan yang disebabkan oleh penghembusan angin disebut deflasi. Di gurun Mesir atau Arabia misalnya terdapat lembah – lembah dalam yang tak berair yang disebut wadi. Wadi ini menurut para ahli mula – mula dibentuk oleh erosi fluvial yang menghasilkan celah – celah besar dalam gurun.Perkembangan wadi selanjutnya disebabkan oleh deflasi yakni angin mengehembus dengan kuatnya melalui celah – celah itu dan mengangkat bahan – bahan yang lepas sehingga terjadilah lembah – lembah yang dalam.
Di gurun Sahara pasir dari gurun batu yang tak bervegetasi dan dari gurun kerikil oleh angin diangkut kegurun pasir ( areg ).Selain dari deflasi pengikisan di gurun itu dilakukan pula oleh gejala lain yaitu korasi ialah pengerjaan angin yang mengandung pasir sehingga mengasah dan mengikis lebih kuat. Karena korasi itu terjadilah bentuk – bentuk aneh dalam gurun misalnya :
a.       Batu djamur terjadi karena korasi dekat tanah lebih kuat berlaku sebab butir – butir pasir idekat tanh lebih besar dari pada dibagian atas.
b.      Nurmulit terjadi karena korasi mengasah bagian – bagian yang lunak dari batuan dan kurang pengaruhnya terhadap bagian – bagian yang keras.
c.       Batu angin yang bidang dasarnya mempunyai bentuk yang dibatasi oleh 3 bidang atu lebih sehingga membentuk piramida juga merupakan hasil dari korasi. Bentuk yaang berlainan dari batu angin tidak disebabkan oleh arah angin yang berlainan tetapi oleh bentuk asal dari batu – batu itu sebelum mengalami korasi.
Pengendapan oleh angin
Angin yang mengangkut pasir dan bahan – bahan lepas lainnya pada suatu waktu akan berkurang kecepatannya sehingga gaya angkutnya berkurang dan muatannya diendapkan . Maka dimana tempat pasir itu diendapkan terdapatlah penggolongan pasir .
Di sertai faktor – faktor lain misalnya rumput- rumput sebagai penghalang jika pasir itu ditiup oleh angin sehingga bergerak pada permukaaan tempat itu terjadilah pembentukan bukitpasir. Menurut proses terjadinya ada dua macam bukit pasir yaitu bukitpasir yang terbentuk tanpa bantuan tumbuhan dan yang terbentuk dengan bantuan tumbuhan.
Bukitpasir yang terjadi digurun yang tak bertumbuhan merupakan pematang yang sejajar memanjang menurut arah angin . Pematang – pematang pasir itu meruapakan bentuk pelonggokan dan lembah – lembah diantaranya adalah bentuk pengikisan . Bukit pasir semacam ini disebut di sebut bukit pasir bujur. Bukitpasir bujur ini terbentuk di gurun yang mempunyai arah angin yang tetap. Juga bukitpasir sabit yang terdapat di gurun Turkestan dapat terbentuk ditempat – tempat tumbuhan. Bahkan itu terbentuk karena pasir diangkut angin sehingga bergeser pada dasar yang lembab.
Bukitpasir yang terbentuk dengan batuan tumbuhan misalnya sering terjadi dipesisir. Dalam stadium pertama merupakan bukitlidah angin yang meniup melalui tumbuhan kehilangan kekuatannya dan mengendapakan pasir belakang tumbuhan. Pada stadium selanjutnya karena tumbuhan – tumbuhan terdapat sejajar dengan pesisir terjadi pematang bukitlidah yang bersambungan dan terbentuk bukit pasir lintang. Jika pada bukitpasir lintang itu ada tumbuhan yang mati dibeberapa tempat sehingga pada tempat itu angin dapat mengehmbus memindahkan pasir terbentukah bukit pasir parabola, bukitpasir sisir dan bukitpasir garis.
Bukitpasir yang telah tua ditumbuhi tumbuhan yang kuat – kuat. Jika pengerjaan angin yang baru bekerja lagi bukiipasir itu rusak dan tinggalah beberapa longgoka pasir yang tak betaturan yang masih bertahan oleh akar – akar tumbuhan bentuk ini disebut sebagai bentangalam Kupsten.
Bukitpasir kontinen yang sebagaian besar terdapat digurunpasir ( areg ) dapat mencapai ukuran yang besar – besar tinggi bukipasir diareg Igmidi ( Maroko ) misalnya dapat dikirakan sampai 200 m.
Oleh pengerjaan deflasi butir – butir yang terhalus daru gurun diterbangkan oleh angin sampai jauh sekali dari gurun itu. Jika kekuatan angin itu berkurang butir – butir itu diendapkan pleh tanah dan ditahan oleh tumbuhan – tumbuhan. Demikianlah dalam ribuan tahun terbentuklah di daerah tertentu . Tutupan tanah yang tebal itu disebut loss yakni pasir geluhan halus yang mengadung gamping warnanya kekuningan sampai sampai coklat dan diendapkan tidak berlapis . Loss ini diduga berasal dari gurun pasir.Loss semacam  itu terdapat di Tiongkok sekeliling S. Hoang Ho dipropinsi Sharisi, Homan, dan Kansu dengan tebal antara 50 – 100 km yakni endapan eolus yang berasal dari gurun Gobi.
Di Eropa loss terdapat didaerah yang membentang dari S. Wolga ke Perancis utara walaupun tidak setebal di Tiongkok misalnya di daerah Rheiin tebalnya antara 3 – 10 m.
Juga loss di Eropa ini diterangkan bahwa asalnya butir – butir halus itu dari gurun – gurun di Asia juga terbawa oleh angin dan diendapkan di Eropa. Beberapa sebab yang dapat diajukan dalam hal ini ialah :
a.       Loss dimana – mana sama susunannya
b.      Dari timur kebarat tebal loss itu makin berkurang
c.       Loss disebelah barat lebih lapuk daripada loss disebelah timur.
Tentang loss  di Eropa itu ada bermacam – macam pendapat lain, ada sebagian orang yanh menganggap bahwa loss itu terbentuk dari morena dasar dari es darat yang susut. Bagian – bagian halus dari dari morena itu terhembus angin yang kemudian diendapkan di tempat – tempat tertentu. Dalam hal ini diajukan sebabnya ialah bahwa menurut penyelidikan mineralogi dan petrografi susunan loss itu sama denga morena dasar.
Menurut hal diatas jelas bagi kita bahwa loss itu adalah hasil dari deflasi.
BAB 20
ILMU GUNUNG API ( VULKANOLOGI )
Asal gejala gunungapi
Pada beberapa tempat dibumi ini sering terlihat suatu massa yang cair pijar yang telah kita kenal dengan nama magma , keluar mencapai permukaan bumi melalui rekahan dalam kerakbumi atau melalui sebuah pipa sentral yang disebut terusan kepundan dan diatrema.
Magma iti jika sudah keluar biasa disebut lava. Keluarnya lava itu sering disertai ledakan yang memekakan telinga sebagaimana lazimnya pada gunung api di Indonesia akan tetapi sering juga lava itu keluar dengan tenang seperti misalnya terlihat pada gunungapi di Hawai.
Dari manakah asalnya bahan – bahan gunung api itu ?
Bagian atas dari kerakbumi sebagaimana telah kita perbincangkan terdiri dari suatu lapisan yang diberi nama Sial.
Lapisan sial ini sebagian besar terdiri dari persenyawaan silisium dan alumunium dengan berat jenis antara 2,7 dan 2,8 ,lapisan sial itu berbeda tebalnya. Dibawah kontinen tebalnya sampai berpuluh km sedangkan dibawah samudera – samudera lapisan ini sangat tipis seperti di samudera pasifik didaerah sebelah timur rangkaian kepulauan Asia dan benua Australia.
Dibawah samudera – samudera terdapat lapisa yang mempunyai berat jenis lebih besar dari sial yakni kira – kra 3 atau lebih. Lapisan ini sebagian besar terdiri dari persenyawaan Si dan Mg dan disebut lapisan Sima. Lapisan sial ini mempunyai susunan granit dan lapisan sima berkomposisi basalt. Pada lapisan sial inilah terdaat pemekatan magma yang disebut waduk magma atau reservior magma dan merupaka sumber utama dari aktivitas vulkanis.
Perubahan Susunan Magma
Dari penyelidikan bahan atau batuan yang dihasilkan oleh gunung api sering ternyata bahwa gunungapi yang berbeda menghasilka lava yang berlainan dari gunung api etna. Di Indonesiapun gejala yang demikian nampak . Hasil erupsi yang terdapat di daerah sekitar danau Toba menunjukkan susunan kimia yang masam sedangkan sebagian besar dari gunungapi yang kini sedang bekerja di Sumatera menghasilkan batuan – batuan yang lebih basa yakni batuan yang kurang mengandung SiO2 . Hasil ledakan gunungapi Stromboli dan vulcano meskipun keduanya terletak dipulau Lipari, sangat berbeda. Stromboli menghasilkan basalt sedangkan vulcano diwaktu yang lalu menghasilkan batuan riolit.
Disamping itu sebuah gunungapian pun dapat menghasilkan bermacam – macam batuan selama masa perkembangannya misalnya saja gunungapi Tanggamus di Sumnatera Selatan dan Krakatau di selat Sunda.
Apakah yang menyebabkan perubahan komposisi dari magma yang dikeluakan itu ? Sebagian ahli – ahli geologi berpendapat bahwa asal mula nya magma yang megisi reservoir yang terdapat dibawah tiap – tiap gunungapi itu mempunyai  komposisi yang uniform , tetapi oleh perubahan – perubahan intern magma ini mengalami perubahan dalam susunannya . Proses sedemikian yang mengubah magma dengan komposisi homogen semula hingga susunannya menjadi lain disebut diferensiasi magma.
Temperatur Lava
Didanau lava Kilauea Hawaii Jagger mengadakan penyelidikan temperatur dari danau tersebut dan ternyata bahwa temperatur disini adalah kira – kira 1200º C. Di gunungapi Vesuvius Italia, Malladra mendapat angka 1120ºc dari pengukurannya beberapa meter dari titik pengeluaran lava. Menurut Brunn temperatur pembekuan lava adaah kira – kira 1100ºc.Bagian dalam dari lava dapat tetap tinggal panas sampai berpuluh – puluh tahun lamanya meskipun bagian luar telah membeku.
Hasil atau bahan gunungapi
Bahan – bahan yang melalui celah – celah kepundan dalam bumi dan mencapai permukaan bumi adalah lelehan yang cair pijarnya yang disebut lava, dan juga bahan – bahan lepas dari bom, lapilit, pasir gunungapi, debu gunungapi dsbnya. Bahan – bahan yang dihasilkan ini membentuk monumen atau bangunan seperti kerucut gunungapi basalt datartinggi dst.
Erupsi linier
Lava itu mencapai permukaan bumi tidak selalu melalui suatu pipa kepundan sentral akan tetapi sering keluar melaui celah – celah dan rekahan bumi. Erupsi demikian dikenal dengan nama erupsi linier atau erupsi belahan . Pada umunya hasil yang dikeluarkan sebagian tebesar terdiri  dari lava  yang cair. Lava dari tipe gunungapi ini biasanya bersusun basalat dan membentuk apa yang disebut balast datartinggi .
Erupsi Sentral
Jikalau lava itu keluar dari terusan kepundan maka gejala ini disebut sebagai eruspi sentral.Bentuk efusif yang terkenal terdapat di Hawaii . Gunung api semacam ini semata – mata hanya menghasilkan lava, dan melihat bentuknya disebut aspit atau gunungapi perisai. Tipe lava dari gunungapi perisai dan gunungapi berbentuk meja selalu sama dan kepundan dari aspit ini selalu terbuka. Kawah kadang – kadang menyerupai sebuah danau lava mendidih seperti danau lava mendidih seperti danau lava Halemauamau di Hawaii.
Erupsi eksplosfi mengahasilkan sebgaian besar bahan – bahan lepas dan disebut juga gunungapi debu. Lubang kepundan berbentuk corot. Lubang eksplosif ini disebut maar.dan contoh di Indonesia ialah maar yang terdapat di lereng pegunungan Lamongan.
Erupsi semi – vulkanik atau eruspi freatik
Sering terjadi erupsi dimana tak ada bahan baru yang dihasilkan .Pada erupsi semacam ini air tanah dirobah menjadi uap. Eruspi uap ini disebut semi vulkanik atau erupsi freatik.
Klarifikasi dari eruspi sentral
Kekuatan peledakan sebuah gunungapi pertama tergantung dari kekuatan gas. Kekuatan gas ini umumnya adalah fungsi dari dalamnya waduk magma karena tekanan lawan dari kerakbumi pada dapur magma tergantung dari jarak antara dapur magma itu dengan permukaan bumi. Nama penelitian jenis – jenis ini berasal dari gunungapi tertentu akan tetapi gunung tersebut mingkin juga mempunyai tipe peledakan yang berlainan
a.       Tipe Hawaii bercirikan lava yang cair tipis . Contoh dari jenis demikian kita lihat pada gunung – gunung api perisai seperti Kilauea dan Maunaloa.
b.      Tipe Stromboli sangat berkaraterstik untuk gung api Stromboli akan tetapi karateristik untuk gunungapi lainnya pada stadium guungapi itu sedang bertambah aktivitasnya Gunung Vesuvius memperlihatkan jenis erupsi demikian sesudah periode istirahat dan gunung api Raung di Jawapun menunjukkan gejala – gejala demikian.Didalam kawah Stromboli lava yang cair encer biasanya naik sampai tepi kawah. Sesudah itu biasanya terjadi erupsi pendek bagaikan sebuah tembakan. Bersama tembakan itu dikeluarkan debu lapilli dan bom dalam bentuk setenga padat keluar. Tekanan gas pada umumnya rendah dan kegiatan Stromboli yang demikian telah dikenal berabad – abad lamanya.
c.       Tipe vulkano dalam klasifikasi yang dibicarakan disni dibagi dua bagian ialah :
-          Vulkano yang kuat seperti Vesuvius dan Etna
-          Vulkano yang lemah seperti pada gunung Bromo , Raung , dan Semeru.
d.      Tipe merapi bercirikan lava yang cair liat, dan tekanan gas yang agak rendah . Lava yang cair kental dengan lambat dikeluarkan dari pipa kepundan yang cair kental dengan lambat dikeluarkan dari pipa kepundan .
e.       Tipe Pelee bercirikan tekanan gas tinggi sedangkan viskosita sama dengan tipe merapi Studi disini  dilakukan oleh Lacroix secara mendalam sekali. Menurut Lacroix peledakan yang kuat ini disebabkan oleh penembakan gas yang jurusannya mendatar.
f.       Tipe St. Vincent bercirikan lava yang sifatnya juga kental dan tekanan yang sederhana tingginya. Di dalam kawah gunungapi ini terdapat danau dan sewaktu peledekan air ini dimuntahkan keluar.
g.      Tipe perreat atau Plinian bercirikan tekanan gas tinggi dan lava cair . Studi yang pertama dari gunung Vesuvius dilakukan oleh Plinius.Peledakan 1906 dengan jelas telah digambarkan oleh Perret karena dia berada diobservatorium dilereng gunung Vesuvius . Inilah pula sebabnya nama tipe peledakan ini disebut tipe Plinian atau tipe Perret.
Gunungapi  di Indonesia
Jumlah semua gunung api yang aktif ataupun yang tak bekerja ada 400buah , sedangkan yang masih aktif ada 128 buah. Dari 128 buah ini ada 70 buah telah bererupsi dimasa sejara . Dari 70 buah ini sekarang 40 buah terus menerus berada dalam erupsi . Gunungapi di Indonesia dapat dibagi dalam :
1.      Kumpulan Sunda
2.      Kumpulan Banda
3.      Kumpulan Minahasa dan Sangihe
4.      Kumpulan Halmahera
5.      Kumpulan Sulawesi Selatan atau Kompleks Bonthain
Dinas gunung api di Indonesia
Dalam tahun 1920 didirikanlah Dinas Gunungapi Indonesia didalam Jawatan Pertambangan .Peristiwa ini terjadi setahun setelah erupsi gunungapi Kelut yang telah meminta korban banyak itu. Tugas utama dari dinas itu ialah mencari cara –cara yang efektif dalam memberikan petunjuk – petunjuk untuk dapat menghindari atau memperkecil bahaya peledakan gunung api.
Oleh dinas gunungapi dilakukan dalam pembagian tipe dari gunung api di Indonesia yang masih aktif atau yang telah mulai kurang aktivitasnya sbb :
1.      Tipe A, yakni gunungapi yang menujukkan erupsi magma sedari tahun 1600
2.      Tipe B, yakni gunungapi yang berada dalam stadium solfatara
3.      Tipe C, yakni gunungapi yang berada dalam stadium fumarola
KOMPLEKS GUNUNGAPI TANGKUBAN PARAHU
Dataran tinggi Bandung di Jawa Barat terletak diantara dua deretan gunungapi. Hampir seluruh datarn ini ditutupi oleh bahan – bahan vulkanik. Hanya pada dua tempat diketemukan endapan – endapn sedimen yang dibentuk dalam laut . Bagian tengah merupakan gunungapi itu sendiri dan dibagian sebelah selatan kita temukan dataran tinggi. Bandung yang dahulu merupakan sebuah danau besar . Didatarn tinggi Bandung terdapat endapan – endapan danau seperti tanah liat , pasir , dsb.

Pada waktu Miosin ini pesisir utara dan Jawa purba letaknya jauh sebelah selatan dan pesisir sekarang dan terletak kira – kira disekitar Pengalengan. Daerah sebelah utara dari Pengalengan masih merupakan lautan dimana terjadi pembentukan atau pengendapan berbagai macam batuan sedimen.
Didaerah Purawakarta kini endapan tersebut yang sampai beberapa ribu meter tebalnya masih dapat dilihat . Sedimen – sedimen ini terdiri dari tanah liat, batu karang, batu kapur, tufa dsbnya. Disekitar Bandung endapan hanya terlihat pada beberapa tempat saja, karena selain ditutup oleh bahan – bahan vulkanik yang kemudian terhentuk. Umur dari endapan ini ditetapkan berdasarkan binatang – binatang purba yang dahulu pernah mendiami laut.
Periode atau jaman yang tenang ini disusul oleh periode yang revolusioner dalam periode ini dalam bumi terjadi gerak – gerak yang memeras dan mengangkat batuan – batuan yang dibentuk tadi menjadi pengunungan yang memantul dari atas permukaan laut.Periode ini adalah pembentukan pegunungan.
Pesisir utara Jawa purba yang tadinya terletak sebelah selatam mulai berpindah keutara dengan lain kata sebagain daratan ditambahkan pada Jawa purba itu. Bagian selatan dari daerah Pengalengan diangkat. Selain dari periode pembentukan pegunungan bekerja pula kekuatan – kekuatan lain didala bumi, ialah kekuatan vulkanikyang sisanya kini merupakan puncak – puncak tajam disekitar Cimahi.
Demikian dengan singkat sejarah pra- kwarter dataran tinggi Bandung dan kini kita melangkah ke jaman paling muda dari sejarah bumi ialah jaman Kwarter, dalam jaman ini terjadi pembentukan daratan tinggi Bandung sebagaimana kita kenal sekarang. Sejarah daerah gunungapi ini dapat kita bagi dalam dua periode ialah : Jaman Kwarter Tua dan Jaman Kwater Muda.
Kira – kira pada permulaan jaman Kwarter Tua aktivitas vulkanik berpindah kesebelah utara ketempat Gunung TangkubaN Parahu itu kini terdapat pada jaman itu G. Tangkuban Parahu belum lahir akan tetapi yang ada ialah induk gunungapi yaitu gunungapi Sunda.

Tinggi gunung merapi berbeda – beda tergantung dari pertumbuhan dan penghancuran sumberlava dipucaknya. Dalam tahun 1925 tingginya mencapai 2970,5 m sedangkan dalam tahun 1911 tinggi hingga 2963 m.
Penyelidikan dari gunungapi Merapi ini menujukkan tiga faktor yang dapat menimbulkan bencana yaitu :
-          Awan pijar yang disebabkan oleh pengehembusan dari sumbat lava dan disebabkan oleh penambahan gas baru dari pipi kepundan
-          Ladu ialah banjir batu dan pasir pijar yang disebabkan oleh pengancuran sumbatlava.
-          Lahar dingin atau banjir geluh dingin . Ini biasanya terjadi selama atau sesudah peledakan gunungapi dan disebabkan oleh hujan lebat.

Gunungapi Krakatau
Gunung ini terletak diselat Sunda menduduki tempat yang istimewa dalam sejarah gunungapi karena pembentukan kaldera dalam waktu historis pada peledakan tahun 1883.
Sejarah Krakatau dimulai dengan sebuah gunungapi besar yang disebut juga Krakatau Purba. Gunungapi ini yang berbentuk kerucut mempunyai titik eruspi disentrumnya. Sesudah itu terjadilah peledakan yang keras sekali satu sifat dari gunungapi ini.Peledakan gunungapi Krakatau yang hebat didahului oleh masa istirahat yang berabad – abad lamanya,untuk mengumpulkan energi baru. Baru 69 tahun yang lewat Krakatau meledak dengan kuat sehingga kita dapat menarik kesimpulan bahwa belum mungkin gunungapi ini akan meledak dengan hebat seperti tahun 1883 silam.
Gunungapi Kelut
Tinggi 1713 m dari gunungapi Kelut ini memang tak seberapa jikalau dibandingan dengan gunungapi lain . Dalm waktu sejarah sering yetjadi peledakan yang mengakibatkan kerusakan desa – desa serta hilangnya jiwa penduduknya sekelilingnya. Gunungapi Kelut ini termasuk tipe St. Vincent yaitu memiliki lava yag kental dengan tekanan yang tinggi.
Morfologi gunungapi Kelut tidak teratur terdapat pundak – pundak tajam dan lembah yang curam. Karena erosi yang kuat maka hanya material yang keras yang tinggal pada umumnya batuan andesit . Batuan andesit ini terdapat dipuncak Kelut dan G. Sumbing, Jalan lumpur yang sangat berbahaya ialah lahar badak terjadi pada tahun 1848 dan menyerupai jalan air yang keluar dari danau kawah.
Kaldera dan lekuk vulkano – tektonik
Dalam membicarakan gunungapi di Indonesia adanya kaldera antaranya kaldera dari gunung Tengger yang terletak didaratan dan kaldera di gunungapi Krakatau yang terletak di lautan. Gejala kaldera ini telah pula kita kenal sebagai suatu gejala yang menghalangi terjadinya gunungapi yang berbentuk kerucut. Sebagain besar dari kaldera ini dibentuk pada jaman geologi silam, akan tetapi kita kenal pula kaldera yang dibentuk pada jaman historis ialah pada waktu manusia telah ada misalnya kaldera Krakatau pada tahun 1883 dan kaldera dari tambora di Sumbawa yang mungkin terbentuk pada tahun 1815.
Menurut Van Bemmelen lekuk vulkano tektonik yang berkuran besar terdapat si Sumatera .Lekuk vulkano – tektonik yang berkuran besar terdapat di Sumtera , lekuk vulkano – tektonik ini terdapat sepanjang sistem patahan yang dikenal dengan nama patahan Semangko. Sebagai contoh dikemukakannya danau ranau di Sumatera Selatan dan danau Toba di Sumatera Utara.
Lekuk Ranau ini berbentuk segi empat dengan volume kira – kira 150 km3 dan terletak diatas kulminasi dari deretan pegunungan Bikit Barisan . Sebelum erupsi besar dari gunungapi Ranau maka daerah ini telah merupakan suatu graben dan agak sukar untuk menetapkan bagian mana yang roboh karena pembentukan kaldera disini.
Lekuk Toba juga dikenal dibagian atas dari kulminasi Bukit Barisan , panjang lekuk Toba ini kira – kira 100 km, lebarnya mencapai 31 km dan dibagian utara dalamnya mencapai 1000 m. Hasil – hasil dari dari danau Toba ini adalah tufa dengan susunan dasito riolit dan menutupi daerah seluas antara 20.000- 30.000 km2.Bahan dari danau Toba ini telah ditemukan di Malaya jadi pada jarak 300 – 400 km dari titik erupsi. Seluruh voluma dari tufa masam ini dapat ditaksir kira – kira 2000 km3,yang berarti 100 X lebih banyak dari jumlah yang dihembuskan keluar selama peledakan besar di gunungapi Krakatau.
Evolusi dan penyebaran dari vulkanisme
Gunungapi serta pluton pada umumnya mempunyai penyebaran yang teratur, akan tetapi hanya terbatas pada beberapa daerah saja evolusi gunungapi dan pluton – pluton itu sangat rapat hubungannya dengan evolusi dari kerakbumi ditempat itu.
Kumpulan – kumpulan btuan vulkanik yang dibentuk dalam kerakbumi pada periode tertentu dan ditempat – tempat yang tertentu pula menujukkan persamaan kimia dan persamaan mineralogi. Kumpulan batuan demikian diberi nama deretan con – sanguin atau suite batuan beku. Daerah dimana ditemukan batuan beku yang menunjukkan persamaan diatas disebut propinsi petrografi.
Batuan beku yang tergolong propinsi Pasifik adalah batuan kapur alkali misalnya andesit , basalt, riolit, dsb. Dan di Indonesia merupakan hasil – hasil gunungapi yang kini masih aktif.
Batuan beku yang tergolong propinsi Mediteran adalah batuan yang kaya akan kalium dan mengandung mineral pengganti felspar umpamanya leusit dan nefelin .
Batuan beku yang tergolong propinsi Atlantik adalah batuan yang kaya akan natrium dan ditemukan pada gunungapi yang telah padam dikenal dipulau Christmas sebelah selatan pulau Jawa.
Sebagian besar dari gunungapi telah menjalani proses perkembangan yang sangat lama . Perubahan serta perpindahan pipa – pipa kepundan perubahan susunan bahan – bahan yang dikeluarkan adalah suatu kejadian yang sering terjadi sepanjang sejarah peledakan , lamanya aktifitas dan masa istirahat serta banyaknya bahan bahan yang dikeluarkan juga sangat berbeda – beda selama rentetan perioda akitivitas gunungapi itu.
Banyak gunungapi yang timbul dari dasar samudera misalnya gunung api di Hawaii . Hal ini terbukti dari penyelidikan batuan – batuan vulkanik dari Maunaloa disini tidak terdapat batuan asing atau xelonit.
Juga dimasa geologi yang silam terdapat aktivitas gunungapi yang  tidaks sedikit . Sisa gunungapi jaman Tersie yang kini tak bekerja lagi dalam jumlah yan banyak disekitar Purwakarta dalam bentik tiang vulkanik. Di Sumtera Tengah dan di Timor juga ditemukan bahan vulkanik bersama sedimen yang berumur perm dan karbon.
BAB 21
ILMU GEMPA BUMI (SESMOLOGI)
Gempa bumi yang besar
1 menit 28 detik sebelum jam 12 tengah hari tgl 1 september 1933 gelombang gempa bumi yang datang nya dari teluk Sagami, 70mil sebelah timur dari kota Tokyo, mengarungi lautan. Menuju ibukota. Gelombang-gelombang gempa bumi yang maha hebat membuat rumah-rumah hancur luluh, pipa-pipa gas dan air putus, dan juga kebakaran dimana-mana. Dalam waku 30 api menjilat 136 tempat di Tokyo. Kebakaran meningkat terus dan angka 64% ini meningkat sampai 71% atau 366.262 buah rumah terbakar. Sebanyak 35.000 jiwa dan ditambah dengan yang hilang, anka ini meningkat sampai 59.065 jiwa. Sebelum matahari terbenam lebih dari setengah penduduk kota Tokyo yang berjumlah 2,25 juta itu kehilangan sanak saudara nya dan juga harta benda nya.
Di Jokohama getaran-getaran yang hebat terasa lebih kuat dibanding Tokyo karena bandar ini terletak hanya 40mil dari episentrum. Tanda-tanda dari gempa bumi inisangat dahsyat: mula-mula terdengar deru dibawah tanah, sangat perlahan-lahan, lambat laun jadi lebih keras dan makin lama makin hebat. Sesudah itu datanglah goncangan yang pertama. Debu yang tebal menyelimuti kota Jokohama, rumah-rumah dan gedung terpelanting. Seorang kapten kapal dari Conadian Liner yang kebetulan berabuh menulis: “seluruh kota Jokohama merupakan permukaan air laut waktu topan. Rumah-rumah seakan perahu yang dipermainkan ombak. Sesudah itu asap hitam mengepul diatas kota menggelapkan pemandangan mata.
Pada tahun 1775 penduduk Lisboa, ibu kota Porugal kehilangan 32.000 jiwa disebabkan gempa bumi.  India juga rupa nya tidak mau tinggalan, tepat nya di kota Quetta yang terletak di kaki gunung Himalaya yang memakan korban sebanyak 26.000 jiwa. Di Indonesia pusat gempa bumi terletak di lautan, sehingga korban yang disebabkan oleh kekuatan alam ini tak begitu hebat jika dibandingkan di Jepang.

2.1  Dasar-dasar dan beberapa istilah Seismologi
Sentakan gempa bumi yang datang nya dari tempat-tempat dalam bumi merambat ke berbagai-bagai lapisan bumi. Alat-alat yang disebut Seismograf begitu halusnya sehingga kadang-kadang kalu gempa itu cukup kuat dapat dicatat BMKG yang tersebar di seluruh dunia. Gerak  gelombang  ini berjalan mengelilingi dan menembus bumi. Dari ketentuan-ketentuan yang kita dapat  baca pada seismograf telah dapat ditetapkan bahwa struktur dari bumi ini  berlapis-lapis seperti bentuk sisik.
Kekuatan gempa bumi yang sebenarnya tergantung dari berbagai –bagai faktor seperti kuatnya bangunan-bangunan, sifat dan tanah tempat bangunan didirikan. Struktur dari daerah tempat gempa bumi itu terjadi adalah salah satu faktor penting sekali dalam menetapkan kuatnya gempa bumi.
Kulit bumi terdiri dari blok-blok batuan yang bentuk nya tak tentu. Blok-blok batuan ini terdir dari massa yang sangat besar ukuran-ukuran nya, sampai beratus ribu mil. Benda yang seakan-akan kompak ini satu sama lain dipisahkan oleh celah-celah dan retak-retak, ialah berlahan-lahan dalam batuan bumi yang padat. Gempa bumi disebabkan oleh pelepasan kekuatan-kekuatan yang beada di dalam bumi. Disini energi potensial di robah menjadi energi gerak.
Daerah gempa bumi adalah bagian dari kerak bumi diman getaran-getaran itu dirasakan tanpa alat-alat. Daerah registrasi adalah bagian dari permukaan kerak bumi dimana getaran itu dapat dicatat dengan episentrum. Daerah registras ini dapat meliputi seluruh permukaan bumi.

Gejala lapangan sebagai akibat gempa bumi
Selama gempa bumi, biasanya tejadi perubahan-perubahan yang tetap pada lapisan tanah. Pada umumnya pergeseran-pergeseran dan sesaran-sesaran itu berlaku dalam bumi, tetapi efek nya akan nampak juga di atas permukaan bumi. Pergeseran-pergeseran ini sering juga nampek di atas permukaan bumi, berbentuk mendatar, vertikal. Di Indonesia sebagian besar episentrum gempa bumi terleak di dasar laut. Gelombang gempa bumi ini merambat melalui air dan disebabkan tekanan-tekanan ini mak sering kita lihat ikan-ikan ya mati.

Pembagian gempa bumi dalam jenis-jenis
Pembagian gempa bumi dalam jenis-jenis tertentu tergantung dari dasar apa yang kita pakai. Berdasarkan sebab-akibat  gempa bumi



TABEL XXI
SKALA  MERCALLI-CANCANI DAN SKALA OMORI
MERCALLI-CANCANI
OMORI
II + III
IV
V
VI
VII + VIII
IX + X
XI + XII
I
II
III
IV
V
VI
VII

Dengan skala kekuatan diatas maka kita dapat membeuat peta isoseist. Jang dimaksud isoseist adalah garis jang menghubungkan tempat disuatu daerah jang intensitasnja sama. Pleistoseist adalah garis jang melingkari daerah daerah gempa bumi jang terbesar, djadi berdekatan dengan episentrum. Pleistoseist adalah isoseist jang pertama dan daerah didalam pleistoseist disebut daerah episentral
TABEL XXII
SKALA KEKUATAN GEMPABUMI MUTLAK DARI OMORI
DERADJAT
KOEFESIEN TANAH DASAR
I
IV
V
VIII
X
XII
0.25 cm/detik
5 – 10 cm/detik
10 – 25 cm/detik
25 – 50 cm/detik
200 – 500 cm/detik
>500 cm/detik

TABEL XXIII
HUBUNGAN ANTARA TANAH DASAR DAN KOEFESIEN BAWAH TANAH
TANAH DASAR
KOEFESIEN TANAH DASAR
KRISTALIN
BATU PASIR
PASIR
TANAH YANG DITIMBUN (MADELAND)
RAWA-RAWA KECIL
1.0
1.0-2,4
2,4-4,4
4,4-11,6
12.0

Sebagaimana djuga telah diuraikan, struktur geologipun mempunjai peranan penting dalam penentuan skala kekuatan. Bangunan-bangunan yang letaknya dekat daerah patahan akan mengalami kerusakan-kerusakan lebih cepat daripada rumah-rumah jang jauh letaknya.

Alat pencatat gempabumi atau seismograf
Studi secara ilmiah dari alat pencatat gempabumi atau seismograf dimulai pada tahun 1990. Alat-alat ini jang menggambarkan kekuatan dan djurusan gempabumi (seismoskop). Seismoskop pertama berasal dari Tiongkok pada tahun 130 ditemukan oleh Cheang Heng. Alat ini terdiri dari kepala ular naga dengan bola dimulutnja. Ular naga ini ditempatkan pada keempat djurusan angin. Djikalau djurusan gelombang itu arah timur-barat maka bola jang berada dalam mulut uar naga sebelah barat  jang  jatuh. Bola ini kemudian akan djatuh dimulut katak jang ditempatkan dibawah ular naga tsb. Seismoskop semacam ini juga dikenal di Eropa abad 18. Alat ini adalah sebuah bak jang diberi beberapa terusan menurut djurusan angin tertentu. Bak ini berisi air raksa. Terusan-terusan tadi berada diatas permukaan air raksa. Djikalau terjadi gempabumi arah timur-barat misalnya, air raksa akan keluar melalui terusan sebelah barat. Banyaknya air raksa yang keluar manggambarkan kekuatan gempabumi.
Alat tulis yang akan mencatat getaran bumi, seharusnya terletak pada benda yang dalam keadaan diam, meskipun tanah disekelilingnya bergerak. Benda ideal itu disebut massa stationer. Pada seismograf massa demikian ditentukan oleh sebuan bandul. Rumusnya   , dimana T adalah perioda dan I adalah panjangnyaa bandul .
Pada bandul yang panjang, getaran bumi tidak akan mempengaruhi gerak bandul itu. Akan tetapi dikalau perioda getaran bumi sama dengan perioda bandul, maka bandul itu akan melakukan gerakan tersendiri disebabkan oleh gejala resonansi. Kesukaran yang digambarkan dapat dipecahkan dengan pemasangan yang disebut bandul horizontal. Prinsip ini disebut prinsip Van den Bosch dengan rumus :  

2.2  Registrasi mekanik, registrasi fotografi, registrasi galvanometer
Pada registrasi mekanik dipakai kertas arang, dan pada umumnya registrasi ini tidak begitu baik. Tekanan pada jarum pada kertas arang itu harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak akan merusak kertas. Pada registrasi optik dipasang sistem lensa pada seismograf. Cahaya kemudian dikonsentrasikan pada kertas yang peka cahaya. Berkas cahaya ini diatur dengan pertolongan kaca. Keuntungan pada registrasi ini tidak ada gesekan, sebagaimana registrasi mekanik.
Registrasi galvanometer pembesaran catatan dapat dilakukan tanpa batas, dan keuntungannya ialah tidak terdapat persentuhan mekanik. Registrasi ini dilakukan pada suatu lapangan magnit yang tetap. Suatu kumparan kawat berhubungan dengan massa stationer. Karena penyimpangan sedikit saja maka akan terjadi arus induksi yang dialirkan dengan pertolongan galvanometer dan dicatat secara optik. Lain dari pada perbaikan registrasi telah dipikirkan juga cara penambakan untuk mengelimir bandul. Ini ditemukan oleh Wiechert pada tahun 1898. Kita kenal beberapa cara penambakan dengan zat cair dan penambakan elektromagnetik.  Pada penambakan hawa dipasang suatu alat penghisap (silinder), dengan lempeng yang kecil pada bandul. Karena gerak-gerak yang terjadi selama gempabumi, maka hawa ditekan, dan tekanan yang terjadi terjadi mendorong kembali penghisap (bandul) yang sedang bergerak tadi. Dengan jalan demikian gerak bandul dapat direduksikan. Pada penambakan zat cair, pada bandul dipasangkan suatu lempeng  yang terletak pada zat cair yang berat misalnya minjak. Gerak lempeng atau gerak bandul dengan jalan demikian dapat direduksikan. Pada penambakan elektromagnetik maka bandul itu dihubungkan dengan suatu lempeng tembaga yang terletak diantara pola magnet ladam. Jikalau terjadi gerak, maka akan terbentuklah arus foucault yang bekerja menahan gerak bandul tadi.
TABEL XXIV PENYEBARAN STASIUN GEMPABUMI
Negara
jumlah stasiun
Jerman
Inggris, Irlandia
Italia
Perancis
Belanda, Belgia, Swiss
Jepang
Spanyol, Portugal
Jugoslavia
20
20
40
10
10
100
15
10

Daftar dibawah ini menunjukkan tempat stasiun dan jarak yang sesuai untuk pencatatan.

TABEL XXV
JARAK
TERHADAP EROPA
TERHADAP BAGIAN AS TIMUR LAUT
TERHADAP JEPANG
8000 – 12000 KM
KALIFORNIA
AMERIKA TENGAH
DJAWA – NUSA TENGGARA
PILIPINA
DJEPANG
ASIA TENGAH
AMERIKA SELATAN
SELANDIA BARU
AFRIKA TIMUR
EROPA SELATAN
KALIFORNIA
MEKSIKO
15000 – 18000 KM
SELANDIA BARU
DJAWA – NUSA TENGGARA
AMERIKA SELATAN

Omori adalah ahli seismologi djepang telah dapat menetapkan bahwa pelopor pertama merupakan gelombang jang berperioda ketjil (1 – 10 detik) dan beraplituda ketjil, pelopor kedua pada umumnja berperioda lebih besar ( 10 detik atau lebih) dan beramplituda jang lebih besar.
Rumus laska :
Δ = ( S – P ) – 1
Dimana Δ adalah jarak episentral dalam megameter ( 1 megameter = 100km ), ( S – P ) adalah perbedan waktu tibanya gelombang pertama dan kedua dalam menit .
Pada jarak episentral 100 derajat 145 derajat biasanya terdapat banyak sekali gelombang yang dipantulkan ialah gelombang PP. Sebagaimana telah dijelaskan diatas daerah antara 150 derajat – 145 derajat adalah daerah vacum untuk gelombang P. Daerah ini disebut zone bayangan. Ada dua cara untuk melakukan penyelidikan seismik terpakai ini, ialah dengan cara pembiasan (cara refleksi) dan cara pemantulan (cara refleksi). Seismograf A1, A 2, A 3, A 4 di pasang sebelah menyebelah dari titik eksposisi. Dengan pertolongan bayangan virtail S’ dari sentakan yang di pantulkan dengan gampang dapat dihitung.
Berdasatkan jarak SP, kecepatan perambatan V, dan waktu tp maka dalam dan kemiringan bidang diskontinu dengan rumus sbb:
tg α =  =
Sin α  =  =
Sudut  adalah kemiringan pada jurusan deretan seismograf-seismograf. Sedangkan sudut yang sebenarnya dapat dihitung dengan pertolongan satu atau dua penampang pada jurusan yang berbeda melalui titik eksplosi yang sama.

Gejala seismik di Indonesia
Kepulauan Indonesia merupakan daerah seismik yang penting karena 1/10 dari jumlah gempa bumi terjadi di daerah ini. Daerah-daerah seismik di Indonesia adalah lautan Kalimantan Timur dan sebelah selatan pulau Jawa, selat sunda, laut sekeliling Sulawesi, lereng utara pegunungan Irian Barat dan sekeliling laut Banda. Episentrum didaratan terletak sepanjang patahan Semangko di Bukit Barisan Sumatra (misalnya saja gempabumi Tapanuli 1892, Kerintji 1909. Daratan tinggi Padang 1926, Liwa 1933).
TABEL XXVII
GEMPABUMI BESAR DI INDONESIA
Gempabumi
Waktu
Sangihe
Bali
Kalimantan Timurlaut
Selat Sagewin
Dataran tinggi Padang
Minahasa
Liwa (Sumatra Selatan)
1913
1917
1923
1923
1926
1932
1933

Pengamatan-pengamatan stasiun-stasiun gempabumi diluar negeri sangat penting untuk Indonesia dan sebaliknya. Indonesia adalah anggota Uni Internasional Geodesi dan Geofisika dimana ilmu seismologi itu termasuk.

Gempabumi dan struktur kerakbumi Indonesia
Bentuk kerak bumi dari dekat berdasarkan penyelidikan kecepatan merambat gelombang-gelombang gempabumi longitudinal, sebagaimana telah dilakukan oleh Gutenberg. Dalam kerak bumi kristalin yang bersifat granit, kecepatan gelombang longitudinal bertambah dari 6km/detik dibagian atas menjadi 6,75 km/detik dari permukaan bumi. Pada dalam 15 km, kecepatan ini berkurang sampai mencapai minimum 5,5 km detik pada jarak antarab 20 dan 25 km. Pembagian kerakbumi menurut gambar Gutenberg adalah lebih mendetail daripada pembagian Holmes yang sederhana yang telah kita pelajari dulu. Pada pembagian Gutenberg ini kita lihat adanya sekurang-kurangnya 3 lapisan utama, ialah kerak hablur dengan susunan granit, suatu lapisan intermedier bersusunan basalt dan lapisan hablur yang bersusunan ultrabasa, ialah peridotit.  Gempabumi dangkal terjadi pada lapisan-lapisan bumi diatas bidang diskontinu Mohorovicic. Gempabumi intermedier mungkin berpangkal didaerah peralihan antara zone hablur ultra-basa dan substratum amorf. Sedangkan gempabumi dalam terdapat didalam substratum ini. Gempabumi dangkal terdapat disebelah tenggara Hokkaido, sekitar samudera Pasifik, gempabumi intermedier letaknya lebih kedalam ialah dipulau Hokaido, sedangkan gempabumi dalam terletak lebih kearah benua Asia.

Penyebaran geografi episentrum-episentrum gempabumi
Taksiran-taksiran kasar dari Sieberg menyatakan bahwa jumlah gempabumi kuat ataupun yang lemah diseluruh dunia adalah kira-kira 9000, yang berarti rata-rata 1 gempa adalah 1 jam. Dari jumlah ini maka 5000 adalah gempabumi makroseismik. Seperempat abad lamanya Montessus de Balore mengumpulkan berita-berita gempabumi dari seluruh dunia. Ketentuan-ketentuan makroseismik ini seluruhnya berjumlah 17000 buah.
Kesimpulan utama dari penyelidikan Montessus de Balore ialah bahwa kita dpat membedakan daerah yang kaya akan gempabumi dan daerah yang tak ada atau kurang gempabumi. Menurut Montessus de Balore maka daerahj-daerah dengan jumlah 100 getaran makroseismik tiap tahun. Daerah-daerah samudera pada umumnya bukan merupakan daerah seismic,terkecuali samudera Atlantik. Hiposentrum-hiposentum disin terletak sebagian besar pada  punggung dalam samudera Atlantik.
Dalam memperhatikan penyebaran geografi daerah-daerah gempabumi akan terlihat oleh kita bahwa sebagaimana juga dalam penyebaran gunung-gunung apin kita lihat dua zone yang aktif ialah zone Sirkum Pasifik dan zone Mediteran. Kedua daerah yang labil ini mempunyai tempat pertemuannya di Indonesia, sehingga kepulauan kita ini merupakan daerah yang hyperlabil. Persamaan letak daerah-daerah gempabumi dan gunung api bukan disebabkan karena letusan gunung api itu menyebabkan gempabumi. Struktur kulit bumilah yang menyebabkan kedua gejala ini terdapat dalam zone-zone yang sama.
Di dalam kedua zone ini pun terdapat perbedaan relief terbesar di dunia ialah pegunungan-pegunungan tinggi, yang tak jauh letaknya dari lekuk-lekuk laut dalam, misalnya saja  gunung-gunung salju di Irian (±4000 m), yang berdekatan dengan letak Mindanau (± 10.000 m),dan laut dalam disebelah barat Amerika Selatan yang berdekatan letaknya dengan pegunungan Andes.

BAB 22
Ilmu Geotektonik
Ilmu geotektonik mempelajari struktur-struktur geologi setempat, dalam hubungannya berkaitan dengan struktur regional dan dengan semikian berusaha memberikan sintesa tentang sejarah perkembangan kerak bumi di suatu tempat. Ilmu ini mempelajari tentang struktur besar seperti geosinklin dan geantiklin.
Pengetahuan tentang geotektonik bukan saja mempelajari bentuk kerak bumi tetapi juga mempelajari stratigrafi. Tektonik merupakan gejala asal endogen. Yang terjadi akibat dari gaya endogen ini yaitu terjadinya pengangkatan dan di daerah lain terjadi gerak menurun sehingga menyebabkan daerah tersebut tergenang air laut. Pengangkatan yang dilakukan oleh gaya endogen akan menyebabkan terbentuknya orogen. Proses orogenesis ini membentuk pegunungan berangkai yang pada umumnya terdiri dari struktur lipatan atau patahan.
Pengangkatan jalur kerak bumi sehingga menjadi pegunungan dapat pula berlaku dengan sangat lambat sekali dan meliputi daerah yang sangat luas. Proses ini dikenal dengan sebutan orogenesis. Gerak orogenesis berjalan relatif cepat dari proses epirogenesis. Proses epirogenesis akan membentuk perhubungan kerak bumi yang membentuk kubah. Ketika terjadi erosi maka struktur inipun akan membentuk pegunungan.
Gejala pembentukan pegunungan merupakan suatu gerak lingkaran yang yang silih berganti peristiwa ini disebut sebagai daur geologi. Daur ini meliputi proses gliptogenesi, litogenesis, dan orogenesis.
ü Pengertian geosinklin
Cekungan geosinklin merupakan endapan sediment tebal dimana sewaktu pengendapan, dasar lekuk ini berada dalam keadaan yang menurun. Dari cekungan inilah pegunungan-pegunungan mulai terbentuk. Pegunungan ini terbentuk karena adanya sedimen klastika. Hal ini banyak ditemukan di pegunungan Alpina, Himalaya, Ural, Andes dan pegunungan Korlidera di Amerika Utara.

ü Pembentukan Pegunungan dan Aktivitas Magma
Didalam suatu pegunungan berangkai seringkali ditemukan batuan beku yang berbeda komposisinya. Yaitu basa dan asam (intermedian).
Daur geologi biasanya dimulai dengan pembentukan geosinklin dimana terjadi pengendapan sediment. Pada waktu inilah aktivitas magma yang pertama yang disebut Initiale vulkanismus (vulkanisme pertama). Magma ini berada dalam bentuk instrusi atau ekstrusi dan batuan yang dibentuk pada umumnya adalah batuan basa sampai ultra-basa misalnya peridotit, gabrobasalt dan sebagainya. Kumpulan batuan ini disebut ophiolit. Setelah instrusi batuan basa ini maka lapisan sediment itu diperas, disesar dan dilipat. Kemudian terjadilah pengangkatan yang biasanya bersamaan dan disusul oleh pembentukan batuan masam sampai intermedier seperti granit, granodiorit dan tonalit gejala demikian disebut synorogene plutonismus atau plutonisma sinorogen. Batuan-batuan ini akan membentuk bakolit yang besar seperti pluton sierra. Di Indonesia batuan ini terdapat di sepanjang baukit barisan

Pada akhir pembentukan pegunungan maka akan terjadi kembali aktivitas yang dikenal dengan nama subsequente vulkanismus. Gejala ini masih dapat dilihat pada pegunungan lipatan sekarang yaitu aktivitas vulkanis sepanjang zona meditera dan zona sirkum pasifik. Batuan vulkanik yang dihasilkan pada umunya yaitu andesit, dasit, dan riolit. Batuan ini erat hubungannya dengan batuan diorit, kwarsa diorite dan granit.
Jika kerakbumi telah mulai dikonsilidasikan maka akan terjadi aktivitas magma terakhir yang disebut finale vulkanismus (vulkanisme penutup). Hasilnya yaitu basalt yang biasanya keluar melalui patahan atau celah di dalam bumi.
Dalam suatu pegunungan dalam daerah tertentu dapat ditemukan batuan dari provinsi petrografi yang berbeda dan dibentuk dalam waktu yang berbeda pula.

Di Indonesia gejala ini dapat ditemukan di bukit barisan. Di samping itu kerakbumi Indonesia menunjukkan struktur berzona pegunungan. Pegunungan tertua terletak di daerah asia dan yang termuda terletak di daerah samudera. Provinsi petrologi terbatas pada penjabaran ruang dan waktu.

Unsur-unsur struktur geologi dan provinsi petrologi berhubungan dengan:
a.       Pulau chrismas yang muncul dari samudera Indonesia yang mempunyai kedalaman 5000 m adalah suatu gunung api yang telah mati. Gunung ini pernah aktif pada zaman tersier tua dan menghasilkan lava yang dapat di golongkan kedalam suite atlantik.
b.      Punggung submarine adalah suatu pegunungan yang sedang muncul di atas permukaan laut. Ditempat ini sedang dibentuk suatu punggung ge-antiklin dari geosinklin. Punggung ini merupakan lanjutan dari punggung submarine di Sumatera Barat seperti pulau Nias, Siberut, dan Mentawai.
c.       Daerah penghubungan geantikin dari kerak bumi yang membentuk poros dari pulau jawa dan sumatera. Diatas geantiklin ini terdapat sejumlah besar gunung api yang kini masih aktif. Gunung api ini termasuk kedalam gunung api strato yang bersifat eksplosif yang menghasilkan lava dan tufa.
d.      Dibagian utara pulau jawa terdiri dari suatu cekungan sedimen yang terletak antara punggung geantiklin jawa selatan dan tanah sunda. Jalur ini terjadi pada zaman kwater aktivitas vulkanik. Bahan bahan yang dihasilkan adalah batuan yang digolongkan kedalam propinsi petrologi mediteran.
e.       Disebelah utara pulau jawa terdapat tanah sunda yang sebagian besar telah digenangi air laut. Di pulau karimunjaya dan Sukadana ditemukan batuan basalt,

Sebagai kesimpulan tentang hubungan struktur pegunungan dan aktivitas magma dapat dikatakan bahwa di daerah muka pegunungan (samudera Indonesia) terdapat provinsi petrografi atlantik, di daerah geosinklin (busur luar) terdapat suite ophiolit. Di daerah geantiklin (busur dalam) terdapat suite pasifik, dibagian konkaf dari busur vulkanik terdapat varieta suite mediteran dan akhirnya didaerah belakang pegunungan terdapat basal.
ü Pembagian Pegunungan Menurut Tipe
Pegunungan dapat digolongkan dalam pegunungan lipatan dan pegunungan patahan. Cloos menggolongkannya sebagai berikut:
·         Pegunungan kelopak
·         Pegunungan Lipatan
·         Pegunungan lipatan-patahan
·         Pegunungan blok
·         Horst dan Graben
Pada dasarnya lembah yang dibentuk oleh gaya tektonik ini mempunyai dinding curam dan lurus jalannya. Sedangkan lembah yang dibentuk oleh erosi mempunyai jalan yang berliku-liku.
Menurut E. Suess disebabkan oleh gaya tarikan maka terjadilah patahan dalam kerakbumi. Karena adanya patahan ini maka magma keluar dari waduk magma, sehingga tempat ini menjadi vacuum, sebagian dari kerak bumi akan runtuh dan ditempat inilah akan terjadi graben.

ü  Zona Patahan Semangko
Punggung pulau sumatera terdiri dari penggabungan besar kerak bumi yang dikenal dengan nama geantiklin bukit barisan. Diatas bukit barisan terdapat sistem patahan yang dikenal dengan nama zona patahan semangko.
Sepanjang bukit barisan ditemukan perisai atau tumor yang diatasnya terdapat sejumlah besar graben. Tumor yang terkenal sepanjang zona semangko ini adalah tumor gendongsurian di Sumatera Selatan, tumor batak d Sumatera Utara.
Bentuk graben yang terletak diatas kulminasi bukit barisan ini bentuknya tidak memanjang akan tetapi sering berbentuk segi empat. Hal ini terjadi karena graben telah terganggu oleh ledakan vulkanik kemudia membentuk depresi vulkano-tektonik. Patahan semangko mengandung batu apung. Hal ini disebabkan karena patahan ini terletak di daerah orogen dan besar kemungkinan batuan lelehan masam ini bersumber pada batuan granit yang terletak dibawahnya.
Sebagian dari patahan semangko yang terletak antara Liwa dan Kota Agung yang panjangnya kira-kira 45km dan lebarnya 10km dan diisi oleh bahan vulkanik masam dan intermedier.
Daerah patahan semangko yang terletak antara Bukttinggi dan kotacana terkenal nama zona patahan ulu aer. Panjang patahan di daerah ini kira-kira 550km. sebagian ahli berpendapat bahwa patahan semangko ini beberapa tempat adalah sesar mendatar.

ü Zona Patahan Afrika Utara dan Afrika Timur
Sistem patahan ini panjangnya sekitar 6000 km memanjang dari Afrika Selatan sampai Palestina dan terletak antara 15o LS dan 37o LU. Merupakan patahan terbesar di dunia. Disekitar patahan ini tersebar sejumlah besar bahan-bahan vulkanik dalam bentuk basalt datartinggi.

Disebelah selatan terdapat suatu graben dimana terletak danau Nyassa. Panjang daerah ini sekitar 400 mil dan lebarnya 50 mil, dasarnya diujung sebelah utara 700 kaki dibawah permukaan airlaut indonesia. Disebelah barat laut terletak sistem graben dengan danau Tanganyika dan danau Albert. Besar graben ini hampir sama dengan graben Nyassa. Dalamnya sekitar 1 mil dan dasarnya 2000 kaki di bawah permukaan samudera Indonesia. Sitem graben ke tiga mengandung danau Rudolf, stefani dan bermuara dilaut Merah. Suatu sistem yang menghubungkan Laut Merah dan danau Rudolf di Kenya. Dinding graben ini curam dan perbedaan tinggi antara dinding dan dasarnya dapat mencapai 6000 kaki. Lebih daripada garaben kenya ini antara 30 dan 40 mil. Graben laut merah panjangnya sekitar 2000 km dan lebarnya 300 km dan dalamnya sekitar 2300 km.

Zona patahan di Afrika ini menurut Kossmatt diterangkan dengan  teori Wagener ialah karena pergesaran kontinen, karena sebagian besar kontinen Afrika lebih cepat bergearak daripada bagian yang lain. Akibatnya ialah terjadi robekan yang sangat besar dalam kerak bumi dalam bentuk graben.

ü Basin ranges di Amerika Utara
Sebagian besar dari negara bagian Nevada. Utah Barat, Oregon, Idaho Arizona, New Meksiko, Texas Barat dan Kalifornia Timur di Amerika Serikat terdiri dari rangkaian pegunungan-pegunungan yang terasing dan dipisahkan oleh daratan – daratan padang pasir dan lekuk- lekuk.

Beberapa pegunungan ini rendah, akan tetapi mencapai tinggi lebih dari 4000 meter dan panjang 150 km. Daerah ini merupakan blok-blok kerak bumi yang diangkat dan dipisahkan satu dengan yang lainnya oleh bidang-bidang patahan. Gerak vertikal ini awalnya terjadi perbedaan tinggi 2 mil antara bagian yang tinggi dan terendah. Salah satu daerah yang menurun ini disebut Lekuk Besar (Great Basin).

ü Pegunungan blok skandinavia
Prisai Skandinavia meliputi darah Swedia, Finlandia dann sebagian dari Rusia. Ditemukan batuan-batuan tua di Eropa dan bercirikan struktur patahan. Batuan disini adalah Pra-Kambrium, sejak zaman ini daerah ini tidak pernah lagi mengalami gerak lipatan. Dibagian atas dari daerah prisai ini terdapat patahan dan sesar turun.

ü Pegunungan Jiwo dan pegunungan Kidul di Jawa Tengah.
Kedua pegunungan ini merupakan contoh dari pegunungan patahan atau pegunungan blok. Ditemukan batuan pra tersier yang terdiri dari batuan meteamorf dan diatasnya terletak sedimen berumur Eosen, Miosen dan Pleistosen. Batuan sedimen disini berkali kali mengalami orogenesis ialah pada zaman kapur, Paleogen, Neogen, dan Kwarter. Gejala ini disebabkan oleh gerak-gerak patahan yang menyebabkan terjadinya struktur blok. Gerak-gerak dari blok ini berbeda-bedad jadi membentuk daerah patahan dengan horst dan graben.
ü Pegunungan lipatan-patahan di Jerman Tengah dan Utara
Pegunungan lipatan-patahan adalah suatu bentuk peralihan antara struktur patahan dan struktur lipatan. Yang terkenal ialah pegunungan Saxon, tipe deformasi pegunungan ini tidaklah sangat beraturan, terdapat sedimen yang terlipat, akan tetapi juga menunjam. Hal ini disebabkan karena gaya tangential dengan komponen gaya vertikal( turun-naik).

ü Lipatan besar
Graben dan Hors terletak diatas suatu struktu pembubunga dalam kerak bumi, disebut lipatan besar. Lipatan besar ini sering bersamaan letaknya dengan lekuk-lekuk besar pula. Istilah lipatan besar yang lain yakni geotumor, kubah, undasi, dan lain-lain. Terjadinya lipatan besar karena perpindahan magma secara besar-besaran didalam bumi, struktur daripada lipatan besar ini adalah setangkup, sedangkan lipatan-lipatan biasa pada umumnya tak setangkup.

ü Pegunungan lipatan
Bentuk pegunungan lipatan sangat berbeda-beda . pegunungan Jura misalnya mempunyai bentuk busur sedangkan pegunungan Pyrenea, Kaukasus dan Ural adalah lurus. Didalam pegunungan lipatan terdapat lipatan miring, lipatan menggantung, dan lipatan rebah.

ü Pegunungan Jura
Yang khas dari morfologi pegunungan Jura ialah terdapatnya persamaan antara topografi dan struktur geologi pegunungan ini. Sebuah bukit bertindih tepat letaknya dengan suatu anttiklin sedangkan lembah-lembah bertepatan letaknya dengan suatu sinklin.
Pegunungan Jura terdiri dari berkas lipatan yang berbentuk busur. Bentuk lipatan disini tidak begitu sederhana bentuknya sebagaimana diduga sebelumnya.

Dibawah lapisan jura kelihatan formasi yang lebih tua yaitu trias. Trias terletak diatas lapisan yang lebih tua yang dinamakan perm.

ü Pegunungan Bukit Barisan, Sumatera
Pegunungan ini memanjang dari Aceh sampai Lampung sekitar 1650 km. Pegunungan ini merupakan geantiklin dan diatasnya merupakan patahan semangko. Didaerah Jambi terdapat struktur kelopak dalam lapisan-lapisan Permo-Karbon. Terdapat batuan granit, yang menandakan aktivitas magma yang kuat di pegunungan ini. Disebelah barat pegunungan ini terdapat sedikit antiklin Tersier berbentuk sepanjang dataran pantai yang sempit.
Pegunungan bukit barisan dibentuk oleh dua fase lipatan utama yaitu yang terjadi pada akhir zaman Kapur(fase Laramis) dan pertengahan zaman Tersier.

ü Struktur Kelopak di Timur
Brouwer membagi satuan struktur di Timor sebagai berikut:
·   Kompleks fatu
Merupakan kompleks sekis dan palelo bukan merupakan sisa satu kelopak yang dahulu berhubungan akan tetapi sebagai masa berbentuk lensa yang terdapat dalam seri sonnebait.
·   Seksi hablur dengan komplesk palel spilit
·   Seri sonnebait yang mencesar diatas seri kekneno
·   Seri ofu
·   Seri kekneno
·   Massif massif hablur dan batuan yang digolongkan kedalam dasar sutochton. Bentuk dari massif hablur di timor ini sebagian besar adalah hasil dari tektonik sesar sungkup.

De waard menerangkan struktur kelopak di timor bukan semata-mata karena tekanan tangensial sebagaimana yang terjadi pada kelopak penninikum akan tetapi terjadi karena gaya gravitasi. Gaya ini menyebabkan terjadinya pergeseran batuan sedimen dan pergeseran ini akan menyebabkan terjadinya kelopak. Dalam profil, struktur demikian biasanya memperlihatkan lapisan tipis dibagian belakang dan penebal dibagian muka dari kelopak.

Batuan kristalin dipulau timor juga mengalami deformasi yang disebabkan oleh sesaran kelopak yang terletak diatasnya. Batuan ini mengalami patahan, geseran, pembentukan breksi tektonik, dan lain sebagainya.

BAB 23
 Pendahuluan Dalam geologi sejarah masih ada beberapa pokok yang masing-masing mempunyai lapangannya sendiri-sendiri, tetapi satu sama lain erat pertaliannya. Bagian-bagian sejarah itu antara lain, Stratigrafi, Paleontologi, Paleogeografi, Paleoklimatologi. Untuk tiap-tiap bagian dengan singat akan diberikan definisi sedangkan pembelajaran yang panjang lebar lebih dimuat dalam satu bab atau lebih. Arti sediment bagi Geologi Sejarah Sebagaimana telah kita ketahui pada pokoknya semua sediment itu berasal dari batuab-batuan hablur. Batuan-batuan itu terpengaruh oleh atmosfera karena selalu berhubungan. Oleh karena itu lapuk dan hancur batuan-batuan itu dalam bagian-bagian pembentukannya atau sebagian berubah menjadi garam yang dapat larut dalam air. Air yang mengalir terjadi dari hujan, salju, embun mengangkat bahan yang telah lapuk itu dan mengendapkannya ke tempat lain. Jadi proses itu terdiri dari pelapukan, pengikisan, pengangkutan dan pengendapan. Selama proses ini terjadilah pemilihan pada bahan yang semula. Demikian bahan yang lebih kasar serta lebih berat diendapkan lebih dekat kepada tempat asalnya dibandingkan dengan bahan yang lebih halus dan lebih ringan. Transgresi dan Regresi Muka laut tudaklah betul-betul tetap terhadap daratan. Dalam kerakbumi ada gerak naik turun yang perlahan-lahan tidak hanya terdapat di daerah yang kecil seperti halnya geosinklin, tetapi yang mempengaruhi bagian besar benua dan samudera. Gerak itu dinamakan gerak epirogenesis. Transgresi serta Regresi mempengaruhi pengendapan dalam cekungan epikontinen. Pada waktu Transgresi kita jumpai pengendapan di laut sedangkan pada suatu Regresi terjadilah pengendapan air tawar. Atau mungkin tidak terjadi pengendapan melainkan pengikisan/erosi. Perlapisa Sedimen Suatu cirri segala sediment satu-satunya yang terdapat pada semua jenis perlapisanya, sehingga boleh kita sebut batuan berlapis atau sediment. Kata lain lapisan adalah kata latin stratum atau satuan sediment, yaitu bagian daripada pengendpan yang terbentuk selama susunan kimia dan fisika yang sama. Jadi sebetulnya untuk pengganti kata berlapis dapat pula diapakai kata berstratum. Melamparnya suatu lapisan kerarah mendatar ditentukan oleh luasnya cekungan. Pada suatu tempat tertentu terhentilah lapisan itu, biasanya setelah beragsur-angsur menjadi tipis. Kita katakana sekarang, bahwa lapisan tadi membadji (berbentuk baji) Perlapisan Sejajar dan Perlapisan Tidak Sejajar Pada kebanyakan lapisan bidang-bidang lapisanya dapat dikatakan sejajar satu sama lainya yang kita namakan perlapisan sejajar. Akan tetapi lapisan tersebut membentuk sudut. Perlapisan bersudut tersebut dapat terjadi sewaktu pengendapan. Perlapisan primer yang tidak sejajar biasanya adalah suatu akibat gerak yang timbul dalam air atau di udara selama pengendapanya. Apabila aira atau udara itu bergerak dengan cepat maka pada jarak pendek terjadi perubahan-perubahan suasana pengendapan. Gelembur Gelombang Bentuk bidang-bidang lapisan juga terpengaruh oleh gerak-gerak yang ada di zat antara. Tetapi dibagin yang dangkal sepanjang pantai pada pemukiman pasir terlihat pola gelombang. Gelembur-gelembur itu disebabkan karena gelombang dalam air atau karena mengalirnya air waktu pergantian pasang. Gelombang dalam pasir itu dapat juga terjadi karena mengalirnya air sungai, atau karena mengalirnya udara melalaui permukiman batuan terlepas berbutir halus(pasir). Kejadian yang sering kali ditemukan pada batuan yang berlapis disebut “graded bedding” yang dapat kita terjemahkan dengan pelapisan pilihan. Lapisan-lapisan menunjukkan perubahan besaran butir, maksudnya ialah dibagian terbawah lapisan batuan lapisan butiran itu berbutir kasar dan dibagian teratas berbutir halus. Graded bedding itu terjadi akibat dari perubahan suasana zat antara yang mengendapkannya, hal ini mungkin terjadi karena berubahnya kecepatan arus dan oleh karena itu berubah pula daya angkut. Ha ini terjadi dalam air yang cukup dalam, karena disini tak dapat terjadi pelapisan diagonal. Pada proses terjadinya graded bedding sangat jelas dalam lapisan-lapisan yang ketika sedang terbentuk terpengaruh oleh suasana iklim yang khas disekitar selubung es (varva). Dapat dikemukakan bahwa perlapisan pilihan itu adalah khas untuk sedimen-sedimen tipe grauwacke, yaitu campuran antara batupasir dengan lempung. Karena perlapisan itu khas untuk suasana setempat yang selama pengendapan itu tidak tetap, maka lapisan-lapisan yang bergraded bedding yang tersusun hingga beberapa ratus, bahkan beberapa ribu meter tebalnya menunjukkan gerak turun dari dasar selama pengendapan. Rekahkerut dan lekang Pada bidang-bidang lapisan kadang-kadang kelihatan keistimewaannya, termasuk keistimewaan yang banyak terdapat ialah lekang atau yang dinamakan pula rekahkerut. Rekahkerut terjadi pada waktu sedimen lempungan berhubungan dengan udara. Terjadinya perlapisan. Sebabsebab perlapisan itu kerapkali terang, tetapi pada beberapa hal belum dapat ditemukan keterangan. Seperti yang berikut ini adalah yang banyak terdapat pada batuan-batuan klastika : 1. Perubahan-perubahan dalam keadaan iklim. 2. Perubahan-perubahan dalam dalam daya angkut air. 3. Perubahan-perubahan pada muka laut. 4. Pengaruh-pengaruh kimia. 5. Gerak naik didaerah-daerah yang ada erosi. 6. Perlapisan karena jasad-jasad. Asas stratigrafi Dalam geologi, perlapisan merupakan suatu pertolongan yang penting baik untuk penentu perubahan-perubahan dalam hubungan ruang, maupun dalam hubungan waktu. Dalam hubungan ruang, karena perlapisan itu menunjukkan arah primer, yaitu mendatar. Dalam hubungan waktu, karena suatu lapisan itu terbentuk selama waktu tertentu, sehingga urutan lapisan-lapisan menggambarkan urutan waktu-waktu pula. Asas stratigrafi yang sederhana berbunyi : pada suatu urutan lapisan-lapisan batuan endapan, maka lapisan-lapisan yang ada dibawah selalu lebih tua dari pada lapisan yang ada diatasnya. Statigrafi dan korekasi Jadi stratigrafi merupakan cara memberikan urutan lapisan-lapisan sedimen kearah vertical disuatu daerah tertentu denganmempergunakan asas stratigrafi dan menghubungkan dengan urutan waktu. Urutan-urutan stratigrafi diberbagai kerakbumi harus dibanding-bandingkan, dan bagian-bagian yang terbentuk dalam waktu yang bersamaan (sinkron) harus diketahui, tindakan ini disebut mengkorelasikan atau menasabahkan. Dalam bagian-bagian kerak bumi yang tidak termasuk cekungan persedimen yang sama ataupun juga apabila letaknya berjauhan, maka dalam waktu yang sama tidaklah terbentuk batuan-batuan yang sama pula. Stratigrafi sedimen mendatar Urutan batuan-batuan sedimen yang mendatar dapat kita lihat, jika didaerah itu telah terkikis oleh erosi, sehingga terjadi suatu timbunan atau relief, terutama didaerah lembah sungai kikisan itu terlihat jelas.n dalam grand canyon,lembah yang terjadi karena penorehan oleh sungai Colorado di Amerika utara, dapat kita lihat suatu urutan batuan-batuan yang telah diendapkan mendatar yang tebalnya ± 2000 meter. Stratigrafi dalam lapisan terlipat Kita dapat menetukan keadaan itu karena suatu kejadian yang menguntungkan yaitu : letak sedimen-sedimen yang semua mendatar pada banyak tempat dikerak bumi telah terganggu dan kini membentuk suatu sudut dengan muka bumi. Lipatan adalah suatu gejala umum pada Sedimen-sedimen. Karena itu dapat kita gunakan korelasi pada urutan-urutan sedimen yang lebih besar kearah vertical daripada sedimen-sedimen yang hanya terdapat pada arah mendatar. Satuan-satuan pengendapan Satuan batuan berlapis yang terkecil dapat kita amati sewaktu bekerja dimedan ialah lapisan. Pada pekerjaan yang mendalam, setiap lapisan yang kita jumpai dapat kita tandai dengan suatu lambang atau tanda peta yang serasi untuk keperluan itu.
BAB 24
PERKEMBANGAN HIDUP DAN PENGERTIAN WAKTU NISBI
Definisi paleontologi
Penyelidikan fosil dinamakan ilmu paleontologi sebagai suatu lawan dari pada penyelidikan makhluk zaman sekarang yaitu neontologi ( dari kata Yunani : poloios = tua, kuno ; onto = yang ada, hidup ; logos = pengertian, ilmu ; neos = baru).
Agar dapat mempelajari paleontologi denbgan hasil-hasil yayng memuaskan, maka perlulah pengetahuan sekedarnya tentang hal-hal jasad hidup. Biologi (neontologi) adalah suatu pelajaran yang perlu untuk pendahuluan pelajaran paleontologi. Bagi ahli biologi (ahli neontologi) pengetahuan sekedarnya tentang paleomtologi dan perkembangan kerak bumi itu perlu.
Tentang fosil dan proses memfosil
Seperti yang sudah kita definisikan fosil  sebagai sisa-sisa atau bekas-bekas jasad yang terpendam ataupun diliputi oleh sedimen. Jasad hidup itu jumlahnya sangatlah besar. Menurut perhitungan, dalam lapis tanah yangg teratas (25 mm) saja sudah terdapat sisa-sisa jasad yang dapat dilihat dengan mata 1.000.000 sisa jasad asal binatang dan 2.000.000 sisa-sisa jasad asal tumbuhan dalam tanah hutan, sedangkan tanah rumput menghasilkan tidak kurang dari 13.000.000 sisa jasad asal binatang dan 34.000.000 sisa jasad asal tumbuhan pada sebidang tanah yang sama luasnya (acre = + 4050 m2 ).
Akan terdapat fosil dalam jumlah banyak dalam sedimen, tetapi tidaklah demikian halnya beberapa sedimen samasekali tak mengandung fosil ( steril, hampa-fosil) hanya sedikit sedimen yang kaya akan fosil. Sedimen yang kaya pun tidak mengandung semua jasad, baik mengenai jenis maupun mengenai individu, yang oada waktu sekarang ditemukan hidup dalam lingkungan yang dapat diperbandingkan. 
Tidak lebih dari sebuah diantara 1000 individu yang dapat menjadi fosil. Sebabnya ialah : 1) Jasad itu hanyalah dapat menjadi fosil setelah mati, 2) Sebagian besar jasad-jasad menjadi mangsa jasad lainnya, sehingga lenyaplah segala bekas, 3) Jasad yang tidak dimakan binatang lain, biasanya mengalami oksidasi, pembusukan atau proses-proses penghancuran kimia dan fisika atau proses-proses lainnya dalam alam, dalam hal itu pengerjaan atmosfera dan bakteri dinyatakan sebagai daya-daya utama, 4) apabila jasad tadi terhindar dari daya-daya penghancuran, sedimen masih dapat mengalami pengikisan dan pelapukan, dapat pula sedimen diubah oleh proses-proses kimia dan fisika lainnya dalam kerak bumi ( metamorfosis)
Jasad-jasad yang hidup dalam suatu lingkungan yang ada sedimentasi, mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk menjadi fosil dari pada yang hidup mati dalam lingkungan lain. Jadi, syarat-syarat untuk menjadi fosil adalah :
1)      Memiliki bagian badan yang dapat bertahan yaitu bbentuk rangka yang bermineral atau yang mengandung zat tanduk.
2)      Terselipnya setelah mati dalam lingkungan yang ada pembentukan sedimen, sedimen itu lalu harus melindungi dan menutupinya.
3)      Dapat terhindar dari perubahan-perubahan kimia dan fisika dari sedimen yang meliputinya setelah fosil itu terbentuk.
Sedimen dan fosil
            Jasad-jasad yang hidupnya dalam lingkungan berair itu mempunyai kemungkinan yang terbesar untuk memfosil. Tetapi tidak semua sedimen, juga tidak semua lingkungan yang berair itu, serasi sebagai pengandung fosil. Jauh dari pada itu jelaslah konglomerat dan breksi sangatlah buruk sebagai pengandung fosil. Batu pasir dan grauwacke agak lebih baik untuk menyimpan fosil. Lempung, batu lempung, serpih dan argilit adalah batuan-batuan yang pada umumnya baik sekali sebagai penyimpan fosil.
            Batu gamping kerap kali terbentuk dari pada keratan-keratan organik, jadi kerap kali terdiri dari longgokan-longgokan fosil. Jadi pada umunya batu gamping itu kaya akan fosil, meskipun karena penghabluran ulang, bangun semula mungkin telah lenyap. Dolomit pada umumnya sangat mengalami penghabluran ulang, karena pendolomitan itu biasanya perubahan sekunder daripada batu gamping asli. Oleh karna itu dalam dolomit fosil-fosil biasanya tidak lagi dapat dikenal.
            Napal mempunyai sifat-sifat batu gamping dan lempung, karena napal itu suatu campuran batuan itu. Napal biasanya adalah sedimen yang ideal untuk mendapatkan fosil-fosil. Ini juga disebabkan karenabatuan itu lunak dan fosil-fosilnya dengan mudah dapat dikeluarkan dari batuan itu.
Pengawetan pada fosil
            Pada umumnya hanya bagain-bagian suatu jasad yang bermineral yang cocok untuk memfosil. Walaupun demikian sangat jarang susunan yang semula dapat kita temukan kembali. Suatu fosil dapat tersimpan dalam cara-cara yang berikut :
1.      Hampir-hampir tak berubah dalam keadaan yang semula, baik secara kimia maupun fisika.
2.      Keadaan fisika (struktur) yang semula masih tetap, tetapi secara kimia telah ada perubahan-perubahan.
3.      Perubahan-perubahan fisika dan kimia.
Pemfosilan yang  jarang terjadi
Dalam keadaan-keadaan yang sangat jarang, dapat kita jumpai bagian-bagian jasad yang tak bermineral atau yang tak seberapa bertahan. Dalam hal ini yang terkenal ialah bangkai Rhinoceros dan Mammouth, yang tersimpan dalam tanah di Siberia yang beku.
Pemumian (mumifikasi) bagian-bagian lunak binatang menyusui terjadi juga dalam aspal di Starunia, di Karpatia Timur. Dalam hal ini aspal menjadi penghalang udara yang sempurna.
Serangga yang sangat lembut telah tersimpan dalam getah damar fosil, yang telah melingkupi serangga itu ketika masih cair dan menetas pada batang pohon. Damar fosil itu terkenal di negeri-negeri laut timur dan dinamakan batu ambar.
Dalam beberapa sedimen, terutama batu gamping, yang mungkin sebagai debu terbawa oleh angin dan diendapkan dalam danau-danau atau laut-laut yang dangkal, dapat diperlihatkan kesan-kesan yang indah dari pada bagian-bagian organik yang sangat lembut. 
Jejak hidup yang fosil
Tidak hanya binatangnya yang dapat tersimpan sebagai fosil, tetapi juga berbagai gerak yang tertentu sewaktu hidup. Jejak yang ditinggalkan oleh binatang sewaktu berjalan melalui sedimen yang lembut dan kemudian menjadi keras adalah kejadian yang banyak terdapat. Terutama jejak rayap oleh cacing-cacing, gastropoda, dll. Menutupi sedimen yang tertentu pada seluruhnya. Suatu contoh ialah flysch helminthoida di Alpina. Dalam trias diAmerika Utara terdapat bidang perlapisan yang pada keseluruhannya berjejak yang berasal dari reptilia-reptilia besar, yang sisa-sisanya sendiri jarang didapati orang.
Jasad-jasad yang melubang dan menggali meninggalkan liang-liang dan rongga-rongga dalam batuan dalam fosil isinya. Terutama Pelecypoda, sepon-sepon dan landak laut banyak yang berbuat demikian. Juga binatang-binatang darat dapat berbuat yang demikian itu. Yang terkenal diantaranya ialah spirophyton dari endapan-endapan paleozoikum dan Daeomonophelis dari endapan Miosen di Amerika Utara bagian barat.
Pemakaian fosil dalam stratigrafi
Nilai fosil bagi stratigrafi bersandarkan pada gejala yang membuktikan bahwa jasad-jasad dalam berbagai zaman geologi tidaklah sama. Semenjak permulaan abad ke-19 sudah diketahui orang bahwa dalam berbagai lapisan tanah yang letakya tersusun yang satu diatas yang lain, dapat ditemukan fosil-fosil yang berlainan. Tak lama kemudian diketahui orang pula, bahwa urutan fosil-fosil seperti di suatu tempat yanggtertentu, yang dapat dijumpai pula di tempat lain walaupun letak tempat yang lain itu kadang-kadang berjauhan dengan tempat-tempat yang pertama.dengan jalan membandingkan sejumlah besar urutan stratigrafi yang mengandung fosil ternyata, bahwa ada beberapa fosil yang terdapat didalam sejumlah besar formasi yang berurutan. Tetapi ada pula fosil-fosil yang terdapat hanya terbatas didalam suatu formasi, bahkan ada fosil yang hanya terdapat didalam suatu lapisan saja dan tidak tampak lagi dalam lapisan atau formasi yang lain.
Fosil penunjuk
Ada beberapa jasad yang telah mengalami evolusi yang demikian cepatnya dan tersebarnya pun luas pula, sehingga terdapatnya sangat terbatas. Fosil-fosil yang demikian itu dinamai fosil penunjuk atau fosil pandu.
Jadi definisi bagi siatu fosil penunjuk yang baik ialah, suatu fosil yang mempunyai penyebaran yang luas kearah mendatar, tetapi sempit kearah tegak. Yang perlu pula ditambahkan disini ialah, bahwa fosil itu sedaat mungkin jangan bergantung kepada sedimen yang mengandungnya.
Lapisan atau urutan lapisan-lapisan sedimen yang mengandung fosil penunjuk itu disebut jalur atau zone. Jalur itu hanya mengenai sebagian kecil dari pada urutan sedimen dari masa geologi. Tetapi fosil-fosil penunjuk dapat juga menjadi ciri untuk bagian-bagian yang besar dalam masa geologi itu.
Bagian-bagian waktu geologi
Bahwa waktu geologi itu dibagi menurut perkembangan hidup, dapat dilihat pada nama-nama yang telah diberikan kepada satuan-satuan waktu yang besar dari pada waktu geologi itu. Pada dasar semmua sedimen-sedimen didapatkan batuan yang sama sekali tidak mengandung fosil, masa ini dinamakan Azoikum.
Diatas lapisan ini menyusul lapisan-lapisan batuan yang hanya mengandung bekas bentuk-bentuk hidup yang sederhana, terutama tumbuhan tingkat rendah yangg mengeluarkan gamping. Masa pembentukan sedimen-sedimen itu dinamai poroterozoikum.
Satuan watu (masa atau era) yang berikutnya sudah mengandung banyak fosil, sebagian dari bentuk-bentuk hidup yang telah khusus( crustacaea, ikabn-ikan, amfibia, reptilia). Tetapi semua binatang itu dan tumbuhannya kini tidak terdapatlagi dalam bentuk hidup karena telah punah, satuan waktu ini dinamai paleozoikum.
Sesudah itu datang satuan waktu yang mempunyai tumbuhan dan binatang yang erat hubungan nkekeluargaannya dengan yang ada sekarang, mempunyai bentuk-bentuk raksasa dalam reptilia sebagau ciri dinamakan masa Mesozoikum.
Akhirnya datang lah suatu masa dengan sisa-sisa fosil yang menunjukkan permulaan pembentukan flora dan fauna yang sekarang, masa ini dinamakan kenozoikum. Waktu adanya manusia di dunia, yaitu pada bagian kenozoikum yang terakhir. Waktu ini oleh A.W. Garabau dinamakan psikozoikum suatu nama yang tidak la            zim dipakai orang.
Setiap masa itu dibagi lagi dalam beberapa zaman. Pemberian nama pada zaman-zaman itu berdasarkan macam-macam. Beberapa diantaranya berasal dari wilayah tipe (Devon, Perm, Jura ) yang lain menurut suku bangsa yang telah bertempat tinggal ditempat-tempat yang batuan-batuannya dari zaman itu (kambrium, silur). Yang lain menurut sifat batuan yang mula-mula digolongkan kedalam zaman itu (karbon, kapur), atau berasal dari pembagian yang semula (trias). Pembagian kenozoikum berdasarkan pada makin bnyaknya jasad-jasad yang ada sekarang (paleogen,neogen). Setiap zaman itu terbagi lagi atas kala. Kala-kala itu pun namanya terbentuk dari wilayah tipe, menurut sifat-sifat tertentu.
Satuan-satuan stratigrafi waktu
Waktu geologi itu berlalu tetap terus menerus (kontinu), sedangakan pembentukan sedimen-sedimen dan batuan-batuan lainnya selama waktu geologi itu tidaklah terus menerus (diskontinu).diberbagai tempat pada waktu yang bersamaan diendapkan sedimen-sedimen yang berlainan, sedangkan pada suatu tempat tertentu selama suatu waktu sifat pengendapan berubah atau karena pengangkatan,sedimentasi dapat berubah menjadi erosi.
Dalam praktek ahli geologi-stratigarfi berhubuungan dengan satuan-satuan yang tak menerus itu. Satuan-satuan tadi memang erat hubungannya dengan pengertian tentang waktu, jika korelasi sinkron digunakan dengan daerah-daerah lain, tetapi sifat-sifatnya berlainan sama sekali dengan pengertian waktu yang khas. Satuan-satuan tersebut dinamai satuan startigrafii waktu, masing-masing namanya ialah sistem,deret, dan jenjang.
Sistem,deret, dan jenjang.
Sistem ialah tumpukan sedimen yang diendapkan selama suatu zaman. Deret ialah suatu tumpukan sedimen yang terbentuk selama suatu kala. Jenjang ialah tumpukan sedimen yang telah diemmdapkan selama suatu waktu.
Daur geologi
Tidak semua endapan mengandung fosil-fosil. Beberapa endapan diantaranya mengalami perubahan yang sangat besar, akiibat tekanan dan temperatur yang tinggi, sehingga fosil-fosil yang mungkin ada di dalamnya tidak dapat lagi dikenal. Gejala ini banyak terdapat di daerah-daerah yang mengalamii banyak gerak-gerak, terutama didaerah geosinklin.
Dalam hal-hal yang serupa itu adanya korelasi yang teliti tidaklah mungkin, tetapi pembagian stratigrafi pada garis besarnya saja dapat dilakukan. Disini kita dapat mempergunakan daur-daur geologi yangg terutama dapat dilihat didaerah-daerah geosinklin yang terlipat.
Yang dinamai daur geologi atau siklus geologi itu ialah urutan sejumlah peristiwa-peristiwa geologi yang mempunyai hubungan yang tertentu dan dipandang secara global terjadinya pada waktu yang bersamaan di tempat-tempat yang letaknya terpisah-pisah jauh.
1.      Sebagai permulaan suatu daur geologi ialah terjadinya suatu cekungan dan pengendapan sedimen didalamnya.
2.      Fase kedua dalam daur ulang ialah pengangkatan dan pengubahan bentuk sedimen-sedimen dalam cekungan itu.
3.      Fase ketiga ialah perombakan daerah yang terangkat tadi oleh erosi yang berakahir dengan pembetukan suatu hampirata atau peneplain.
Fase yang ketiga dari suatu daur (erosi dan pembentukan hampirata) acapkali meru[akan permulaan suatu daur baru. Genang laut membentuk hampirata dan juga koonglomerat alas diatasnya. Setelah daur yang kedua, daur yang ketiga dapat menyusul sehingga penguubahan bentuk lapisan-lapisan yang lebih tua dan perubahan-perubahan fisika dan kimia yang menyertainya menjadi makin hebat. Dengan berdasarkan kepada tingkat metamorfosis serta pengubahan bentuk, kadang-kadang orang dapat menentukan termasuk kedalam daur manakah suatu sistem baruan tertentu.
Pembagian menjadi daur
Dengan jalan ini terbukalah kemungkinan untuk membagi sejarah geologi dalam beberapa daur. Jika keadaan baik dalam batuan-batuan tertua yang tak berfosil dapat kita mengenal empat daur, karena setiap daur memerlukan beberapa ratus juta tahun, hal itu menunujukkan bahwa uumur kerak bumi itu telah lama sekali.
Dalam beberapa sejarah geologi dapat kita pelajari karena adanya fosil-fosil, kita daptakan pula empat jalur. Jalur pertama ialah daur paleozoikum tua atau daur kaledonia. Daur ini mulai dengan suatu genang laut dan pembentukan cekungan pada suatu hampirata, dari fase terakhir daur prakambrium. Fase yang pertama ini meliputi kambrium dan ordovisium. Fase yang kedua yaitu pembentukan pegunungan dimana-mana di seluruh dunia. Fase ketiga dalam devon perombakan pegunungan kaledonia secara besar-besaran. Pada waktu yang sama devon itu merupakan permulaan suatu daur baru. Daur variscia atau hercynia.
Perunbahan iklim
Fase ke dua dari suatu daur kerap kali bercirikan perbedaan-perbedaan yang jelas diantara daerah iklim. Dalam fase ini apabila dibandingkan dengan fase ke 1, terdapat banyak iklim-iklim yang ekstrim. Pada kebanyakan tempat kita dapatkan sebagai konglomerat-alas dari suatu daur baru endapan yang terbentuk oleh gletser atau endapan yang terjadi dalam iklim gurun yang mempunyai warna merah sebagai ciri.
Jalur dalam laut
cekungan laut dapat kita bagi menjadi beberapa jalur dalam., mulai dari pantai sehingga tempat yang sedalam-dalamnya. Setiap jalur itu pada umumnya bercirikan persekutuan hidup jasad-jasad yang tertentu. Bagian cekungan lautan yang terletak diantara pasang-naik dan pasang-surut dinamai jalur tepi laut. Daerah diantara garis surut dan tempat sedalam-dalamnya yan masih dapat di capai oleh daya sinar matahari (50 m), dinamai jalur fosil-fosil yang termasuk batial dan abisal terdapat pula pada jalur-jalur yang lebih tinggi jika fosil-fosil itu didapatkan sendiri dan tidak tercampur dengan fosil-fosil dari jalur neritik atau epineritik, maka yang ditunjukkan fosil-fosil itu ialah jalur dalam yang sesungguhnya.
BAB 25
FASIES DAN SEDIMEN
Penyebaran sedimen, besarnya butir.
            Misalkan sedimen terbentuk dalam suati cekungan. Di dekat patai, tampat sungai-sungai dan anak-anak air yang mengangkut bahan sedimen bermuara, pada umumnya akan menjumpai sedimen-sedimen yang berbutir kasar m(kerikil, pasir). Dayab angkut sungai untruk bahan sedimen bergantung pada kecepatan arus, juga kepada berat bahan yang diangkut dan kepada besar butirnya. Butir-buti yang besar lebih sukar diangkut dari pada yang halus, ini semua dikuasai oleh hukum fisika yang pelik. Jika air pengangkut bahan itu mengalir kedalam cekungan tadi, maka dengan berkurangnya kecepatan arus. Pertama-tama sekali akan diendapkan butir-butir yang kasar dan bahan yang berat. Kecepatan air itu masih cukup untuk mengangkut bahan yang lebih ringan dan butir-butir yang lebih halus. Makin jauh kedalam cekugan, air menjadi cukup tenang sehingga bahan-bahan tadi dapat mengendap (pasir halus dan lanau). Sebagian daripada bahan sedimen itu masih saja tetap melayang-layang (dalam suspensi), dan dengan gerak-gerak yang tidak seberapa jika besar butirnya tidak besar, bagian tadi dapat terangkut hingga sampai dipusat cekungan itu. Jadi bagian itu terangkut lebih jauh dari pantai jika dibandingkan dengan bagian-bagian yang lebih kasar.
            Bahan yang sangat halus ini, yang kadang-kadang untuk sebagian berbentuk koloid, membentuk lempung. Akhirnya disini air menjadi cukup jernih sehingga jasad-jasad pembentuk batuan dapat hidup dengan baik didalamnya. Jasad-jasad itu kerap kali memerlukan air yang sangat jernih, terutama misalnya binatang karang (koral). Koral itu dapat berkembang diluar daerah pengendapan lempung, jika syarat-syarat lainnya terpenuhi.  Jasad-jasad pembentuk batuan tadi dapat membentuk batu gamping dan dalam daerah peralihan dapat terjadi campuran antara lempung dan gamping yang kita namai napal.
Pengertian tentang fasies
            Dalam sesuatu waktu tertentu dapat terbentuk berdampingan batuan-batuan yang beraneka suatu lapisan yang pada hakekatnya merupakan suatu isokron pada arah mendatar, berganti-ganti susunannya. Kejadian ini dapat berlangsung perlahan-lahan dan berangsur-angsur terutama misalnya didaerah delta atau didekat terumbu-terumbu koral. Lingkungan setempat yang terbatas itu bernama litotop.
            Dalam stratigrafi gejala ini dinyatakan dengan kata-kata fasies sesuatu lapisan tertentu berganti atau berubah. Arti fasies yang sebenarnya ialah roman muka. Dalam stratigrafi, fasies itu berarti susunan litologi setempat dari sesuatu lapisan atau sekelompok lapisan (formasi) yang bergantung kepada suasana tempat dalam cekungan, sewaktu pembentukan lapisan atau formasi itu. Lebih baik jika di namakan litofasies (dari litho = batu, dan facies = roman muka).
Golongan-golongan binatang yang tidak bergantung pada jalur dalam
Banyak sekali fosil-fosil yang berasal dari golonga-golongan yang telah lama sekali punah dan yang tidak lagi mempunyai keturunan-keturunan yang dapat diperbandimgkan dalam lautan sekarang. Oleh karena itu lebih baik kita pergunakan golongan-golongan binatang yang tidak bergantung kepada dalamnya laut dan dapat diendapkan dalam semua jalur dan fasies. Teranglah bahwa untuk keperluan ini tidak dapat kita pergunakan binatang-binatang yang hidupnya di dekat dasar atau pada dasar laut, tetapi hanya golongan-golongan yang bergeraknya didekat permukaan air dengan cara berenang atau mengapung.
Binatang-binatang laut yang hidupnya di dasar laut atau di dekatnya, biasanya disebut bentos. Bentos yang bergerak didasar laut (bentos vagil) dan bentos yang tumbuhnya terikat pada suatu tempat (bentos sesil). Landak laut, siput dll termasuk golongan yang pertama, oral dan tiram berjenis Brachiopoda dsb. Termasuk golongan yang kedua.
Binatang-binatang yang cara hidunya tidak bergantung kepada dasar laut dan yang biasanya menjadi penghuni lapis-lapis air bagian atas, dinamai binatang-binatang pelagos. Sebagian diantaranya mempunyai alat badan sendiri untuk bergerak maju sehingga dapat tinggal didaerah kediaman tertentu yang mempunyai banyak makanan atau yang keadaanya baik baginya. Binatang palegos ini dimasukkan kedalam golongan nekton.
Binatang pelagos sbagai fosil penunjuk yang baik sekali
            Binatang-binatang  pelagos itu kurang bergantung kepada keadaan dasar lautan dan dalamnya air, jika dibandingkan dengan bentos. Diantara binatang-binatang pelagos banyak yang makanannya bergantung kepada bentos atau kepada tumbuhan hijau yang ada di dasar laut, dan banyak pula yang hidupnya semata-mata dari lapisan plangton pada permukaan air atau yang makan bangkai jasad-jasad yang tenggelam (terutama ikan-ikan laut dalam). Binatang-binatang  pelagos itulah yang menghasilkan fosil-fosil yang tidak bergantung kepada jalur dalam cekungan dan diantaranya kita dapatkan fosil-fosil penunjuk yang baik sekali. Yang kerapkali tersebar meliputi jarak-jarak jauh karena akibat arus-arus, terutama ialah fosil dapat dipergunakan untuk korelasi antar benua.
Pembatasan pengertian fasies
Pengertian fasies itu dapat kita gunakan bagi perubahan-perubahan yang terjadi didalam suatu batuan (satuan stratigrafi waktu) pada arah mendatar. Tetapi kerapkali kata fasies itu dipergunakan dalam arti umum, misalnya untuk menunjukkan lingkungan tempat pengendapan sesuatu batuan yang lebih luas. Batuan-batuan yang diendapkan didaratan berfasies daratan (kontinen) yang diendapkan didalam lautan berfasies lauta (marin). Suatu batuan yang terbentuk oleh suatu gunung api berfasies vulkanik, yang diendapkan dalam danau berfasies danau (limne), dalam rawa berfasies rawa (paluda), ditepi pantai (air payau) berfasies paralas. Dengan cara ini dapat kita masukkan setiap batuan sedimen kedalam sesuatu fasies. Hendaknya kata fasies jangan itu jangan dipakai saja, lebih baik katakan sedimen marin, sedimen limne, sedimen kontinen dst.
Pembagian fasies dalam cekungan
            Pada umumnya kita lebih sering berhadapan dengan satuan-satuan stratigrafi waktu yang lebih besar, daripada satu lapisan atau satu formasi saja. Jika diamati cekungan seluruhnya atau bagian terbesarnya, maka biasanya di dapatkan suatu gambaran yang ruwet lagi. Ini disebabkan karena dasar menunjukkan adanya gerak naik atau gerak turun waktru sedimentasi itu. Juga dalam cekungan-cekungan yang dasarnya mantap pembagian fasies itu lebih ruwet daripada pembagian sebuah lapisan yang telah digambarkan.
Cekungan-cekungan tak mantap
            Sebetulnya cekungan-cekungan yang sungguh-sungguh mantap tidak ada atau sangat jarang dijumpai. Hampir selalu ada perubahan-perubahan dalam hubungan daratan-lautan. Pergeseran garis pantai positif dan negatif mungkiin terjadi berganti-ganti. Dalam hal yang pertama lautan mendesak daratan (genang laut, transgresi) dan dalam hal yang kedua daratan meluas terhadap lautan (susut laut, regresi). Pada garis besarnya dapat kita bedakan empat peristiwa :
1.      Genang laut dan susut laut saling berganti didalam suatu cekungan yang keadaanya tetap mantap, sehingga lambat laun seluruhnya terisi dengan sedimen.
2.      Ada penurunan dasar yang perlahan-lahan, tetapi kecepatannya lebih besar dari pada pengendapan sedimen.
3.      Ada penurunan dasar, tetapi pengendapan lebih cepat lagi.
4.      Akhirnya dapat pula terjadi bahwa pengendapan dan penurunan dasar lebih kurang sama cepatnya.
Pergantian fasies yang cepat
            Fasies sedimen biasanya dapat tampak meliputi daerah yang luas, tetapi kadang-kadang terjadi perubahan-perubahan setempat yang cepat sekali yang disebabkan oleh suasana setempat. Sebagai contoh dapatlah dikemukakan adanya arus-arus bawah laut setempat yang kuat. Arus-arus itu disuatu tempat dapat mengikis dan membentuk lembah-lembah dan alur-alur didasar laut. Setelah arus tadi lenyap, maka alur-alur itu dalam waktu singkat dapat terisi dengan sedimen yangberbeda dengan batuan sekelilingnya. Misalnya saja suatu alur terbentuk dalam lempung yang kemudian terisi dengan pasir, bangunan pasir yang memanjang dalam lempung. Hal seperti ini dapat juga misalnya terbentuk karena pengikisan sedimen-sedimen litoral sewaktu ada regresi dan pengikisan lagi sewaktu ada transgresi yang berikutnya. Bangunan-bangunan pasir yang serupa itu banyak juga ditemukan dalam endapan batu bara Eropa, selanjutnya ditemukan pula dalam endapan-endapan tersier tertentu di Amerika yangg kerapkali mengandung minyak bumi.
Bab 26
Sedikit tentang terjadinya bumi
a.       Hipotesis kant dan laplace
Hipotesis yang tertua dan yang paling dikenal orang ialah hipotesis kabut yang disusun oleh kant dan laplaca pada awal abad ke 19. Mereka menyangka bahwa bumi terjadi bersama-sama dengan matahari dan planat-planet lain, yang berasal dari kabut atau awan gas yang berbentuk bulatan atau cakram . awan gas tersebut semakin lama semakin padat dan kemudian tersepisah menjadi lingkaran-lingkaran yang sepusat. Akhirnya bahan yang merupakan lingkaran –lingkaran itu  masing-masing lalu mengempal meliputi suatu inti, maka terjadilah suatu planet-planet yang beredar mengelilingi bagian pusat atau inti awan yang semula, melalui lintasan yang berbentuk lingkaran. Bagian pusat itulah yang kiranya membentuk matahari.

b.      Hipotesis pasang-surut chamberlin-moulton dan jeans jeffreys
Hipotesis yang menyangka bahwa planet-planet semula merupakan bagian dari matahari. Planet-planet itu kemudian terlemparkan keluar dari matahari pada suatu letusan besar yang terjadi akibat berlalunya sebuah bintang lain. Menurut perhitungan lalunya bintang itu dapat menimbulkan gelombang pasang yang melepaskan diri dari matahari dan kemudian pecah menjadi beberapa besar, butir-butir kecil. Butir-butir tetesanya yang terbesar diantaranya karena jaraknya dapat menarik butir-butir yang kecil, sehingga akhirnya tercapailah gumpalan sebesar planet-planet yang sekarang.

Meteorit dan susunan kerak bumi

Sewaktu-waktu bagian bahan yang berasal dari cakrawala sampai ketempat yang dipengaruhi daya penarik bumi, sehingga benda-benda itu sampai kepermukaan bumi sebagai meteor atau bintang jatuh. Kebanyakan diantaranya terbakar saat melewati atmosfer. Bagian-bagian yang dapat terhindar  dari pembakaran itu menunjukan bahwa materi di cakrawala diluar bumi itu terdiri dari molekul-molekul dan unsure-unsur yang serupa dengan bumi.

BAB 27
PRAKAMBRIUM
Definisi system prakambrium
Batuan-batuan yang tertua yang mengandung fosil banyak dan yang dapat pula dipakai untuk mengkorelasi, disebut kambrium. Alas system prakambium merupakan bidang yang terpenting dalam stratigrafi. Alas ini bias disamakan dengan tahun 0, tahun kelahiran isa Al-masih sebagai permulaan rarich masehi. Yang khas dari prakambrium ialah lapisan selalu terdapat lapisan yang mengandung fosil, kecuali jika batuan itu tergeser atas batuan yang lebih muda akibat gaya-gaya pembentuk pegunungan.
Sifat batuan prakambrium
Dalam lapisan prakambrium terutama terdapat pada batuan-batuan yang berhambur,baik yang berasal dari pembentukan magma cair, maupun dari perhambuaran dan peleburan kembali batuan sedimen dan batuan lainnya. Yang disebabkan oleh perubahan kimia dan fisika pada sedimen dan batuan beku(metamorphosis).
Unsur lapisan prakambrium
Hal itu semua dapat kita pahami apabila kita ingat bahwa kambrium itu lebih kurang berumur 500 juta tahun. Karena kerak bumi menurut perhitungan kita lk 3.500 juta tahun maka batuan-batuan prakambrium telah mengalami sejarah selama 3.00 juta tahun, 6 kali lebih tua dari pada waktu pembentukan batuan yang berfosil.
Dimana terdapatnya lapisan prakambrium
Batuan prakambrium terdapat diseluruh permukaan bumi didaerah yang sangat terbatas. Pada umumnya daerah tersebut merupakan bagian pusat benua-benua itu disebabkan karena bentuknya yang agak melingkar lagi pula permukaanya aagak melengkung. Batuan prakambrium banyak tampak pada permukaan daerah kanada disekitar teluk Hudson, amerika utara didaerah lajur yang tak berapa lembarnya dibagian timur dan barat. Dan ditempat lainnya
Ini adalah daerah yang lapisannya telah dipelajari oleh sarjana-sarjana,
Grand Canyo
Tempat ini adalah salah satu tempat yang terdapatnya batuan2 prakambrium yang sangat mashur. Lapisan teratas termasuk mesozoikum, yang terbawah termasuk paleozoikum dan bagian yang terdalam lagi terdiri dari lapisan prakambrium. Dibagian yang tertua dan letaknya yang terbawah terdiri dari batuan yang terlipat dan sangat mengalami metamorphosis. Diatas hamparan yang tua itu kemudian telah diendapkan sedimen secara mendatar, jadi yang terpisah oleh suatu bidang diskordansi-sudut dari sekis Vishnu. Sedimen-sedimen ini tidak lagi terlipat, tetapi oleh patahan telah terpecah belah menjadi beberapa gumpalan.
Perisai, Kanada didekat Danau-danau besar
Baik perisai kanada maupun perisai fennoskandia sewaktu pergeseran yang belum lama lampau telah tertutup dengan gletser-gletser. Gletser itu memang pada banyak tempat telah meninggalkan berlapis-lapis lempung dan pasir, sehingga batuan prakambrium dibawahnya tertutup olehnya, tetapi diberbagai tempat tanahbawahnya justru telah terkeruk sampai bersih, sehingga terlihatlah singkapan yang bagus. Lapisan bawah daur yang tertua yaitu system Keewatin. Tidak deketahui orang. Endapan-endapanya bersifat vulkanik.
Sesudah hamparan ini menyusul pengendapan batuan-batuan yang termasuk system timiskaming dengan alas suatu konglomerat dengan kerataan yang berasal dari granit laurensia. Batuan system timiskaming tidak bersifat vulkanik. Dalam zaman timiskaming atas sedimen-sedimen tadi lagi dan diterobos oleh granit yaitu yaitu granit algomia.
Perisai Fennoskandia atau Baltik
Perisai ini juga tersingkap hingga terang sekali oleh pengikisan glacial. Tentang daur yang terdapat tak banyak diketahu orang. Hal itu telah ditemukan orang didekat laut putih. Disana terdapat granit-granit yang berumur lk. 1500 jth. Batuan-batuannya membentuk suatu pegunungan tua yang dinamai marelbida. Daur yang berikut telah membentuk suatu pegunungan yang kini telah lenyap yang diberi nama svekofennida.
Setalah membentuk hampirata daripada svekofennida muncullah suatu daur baru yaitu daur karelida atau gothokarelida. Kedalaman karelida telah menerobos suatu granit yang telah ditemukan banyak orang di finlandia.
Perisai Australia
Di Australia prakambrium terutama terdapat dibagian tengah dan bagian barat. Prakambrium keduanya terdiri dari batuan yang sangat terubah oleh metamorphosis. Prakambrium tengah hanya dikenal karena adanya konglomerat alas dengan unsure yang berasal dari prakambrium bawah.
Prakambrium atas sangat berbeda dengan lapisan tersebut. Yaitu sedimennya tak begitu berubah.
Kesan hidup dalam prakambrium
Kesan hidup yang pertama yang kita jumpai sudah sangat lama umurnya. Kesan itu ditemukan oleh orang didalam sedimen-sedimen tua yang berasal dari rhodesai. Dengan cara-cara radioaktif batuan itu telah terukur lk.2.650 thl.
Orang mengira bahwa beberapa zat gampingyang berbonggol-bonggol yang berlapis dan memancar dengan bentuk yang tak teratur atau bahkan kadang dengan lapisan karbon.
Iklim dalam Prakambrium
Tidak kita ketahui sedikitpun tentang keadaan iklim dibumi kita pada waktu permulaan sesudah pembentukan kerak. Prakambrium kita ketahui bahwa saat itu daerah terlampau dingin. Sedangkan pada waktu-waktu yang lain iklim2 yang panas dan terlihat lembab. Tetapi sukar sekali mengambil kesimpulan mengenai iklim lapisan sedimen yang ada. Pada waktu itu permukaan bumi diatas mukalaut merupakan gurun, yang tidak disebabkan karena kekurangan air yang sangat besar, seperti halnya gurun sahara.  Tumbuhan baru muncul pada paleozoikum atas.
BAB 28-29
Definisi Kambrium
Setelah susut laut pada akhir prakambrium pada banyak tempat di temukan kambrium sebagai suatu daur genang laut, lapisan-lapisan yang diendapkan di laut terletak diskordan di atas batuan-batuan prakambrium yang terlipat karena metamorphosis. Tetapi yang sangat khas bagi endapan-endapan kambrium ialah timbulnya jasad-jasad fosil yang telah mencapai tingkatan perkembangan yang lebih tinggi dari pada yang dapat kita jumpai dibeberapa lapisan prakambrium
Sistem Kambrium itu untuk pertama kali dikenal orang di daerah Wales. Nama Kambrium diambil dari suku Kelt, yang suatu Julius Caesar bertempat tinggal disana, yaitu orang-orang Kambria atau Kimbria.
Perkembangan hidup dalam Kambrium
Dalam endapan-endapan Kambrium kita temukan banyak fosil, sehingga banyaklah yang dapat kita ketahui tentang kehidupan dalam zaman ini. Semua hidup masih terbatas pada air, kita temukan menuju jasad-jasad air, terutama jasad-jasad lautan (marin)
Pokok (Filum)                         kelas                            Anak kelas                  Bangsa (Ordo)
Protozoa                                  Khizopoda                                                      Foraminifera
                                                                                                                        Radiolaria
Porifera                                   Spongise                      Silicea                          Triaxonia
                                                                                                            Tetrazonia
                                                                                                            Monaxonia
                                                                                                            Archacocyatha
Coelonterata                            Hydrozoa                                                        Stromatoporoidea
(Binatang Rongga)                                                                                          Conularida
                                                Scyohozoa                                                       Tetracoralla
                                                Anthozoa                                                        Tabulata
Annehda                                 chaetopoda
                                                Sipuoculida
Arthropoda                             Onychophora
                                                Crustacea                    Trilobita                       Proparia
                                                                                                                        Opisthoparia
                                                                                    Entomostraca
                                                                                    Malacostraca  
                                                Chelicerata                  Morostomata               Aglaspida
Moluska                                  Gastropoda                 Amphigastopoda         Tryblidiacea
                                                                                                                        Bellerophontacea
                                                                                    Prosobranchia              Archaeogastropoda
                                                Cephalopoda               Tetrabranchia              Nautiloidea
Bryozoa
Brachiopoda                            Iuarticulata
                                                Articulata
Graptozoa                                                                                                       Dendroldea
Echinodermata                        Pelmatozoa                                                      Cystoidea
                                                                                                                        Edrioasteroidea


Archaeocyatha
Archaeocyatha merupakan suatu jasad kelompok jasad yang telah punah, yang suatu Kambrium dan sebagian dari pada zaman yang berkikutnya lebih kurang sama peranannya dengan binatang karang (koral) sekarang. Meskipun kelompok itu tidak membentuk kelompok koloni seperti binatang karang, pada banyak tempat telah membentuk endapan-endapan gamping yang tebal. Endapan-endapan itu menyerupai terumbu yang dapat disamakan dengan terumbu-terumbu koral pada waktu sekarang di laut-laut daerah tropika.
Trilobite
Fosil-fosil penunjuk yang terpenting bagi Kambrium ialah Trilobita, kelompok binatang yang telah sangat terkhususkan dan termasuk Crustaceae (binatang berkulit keras) dan sekeluarga dengan kerang-kerangan dan udang-udangan pada waktu sekarang.
Daerah Fauna
Trilobita daerah sekeliling samudra Atlantik persekutuan hidupnya berbeda dengan Trilobita sekeliling samudra pasifik. Disini kita berkenalan dengan daerah fauna, yaitu daerah-daerah yang menurut geografi bercirikan suatu persekutuan hidup binatang tertentu yang berbeda dengan persekutuan hidup pada daerah lain. Kambrium kita bedakan daerah fauna Atlantik dan daerah Pasifik, sedangkan di Tiongkok terdapat suatu fauna campuran.
Beberapa binatang lain dari Kambrium
Binatang Brachiopoda, semenjak Kambrium hingga kini dapat dikatakan terus hidup tanpa perubahan. Echinodermata, atau binatang berkulit duri juga landak laut, teripang dan lili laut yang hidup pada waktu sekarang termasuk kelompok binatang ini. Volborthella yang hanya didapatkan di daerah fauna atlantik, ialah nenek moyang Nautiloida, diantaranya Nautilus yang terkenal dari laut Indonesia termasuk di dalamnya.Volborthella adalah seekor binatang yang kecil tak berarti, tetapi dari binatang ini timbul perkembangan yang memberikan sekelompok bintang yang sangat penting artinya sebagai fosil penunjuk selama paleozoikum yang agak kemudian, lebih-lebih selama mesozoikum.
Hampir semua binatang-binatang Kambrium yang kita kenal kecil. Paradoxides harlani yang panjangnya kurang lebih 40cm adalah binatang yang terbesar di zaman itu. Binantang ini termasuk Trilobita.
Sebab-sebab yang mengakibatkan perkembangan jasad-jasad
Setelah dalam Prakambrium tidak terdapat kehidupan binatang yang dapat memfosil, maka dalam Xambrium kekayaan yang sangat mengherankan akan hidup demikian itu.
Adanya binatang yang dapat memfosil yang sekian banyaknya itu dan ditemukan untuk sebagian besar disana, dapatlah kiranya disebabkan oleh dua hal yang berikut:
1.      Tentang batuan-batuan yang tidak terkena metamorphosis lebih banyak dalam Kambrium dari pada dalam Prakambrium. Pengaruh metamorphosis ini pada banyak sedimen Kambrium sangatlah kecilnya. Sehingga susunan batuan-batuan itu sangat mirip dengan batuan yang telah diendapkan dalam zaman geologi yang lebih muda.
2.      Karena suasana yang tidak dapat kita selidiki, maka setelah Prakambrium beberapa kelompok binatang telah mempunyai rangka.
Tentang sebab-sebab mengapa binatang-binatang itu membentuk lapis pelindung, hanya dapat kita terka:
1.      Makin banyaknya binatang-binatang yang sebagian besar hidupnya setara bentos pada jalur neritik. Bukan saja jumlah individu yang makin meningkat, tetapi terutama jumlah bentuk-bentuk , jenis-jenis, bangsa-bangsa, dan keluarga-keluarga yang terkhususkan kepada cara hidup tertentu.
2.      Sebab yang kedua mengapa pembentukan suatu rangka itu menguntungkan, kiranya terletak pada jasad-jasad . apabila sebuah jasad menjadi makin muskil dan makin besar, maka makin sukar berlakunya pelepasan dan pembuangan zat-zat secara langsung tidak berguna pembangunan badannya atau pemberian tenaga baginya.
3.      Hipotesis ketiga yang telah dibuat ialah, bahwa lautan-lautan dalam Prakambrium menurut perbandingan tidak seberapa besar akan kadar garam-garam kalsiumnya.

Pembagian Kambrium menjadi 3 bagian.
Dengan mempergunakan fosil-fosil zaman Kambrium itu dapat kita bagi menjadi tiga buah kala.
Fauna Kambrium Bawah masih bersifat Kosmopolit, artinya binatang-binatang itu masih terdapat dimana-mana di dunia.
Fauna Kambrium Tengah sudah nyata terbagi menjadi daerah fauna Pasifik dan daerah fauna Atlantik.
Dalam Kambrium Atas kita bersua dengan daerah fauna Atlantik.

Tersebarnya batuan-batuan Kambrium
Untuk pertama kali kita temukan dalam Kambrium batuan yang terbentuk baik dalam geosinklin, maupun dalam cekungan keratin atau epikontinen (tepi benua)
Endapan epikontinen ditemukan orang sepanjang keratin, seperti dinegeri-negeri Baltik, Rusia, Kanada, Tiongkok. Dinegeri-negeri Baltik ditemukan orang banyak endapan yang agaknya terbentuk dalam suasana laut hitam dengan gamping yang berbitumen, banyak pirit. Di daerah lain ditemukan orang sedimen yang berpasir dan sedimen yang berlempung, yang kaya akan fosil dan terawetkan dengan baik.
Geosinklin di Eropa
Geosinklin membentang di daerah-daerah yang kini bercirikan rangkaian-rangkaian pegunungan. Geosinklinn Kaledonia membentang dari laut Es Utara sepanjang Norwegia, pulau-pulau Hebrida, skotlandia dan Wales. Melalui Bretagne dan Normandia geosinklin bersambung dengan geosinklin Mediterania yang mendahului geosiklin Tethys. Geosinklin Mediterania membentang melalui Perancis Tegah, Jerman Tengah hingga Silesia dan Bohernia.
Lapisan-lapisan disini ternyata berkembang secara geosinklin dan mencapai tebal kurang lebih 4000 m. kambrium bawah terdiri dari Kwarsit. Kambrium Tengah terdiri atas sabak laut yang sesungguhnya, sedangkan Kambrium Atas teridiri atas batu pasir yang mengandung Brachiopoda.
Geosinklin di Asia dan Australia
Perisai Fennoskandia-rusia ditimur dibatasi oleh geosinklin Ural, yang terbentang dari geosinklin Mediterania ke Utara, selanjutnya geosinklin yang disebut kemudian itu bersambung dengan geosinklin Paleokataisia yang terbentang melalui Tibet sepanjang pantai timur Tiongkok hingga ke Peking. Cirri dari geosinklin ini ialah gamping Archaecyathus yang tebalnya hingga 100 m.
Geosinklin dibelah bumi barat
Sepanjang tepi timur Amerika Utara dan Kanada terbentang geosinklin Appalachia, yang terpisahkan oleh sebuah lengkungan pulau-pulau dari samudra Atlantik. Pulau-pulau itu telah lenyap (Appalachia). Geosinklin itu sendiri terbagi menjadi dua bagian oleh sebuah pematang gunung sempit yang telah terangkat dan terbentang memanjang sehingga karena itu dibagian timur terdapat fauna Atlantik, dan dibagian barat.
Susut laut dan genang laut
Hampir di mana-mana di dunia, Kambrium bawah, Kambrium Tengah dan Kambrium Atas terpisah satu dengan yang lain oleh suatu susut laut yang pendek, yang disusul oleh suatu genang laut yang baru. Genang laut yang terbesar tercapai pada Kambrium Atas. Pada kala itu bagian besar dari pada perisai-perisai tua lenyap di bawah lautan. Tetapi akhir Kambrium bercirikan lagi suatu susut laut yang besar, diiringi oleh kegiatan vulkanik pada banyak daerah.
Iklim
Dari penjabaran jenis-jenis binatang yang merata di dunia, terutama yaitu Archaeocvathus, dapatlah kita tentukan bahwa sewaktu Kambrium tidak terdapat pembatasan iklim yang nyata seperti sekarang. Diseluruh dunia pada ketika itu terdapat iklim yang sedang bahkan panas. Ini adalah suatu keadaan yang dapat dikatakan normal bagi bumi kita. Laut itu factor pengatur yang terpenting bagi iklim. Lautan banyak menyerap kalor dari matahari dan memberikan lagi kalor itu dengan perlahan-lahan.


Longgokan-longgokan bahan galian yang penting artinya bagi kehidupan ekonomi
Di india Kambrium Salt Range mengandung longgokan-longgokan garam dapur yang penting. Bahan itu diusahakan orang secara besar-besaran. Karena garam dapur itulah, pegunungan itu mendapat nama demikian. Di tempat lain Kambrium itu tidak banyak mengandung mineral-mineral yang dapat diusahakan. Dibeberapa tempat formasi itu merupakan sumber batu bangunan, disekitar Leningrad lempung-lempungnya dipakai orang untuk membuat batubata

BAB XXIX
Definisi tentang Sistem Silur
Sistem Silur disusun oleh Murchison di Wales bersamaan dengan Kambrium (1830-1840). Di Eropa pada umumnya orang hanya mengenal satu zaman, yaitu zaman Silur, tetapi zaman ini di Amerika terbagi menjadi dua zaman, yaitu Ordivician (silur bawah) dan Silurruan (Silur atas atau Gothlandian di Eropa).
Pada sisi bawahnya zaman Silur berbatasan dengan Kambrium, karena diantara kedua system ini terdapat suatu rumpang yang disusul suatu susut laut. Selanjutnya lapisan Silur bercirikan adanya fauna yang lebih meluas  jika dibandingkan dengan Kambrium Silur bawah dan Silur atas terpisahkan lagi oleh suatu susut laut dan diberbagai daerah geosinklin oleh suatu pembentukan pegunungan dalam waktu yang singkat.
Pada sisi atasnya Sistem Silur terpisahkan dari sistem yang berikutnya (yaitu Devon) oleh suatu orogenesis yang penting yang disertai oleh suatu susut laut yang besar. Oleh sebab itu maka senua batuan-batuan yang terbentuk kemudian, terletak di atas Silur dengan suatu diskordansi sudut ataupun dengan suatu rumpang.




Perkembangan hidup pada zaman Silur
Vertebrata (binatang bertulang punggung). Manusia termasuk kelompok itu pula. Suatu ichtisar mengenai binatang zaman Silur tercantum pada daftar yang berikut. Binatang-binatang itu menambah binatang yang telah ada pada zaman Kambrium.
Filum                           Kelas                           Anak kelas                              ordo
Porifera                       Spongie
Coelenterate                Calcarea
                                    Hydrozoa                                                                    Hydroidea
Arthopoda                   crustcea                       Entomostraca                          Ostracoda
                                    Chelicerata                  Merostomata                           Eurypterida
                                                                                                                        Xiphosuran
                                                                        Archnoidea                             Sorpionidae
                                    Eutracheata                 Myriapoda                               Diploda
Moluska                      Amphineura                                                                Placopuera
                                    Scaphopoda                                                                taxodanta
                                    Lamellibranchianta                                                      Heteradonta
                                                                                                                        Desmodonta                                                                                                                                        Anisomyaria




Graptolit: fosil penunjuk bagi zaman Silur
Semenjak zaman Kambrium ada suatu kelompok binatang yang muncul, kemudian kelompok binatang itu selama Silur mencapai perkembangan yang luas dan punah sama sekali pada akhir Silur yakni Graptolit. Itulah nama yang diberikan orang kepada binatang td, yaitu koloni binatang-binatang kecil yang diliputi oleh suatu rangka berzat tanduk. Koloni itu dalam hal ini dinamakan Rabdosoma.
Dengan pertolongan binatang-binatang itu orang telah dapat membagi Silur di Wales menjadi sejumlah besar jenjang, selanjutnya telah ternyata, bahwa pembagian ini dapat pula dipakai di daerah yang letaknya jauh, seperti Amerika, Tiongkok, Norwegia. Penyebaran ini disebabkan karena cara hidup Graptolit yang bersifat plangto-plagos. Binatang itu bergantungan pada benda-benda yang mengapung seperti ganggang laut, potongan-potongan kayu, ataupun gelembung pengapung buatan sendiri. Oleh sebab itu binatang itu dapat tersebar ketempat-tempat yang jauh, terbawa oleh angin dan arus. Binatang itu tidak bergantung pada dalamnya air. Karena iklim yang sama dimana-mana maka penyebaran itu tidak terhalang oleh batas-batas iklim dank arena genang laut yang besar pada zaman Silur, tidak terdapat banyak penghalang berupa daratan. Oleh sebab itu maka Graptolit adalah contoh fosil penunjuk klasik yang baik sekali.
Kelompok binatang lain
Selama Silur tidak hanya Gaptozoa saja luas perkembangannya, tetapi juga banyak kelompok binatang lain, Trilobita hidup terus tiada berkurang dan menunjukan berbagai sifat khusus. Selanjutnya kini Brachiopoda berkembang menjadi berbagai macam yang kemudian tidak lagi tercapat oleh kelompok ini. Diantaranya banyak yang kini mempunyai suatu rangka tangan yang pelik dan berbentuk sebuah pilin. Tetracoralla dan Tabulata membentuk endapan gamping yang tebal dan kadang-kadang strukturnya pelik pula. Porifera (sepon) berangka bentuk koloni Nautilooda (gurita, cumi) berkulit lurus, Crinoida (leli laut). Itu semua penambahan fauna yang telah terjadi selama Kambrium, Yang juga mengherankan ialah terutama perkembangan binatang-binatang dalam air tawar, kita jumpai disini binatang-binatang yang menyerupai udang, yang berkeluarga dengan Limulus yang sekarang masih hidup di laut Indonesia dan Amerika Tengah. Sewaktu Silur atas binatang ini mencapai ukuran sampai kurang lebih 4 m. juga dalam air tawar berkembang ikan yang pertama. Ikan-ikan itu tentu mendapat saingan yang hebat dari pihak udang yang besar tadi. Oleh karena itu kulit pelindung mereka sangat kuatnya.

Sifat sedimen yang diendapkan selama zaman Silur
Sewaktu zaman Silur dapat kita bedakan dua jenis rasies lautan tempat sedimen diendapkan. Pertama kita temukan fasies Giaptolit yang terpencar luas, serpih lempung hitam dan sabak biasanya dengan belahan yang bagus menurut pelapisan yang semula dan dengan sisa-sisa Graptolit yang sangat banyak. Juga Trilobita kadang-kadang ditemukan orang dalam serpih ini.Yang kedua ialah fasies pasir gampingan yang diendapkan di tempat-tempat yang didekatnya terdapat daerah yang terangkat kebanyakan hal itu terjadi selama zaman Silur.

Penyebaran sedimen-sedimen selama Silur. Geosinklin
Dalam Geosinklin Kaledonia pengendapan yang telah dimulai dalam Kambrium berlangsung terus. Pada tepi-tepi Geosinklin terbentuk endapan-endapan yang lebih gampingan dan pasiran. Disini juga kita temukan kegiatan vulkanik yang hebat dengan pembentukan lava-lava yang mengandung banyak kwarsa (riolit).
Geosinklin-geosinklin di Amerika Utara
Dalam Geosinklin Appalachia terdapat kelanjutan endapan setelah susut laut yang pendek pada akhir Kambrium. Di sebelah timur, yaitu di dekat lengkungan pulau-pulau yang memisahkan Geosinklin tadi dari Samudra Atlantik. Perkembangan itu berlangsung terus selama Orcovisium Tengah. Selama waktu itu batu gamping Trentom menutup bagian Amerika Utara yang luas. Tetapi pada Ordovisium Atas lengkungan pulau-pulau tadi terangkat, terutama dekat New York dan Pennsylvania. Karena pengikisan tanah yang terangkat itu, maka sejumlah besar bahan-bahan rombakan terangkut ke geosinklin Appalachia. Terbentuklah disitu sebuah delta yang luar biasa.
Ordovisium berakhir dengan suatu orogenesis besar. Pada peristiwa itu lengkungan pulau-pulau tadi beserta isi geosinklin tergeserkan di atas dan melalui perisai Kanada. Orogenesis ini dinamakan orogenesis Takonia. Hasilnya ialah suatu pegunungan tinggi, yang dengan segera pula terkikis oleh erosi. Bahan yang dihasilkan oleh pengikisan itu berupa batu pasir yang melampar meliputi bagian-bagian besar perisai itu, sehingga alas Silur bercirikan batu pasir Medina.
Penampang Silur pada air terjun Niagara
Air terjun Niagara terjadi pada endapan-endapan Silur. Disini dapat kita amati perkembangan epikontinen yang sangat baik selama Silur atas. Pada alasannya dapat kita lihat endapan klastika halus dari Silur Bawah (Ordovisium), yaitu akibat permulaan pengangkatan Appalachia, orogenesis Takonia dan pengangkutan bahan-bahan klastika yang kian meningkat dinyatakan oleh batu pasir dan lempung pasiran yang termasuk kelompok Medina. Bahan-bahan itu membuktikan perombakan rangkaian pegunungan Takonia. Akhirnya pegunungan itu sangat terkikis, sehingga hanya sedikit atau tidak lagi ada bahan rombakan yang terangkut. Batu gamping dan serpih halus yang termasuk kelompok Clinton dianggap sebagai buktinya.
Ketika pegunungan telah lenyap seluruhnya akibat pengikisan dan airnya tidak lagi keruh karena bahan rombakan yang terangkut, maka jasad-jasad mendapat kesempatan untuk berkembang biak. Akibatnya ialah pengendapan batu gamping padat yang termasuk kelompok Loekport. Batu gamping itulah yang telah menyebabkan terjadinya air terjun tadi. Batuan itu lebih tahan terhadap pengikisan oleh air dari pada batu lempung yang ada di bawahnya, yang terangkut oleh air.
Perkembangan geosinklin Appalachia setelah orogenesis Takonia
Karena pengankatan pegunungan Takonia, maka pengangkutan bahan-bahan yang berasal dari rombakan kedalam geosinklin menjadi sangat banyak, sehingga kecepatan pengendapannya lebih besar dari pada penurunannya. Batuan-batuan yang terjadi tidak lagi terletak dalam lautan. Endapan-endapan daratan berlapis yang sangat luas terjadi di daerah New York dan Kanada Timur.


Orogenesis Kaledonia di belah bumi timur
Akhir Silur di Eropa dan Asia bercirikan suatu pembentukan pegunungan yang penting pada akhir zaman tersebut. Fasa Takonia disini hanya Nampak samar-sama, tetapi puncak gerakannya terdapat pada akhir zaman tadi.
Pegunungan-pegunungan yang terjadi karena itu terombak selama zaman Devon dan lapisan-lapisan Devon letaknya di atas lapisan yang lebih tua dengan doskordansi sudut yang jelas sekali.
Perkembangan Silur di Tiongkok
Di Tiongkok Kambrium berakhir dengan suatu lipatan, yang belim diketahui dengan jelas. Silur Bawah dimulai dengan suatu genang laut, sedangkan geosinklin Paleokatasia terisi dengan lapisan-lapisan sedimen yang tebal. Geosinklin ini terpisahkan dari samudra Pasifik oleh suatu lengkungan pulau-pulau yang letaknya pada tempat pantai timur sekarang.
Ordovisium Bawah terutama terdiri dari gamping Cryptozoon (ganggang gamping) yang tebal (formasi Wunting dan Kangyao). Pada waktu itu pula Tiongkok Tengah tertutup oleh suatu tepi benua yang luas. Dalam Ordovisium Tengah geosinklin itu terbagi oleh suatu punggung daratan dekat Nanking menjadi bagian itara dengan fauna Amerika dan bagian selatan dengan fauna Eropa.

Perkembangan Silur di Australia
Di Australia kita dapatkan pengendapan selanjutnya dalam geosinklin Tasman . disini kita temukan fasics pasir gampingan berganti-ganti dengan fasies Graptolit. Fasies Graptolit itu bercirikan selaan lapisan rindang yang beraturan, yang dianggap akibat letusan abu dari gunung api. Abu itu diendapkan di atas lapisan Graptolit ganggang yang rapat yang terdapat di laut, dan oleh karena itu Graptolit ganggang itu mengendap.



Endapan-endapan Silur yang penting artinya dilihat dari sudut ekonomi
Yang terutama penting ialah bijih-bijih besi sedimen yang terbentuk dalam zaman Silur. Bjih-bijih itu yang berupa oolit, terutama terbentuk di Amerika Utara. Di dekat Birmingham di Alabama terdapat sebuah lapisan setebal 6cm dan persediaan seluruhnya sebanyak 600 juta ton.
Endapan-endapan garam yang terutama penting dari Silur atas terdapat di Amerika Serikat bagiaan barat tengah yang dapat menjadi tebal sekali. Waktu orogenesis pada akhir zaman Silur pada banyak tempat granit telah menerobos disertai bijih-bijih. Daerah emas di Victoria, Australia, berasal dari zaman itu.
Iklim
Didapatkan jenis-jenis jasad yang serupa di tempat-tempat yang kini termasuk lingkungan kutub dan juga di daerah-daerah yang keriklim panas dan sedang, dan dapat member kesimpulan kepada kita, bahwa ketika itu iklim di mana-mana sama panasnya seperti dalam zaman Kambrium. Tetapi perlu pula dikemukakan disini bahwa pada ketika itu tumbuhan darat belum ada atau jarang sekali terdapat, sehingga sukar mengadakan pembandingan yang langsung diantara kejadian-kejadian yang disebabkan oleh iklim pada zaman itu dengan kejadian-kejadian pada waktu sekarang.

Silur di Indonesia
Zaman Silur ialah zaman tertua yang diketahui di Indonesia. Fosil Silur, yaitu koral Tabulata yang bernama Halysites telah ditemukan prang dalam batu-batu telepas dalam suatu sungai di Irian. Tetapi keterangan yang ada, masih sangat sedikit untuk dapat menunjukan tentang luasnya sistem ini. Mungkin dalam Silur, Irian merupakan sebagian dari pada geosinklin Tasman di Australia dan peralihan antara geosinklin Tasman itu dan geosinklin Paleokatasia di Tiongkok.
Ikhtisar dan ringkasan
Selama zaman Silur kita dapatkan puncak fase pertama pada daur Kaledonia, yaitu berupa genang laut yang besar disemua benua. Luas lautan Silur semenjak itu tidak pernah ada bandingannya dalam sejarah geologi. Daerah-daerah seperti Sahara, perisai Baltik-rusia, Tiongkok Tengah, Amerika Utara, Amerika Selatan, Australia, semuanya merupakan laut dangkal.
Fase kedua di belah bumi barat agak lebih dahulu terjadi dari pada di belah bumi timur, yaitu berupa pembentukan pegunungan Takonia di Amerika Utara.
Orogenesis itu meninggalkan kesan pula dalam geosinklin lainnya, terutama di sekitar samudra Pasifik. Geosinklin di Eropa terlipat pada akhir Silur Atas, dengan pembentukan rangkaian-rangkaian pegunungan Kaledonia yang penting itu. Fase ini di Tiongkok dan Australia juga penting.
Sedimen-sedimennya terutama berkembang dalam dua fasies, yaitu serpih Graptolit dan batuan yang gamping pasiran. Meluasnya faises itu bergantung dari pada kedudukan relative terhadap lengkung pulau-pulau dan bagian-bagian kraton yang terangkat.
Batuan-batuan yang penting artinya dilihat dari sudut ekonomi yaitu bijih besi oolit dari Amerika Utara dan Tjekoslowakia dan endapan-endapan garam diberbagai dunia, terutama di Amerkika Utara.
BAB 30
Definisi Zaman dan Sistem
Zaman Devon dapat kita bedakan dari Silur yang ada dibawahnya dan Karbon yang ada diatasnya, baik menurut paleontologi maupun stratigafi. Menurut paleontology, Zaman Devon bercirikan munculnya tumbuhan – tumbuhan darat pertamadan binatang bertulang punggung. Sedangkan menurut stratigafi, zaman itu bercirikan kedudukannya sabagai fase ketiga dari daur Kaledonia dan sebagai fase pertama daur Variscia. Di Amerika puncak daur Kaledoniia terrdapat dalam zaman Devon.
Wilayah tipe bagi Devon ialah Country Devonshire di Inggris. Dari daerah itulah orang mengambil nama system ini. Disini system itu dikenal pada tahun 1830 – 1839 oleh seorang Perancis yang bernama H. De La Beche sebagai suatu system yang terlentak diantara lapisan – lapisan Silur yang terlipat dan lapisan – lapisam Karbon ditasnya yang mengandung tumbuhan – tumbuhan.
Pada garis besarnya, Devon dapat dibagi menjadi tiga bagan: Devon bawah, Devon Tengah, dan Devon Atas.
Devon Bawah:
1.      Spirifer mercurii
2.      S. (Hysterollitches) primaevus
3.      S. Hystericuss
4.      S. bischoffi
5.      S. arduenneensls
6.      S. hercyniae
7.      S. Paradoxus
8.      S. deebeni


Devon Bawah (lajur Cutijugatus)
9.      S. speciosus
10.  S. cutijugatus
11.  S. elegans
Devon Tengah:
12.  S. osteolatus
13.  S. mediotexius
14.  S. aperturatus
15.  S. anosoffi
16.  S. mucronattus
Devon Atas:
17.  S. verneuill
18.  S. archiaci
19.  Crytina  murchisoni

·            Paleontologi Devon, Tetracoralla:
Selama Zaman Devon telah berkembang beberapa Tetracoralla yang aneh, yang bercirikan suatu tutup. Yang terkenal diantaranya ialh Calceola sandalina, yang ditemukan di seluruh benua Eurasia.

·         Paleontologi Devon, Amonit.
Untuk pertama kalinya Amonit penting artinya. Arti yang penting itu akan tetap berlangsung dalam Paleozoikum dan selanjutnya dalam masa Mesozoikum. Zaman Devon untuk sebagian termasuk fase ketiga atau fase erosi daur Kaledonia. Dalam hal itu Devon terutama berkembang seabgai fasies ‘Old Red Sandstone’ atau Batu Pasir Lama (ORS atau BML). Nama itu diambil dari pertmbangan batu bara Inggrs. Lapisan – lapisan yang mengandung batu bara disini tertutup dan juga terletak diatas – lapisan pasir yang berwarna merah.
Pada umumnya ORS (Old Red Sandstone) itu terdiri dari arkosa, konglomerat, batu pasir, dan serpih yang berwarna jelas, terutama merah yang berasal dari perombakan pegunungan – pegunungan Kaledonia. Setelah pegunungan – pegunungan itu terbentuk, bahan perombakannya mengumpu dalam cekungan – cekungan yang menurun perlahan – perahan selama pengendapan tadi. Adang – kadang dapat terbentuk tumpukan lapisan hingga 6000m tealnya. Pelapisan simpang siur, gelembur – gelembur gelombang (dari endapan sungai), rekah rekut, menunjukkan bahwa disitu terdapat air tawar yang berlimpah – limpah. Oleh karena itu, dalam lapisan itu kita temukan sisa – sisa ikan dan ampifibia, yang terutama telah dtemukan orang di Tanah Hijau (Gronland) dalam jumlah yang besar. Baru dalam lapisan – lapisan ORS teratas kita temukan tanda – tanda suatu ilim yang kering dan gersang.
Keadaan pada Devon tengah ialah dalam laut itu masih terus menerus mengendap bahan – bahan vulkanik, tetapi kini pada beberapa tempat dengan selingan – selingan terumbu koral dan fosil – fosil laut lainnya. Devon tengah berakhir dnegan suatu pembentukkan pegunungan. Setelah itu selama waktu yang lama terjadilah pengikisan dan sebagian besar lapisan – lapisan Devon bawah dan Devon Tengah terhanyutkan lagi. Pengendapan dilaut tidak banyak dan terjadilah cekungan – cekungan yang luas didarat dengan pembentukkan endapan – endapan limne. Vulkanisme tetap penting dan pada banyak tempat terdapat selaan – selaan abu gunung berapi. Dalam danu – danau itu terdapat banyak ikan yang kadang – kadang terwaetkan sebagai fosil.
·         Fasies Geosinklin Lautan
Geosinkin yang terkenal dari jaman ini adala geosinklin Variscia, yang membujur dari Inggris Selatan dan Eire melalui Ardenna di Perancis Utara, Eifel dan Hunscrik di Jerman hingga Polandia. Geosinklin ini disebelah utara berbatasan dengan daerah yang terangkat sewaktu Kaledonia dan disana terdapat cekungan – cekungan ORS (benua ORS). Diselatan kita jumpai laut yang luas dengan pulau – [ulau yang banyak, yang terangkat sewaktu Kaledonia, yaitu yang kini merupakan dataran tnggi Pusat (Central Plateau) di Perancis, Vosges, Schwarzwald, dan Bohemia.
·         Daerah Andenna Belgia, wilayah tipe bagi Devon Laut
Meskipun Zaman Devon dinamakan menurut lapisan – laisan yang terdapat di Devonshire (Inggris), namun perkembangan yang lebih bagus terdapat di daerah Andenna Belgia dan perbukitan Eifel dan Hunsriick yang bersambungan dengan daerah itu. Sejumlah genang laut dan susut laut diatas padatan Brabant diutara, dan kekayaan fosil yang besar, memungkinkan kita untuk mengadakan pembagian Devon menjadi sejumlah besar jenjang:
Devon Atas           : Famennien dan Frasnien
Devon Tengah       : Givetien dan Eifelien
Devon Bawah       : Koblencien, Siegenien, dan Gedinnien

Pengaliran lava dibawah laut (keratofir) menyebabkan terjadinya jebakan besi endapan, yang kini ditambang orang di daerah Lahn – Dill dan Luxemburg. Tebal lapisan Devon seluruhnya dalam geosinklin ini pada beberapa tempat mencapai 8000m.
·         Devon di Amerika Utara
Di Amerika Utara, geosinklin – geosinklin Appalachia dan Cordillera tetap tiada berubah selama awal Zaman Devon. Yang diendapkan terutama ialah gamping yang mengandung banyak fosil. Tetapi pada akhir Devon Bawah terjadi suatu pembentukkan pegunungan yang penting dibagian tomurgeosinklin Applachia, terutama didaerah yang sekarang merupakan pantai timur Kanada (Akadia) dan diutara New York. Disini telah terangkat suatu pegunungan yang tinggi yang terdiri dari isi geosinklin yang ada dibagian inim yaitu sedimen – sedimen zaman kambrium dan siur. pmbentukkan pegunungan ini dinamakan orang orogenesis Akadia.


Meskipun gerakan tadi hanya terbatas pada bagian geosinklin yang ada disini, tetapi perubahan sifat sedimen – sedimen meliputi daerah luas. Mulai dari pegunungan itu sekarang terbentuklah terutama endapan – endapan klastika yang berupa beberapa delta yang luarbiasa ukurannya dna bentuknya menyerupai kipas salah satu diantara delta – delta itu kini merupakan bukit – bukit Castkill didekat New York.
Di Rocky Mountains yang sekarang, Devon itu berkembang secara gampingan pula. Yang pentin disini ialah terdapat nya sebuah fosi yang khas bagi Eropa, yaitu Stringocephalus. Hal ini menunjukkan suatu perhubungan dengan geosinklin Variscia melalui Tiaongkok, karena disanapun fosil it mencirikan endpaan – endapan Zaman Devon.
Menurut geologi kita dapat menganggap daerah Ardenna sebagai suatu singkapan dalam batuan – batuan Paleozoikum yang sangat terlipat, yang dilingkungi oleh lapisan – lapisan yang lebih muda, yaitu dari Masa Mesozoikum dna Tersier. Arah batuan – batuan tadi kira – kira barat – timur, yaitu sama dengan arah geosinklin Variscia. Dari seltan ke utara dapatlah dibedakan:
1.      Daerah Ardenna yang sesungguhnya, terutama terdiri dari batuan – batuan Devon yang banyak lipatan – lipatannya. Devon disini terutama terdiri dari batuan – batuan kalsika dengan baanyak kwarsa.
2.      Daerah ini disusul oleh suatu jalur dengan banyak batuan – batuan karbon. Didaerah ini banyak seklai batu bara: sinklinorium Dinant.
3.      Antiklin Condroz menu=yusul setelah itu. Disini Devon bawah terlihat lagi.
4.      Daerah ini terpisahan dari yang berikutnya, yaitu dari cekungan Namur, oleh suatu patahan luar biasa. Disini terdapat karbon dan pertambangan batu bara.
5.      Sebagai bagian yang terutama kita temukan tepi cekungan itu, yaitu padatan Brabant yang terlipatkan sewaktu orogenesis Kaledonia dan benua Old Red Sandstone.

Apabla kita amati lembah sungai Maas diantara daerah Rocroy dan Dinant, maka akan kia jumpai urutan lapisan – lapisan Devon sebagai berikut:
a.       Jenjang Gedinne (Gedinnien): Genang laut dan konglomerat alas, yang pada alasnya kasar dan pada puncaknya menjadi halus.
b.      Jenjang Siegen (Siegennien) ulangan genang laut dan pengendapan sedimen – sedimen neritik, grauwacke, dan batu pasir dengan fosil yang banyak sekali.
c.       Jenjang Koblenz (Coblencien) adalah suatu waktu dengan susut laut yang pada tepi cekungan itu merupakan warna – warna kemerahan dalam endapan – endapan laut pengaruh ORS.
d.      Jenjang Eifel, (Eifelien) adalah suatu waktu genanglaut lagi. Terutama di Eifel dalam jenjang ini kita temukan banyak batu gamping dengan koral.
e.       Jenjang Givet (Givetien) adalah suatu waktu ketika memuncaknya genang laut. Juga pada tepi cekungan itu perkembangannya secara batu gamping.
f.       Jenjang la Famenne (Famennien) berkembang sebagai serpih dan sabak dengan Spirifer vernevilli.

·         Iklim Zaman Devon
Keadaan di daera tropika, disini hujan yang banyak sekali bersama dengan tumbuhan mengakibatkan terjadinya tanah merah, yang bersifat gletser. Hal in menunjukkan bahwa sekurang – kurangnya selama sebagian dari tetapi lebih menyerupai batuan yang diendapkan di gurun – gurun. Oleh karena itu bagian – bagian muka bumi yang kerng selama Zaman Devon harus kita bayangkan sebagai suatu gurun. Danau – danau dan sungai – sungai menunjukkan akan iklim yang agak lembab. Adanya gurun sebanyak itu, harus dicari sebabnya dala keadaan tumbuhan yang hanya sedikit jumlahnya. Tumbuhan – tumbuhan hanya dpaat bertahan dengan baik ditempat – tempat yang lembab. Baru pada Devon Ata perkembanga tumbuhan sudah demikian, sehingga tidak lagi berganung dari pada kelembaban tanah.
·         Daerah Fauna
Meskipun ada pegunungan – pegunungan yang terlipat waktu orogenesis Kaledonia dan Akadia, tetapi perhubungan – perhubngan laut selama Zaman Devon baik sekali. Oleh karena itu dimana – mana diseluruh dunia kita temukan kembali kebanyakan fosil – fosil Devon. Perbedaan – perbedaan antara daerah – daerah iklim tidak seberapa. Oleh karena itu, koral – koral pembentuk terumbu terdapat hingga lingkar lintang tinggi.
·         Ikhtisar dan Ringkasan
Devon adalah suatu Zaman yang seakan – akan terjepit diantara waktu – waktu pembentukan pegunungan yan penting. Selama zaman itu Nampak pula adanya beberapa gerakan – gerakan yang penting. Sepanjang tepi – tepi cekungan kita lihat beberapa genang laut dan susut laut:
Karbon Bawah
Devon Atas          : Perlipatan Breton (Geos, Apalachia, Variscia), Genanglaut   
                                (Padatan Brabant, Rusia, Amerika Utara)
Devon Tengah     : Genanglaut (Daerah Ruhr, padatan Brabant, Amrika
                                Utara), Susut laut (Bohemia)
Devon Bawah         : Orogenesis Akadia (Amerika Utara), Susut laut (Geosinklin, Variscia, benua – benua di Belahan Bumi Selatan), Genaglautb(Geos, Variscia, Amerika Utara, Belahan Bumi Selatan).
Silur Atas                : Orogenesis Kaledonia, Fasa Ardennia



Pada umumnya Devon dianggap sebagai fase ketga daur Kaledonia, penombakan pegunungan – pegunungan Kaledonia dna penyebaran endpaan – endaan daratan yang luas. Juga dalam geosinklin pengaruh perombakan ini terliat, karena peneybaran sedimen – sedime klastika yang luas. Hanya pada jarak jauh dari daerah – daerah yang terlipat sewkatu orogenesis. Kaledonia, perkembangannya bersifat gampingan: Amerika Utara sebelah barat, bagian bagian geosinklin Veriscia, geosinklin Tethys, bagian – bagian Tiongkok.
Untuk pertama kali dalam Zaman Devon kita dapatkan perkembangan tumbuhan – tumbuhan darat yang penting. Dan untuk pertama kalinya dalam zaman ini berkembanglah binatang – binatang darat.

BAB 31
KARBON

Zaman karbon
Kata “karbon” berasal dari bahasa latin yaitu Carbonium yang berarti arang. Selama
zaman ini diendapkan sistem karbon. Nama karbon diambil adri sifat sistem tersebut yakni timbulnya sejumlah besar karbon bebas. Sistem karbon untuk pertama kalinya dikenal di
Eropa Barat yaitu di Prancis yang oleh Omalius d’Halloy seorang ahli geologi Prancis telah
disebut pula sebagai Terrain Houller yang berarti daerah arang. Oleh sebab itu makaterminologi zaman karbon digunakan di Eropa.Lain halnya dengan di Amerika, Karbon Bawah dan Karbon Atas dianggap sebagai 2buah sistem tersendiri, masing-masing: Mississippian untuk Karbon Bawah dan Pensylvanianuntuk Karbon Atas. Nama Mississippian diambil dari daerah tipenya, yaitu di cekunganMississipi dan pertama kali diusulkan pada tahun 1869 oleh Alexander Winchell, seorang ahligeologi Amerika, sedang Pensylvanian diambil dari nama daerah tipenya yaitu diPensylvanian dan pertama kali diusulkan pada tahun 1891 oleh H.S. Williams, seorang ahligeologi Amerika.Sesudah zaman Karbon menyusul zaman Permian. Selama zaman ini diendapkansistem Perm. Nama Perm berasal dari nama daerah tipenya yaitu Provinsi Perm di Rusia.Nama zaman Perm untuk pertama kalinya diusulkan pada tahun 1841 oleh Murchison,seorang ahli Stratigrafi dan Paleontologi berkebangsaan Inggri

Pada saat itu hutan era karbon ditandai dengan dominasi amphibia di daratan. Reptilia pertama muncul dan dapat meletakkan telurnya di luar air. Serangga raksasa mulai muncul dan tiba-tiba menjadi banyak. Iklimnya panas dan lembab. Hewan amphibi jumlahnya juga meningkat. Hutan rawa berbatu bara dan munculnya serangga adalah ciri yang paling signifikan. 

Reptilia muncul pertama kalinya dan dapat meletakkan telurnya di luar air. Serangga raksasa muncul dan ampibi meningkat dalam jumlahnya.

Pohon pertama juga mulai muncul, jamur Klab, tumbuhan ferm dan paku ekor kuda tumbuh di rawa-rawa pembentuk batubara. Pada zaman ini benua-benua di muka bumi menyatu membentuk satu masa daratan yang disebut Pangea, dan terjadi perubahan lingkungan untuk menyesuaikan dengan berbagai bentuk kehidupan. 

Pada garis besrallanya binatang-binatang laut seperti tetracorala, trilobite, brachiopoda, nautiloidea, dan amonit merupakan binatang-binatang yang penting. Crinoida, blastoidae berkembang biak baik sekali yang tdak pernah di kenal sebelum nya kelompok binatang yang baru yaitu fusulinoida mulai berkembang. Fusulinoida itu termasuk plotozoa yang terdiri dari sebuah sel saja tetapi sel ini membentuk gamping yang sangat rumit, Fusulinoida masih bertahan hingga jaman ferm dan kemudian punah
Yang ajaib ialah perkembangan arthropoda trilobite yang sebagian besar punah tetapi bberpa bentuk masih bias bertahan hingga jaman perm, eurypterida yang telah kita jumpai pada jaman silur sebagai euripterus dalam bentuk raksasa selama jaman karbon masih terus ada dalam endapan-endapan air tawar dia natara batu bara . yang tampak jelas ialah binatang-binatang ini telah berkembang mini yang dewasa ini masih hidup
Endapan karbon yang mengandung batu bara
Cekungan yang berbatubara dapat di bagi menjadi dua golongan yaitu
1.      Geosinklin
2.      Epikontinen/ geosinklin variscia
Yang termasuk cekungan batu bara Geosinklin ialah yang terletak di geosinklin variscia di eropa dan geosikin Appalachia si amerika utara cekugan donetz di rusia masih dapat di masukkan dalam geosinklin veriscia
Cekungan batu bara golongan ke tiga adalah yang kecil-kecik yang berbentuk dalam rantai yang terlipat dalam vase variscia , hal yang memberikan citi cekungan batu bara geosinklin ialah pelipatan lapisan-lapisan yang hebat dan kadar hidrokarbon dalam batu bara yang rendah
Dalam laut geosinklin yang telah terjadi pada jaman devon pelipatan Breton menyebabkan terjadi nya sebuah pematang yang terangkat (deretan pulau-pilau) disekeliling pematang terdapat batuan klastikaterutama selama waktu karbon bawah tidak lama dari itu pematang terangkat itu habis terkikis dan endapan menjadi semakin luas gampingan dan lempung perkembangan gampingan ini pada banyak tempat khas bagi karbon bawah
Geosinklin tanpa pembentukan batu bara
Tidak semua cekungan geosinkin selama jaman karbon baik keadaan nya untuk membentuk batu bara , geosinklin yang serupa ini adalah geosinklin ural, geosinklin altai Himalaya yang terus ke geosinklin Australia kemidian geosiklin rocky mountains andes dan geosinklin lingkarpasifik pada umum nya. dalam geosiklin ini tidak terdapat lapisan batu bara meskipun sisa-sisa tumbuhan tidak di temukan
Jaman karbon yang penting dalam hidup perekonomian
Dalam hal ini dalam hal ini endapan yang terpenting ialah batu bara bahan ini sumber terpenting di eropa dan amerika serikat cekungan yang terpenting di terdapat di inggris .
Di amerika utara cekungan antrasit Pennsylvania penting arti nya selnjut nyacekungan michigen, interior basins cekungan tekas Arkansan dan Appalachia
Minyak yang penting untuk kehidupan ekonomi hanya di amerika misalnya lapangan minyak Oklahoma dan tekas yang di temukan terdahulu
Yang tidak seberapa penting ialah tanah porselin dan lempeng yang cocok untuk pembuatan batu tahan api yang terutama terdapat di inggris di antara lapisan batu bara, tanah-tanah ini untuk sebagian besar menjadi dasar bagi perindustrian kramik
gamping dan dolomit dalam formasi karbon yyang di endapkan dalam laut hanya penting arti nya hanya dalam daerah setempat.
iklim
selama jaman karbon dan juga di kala-kala nya iklim di seluruh dunia tidak sama, dalam karbon bawah yang terdapat di laut pada umum nya terdapat banyak koral hal ini menunjukkan akan iklim sedang, agak panas , karbon atas dengan sejumlah besar lapisan-lapisan yang mengandung tunbuhan dapat di katakana mempunyai iklim panas yang merata,
BAB 32
PERM
a. Definisi Perm
Dieropa perm bercirikan letak lapisan yang diskordan diatas Karbon yang mengandung batubara, sedangkan fauna laut menunjukkan pula penjimpangan-penjimpangan tertentu dari fauna karbon. lebihilebih dengan pertolongan amonit, maka Perm dapat dikenal dengan jelas. pada sifat atasnya Perm laut dapat dibedakan dengan jelas dari Trias laut karena fosil-fosil yang terkandung didalamnya sangat berlainan. dalam lapisan-lapisan Perm terdapat fauna yang samasekali bersifat paleozoikum, tetapi dalam trias sifatnya khas Mesozoikum.
b. Paleontologi Perm
Didaerah-daerah dengan pengendapan yang terus-menerus dalam suasana lautan, Perm bercirikan adanya kelompok-kelompok fosil paleozoikum yang penghabisan.
c. Perkembangan Perm di jerman
Pada permulaan genagn laut dalam beberapa waktu lamanya telah terjadi sebuah laut dengan suasana laut Hitam. Pada ketika itu telah terendapkan serpih-serpih hitam yang mengandung banyak ikan fosil. Tetapi pembentukan ini hanya setempat dan tebalnya pun tak seberapa, karena adanya lelehan-lelehan basalt, maka kadar-kadar garam dalam laut Hitam ini agak tinggi, dan sebagian diantaranya telah mengendap sebagai tembaga sulfida.
d. Perm diluar pengaruh pegunungan-pegunungan Variscia
Perm bawah , terutama tersingkap bagus disekitar kota Artinsk: batu pasir dan lempung yang mengandung Brachiopoda. Makin ketengah cekungan perkembangannya lebih gampingan dan mengandung Fusulina, koral, dan Brachiopoda.Perm tengah mempunyai wilayah tipe kota Koungour, 80 km disebelah tenggara perm. Gamping dan dolomit yang mengandung fauna yang tidak banyak adalah suatu petunjuk akan naiknya kadar garam. Perm atas dengan susut laut yang menerus. Ditimur kazan lapisan-lapisannya berwarna merah,dan terjadi dari daratan dengan selaan serpih yang menyerupai Kupferschiefer.
e. Perm di Amerika Utara
Disini perm menunjukkan persamaan yang besar dengan perkembangan di Eropa. Di Amerika Utara juga selam zaman ini terjadi gerak-gerak orogenesis. seperti di Jerman maka berbatasan dengan ini terdapat sebuah cekungann yang tergenang oleh laut. Disini terbentuk lapisan-lapisan gamping yang tebal dan terumbu-terumbu koral.
f. Tempat-tempat yang lain terdapat perm laut
Kecuali di Amerika bagian Barat perkembangan geosinklin tidak seberapa, baru selama zaman yang berikutnya yaitu Trias, daerah-daerah geosinklin yang baru, makin nampak dengan dijelas. Oleh sebab itu maka Perm laut agak jarang terdapat. terdapat endapan-endapan gampingan atau tufaan, juga setempat-setempat mengandung fosil banyak sekali, endapan-endapan gampingan juga membentuk gunung-gunung yang jelas, yang dinamai Fatu, sedangkan formasi seluruhnya terkenal sebagai formasi Sonnebait. Disumatra, kamboja, India, dan Selandia Baru perm terutama berkembang sebagai gamping yang mendorong productus, Fusulina, dan koral, disertai dengan batuan-batuan yang berasal dari gunung api.
g.Perm di benua Gondwana
Dibenua Gondwana ( Amerika Selatan, Afrika, India, dan Australi ) perm itu biasanya terbentuk sebagai urutan yang tak berputusan, yang menjadi suatu kesatuan dengan karbon, karena itu semuanya dibicarakan bersama dengan karbon. pada karbon hanya ada jalur yang sempit di Australia timur yang dibanjiri  oleh laut, tetapi waktu perm terjadi genanglaut sehingga dijalur yang tergenang oleh laut yang dangkal menjadi lebar. Tetapi tidak lama kemudian terjadi sedikit pengangkatan, sehingga laut berubah menjadi suatu rawa yang luas. dalam rawa itu tertimbun bahan tumbuhan dan terjadi endapan karbon yang penting, rawa ini terbentang dari Tasmania disebelah selatan sampai ke Queensland Timur Laut.
h. Endapan-endapan perm yang penting dalam hidup perekonomian.
Yang penting ialah evaporit-evaporit yang terdapat dijerman dan amerika sebelah baratdaya. secara tidak langsung, endapan-endapan garam ini penting artinya karena terjadinya kubah-kubah garam ini disebakan karena garam yang liat akibat tekanan sedimen-sedimen yang ada diatasnya, melongok dan dalam pada itu mengangkat lapisan-lapisan yang ada diatasnya dan untuk sebagian menembus lapisan-lapisan itu. kecuali batubara, lapisan-lapisan perm menghasilkan pula lempung keramik dan juga besi.
i Iklim
Selama Paleozoikum bawah iklim didaerah-daerah yang luas diseluruh dunia sangat rata, yaitu agak panas menurut pengertiankita pada waktu sekarang. dalam zaman devon didaerah-daerah yang luas kita temukan lapisan yang berwarna merah. hal ini menunjukkan tidak adanya lipatan tumbuhan yang menutup, jadi mengesankan berbagai gejala yang sesuai dengan keadaan gurun-gurun sekarang. pada umumnya dalam sejarah bumi kita temukan kaidah yang berikut : dalam waktu bedatinggi topografi tidak seberapa dan genang laut yang luas, akan terdapat suatu iklim yang kebanyakan agak panas dan merata di bagian-bagian bumi yang luas, dalam waktu bedatinggi topografi yang besar, yaitu selama dan sesudah ada orogenesis yang penting dan meluas diseluruh dunia ada pembagian iklim dalam beberapa daerah yang jelas: daerah kutub, daerah sedang, daerah kering, dan mungkin daerah hujan tropika. dari iklim hujan tropika tidaklah banyak bekas-bekasnya yang tertinggaL
BAB 33
PERKEMBANGAN ALAM VERTEBRATA DALAM PALEOZOIKUM

1. Ikan-ikan Pertama
Menurut perbandingan ,vertebrata merupakan binatang-binatang yang datangnya kemudian dalam sejarah bumi. meskipun sangat sedikit yang kita ketahui tentang prkembangan hidup dalam Prakambrium, tetapi adanya bebrapa kelompok binatang yang sangat terkhususkan, seperti Trilobita dan Brachiopoda dalam Kambriu merupakan jaminan, bahwa perkembangan telah mulai lama sebelumnya. vertebrata yang tertua adalah ikan-ikan, lagipula ikan-ikan airtawar. bertentangan dengan pendapat kebanyakan orang, maka bukanlah lautan lingkungan yang asli terdapat terjadinya binatang-binatang bertulang-punggung. pernafasan ikan berjalan dengan masuknya air melalui mulut dan keluar melalui lubang-lubgan insang. pada ketika itu air melampaui insang-insangnya. pada sisi belakang rongga mulut, erdapat beberapa lempeng tulang yang dapat bergerak yang mungkin digunakan untuk menanam makanan barangkali makanannya untuk sebagian besar dari lumpur.
a. Placodermi
Dalam zaman devon kita lihat timbulnya sekelompok ikan baru, tetapi kini dengan perlengkapan rahang dan sirip: Placodermi  juga ikan-ikan ini pada sebelah luarnya mempunyai kulit pelindung terdiri dari lempeng-lempeng tulang, tetapi lebih mudah bergerak daripada Agnantna. rahangnya pada placodermi masih jeas persesuaiannya dengan bentuknya yang asal. tetapi sebagian daripada rangka kulitnya telah memisahkan diri, dan menempel kepada lengkung-lengkung insang sebagai gigi.
b. Chodrochtyes atau sebangsa ikan hiu
sudah semenjak jaman Devon telah timbul suatu kelompok binatang yang hingga kini masih sangat banyak dalam lautan, yaitu ikan-ikan tulangrawan. ikan hiu dan ikan pari masuk kelompok tersebut. menjolok sekali, bahwa binatang-binatang ini yang bercirikan rangka yang tidak seberapa mengandun gamping, sepanjang sejarahnya tidak banyak mengalami perubahan.
c. Dipnoi ( ikan paru-paru )
wakil-wakil yang kini masih hidup, telah orang diantaranya  dari afrika dan tralia. rangka binatang-binatang ini terdiri dari tulang yang sesungguhnya tetap kepalannya pada sebuah luarnya masih tertutup oleh kulit pelindung terjadi dari lempeng-lempeng kulit yang sederhana ( pada ikan-ikan yang telah berkembang lebih lanjut lempeng-lempeng ini terdapat bawah kulit ).merupakan bagian yang tak dapat dipisah-pisahkan dari rangka kepala. unsur-unsur anatomi yang aneh selanjutnya ialah adanya sebuah mapineal, suatu alat ditengah kepala yang mempunyai hubungan dengan alat luar dengan pertolongan sebuah lubang. guna alat itu belum diketahui secara benar.
d. Amfibia
Amfibia yang tertua kita rangkumkan dengan nama Labyrinthodontia yang dikenal orang dari Devon atas dan Karbon bawahdi tanah hijau.
e. Reptilia yang tertua
Dengan munculnya Reptilia mulailah suatu tingkat dalam perkembangan Vertebrata yang baru samasekali tidak bergantungnya kepada air sebagai tempat hidup. apa yang kita ketahui tentang cara hidup Amfibia selama Paleozoikum tidak seberapa banyaknya. tetapi sangatlah mungkin, bahwa binatang itu masih bergantung sekali kepada air dan tidak dapat meninggalkan air sampai jauh. faktor yang terpenting disini adalah caranya berkembang biak : seperti halnya dengan pada waktu sekarang Amfibia itu tentu bertelur dallam air, sedangkan yang khas bagi Reptilia ialah bahwa hal itu tidak lagi perlu. reptilia yang timbul selama zaman Karbon dan Perm dapat kita bagi berdasarkan susunan tengkoraknya, kita bedakan :

a. anapsida, tengkorak tanpa lubang-lubang dibelakang mata
b. Sinapsida, dengan sebuah lubang dibelakang mata, dibatasi oleh postrobitale dan sqamosum
c. parapsida, dengan sebuah lubang dibelakang mata, dibatasi oleh postfrontale dan supratemperale
d. eurapsyda, dengan sebuah lubang dibatasi oleh postorbitale, sqamosum dan temperale
d. diapsida, dengan dua buah lubang dibelakang mata. lubang-lubang itu gunanya untuk meringankan tengkorak, dengan tidak menghilangkan kekuatannya.
tingkat yang paling primitif adalah tengkorak anapsida.

f. Nenek moyang binatang menyusui
Pelycosauria adalah nenekmoyang therapsida, termasuk reptilia yang mempunyai tengkorak sinapsida yang selama zaman Perm dan Trias penyebarannya luas diseluruh dunia, diantaranya kita lihat lagi perkembangan bentuk-bentuk raksasa yang juga memakan tumbuhan dan bentuk-bentuk yang lebih detail juga memakan daging. yang menarik pada kelompok ini adalah perkembangna tengkorak dan geliginya, disini untuk pertama kali kita lihat diferensiasi geraham-gerahamnya yaitu yang sangat cepat bagi binatang-binatang menyusui. kita belum dapat mengatakan apakah Ictidosauria itu binatang yang melahirkan atau seperti binatang berparuh yang kini masih hidup, yang bertelur tetapi menyusui anak-anaknya. pada akhir zaman Perm, kelompok itu dapat dikatakan punah, sama sekali dan mulalilah reptilia diapsida menjadi binatang yang terpenting diantaranya terdapat Dinosaurus yang perkembangannya akan dibicarak

BAB 34
TRIAS

Selama masa paleozoikumbumi telah mendapatkan bentuk yang seperti sekarang, dimana ada pegunungan besar seperti pegunungan-pegunungan sepanjang pantai samudera atlantik di amerika utaradan eropa, rangkaian pegunungan variscia yang memotong erasia bagian barat, pegunungan-pegunungan sepanjang pantai timur  australia, tiongkok dann siberia. Eropa Barat dengan Asia bersatu saat terjadi pelipatan pegunungan ural. Antara afrika dan erasia juga terdapat perhubungan darat. Tetapi sepanjang Masa mesozoikum hubungan itu lalu susut dan melebur dalam geosinklin thetys besar, suatu rangkaian-rangkaian cekungan geosinklin yang sejarahnya merupakan sejarah penting dalam masa mesozoikum.
Sekeliling samudera pasifik dapat pula kita bedakan suatu rangkaian geosinklin yang dikenal dengan nama geosinklin Lingkarpasifik (cirkumpasifik). Cekungan-cekungan pengendapan hingga adanya rangkaian pegunungan terjadi pada zaman mesozoikum.
Selama masaa paleozoikum semua filum dan kelas-kelas binatang bertulang belakang telah berkembang sampai saat ini. Pada masa ini, hewan invertebrata lebh besar jumlahnya ketimbang pada zaman mesozoikum. Beberapa kelompok binatang seperti Trilobita dan binatang karang tetra (Tetracoralla) dapat bertahan selama  masa paleozoikum, masa ini berjangka waktu 200 juta tahun yang lalu, kelompok binatang-binatang lain masa hidupnya lebih pendek seperti Graptozoa yang hanya terdapat dalam zaman Ordovisium dan zaman silur, Blastoida, yang hanya hidup dalam Karbon-atas-perm, Archaecyatha yang hanya terdapat dalam kambrium. Banyak kelompok binatang punah pada akhir zaman paleozoikum seperti Trilobita, Tetracoralla, Blastoida. Kelompok binatang yang lain yang bentuknya sudah sngat berkurang yaitu Crinoida, Nautiloida, brachiopoda. Kelompok-kelompok lain yang melampaui perbatasan tanpa mengalami penambahan dan pengurangan adalah Amonit. Kelompok terakhir ini pun telah menjadi fosil karena perkembangannya yang cepat dan penyebarannya ada di Laut . Fosil ini menjadi penunjuk yang sangat baik semenjak zaman paleozoikum. Dan binatang ini juga ada pada masa Mesozoikum.
Yang khas bagi Amonit Zaman Trias adalah Garis suturanja. Garis ini turunan langsung yang telah ada pada zaman perm, tetapi dengan garis yang lebih rumit. Garis sutura ragam Ceratites menunjukkan lengkungan yang rata dan punggungan yang bergigi. Ragam phyloceras dengan lenkgkungan rata dan punggungan terbiku.Ragam amonit dengan lengkungan maupun punggungannya yang lebih tebikit. Yang dapat membedakan arcestes adalah ruang tempat tinggalnya yang sanga panjang sehingga pada cangkang yang utu tidak dapat dilihat garis suturanja. Phychites dan halorites berbeda karena pelepah-pelepah halus yng memanjar (radial), Cladicites karena pelepah-pelepah halus melingkar sepusat. Garis suturanja yang paling rumit terdapat pada amonit jenis Pinacoceras dan bagian-bagiannya sering terbikunya sehingga garis suturanjanya menyerupai daun-daun paku.
Dalam zaman Trias belemnit belum terlalu berkembang, kadang dapat kita jumpai Othoceras , sedangkan peralihan antara Nautolida Palezoikum dan belemnit nmpak pada Aulacoceras. Ciri-ciri ortoceras adalh bagian cangkangnya panjang dan beruang –ruang dengan ujungnya lebih tebal serta rostumnya menyerupai restum belemnit.
Gastropoda dan Lamellibranchiata hidup pada zaman mesozoikum tetapi binatang ini menjadi  fosil penunjuk dalam masa paleozoikum. Lamelliabranchiata memiliki ciri khas yaitu pteriacaea yang termasuk genus Halobia dan Dconella dari zaman Trias. Binatang ini bercangkang tipis sekali, dan hidup berenang dan memiliki rusuk kunci yang lurus, pelepah memanjar dan tdak adanya kunci. Binatang ini banyak terdapak dalam trias diantaranya di Indonesia, terutama dalam endapan-endapan pasiran-lempungan.
Diantara Perm dan Trias hanya ada bebrapa tempat didunia yang mengalami proses orogenesis dan diskordansi anatara kedua sistem jarang didapat. Yang lebih jelas adalah diskordansi yang terjadi pada zaman karbon-perm atau pada bagian dunia yang lain antara perm bawah dan perm atas. Meskipun demikian, akhir zaman palezoikum bercirikn gerakan-gerakan tetapi anatara Perm-Trias ha ini terlalu samar untuk dapat dijadikan sebagai penentuan yang sebenarnya. Endapan-endapan Pesino-Trias adalah khas benua Gondwana, ada juga endapan-endapan New Red Sandstone di Eropa dan bagian-bagian yang luas di Asia, tempat-tempat yang mempunyai sedimen daratan sebagai pengendapan utama. Hanya dalam bebrapa cekungan seperti di Jerman tempat genang laut dan susunLaut. Maka batas-batasnya dapat juga ditetapkan  dengan jelas berdasarkan sedimentasi. Hal ini lah yang yang menyebabkan orang-orang jerman mendefinisikan mengenai formasi Perm maupun trias.
1.      Trias Jerman
Trias diambil dari masa pengendapan Mesozoikum tua didalam cekungan jerman. Cekungan ini terbentuk pada zaman Perm dan selam Zechstein sudah tergenang oleh sebagian laut. Sebagian besar mengisi tempat pegunungan Variscia dahulu yang masih nampak di Schwarzward, Pasatan Bohemia (sebagian besar berasal dari pelipatan Kaledoina), Haz, Ardenna, Hunsruck, Erzgebirge.
Cekungan yang bentuknya tidak beratur ini dilingkungi oleh cekungan antargunung yang lebih kecil dimana disini juga terjadi pengendapan Trias. Dalam cekungan itu terdapat perkembangan berikut:
·         Trias Bawah atau Buntsandstein (batu pasir aneka warna) yaitu endpan lapisan-lapisan daratan yang terdiri dari batupaisr, lempung dan konglomerat. Yang dibebrapa tempat disela oleh endapan-endapan danau laut (laguna) yang merupakan sisa penghabisan dari laut Zechstein pada jaman perm.  Endapannya berwarna Merah cerah hingga lembayung tetapi juga ada warna kuning, putih dan hitam sehingga namanya menjadi Buntsandstein. Urutan klasik dari jenjang yang ditemukan didaerah antara padatan bohemia dan padatan-padatan Ardena-Schwarzwarld adalah sebagai berikut: sebagai alas adalah Tigersandstein (batupasir harimau), bintik-bintik hitam pada batuan ini berasal dari Oksida dan Mangan. Hauptbundsandstein (batupasir aneka warna utama) setebal 300 m dan Roth yang disela endapan-endapan Laguna laut yang mengandung gipsum dan garam.
·         Trias tengah atau Muschelkak (gamping kerang) ialah endapan yang terjadi karena adanya genangan laut yang tebalnya mencapai 200 m. Wellenkalk (gamping gelombang) adalah suatu endapan menyerupai gamping yang banyak mengandung fosil dan beralih ke batupasir yang banyak terdapat dalam cekungan itu dengan gelembur gelombang didalamnya. Anhydritgruppe (Anhidrit) adalah endapan yang menunjukan adanya penguapan yang kuat dalam cekungan- cekungan tertutup yang mengandung gipsum dan garam. Hauptmushclekalk (Gamping kerang utama) suatu endapan laut neritik yang banyak mengandung fosil dan kadang-kadang terbentuk dari sisa-sisa fosil molusca, Brachiopoda dan leliaut.
Genang laut itu juga disusul oleh susutlaut yang diwilayahnya timbul batuan dolomit yaitu Grenzdolomit (batas dolomit). Pada bagian atas, lapisan batubara yang tipis menunjukan adanya pengendapan paralas (lettenkohle).
·         Trias atas (keuper) hampir seluruhnya diendapakan didaratan dan alasnya tersusun atas dolomit dan gipsum (danau dengan penguapan), dengan fosil lautan Myphoria kephersteini yang masih dapat ditemukan dibeberapa tempat didalamnya. Keuper ini berakhir dengan pengendapan sungai yakni batupasir dengan tapak-tapak tumbuhan yang menyerupai ekor kuda (schlifsandstein).
Tetapi kearah tepi cekungan itu semua endapannya beralih kedaratan. Terutama dalam cekungan antar gunung di Inggris dan Perancis endapannya mencapai lapisan-lapisan tebal, yang suit dibedakan dari jaman perm (New Red Facies) tetapi didekat Tethys endapan itu berubah seluruhnya mejdai fasies laut (Trias alpina).


2.      Trias jerman diluar eropa
Trias jerman yaitu Trias dala fasies/ campuran fasies darat-laut yang terdpat di gondwana ( amerika selatan,Afrika, australia, Madagaskar dan india) merupakan pengendapan darat yang dimulai pada jaman erm dan berlangsung terus. Di india dan Australia telah ditemukan selaan-selaan batubara. Tumbuhan yang khas dilapisan batubara ini adlah Thinnfeldia. Sedangkan glossopteris juga ada. Kemudian ada di sepanjang pantai atlantik di amreika utara Trias berkembang menjadi fasies sejumlah besar lelehan lava seperti palisades yang terkena dekat New York.
Formasi newark dimulai dari Halifax di nova scotia (akadia) melalui conenctikut, new york, washington DC sampai ujung seltan appaclachia. Trias daratan ini terbentuk dlam bebrapa cekungan yang sedikitnya pada satu sisi dan dibatasi oleh patahan-patahan. Melalui Patahan itu  magma dapat menyelinap keatas kemudian melelh sebagai erupsi celah diatas lapisan-lapisan trias yang mengandung pasir. Ciri dari lapisan newark adalah adanya tapak-tapak kak reptil yang banyak yang sampai menutupi bidang lapisan itu hingga jarak yang jauh.
Disebelah barat, didataran tinggi kolorado daerah arizona dan nevada terdapat juga trias jerman yang mnegandung selaan endapan- endapan laut.
Dikolorado dan wyoming tebal lapisan-lapisannya hanya bebraoa ratus meter saja tetapi makin kebarat di utah dan arizona barat laut maka tebalnya makin bertambah sampai >100 m. Kemudian adaa lapisan abu gunung api sebagai kegiatan vulkanik yang mempengaruhi endapan trias di kalifornia.
Endapan trias didaerah egunungan Rockies dicirikan dengan warna yang beraneka sehingga dapat diberinama diantaranya ada Great Red Valley dan Painted Desert. Di tiongkok trias berkembang dalam fasies jerman, walau hanya Bundsandstein saja dan warna yang khas adalh merahlembayung. Diaustralia batuan-batauan triasnya hanya dapat dijumpai pada cekungan antar gunung terutam limne dan banyak mengandnung batubara, halini diseabkan karena  Benua ini dulunya merupakan benua ynag terkikis.
3.      Trias Alpuiina
Trias juga tersebar dalam bentuk endapan-endapan geosinklin laut dengan gamping sebagai bahan pembentuk utama didalamnya. Sistem geosinklin dibedakan menjadi 2 yaitu geosinklin tethys dan lingkarpasifik (cirkumpasifik). Yang pertama terbentang dari maroco di baratmelalui pirenea, Alpina, Italia, Balkan, Karpaten, Kaukasus, melalui turki dan Afganistan, himalaya, birma hingga keindonesia tempat sisitem ini bersambung dengan sistem yang kedua yaitu yang berlangsung dari indonesia ke filipina, formosa, jepang, alut, alaska, pegunungan rockies, andes, selandia baru dan irian. Bagian- Bagian itu sebagian besar telah teangkat menjadi pegunungan. Mulai dari jaman trias karea pada jaman perm hanya nenbekas batuan konglomerat-alas atau seabagai endapan epikontinen, tanda suatu genang laut baru dimulai.
Daerah-daerah klasik bagi stratigrafi trias alfina adalah daerah alfin australia. Disebelah selatan didaerah dolomit diantara laipsan-lapisan gamping ditemukan selaan yang berasal dari gunung api yang diendapkan kebawah laut, hal inilah yang menyebabkan banyak mengandung fauna fosil.
Berbagai jenjang itu bercirikwnan smonit ysng berlimpah jumlahnya (jenjang Schyt dengan tirolites cassianus. Jejang anis dengan ceratities bino.trinodosus. jenjang ladin dengan jenis arcetes, jenjang karm dan nor dengan pinacoceras halorites. Seluruh jenjang ini kaya akan amonit yang sebagian besar tersebar diseluruh dunia.
Di alpina timur, trias berkemban dilapisan-lapisan yang bergamping, dialpina barat trias itu karena metamorfosis yang sebigan besar berubah menjadi sekis dan pualam.
4.      Trias Himalaya
Didaerah himalaya, Trias merupakan pengendapa laut yang tidak terputus-putus dengan batuan gamping. Trias dapt mencapai ketebalan 100 m. Penampang yang klasik ialah yang terdapat didekat spitti.
Di pakistan, diutara rawalpindi tria yang ada mengndung fosil yang tersingkap baik di pegunungan sirban. Dimana dasaranya terdiri dari lelehan riolit tebal 30 m. Diatasnya terdapat gamping yang mengandung amonitdan berumur trias atas. Di selatan rawalpind didaerah saltange, trias tersingkap baik yang berupa gamping yang berlapis tipis dan jelas yang mengandung ceratites.
5.      Trias di Timor
Terdapat dalam satuan fasies seperti di jaman perm. Lapisan itu tersesarkan yang satunya keatas dan yanglainnya menutup  bawah. Dibagian bawahnya ada lapisan kekneno yaitu pasir dan konglomerat dengan banyak grauwackedan selaan-selaan gamping dan serpih yang didalamnya ditemukan halobia sehingga menunjukan adaya trias atas. Diatasnya terdapat sonnebait : lempung dan serpih dengan gamping yang mengersik dan gamping-gamping merah yang berlapis-lapis tipis dan mengandung halobia. Dalam formasi sonnebait terdapat batugamping yang banyak mengndung fauna amonit yang dapat dibandingakan dengan yang ada di himalaya.
Tempat-tempat lainnya dalam geosinklin lingkarpasifik.
Disemenanjung malaya terdapat endapan vulkanik yang saling menjorok dngan konglomerat, batu pasir dan serpih yang mengandung sedikit moluska trias (myphoria, halobia, pteria). Endapan serupa ditemukan juga dipulau riau, bangka dan belitung. Disumatera terdapat serph dan lapisan kersik yang mengandung haloia dan moluska trias lainnya. Lapisan itu terletak kongkordan diatas gamping dan bahan gunung api yang termasuk formasi singkarak (perm),trias itu tersingkap baik du lurah tuhur dekat danau singkarak.
Pada tempat lainnya yaitu sepanjang bukit barisan juga terdapat trias yaitu di dekat danau toba dalam bentuk serpih yang megandung halobia. Dibagian timur indonesia, khusunya di maluku lapisan trias juga tersebar yang terdi dari batuan-batuan klastika. Melihat sifat batuannya dapat dikirakan bahwa tempat itu dilingkupi oleh suatu daerah yang terangkat. Daerah itulah yng memberi bahan bagi batuan klastika, diantarnya ada grauwacke yang menunjukan akan pengangkutan yang tidak jauh.
6.      Trias diamerika utara bagian barat
Selama jaman ini, sepnjang pantai barat amerika utara terjadi sebuah cekungan geosinklin yang saaat ini merupakan bgian negara kalifornia, Oregon, washington, dan Alaska. Cekungan itu terpisah dri samudera pasifik oelh rentetan pulay yang kini telah lenyap. Tumpukan lapisan yang tertebal terdapat di evada selatan yakni hingga 8000m. Alasnya teridiri dari serpih dan batupasir, trias tengah berkembang sebagai batuan vulkanik sedangkan trias atas terdiri dari gamping dan selaan-selaan vulkanik. Sebaliknya dialaska trias itu hampir seluruhnye terdiri dari gamping yang tertutup oleh serpih hitam.
Iklim Jman Trias
Iklimnya kering yang tersebar luas di dunia yang menyebabkan adanya batupasir merah yangv sangat banyak yang diselingi dengan bukit pasir. Adanya rekah kerut, batu bersegi yang terasah dan berbagai lainnya yang sering sijumpai dalam iklim kering. Terdapatnya evaporit diberbagai tempat. Sebaliknya ada bahan yang berasal dari tumbhan yang banyak seprti di India dan Australia yang menunjukan adanya iklim tropika yang lembab.
Dalam endapan2 lautan, koral mempunyai arti yang penting hal ini menunjukan adanya suhu rata-rata yang cukup tinggi. Gamping koral yang banyak dalam tethys dan dalam geosinklin  kalifornia nmerupakan ciri khas bgi endapan trias. Diameriak barat bianatang karang pembentuk terumbu terdapat sampai di alaska. Hal ini menunjukan bahwa dulu iklim berlainan dengan sekarang. Pelamparan es yang luas tidak ditemukan pada jaman trias.
Kegiatan vulkanik selam jaan Trias
 Pada bagian penting didunia, trias merupakan jaman dengan kegiatan vulkanik yang luar biasa. Misalnya di Eropa barat dan Afrika Utara, intrusi batuan basa berbentuk retas terdapat dimana-mana didalam deret newark di amerika utara terdapat lelehan batuan basa sebagai selaan diantara sedimen-sedimen klastika. Di afrika selatan trias itu bercirikan retas-retas lempeng (siil) dan lakolit. Keadaan di brasilia mirip dena keadaan di afrika selatan. Dialpina dan ditempat-tempat lainnya di tethys endapan-endapan tufa vulkanik sangat penting artinya demikian juga di malaya, kalimantan dan kalifornia.
Endapan-endapan jaman trias
Dieropa barat selama trias bawah adanya pengendapan garam. Dalam cekungan angara  dan australia terjadi lapisan-lapisan batubara yang banyak, di tiongkok, selatan pematang tsinglin terdapat endapan-endpan garam sedangkan di sjensi terdapt minyak bumi dalam btupasir trias.
BAB 35
JURA

Pegunungan jura, wilayah tipe bagi jura
Sebelah utara Alpina di jerman selatan, Swiss dan Perancis membujur sebuah pegunungan sebagai suatu lengkungan yang bernama jura. Pegunungan ini terbentuk pada jaman trias dalam fasies jerman. Quenstedt dan vonbuch adalh orng yang memberi nama pegunungan jura pada lapisan-lapisan itu. lapisan-lapisan yang sama umurnya sanagt banyak di eropa. Batuan-batauan itu di endapkan dalam cekungan yang telah terkikis. Ckungan itu sebagian besar telah terisi endapan perm dan trias yang terjadi didaratan dan lautan. Lapisan-lapisan jura selalu terisi dalam lautan, kecuali pada bagian teratasnya yang dibebrapa tempat mengandung pua endapan-endapan daratan. Jaman jura merupakan sebuah genanglaut yang besar tetapi terbatas pada cekungan-cekungan eropa dan tepi-tepi tethys. Hampir seluruh tempat didunai jura merupakan kelanjutan pengendapan didaratan di jaman perm dan trias kecuali endapan-endapan geosinklin.
Quenstedt dan von buch membagi pegunungan jura dengan 3 jenjang yang berdasarka litologinya yaitu jura hitam, jura coklatdan jura putih . Jenjang yang terbawah terdiri dari serpih  dan gamping yang berwarna tua, jejang tengah terdiri dari gamping oolit berwarna coklat dan jenjangyang teratas terdiri dari gamping-gamping halus berwarna putihatau gamping terumbu tak berlapis. Tetapi karena hanya berlaku di satu tempat dan tidak sama waktunya maka pembagiannya diganti berdasarkan paleontologinya yaitu Lias, Dogger dan Malm.
Pada beberapa tempat disisi bawah sistem ini ditemukan fasies darat (rhaet(). Hal ini juga terdapat pada sisi atas (Purbeck). Jadi jura diderah ini melukiskan sebuah daur penggenangan yang lengkap.
Perkembangan alam bintang selama jaman jura
Jura yang diendapkan didaratan dan lautan sama-sama mengandung fosil yang banyak. Diantara invertebrata lautan, amonit. Pada akhir jaman trias hampir semua amonit punah kecuali satu keluarga yaitu Phylloce-ratidae. Dari kelompok ini selama jaman jura segra berkembang yaitu neoammonoidae dn ciri-cirinya pun khas karena banyaknya amonit yang terkandung didalamnya. Maka jura itu dapat dibgi menjadi sjumlah besar jenjang-jenjang.  Yaitu jenjang portland, jenjang kelleway, dan jenjang thoars.
Masing-masing jenjang dapat dibagi lagi menjadi sejumlah besar jalur-jalur yang masing bercirikan adanya suatu gabungan amonit tertentu. Seluruhnya telah dapat dibedakan sebanyak 38 jalur.
Spon ( porifera) penting artinya dalam endapan laut dari jura atas (malm) jasad-jasad dipegunungan jura jerman selatan dan swiss. Yang kadang-kadang membentuk terumbu, sebaliknya rangka yang terjadi pada bahan kersik yang menyebabkan terbentuknya batuan gamping yang mengersik daan lapisan batu api yang berwarna hitam.
Bianatang karan (koral) berperan dalam pebentukan batuan gamping putih malm dan merupakan boherm. Koral banyak terdapat dalam jenjang Lustiana sehingga dulunya dinamai jenjang coralla.
Echinodermata juga berperan penting, terutama dalam dogger beranjak gamping yang terbentuk ruas-ruas tangkai leli lut (crinoida). Diantarnya yang terpeting adalah aplocrinus dan pentacrinus. Selama jaman jura, andaklaut untuk pertama kali muli timbul secara besar-besaran dn sangat berperan penting sebagai penujuk meskipu terikat dengan fasies. Terutama cidaris beraturan yang sangat banyak jumlahnya.
Dianatara pelecypoda yang terutama menarik ialah diceras yang bercangkang sangat tebal dan kerap kali brukuran sangat besar. Kemudian dalam lias, tiram-tiram tertentu (Gryphea) dengan cangkang yang sangat cengkung mmbentuk biostrom yang sangat luas.
Gastropoda tidak terlalu banyak pada jaman ini tetapi diantaranya ada yang berupa fosil penunjuk, dan ada yang menarik yaitu nerineidae disebelah cangkang dalamnya terdapat geligir yang sangat menonjol sehingga ruang cangkang memberikan bentuk yang sagat terbiku , jenis ini hidup sampai pada jaman kapur.
Terjadinya fasies jura lautan di eropa
Serpih, lempung dan gamping dan oolit besi telah berkembang dalam ketiga jaman jura. Karena pergantian jura itu maka suatu daerah yang terbentuk oleh endapan-endapan itu memberikan bentang alam dengan timbulan (relief) yang berubah-ubah. Hal ini disebabkan karena perbedaan dayatahan terhadap pengikisan dari bebagai batuan.
Diwilayah tipe lias yang dijumpai ialah serpih hitam dan gamping dalam dogger yang terbanyak ialah pergantian  antara serpih (banyak amonit) dan gamping oolit yang berwarna coklat yang kadang-kadang beralih ke oolit besi murni, yang khas dalam malm adalah gamping koral yang berwarna muda yang mengandung batu apai.
Adanya fasies pada tempat yang letaknya berjauhan dapat dipersamakan, dapat diterangkan yaitu sewaktu lautan jura menggenang diatas pegunungan variscia yang sebagian telah terkikis dan terombak itu, yang terisi mula-mula ialah sejumlah besar cekungan yang terpisah satu dari yang lain.  Karena hubungan dengan lautan besar tidak cukup maka, penyegaran air pada dasar cekungan-cekungan itu kurang sempurna. Hal inilah yang menyebabkan penaman suasana laut hitam. Dalam hubungan ini yang terkenal adalah teluk holzmadn. Karena bebagai sebab banyak binatang yang hidup dalam laut masuk kedalam air didasar itu dan akhirnya mati karena racun yang terkandung dalam air dasar itu. Fosil Binatang Ichytyosaurus (reptil yang telah meneysuaikandiri dengan kehidupan laut) ditemukan dalam endapan-endapan Lias yang terletak di jerman selatan . batuan ditempat ini banyak mengandung zat organi (bitumen / aspal) sehingga menjadi kedap air.
Keadaan suasana laut hitan sebagian besar lenyap ketika genanglaut makin menjadi. Pemisahan cekungan itu makin tidk jelas dan pantai-pantai yang mengelilingi lautan dogger menjadi rendah karena terkikis. Daerah-daerah yang melingkunginya memiliki iklim yang sama sehingga memungkinkan seungai-sunagainya mengangkut sejumlah garam besi kedalam laut. Sebab kadar besi yang tinggi merupakan khas dari endapan-endapan lautan dogger. Hal ini juga terlihat dari warna endapannya.
Waktu penggunaan laut sedang memuncak keadaan cukup baik untuk perkembangan sejumlah besar binatang karang dan binatang itu telah membentuk gamping malm yang berwarna putih. Pembentukan itu ada dua macam yakni secara langsung dalam bentuk bioherm atau tidak lngsung dengan memberikan remukan gamping atau lanau gamping halus. Bahan-bahan mengendap dalam laguna-laguna dan laut-laut diantara terumbu-terumbu karang, berupa gamping-gaping berwarna putih yang sangat halus butir-butirannya dan berlapis dengan baik. Diutara didekat cekunga paris susana yang baik juga datangnya lebih dahulu daripada diselatan ditepi tethys .
Gamping litografi
Di jerman selatan, terutama disekitar solenhofen gamping lempung yng berdebu halus dan yang telah diendapakan diantara terumbu koral itu telah berabad diusahakan orang sebagai gamping litografi. Batuan itu dipergunakan untuk litografi yakni suatu cara pencetakan seperti halnya di Holzmaden.
Seorang ahli geologi yang berpendapat selama kala malm di jerman selatan terdapat sebuah laut yang menunjukan persamaan dengan keadan seperti didaerah pasifik dan dibeberapa bagian kepulauan indonesia. Dalam laut ini terdapat banyak terumbu karang , pada tepi laut itu melonggoklah bahan rombakan terumbu dan oolit sehingga kadang-kadang terjadi bukit-bukit dengan perlapisan silang-siur. Endapan lepas ini tertiup angin menjadi bahan yng sangat halus yakni debu gamping yang sebagian diantaranya terendapkan dalam laguna-laguna diantara terumbu-terumbu itu.
Laguna-laguna itu pada pasang surut tentu kering, hal ini diketahui dari tapak-tapak kaki yang tampak pada gamping litografi. Binatang-binatang yang kini kita temukan sebagai fosil dalam gamping itu telah terperosok dalam lumpur gamping yang liat itu dan untuk sebagian telah menjadi yang kering dan berubah menjadi murni karena panas matahari. Diatas bangkai-bangkai yang kering, oleh angin diendapkan debu gamping halus yang kemudian menjadi keras karena sebagianmenghablur kembali. Cara kejadian yang demikian itu menerangkan bagaimana kehalusan fosil yang luarbiasa dapat terjadi sehingga bagian yang kecil-kecilpun dapat membentuk fosil seperti misalnya urat-urat pada sayap serangga.
Burung purba Solenhofen
Fosil yang ditemukan ini ialah burung purba dari batu gamping litografi. Pentingnya archaeopetrix ialah karena binatang ini dapat dikatakan merupakan bentuk antara yang hampir seempurna, yakni antara reptilia dan burung. Ciri-ciri keburungan ialah bahwa tengkoraknya sepanjang sutura tertutup sama sekali, dan badannya jelas berbulu.  Ciri-ciri reptilia lebih banyak lagi sayapnya yang berbulu sungguh-sungguh masih jelas bertangan yang berjari tiga buah. Jari-jari bercakar ekornya panjang dan sangat menyerupai ekor reptilia kecil masa mesozoikum (Ornithiscia). Pada burung sekarang ekor itu susut hingga beberapa ruas tulang belakang saja yang menjadi satu.
Endapan-endapan epikontinen diluar eropa
Diluar eropa barat sebagian besar jura-epikontinen itu berkembang dalam fasies daratan terutama dalam cekungan angara di siberia telah diendapkan lapisan-lapisan darat tebal yang pada beberapa tempat mengadung banyak lapisan-lapisan batubara. Lapisan-lapisan pasir itu kita temukan juga di tiongkok dan tonkin (vietnam) juga disini juga terdapat lapisan-lapisan batubara yang dapat diusahakan. Sebagian daripada lapisan-lapisan batubara itu berumur trias, tetapi pembentukannya berlangsung terus dalam jaman jura dan mungkin masih terus juga dalam kapur bawah.
Di australi endapan-endapan jura yang tidak sedikit jumlahnya itu, hampir semuanya bekembang sebagai sedimen darat. Danau-danau dan rawa-rawa yang sangat luas terdapat benua ini, yang pada ketika itu masih menjdi satu dengn irian. Endapan-endapannya pada umumnya terdiri atas pasir, konglomerat, arkosa, dan lempung, tetapi di Queensland terdapat pula lapisan-lapisan batubara yang cukup penting artinya. Diaustralia barat terjadi penggenangan oleh laut .
 Jura dibenua Gondwana lapisan-lapisan jura itu dapat dikatakan hampir seluruhnya berkembang dalam faseies daratan dengan thinnfeldia. Hanja di madagaskar dan ditanah somali (Afrika Timur). Jura sebagai endapan laut yang bertransgresi diatas trias atau prakambium. Di kennya disepanjang tepi endapan–endapan laut itu kita dijumpai lapisan-lapisan yang terbentuk oleh sungai-sungai yang mengalir kedalam laut. Didalam lapisan-lapisan itu telah ditemukan orang-orang bermacam-macam reptilia raksasa ajaib. Juga di Australia Tenggara terdapat beberapa lapisan jura yang bertransgresi.
Di Amerika utara, lautan jura baru pada kala dogger menggenangi suatu daerah yang kini merupakan daerah rocky mountains. Dilaut ini selma jaman kapur terjadilah geosinklin yang kemudian karena pelipatan menibulkan suatu pegunungan yakni rocky mountain. Yang dinamai formasi sundance disusul oleh sebuah susut-laut pada akhir jaman jura dan permulaan jaman  kapur dengan pengendapan sedimen-sedien sungai yang sangat tebal. Juga disini telah ditemukan orang dinosaurus yang terawetkan dengan baik.
Di Rusia selama jura atas terjadi sebuah genang laut dengan pengendapan gamping yang mengandung aucella dan cardioceras.
Jura dalam geosinklin
Selama jaman jura dalam Thethys mulai timbul sejumlah cekungan-cekungan pulau. Sehingga menyebabkan geosinklinnya terpecah menjadi bebrapa cekungan memanjang yang letaknya sejajar. Gerak ini bernama orogenesis Kimeria, oleh sebab itu lapisan-lapisan jura dipegunungan alpina kadang-kadang ditemukan sebagai tumpukan lapisan-lapisan yang tebal dan kadang juga tipisyang kerap kali berifat konglomerat atau breksi.
Makin dekat ketepi cekungan itu, untuk sbaian besar jura berkembang sebagai lempung dan lanau dengn selaan-selaan lapisan gamping malm yang kebanyakan berkembang dalam fasies Titon ( gamping yang berbutir halus, jelas perlapisannya, dan tak banyak mengandung fosil, jika ada fosil terdiri dari tutup amonit). Selanjutnya amonit perisphinctes, belemenit Calpionella (hewan bersel satu yang hidup terikat dan pygope), Brachiopoda yang bentuknya aneh. Fasies titon ini kerapkali berlangsung terus menerus hingga jaman kapur bawah.
Didaerah Alpina timur, jura ditemukan sebagai lapisan-lapisan gampingan dengan seligan-selingan vulkanik basa (ofiolit). Pada beberapa bagian pegunungan alpina (peninda) endapan-endapan jura itu telah berubah karena metamorfosis menjadi sekis.
Di himalaya jura itu mula-mula gampingan, kemudian beralih menjadi setumpuk lapisan serpih lempung dan sabak yang banyak mengandung amonit (spiticeras).
Di indonesia jura  terdapt di dumatera utara (daerah Gajo), selanjutnya di timor (lapisan Ofu), tetapi terutama di maluku disekitar misool, diburu, Buton, juga sula dan sulawesi. Jura di indonesia timur berkembang sebagai lapisan gampingan dan menunjukan suatu penggenangan daratan oleh lautan jura. Daratan itu sebagian besar kini telah tenggelam dibawah mukalaut. Dikalimantan tenggara formasi alino yang terdapat di pegunungan meratus, kalimantan tenggara, dimasukan kedalam jura meskipun bukti-bukti mengenai umurnya belum ada.
Sifat-sifat endapannya menunjukan bahwa indonesia dalam jaman jura belum merupakan bagian daripada geosinklin yang sesungguhnya karena umurnya batuan-batuannya tidak tebal. Yang terdapat dalam jaman jura ialah suatu kegiatan magma yang yang kuat berua intrusi magma cair pijar yangmengandung timah  yang masuk kedalam sedimen-sedimen yng berumur trias. Granit di bangka dan belitung yang mengandung timah jufga termasuk.tetapi ada yang berpendapat bahwa timah dan granit ini terbentuk pada jaman kapur.
Di Amerika Utara agian Barat terdapat sebuah geosinklin yang terbentang kira-kira dari alaska ke kalifornia. Selama jaman jura didalamnya telah mengendaap tumpukan sedimen-sedimen yang sangat tebal. Pada bebrapa tempat tebal sedimen ini mencapai 800 m. Karena adanya kegiatan gunung api yang luar biasa, maka sebagin besar sedimen-sedimen itu berasal dari bahan-bahan itu pula. Pada akhir jaman jura isi geosinklin ini terangkat menjadi sebuah pegunungan.
Besamaan dengan itu terjadi aliran-aliran basalt yang luas dan meneroboslah batolit granit yang besar. Satu diantara batolit-batolit itu panjangnya 650 km (batolit sierra) dan yang lain 200 km (batolit coase range) retas-retas yang banyak mengandung banyak kuwarsa  disertai oelh cebakan-cebakan emas, perak, dan tembaga (emas kalifornia dan alaska).
Iklim selama jaman jura
Jaman ini beriklim panas dan lembab, hal ini disebabkan karena banyaknya bahan tumbuhan fosil, pada bebrapa tempat bahan itu menimbulkan lapisan-lapisan batubara (siberia, Tiongkok, Asia tenggara).
Endapan jura banyak mengandung reptilia yaitu jenis binatang yang sangat tergantung akan temperatur udara. Di Amerika dan Afrika Timur telah ditemukan orang bentuk-bentuk raksasa dari binatang-binatang itu, yang setiap harinya tentu memerlukan makanan yang banyak. Hal ini hanya mungkin terjadi pada iklim tropika (panas lembab), kecuali banyak diantara reptilia itu baik berbetuk raksasa maupun yang kecil, mempunyai suatu betuk badan yang yng menimbulkan sangkaan bahwa binatang-binatang itu hidupnya di air, seperti buaya. Dan menunjukan bahwa iklimnya lebih lembab dari pada jaman trias.
Endapan-endapan jamn jura yang penting artiya dalam kehidupan ekonomi.
Di eropa barat jura terdapat longgokan-longgokan bijih besi yang uas di Elzas-Lotharingen dan Luxemburg. Baik di siberia maupun tiongkok dalam jura terdapat lapisan-lapisan batubara yang luas dan sangat penting artinya. Endapan-endapan itu pada umumnya terjadi dalam ckungan-cekungan antargunung dan berfasies limne (peking, sjansi, dan sjantung). Juga di autralia tinur (Queensland, New South Wales, South Gipsland di victoria) terdapat endapan-endapan batubara dan sedikit minyakbumi yang penting pula ialah adanya batuan-batuan klastika jaman jura yang merupakan lapisan-lapisan berisi air di Great Arteisten Basin (cekungan Artois Besar).
Di Amerika utara, sebelah barat intruksi-intruksi pada akhir jaman disertai oleh sejumlah bijih yang penting artinya bagi kehidupan ekonomi. Emas Kalifornia dan Alaska yang terbanyak berasal dari orogenesis dan intrusi pada akhir jaman jura. Juga granit-granit timah di bangka, belitung, kepulauan riau, dan semenanjung malaya berunur jura atas. Tak perlu ditekankan lagi betapa pentingnya bijih timah bagi perekonomian di asia tenggara.

Kapur
Bab 36
            Definisi sistem
     Zaman kapur tidak mempunyai wilayah tipe, seperti hal nya dengan zaman Jura. Namanya berasal dari tempat terdapatnya batuan itu sepanjang pantai selat channel, perancis-inggris yang pada zaman dahulu untuk sebagian diusahakan orang untuk pembuatan kapur tulis. Dilihat dari sudut pengendapannya, zaman kapur jelas definisinya. Zaman jura berakhir pada zaman susut laut dan pada kebanyakan daerah di dunia dengan pengendapan lapisan-lapisan daratan yang mengandung reptilia. Susut laut itu berlangsung hingga kapur bawah pada pertengahan zaman disusul oleh sebuah genang laut besar yang meliputi bagian-bagian penting dari dunia. Yang menguntungkan ialah bahwa endapan-endapan lautan zaman kapur itu umumnya mengandung banyak fosil yang baik sekali untuk penasabahan jarak jauh, seperti Amonit, belemnit,dan foraminifera. Dalam kapur bawah yang penting ialah genus-genus Toxaster dan heteraster. Selama zaman kapur kita jumpai perekmbangan yang sangat ajaib. Terutama dalam gamping-koral tethys kita temukan Rudistae, sebuah lamellibranchiata, yang salah satu cangkangnya tumbuh menjadi benda yang menyerupai tanduk, sedangkan cangkang yang lain menjadi tutupnya. Disini kita lihat suatu gejala yang biasanya disebut konvergensi dan telah kita jumpai pada perkembangan yang serupa dari Brachiopoda zaman Perm. Dalam hal itu beberapa kelompok binatang mengembangkan bentuk-bentuk yang khasnya bagi kelompok binatang lain mungkin karena cara hidupnya sama.
            Seekor Lamellibranchiata lain yang sangat kahs bagi zaman kapur ialah genus Inoceramus (binatang karang yang bercangkang tipis dan pipih dengan hiasan yang jelas berupa lingkaran sepusat. Tiram-tiram (Ostrea) di dalam banyak cekungan merupakan faktor pembentuk batuan yang penting (biostrom). Selama zaman kapur bebrapa kelompok memisahkan diri dan disini kita lihat perkembangan yang ajaib. Pada binatang-binatang itu cangkang yang berbentuk pilin rata beralih untuk sebagian atau seluruhnya berbentuk lurus.
Perancis Selatan, wilayah tipe-tipe bagi kapur bawah
Disini sepanjang tipe geosinklin, Tethys kapur bawah itu berkembang baik sekali yakni dalam dua buah fasies yang berlainan. Fasies yang satu terdiri dari lempung dan napal yang tak banyak perubahannya dan menyerupai apa yang telah terendapkan zaman jura. Lapisan-lapisannya banyak sekali mengandung amonit yang kerap kali terdapat sebagi inti batu daripada pirit. Karen adanya Amonit itulah maka stratigrafi tempat dapat ditetapkan dengan jelas fasises yang kedua yakni yang terdapat di sepanjang tepi cekungan itu. Didekat sisa-sisa pegunungan varisea. Fasies itu terdiri dari gamping yang mengandung banyak sekali orbiotokus echinidae dan rudista. Karena kerasnya,maka fasies itu kerap tampak sebagai rentetan gunung-gunung.
Cekungan-cekungan Paris dan London, wilayah tipe-tipe bagi kapur atas
            Dalam cekungan itu telah terjadi pengendapan darat yang membentuk suatu tumpukan sedimen, terdiri dari serpih, pasir, gamping air tawar. Dan pada beberapa tempat mengandung banyak fauna Reptilia. Amonit banyak terdapat disini. Pengendapan lapisan yang bersifat napal atau kapur itu berlangsung terus hingga akhir zaman kapur. Batuan-batuan klastika yang tak seberapa itu menunjukkan, bahwa daratan yang terdapat disekitarnya sangat rendah dan sungai-sungainya hanya mengangkut sedikit bahan rombakan ke laut. Batuan-batuan bersifat kapur yang telah menyebabkan seluruh sistem ini bernama demikian, kerap kali mengandung banyak fosil yang terawetkan sangat baik.
Kapur di Eropa Barat dan Afrika Utara
            Pada kapur bawah di Rusia diantara pegunungan Ural dan perissai Fennoskandia telah terjadi sebuah cekungan laut yang bentuknya memanjang. Didalamnya telah diendapkan pasir-pasir yang mengandung glaukonit, lempung hitam dengan simbirskites dan pasir berbesi. Di Afrika Utara selama zaman kapur terus menerus kita jumpai beberapa cekungan dengan pengendapan laut. Pada ketika itu sepanjang tepi sahara terutama terjadi endapan-endapan pasir yang biasanya berlaih kearah tengah cekungan itu menjadi lapisan-lapisan gamping dan dolomit yang tebal dan kerap kali bercirikan Rudistae dan Orbitolina. Di Amerika Utara pada Kapur Bawah terjadi suatu genangan laut mulai dari teluk meksiko dan meluas diatas alas perisai kanada yang terlipat dan berubah oleh metamorfosis. Penggennagan yang meluas pula diatas endapan-endapan masa paleozoikum di Texas, New Meksiko dan kansas. Suatu genang laut yang lain meliputi daerah yang kini merupakan daerah alaska. Laut itu terdapat pada suatu jalur yang dibarat dibatasi oleh pegunungan Cordillera jura atas dan di timur  oleh prakambrium kanada dan sisa-sisa  pegunungan Appalachia. Endapan yang mengandung banyak fosil, pengendapan itu disepanjang tepi cekungan terutama terjadi dari bahan-bahan klastik. Semakin kearah tengah umumnya bersifat gampingan. Pada kapur Atas terjadi sebuah genang laut lagi setelah ada susut laut singkat pada akhir kapur bawah. Pada genang laut ini laut masuk kedalam baik dari utara maupun selatan. Tidak lama kemudian terjadi sebuah palung yang memisahkan Amerika Utara menjadi dua bagian. Pada kebanyakan tempat dalam lapisan darat terdapat banyak jenis reptilia yang telah punah, diantaranya reptilia terbang raksasa dan dinosauria besar-besar yang memakan tumbuhan yang mencirikan akhir zaman Mesozoikum. Juga disepanjang tepi pantai barat dan pantai timur Amerika Utara pada jarak yang sempit dalam kapur bawah dan kapur atas terjadi sebuah genang laut. Kapur atas Amerika Utara dan Amerika Selatan berakhir dengan sebuah pembentukan pegunungan besar dengan pengangkatan isi geosinklin yang menyebabkan timbulnya Rocky Mountain. Akibat pembentukan pegunungan ini ialah bahwa diseluruh dunia zaman kapur berakhir dengan sebuah susut laut yang membatasi masa Mesozoikum dengan cara yang sangat jelas. Endapan-denapan masa geologi berikutnya yakni Kenozoikum, dengan demikian terpisah dari masa Mesozoikum oleh suatu rumpang yang jelas.
Kapur di Tethys
            Pengendapan yang bersifat gamping dalam jaman Trias dan jura selama zaman kapur  berlanmgsung terus di berbagai bagian Tethys. Hanya dalam cekungan-cekungan tepi terutama di daerah Alpina Barat, kita jumpai tumpukan-tumpukan tebal batuan lempung dengan fauna amonit yang melimpah. Dalam inti pegunungan Alpina lapisan-lapisan zaman kapur biasanya melebur dalam batuan-batuan metamorf yang kita kenal sebagai Bunder Schiefer bagian Geosinklin. Untuk sebagian punggung-punggung itu menjulang diatas permukaan air sehingga merupakan lengkungan-lengkungan pulau.
Kapur di Indonesia
            Di Indonesia endapan-endapan yang jelas termasuk kedalam kapur hanya terdapat pada beberapa tempat yang terpencar saha. Di Sumatra, kapur telah diketahui adanya di jambi (dusun pabungo,batu kapur mengkadai) dan diujung selatan bengkulu yakni dekat kota agung, di pegungungan Garba dan Gumai. Singkapan-singkapan hanya kecil saja dan kedudukan batuan kapur itu tidak begitu jelas. Di Jambi lapisannya banyak mengandung Molluska,sedangkan di Sumatra Selatan penentuan umurnya didasarkan kepada penemuan Fora-minifera besar Orbitolina. Di Jawa, kapur telah kita ketahui adanya dalam bentuk lensa-lensa gamping yang mengandung Orbitolina terapit. Diantara lempung dan serpih. Tempat terdapatnya ialah di daerah Lukula di selatan Banjarnegara, Jawa Tengah. Juga disini kaur bertalian erat dengan batuan metamorf dan mungkin merupakan selaan-selaan didalamnya. Lapisan-lapisan zaman kapur yang berfosil tersebar di maluku dan diberbagai tempat lainnya di Indonesia Timur. Terutama di pulau  Misool-lah. Lapisan-lapisan zaman kapur itu tersingkap sangat baik dan terletak diatas lapisan  zaman jura yang banyak mengandung fosil. Zaman kapur disini ialah Rudistae,Inoceramus,Belemnit dan Foraminifera kecil. Di Kalimantan lapisan-lapisan zaman kapur itu terdapatr di bagian barat, yakni dahulu dan dipertengahan aliran sungai Seberuang dan sungai Selangkai di dekat Semitau. Di Kaliamntan Tenggara batuan zaman kapur itu kita temukan di pegunungan Meratus dan formasi Manunggul yang terdiri dari konglomerat,batupasir,lempung,napa, dan batu gamping. Agaknya zaman kapur itu di bagian barat Indonesia terdapat pulau-pulau dan pegunungan-pegunungan yang naik diatas permukaan laut sedangkan dibagian timur hanya ada cekungan dangkal saja dengan pengendapan jauh di darat.
Endapan di zaman kapur yang penting bagi perekonomian
            Zaman kapur itu bukan suatu zaman geologi yang banyak mempunyai cara pembentukan bahan-bahan yang dapat diusahakan. Di Amerika Utara terdapat batubara muda yang jumlahnya cukup besa terutama di daerah Rocky Mountain.




REPTILIA,VERTEBRATA YANG KHAS BAGI ZAMAN MESOZOIKUM
BAB 37
            Pada ketika itu yang etrutama ialah Reptilia yang bertengkorak sinapsida. Kelompok-kelompok itu selama masa Mesozoikum menjadi kurang penting dan berkembanglah kemudian reptilia dengan tengkorak diapsida yang merajalela baik di daratan maupun airt tawar dan diudara. Sebaliknya dilautan, disamping ikan-ikan terutama reptilia bertengkorak parapsidalah yang memegang peranan pokok. Kelompok yang terkenal ialah Dinosauria. Nama ini sebetulnya meliputi dua kelompok yang berbeda meskipun masih berkerabat yakni, Orinithischia dan Saurischia. Dalam kelompok Dinosauria itu ada beberapa jenis yang mencapai bentuk raksasa. Memang itulah yang menyebabkan orang lalu memberikan namanya itu (denios = menakutkan)
Saurischia
            Jika kita tinjau bagaimana kelompk Saurischia telah berkembang dalam zaman jura dan kapur maka akan nampak bahwa kelompk ini secara wajar dapat kita pisahkan lagi menjadi dua kelompok kecil lain yakni Therapoda dan Sauropoda. Kedua binatang ini telah mencapai ukuran badan yang luar biasa besarnya dan karena banyak pengaruh kepada daya penghayatan umum. Sebagai satu-satunya pengecualian diantara Therapoda itu kita temukan seekor pemakan tumbuhan yakni Struthiomimus yang nampaknya lebih kurang seperti burung unta tetapi tanpa bulu. Sauropoda terutama pemakan tumbuhan dan ciri selanjutnya ialah kembalinya cara berjalan dengan empat kaki. Hampir semua Sauropoda mencapai ukuran badan raksasa, lebih besar daripada Tyrannosaurus, Brontosaurus mencapai panjang 25-30 meter dan merupakan binatang darat terbesar pernah hidup. Di zaman jura  merupakan puncak perkembangan Sauropoda raksasa setelah pembentukannya pegunungan dan susut laut pada akhir zaman itu.
Ornithischia
            Contoh Ornithischia yang khas telah ditemukan orang dalam sebuah tambang batubara di belgia. Tidak kurang dari 17 buah rangka telah dapat dikumpulkan dalam keadaan terawetkan baik kini dipertontonkan dalam musemu Brussel. Binatang-binatang itu telah ditemukan dalam endapan Weald jadi dalam kapur bawah. Secara ajaib endapan-endapan itu terselip dalam lapisan batubara . kelompok yang sangat ajaib ialah Dinosauria terkhususkan dengan moncong burung. Kelompok inipun adalah pemakan tumbuhan yang berjalan dengan kaki belakang tetapi sangat terkhususkan bagi kehidupan di dalam atau didekat air.
Reptilia Terbang
            Dalam Zaman jura kita lihat Vertebrata untuk pertama kalinya dalam sejarah geologi merebut lingkungan baru : angkasa.ini terjadi sekaligus dengan dua jalan yang berlainan pertama pada perkembangan burung. Binatang terkahir, Pterosauria adalah kerabat terdekat dengan Dinosauria tidak lain karena mereka juga bertengkorak sinapsida. Pterosaurida zaman jura masih berbadan kecil lebih kurang sebesar merpati atau gagak sekarang teta[i zaman kapur berkembanglah bentuk-bentuk raksasa misalnya Pteranodom.
Reptilia Renang
Pada Dinosauria telah kita lihat bagaimana binatang itu dapat menyesuaikan diri dengan suati cara hidup sama baik, di air maupun di darat seperti selaput renang, alat pernafasan istimewa. Kelompok reptilia renang laut ialah Sauropterygia, binatang ini bertengkorak eurapsida, diantaranya termasuk Plesiosaurus yang ajaib bentuknya karena badannya menyerupai badan kura-kura dan lehernya panjang seperti ular. Kaki muka dan kaki belakang berubah menjadi dua pasang pengayuh. Hidupnya sebagian besar di permukaan laut. Kelompok binatang yang telah ditemuka diatas merupakan penghuni utama dalam lautan zaman Trias dan Jura.
Akhir Zaman Kapur dan punahnya banyak jenis binatang
            Peralihan masa Mesozoikum ke masa Kenozoikum bercirikan perubahan-perubahan besar dalam pembagian daratan dan lautan dan oleh timbulnya pegunungan di berbagai bagian dunia. Bersama-sama dengan gejala ini kita liaht betapa banyaknya kelompok binatang yang telah lenyap baik vertebrata maupun ivertebrata.
            Diantara invertebrata kita lihat bahwa ordo amonit yang pada zaman kapur masih berkembang luas dan telah lenyap sama sekali juga Belemnit tidak nampak lagi dalam masa Kenozoiku. Peralihan ini memang sungguh jelas lapisan yang mengandung banyak kedua kelompok disusul oleh lapisan-lapisan yang sama seklai tak berisikan binatang itu. Sebab yang berasalan mengapa reptilia itu dalam jangka waktu yang sedemikian pendek itu yakni hanya beberapa juta tahin saja telah punah, tidak pernah ada yang memberikan dalam hal ini harus kita ingat akan gangguan terhadap keseimbangan yang sangat halus diantara binatang-binatang dan tumbuhan-tumbuhan.
            Di Asia Tenggara dan pulau-pulau besar di Indonesia masih terdapat suasana dan iklim yang mungkin tidak jauh berbeda denga yang ada selama masa mesozoikum. Untuk menerangkan punahnya binatang laut dengan ini lebih lagi  karena lautan merupakan lingkungan hidup yang termantap didunia dan iklimnya tidak banyak berubah-ubah. Pengangkatan-pengangkatan pegunungan pada akhir zaman kapur tentu mengakibatkan pertambahan pengangkutan bahan sedimen. Mungkin hal itu merupakan alasan yang menentukan mengapa binatang-binatang itu lenyap tak berbekas.

Notes : Jura adalah suatu periode utama dalam skala waktu geologi yang berlangsung antara 199,6 ± 0,6 hingga 145,4 ± 4,0 juta tahun yang lalu, setelah periode Trias dan mendahului periode Kapur. Lapisan batuan yang mencirikan awal dan akhir periode ini teridentifikasi dengan baik, tapi waktu tepatnya tidak dapat dipastikan antara 5 hingga 10 juta tahun. Jura merupakan periode pertengahan era Mesozoikum, yang dikenal juga dengan "Zaman Dinosaurus". Awal periode ini ditandai dengan peristiwa kepunahan Trias-Jura.
Biostratigrafi merupakan ilmu penentuan umur batuan dengan menggunakan fosil yang terkandung didalamnya. Biasanya bertujuan untuk korelasi, yaitu menunjukkan bahwa horizon tertentu dalam suatu bagian geologi mewakili periode waktu yang sama dengan horizon lain pada beberapa bagian lain. Fosil berguna karena sedimen yang berumur sama dapat terlihat sama sekali berbeda dikarenakan variasi lokal lingkungan sedimentasi. Sebagai contoh, suatu bagian dapat tersusun atas lempung dan napal sementara yang lainnya lebih bersifat batu gamping kapuran, tetapi apabila kandungan spesies fosilnya serupa, kedua sedimen tersebut kemungkinan telah diendapkan pada waktu yang sama.
Amonit, graptolit dan trilobit merupakan fosil indeks yang banyak digunakan dalam biostratigrafi. Mikrofosil seperti acritarchs, chitinozoa, conodonts, kista dinoflagelata, serbuk sari, sapura dan foraminifera juga sering digunakan. Fosil berbeda dapat berfungsi dengan baik pada sedimen yang berumur berbeda; misalnya trilobit, terutama berguna untuk sedimen yang berumur Kambrium. Untuk dapat berfungsi dengan baik, fosil yang digunakan harus tersebar luas secara geografis, sehingga dapat berada pada bebagai tempat berbeda. Mereka juga harus berumur pendek sebagai spesies, sehingga periode waktu dimana mereka dapat tergabung dalam sedimen relatif sempit, Semakin lama waktu hidup spesies, semakin tidak akurat korelasinya, sehingga fosil yang berevolusi dengan cepat, seperti amonit, lebih dipilih daripada bentuk yang berevolusi jauh lebih lambat, seperti nautoloid

Bab 38-39
Batas antara  mesozoikum dan tersier
Pada masa mesozoikum itu bercirikan, pertama :
·         Pembentukan pegunungan yang melingkari seluruh dunia disertai oleh susut laut besar
·         Punahnya sejumlah kelompok binatang, diantaranya banyak Molluska( Belemnit, amonit, Rudistae ) dan sauria yang sangat terkhususkan 
Pembentukan pegunungan pada akhir zaman kapur menjatahkan akhir suatu daur geologi, yang disebut daur larami nama yang lazim digunakan orang untuk orogenesis itu.
Dalam masa kenozaikum kita jumpai kembali pembagian dalam berbagai cekungan, yang telah terjadi dalam mesozoikum. Dalam rentetan geosinklin-geosinklin lingkarpasifik pegunungan pegunungannya yang terjadi dalam orogenesis.
Pembagian masa kenozoikum yang klasik
Masa geologi, yang kini makin lama makin banyak dinamai orang kenozoikum, hingga waktu- waktu akhir sebelum dalam buku-buku pengangan dan literature lainnya disebut sebangai dua satuan : Tersier dan Kwarter. Didalamnya prakambrium dan paleozoikum dinamai primer dan mesozoikum dinamai sekonder.
    Lapisan-lapisan kenozoikum banjak terdapat serta meliputi daerah-daerah luas,lagi pula tersingkap  baik disekitar London dan paris,kota-kota pusat ilmu tertua yang mempelajari geologi.sungai-sungai thames dan seine merupakan penjaluran air bagi cekungan-cekungan alam,yang pada kenozoikum menjadi tempat golongan endapan yang berasal dari pengunungan-pengunungan yang melindungi,terutama peg.kalendonia dan peg.variscia.dalam cekungan-cekungan itu,yang merupakan cekungan epikontinen yang sesungguhnya lapisan-lapisan lah formasi tipis-tipis,dengan demikian dapat kita kenal baik akan sifat-sifat litologi maupun paleontologinja.karena pengangkat epirogenesis yang terjadi kemudian sungai-sungai yang terdapat disana lalu memperoleh hingga cukup dalam.tetapi dalam cekungan London dan cekungan paris(termasuk pula cekungan-cekungan Hampshire,inggris selatan dan brussel)kenozoikum itu tidak  terdapat seluruhnya  melainkan hanya bagian yang tertua saja.
   Kenozoikum yang lebih muda berkembang baik dalam cekungan akitania(perantis selatan),cekungan wina(Australia)dan cekungan po(italia).
   Asas-asas paleontologi untuk pembagian masa kenozoikum.
        Salah satu hal yang menarik  perhatian para pkerja dalam stratigrafi ialah,bahwa dalam lapisan-lapisan  tersier terdapat fauna dan flora yang sangat mirip dengan fauna dan flora yang kini  masih hidup.
     Eosen asal dari kata Eos=fajar dan kainos=baru mengandung 0-5% bentuk-bentuk sekarang.
     Oligosen asal dari kata oligos=sedikit dan kainos mengandung 6-15% bentuk-bentuk sekarang.
    Miosen asal dari kata meion=kurang dan kainos=mengandung 16-50% bentuk-bentuk sekarang.
    Pliosen asal dari kata pleion=lebih dan kainos megandung 50-90% bentuk-bentuk sekarang.
    Holosen asal dari kata holos=samasekali dan kainos mengadung melulu bentuk-bentuk sekarang
   Foraminifera,fosil-fosil penunjuk bagi endapan-endapan laut kenozoikum
  Bahwa foraminifera merupakan fosil penunjuk yang baik.telah kita ketahui dari uraian –uraian yang lalu.pada paleozoikum atas telah kita lihat timbulnya binatang-binatang itu sebagai pembentuk bantuan dan fosil penunju (fusulinoida).foraminifera yang terutama akan menarik perhatian kita disin ialah yang termasuk kelompok yang untuk mudah kita beri julukan foraminifera besar.terutama keluarga-keluarga foraminifera besar yang berikuyt mempuyai fosil-fosil penunjukan penting diantara generanja camerindae(kerapkali disebut dengan nama yang lama numulitidae)bentuk-bentuk melingkari sebagai pilin dengan anggota-anggota nya yang terpenting camerina,assilina,spiroclypeus,cycloclypeus,discocyclinidae dengan berbagai bentuk bilik pada lepidocyclina binatang bersel tunggal termasuk subordo foraminifera.ditengah terdapat lapisan khatulistiwa dan pada kanan kiri nya selapis ruang samoing (ruang lateral).anggota yang terpenting ialah discocyclina.keluaraga lepidocyclina ruang-ruang dalam lapis khatulistiwa pada kelompok yang terbelakang ini berbentuk persegi.keluarga miogypsinidae ialah foraminifera yang berbentuk seperti kipa atau segitiga.pada salah satu sudutnya terdapat susunan ruang permulaan (alat lembaga).dari sini ruang-ruang lainnya melebar sebagai kipas  pada beberapa  bentuk primitive dapat kita lihat,bahwa alat lembag a itu berupa pilin panjang yang terpanjang yang terbentuk daripada sejumlah ruang.
   Penyebaran pada arah tegak dari foraminifera besar.
   Camerina(nummulics)terdapat pada kala eosin dan oligosen sehingga ikut menyebabkan orang merangkum kedua deret itu menjadi sistem paleogen.sistem ini dapat dibedakan dengan dijelas dari kenozoikum yang tak mengandung camerina yakni neogen danya camerina itu sangat khas sehingga sesuai dengan itu ahli-ahli  geologi-geologi perantis menanamkan paleogen itu nummulitique.
 Pembagian tersier Indonesia bahkan samasekali  berdasarkan kepada terdapat gabungan-gabungan foraminifera ini.dengan demikian kita telah berhasil membuat seuatu pembagian yang tidak tergantung kepada  pembagian di daerah ke klasik meskipun dalm garis-garis  besarnya kini telah mungkin untuk menasahbahkan dengan daerah klasik itu.
 Sifat dan pelamparan endapan-endapan kenozoikum.
  Endapan-endapan kenozoikum merupakan sedimen-sedimen yang berbentuk terakhir dalam sejarah bumi.maka dari itu  batuan-batuan itu menurut perbandingan belum seberapa terkeritis oleh erosi karna itu banyak bagian-bagian muka bumi tertetup oleh endapan-endapan maka itu,terutama yang daerah-daerah yang letak topografinya  rendah .
   Cekungan-cekungan epikontinin.dalam bagian ini banyak termasuk cekungan –cekungan yang mempuyai saluran air berupa sungai-sungai:cekungan paris,cekungan London(masing-masing dengan sungai seine dan thames),cekungan jerman utara (Elbe)cekungan laut utara,cekungan kongo,cekungan amasone,cekungan artois besar(Australia),cekungan Vietnam,MaeNam,cekungan wolga,dst
  Cekunagn-cekungan antara gunung .dalam bagian ini termasuk  cekungan-cekungan yang unutuk sebagian perbatasan dengan patahan-patahan,yang terbentuk dalam rantai-rantai pengunungan dan terjadi pada zaman akhir zaman kapur(orogenesis lamari).
Cekunagn-cekungan miogeosinklin,cekungan-cekungan mollassa.cekungan-cekungan ini terbentang pada tanah mukadan tanah burit pengunungan-pengunungan yang terlipat selama tersier atau pengunungan-pengunungan yang dalam zaman tersier terangkat lagi(di remajakan)lapisan-lapisan dalam cekungan-cekungan  itu hampir selalu telah menggalami perlipatan terbatas geosinklin-geosinklin dengan perlipatan alpina dalam bagian ini termasuk diantara pengunungan alpina tersendiri rantai-rantai pengunungan atlas dan sahara di afrika utara akhirnya geosinklin yang sifatnya berlainaan,yaitu:terban dan tafrogeosinklin sebagai contoh yang sangat baik dan kita dapat rentetan terban danau-danau afrika timur
Kegiatan vulkanik selama masa kenozoikum
Masa ini merupakan suatu masa dengan banyak kegiatan vulkanik. Kita dapat membeda-bedakan :
1.      vulkanisma asam hingga asam – pertengahan, dengan batuan-batuan yang menurut perbandingan mengandung banyak asamsilikat
2.      vulkanisme basa dengan batuan-batuan yang terutama hanya sedikit mengandung asam silikat yang terbentuk disini terutama ialah gunung api perisai dan basalt dataran tinggi. Jenis ini terutama terdapatmenyertai terban dan tahrogeosinklin yang terjadi pada bagian kerak bumi yang lebih tua : basal daratan tinggi india, yang terutama terkenal dengan nama trap : basal daratan tinggi abesinia, tanah Somali dan Arabia yang menyertai terban laut merah, lelehan basal jordania dan suriah yang menyertai terban laut mati- Jordan dan yang sangat penting bagi tata air daerah-daerah ini: gunung api perisai dan lelehan basal daerah atlantik utara (Iceland,irlandia,skotlandia), aliaran - aliran basal auvergen dan kubah trathit di sepanjang sungai rhein yang menyertai terban rhone-rhein

sifat dan peramparan endapan-endapan kenozoikum di Indonesia
cekungan-cekungan yang dapat kita bedakan di Indonesia adalah sbb:
cekungan-cekungan evikontinen: Kalimantan barat dan Kalimantan tenggah ( paleogen) paparan sunda , paparan shaul, jawa tengah ( paleogen)
cekungan-cekungan antar gunung: cekungan-cekungan paleogen di sepanjang bukit barisan di Sumatra ( cekungan umbilin), cekungan tengah di timor( neogen) terban-terban poso dan tawaela di Sulawesi tenggah miogeosinklin:cekungan aceh, jambi dan Palembang di Sumatra, cekungan-cekungan jawa utara dan jawa seltan, nusa tenggara, irian utara dan barat, Kalimantan timur.

eugeosinklin yang mengalami perlipatan dan persesaran sunggkup : timor , seram  
lapisan –lapisan kenozaikum vulkanik tersebar luas dalam lingkungan dalam yang bergunung api
dasar-dasar paleontplogi untuk pembagian stratigrai indonesssia.
  Usaha-usaha pertama untuk mengadakan suatu pembagian penumpukan sedimen yang sangat tebal yang merupakan kenozoikum di jawa , sumtra, Kalimantan dan dibeberapa tempat lainnya telah dijalankan verbeek dan fennenna di pulau jawa.
 
Klasifikasi huruf untuk tersier Indonesia
   Pada permulaan orang mempelajari kenozoikum di Indonesia, ialah dengan segala betapa sukarnya untuk menasabahkan berbagai deret disini dengan deret yang ada di eropa. Ini disebabkan oleh beberapa hal, kenozoikum tipe eropa terdiri dari jenjang dan deret-deret yang tipis, yang dapat dipisahkan dengan dijelas satu dengan yang lain oleh genang laut dan susut laut.disebabkan hal-hal dst.diatas maka van der vlerk dan umbgrove pada tahun 1927 mempergunakan suatu pembagian terbuka yang sama skali berdasarkan kepada gabungan-gabungan foraminifera besar,dan yang dinamai dengan huruf-huruf.
 Pada garis besarnya pembagian itu sbb:
Tersier-a bercirikan assilina,flosculina,camerina
Tersier-b mengandung fosil itu pula tanpa assilina dan flosculina,tetapi ditambah bepplanispira
Tersier-cmengandung camerina retikulat
Tersier-d mengangung cameriana ynag seperti T.c dan kecuali itu juga cycloclypeusoppenoorthi
Tersier-etidak lagi mengadung camerina tetapi banyak berisi lepidotccylina,miogypssina dan spiroclypeus
Tersier-f mengandung banyak sekali cycloclypeus,miogypsina,tetapi tanpa sepiroclypeus
Tersier-g dan tersier-h dan tidak seberapa di jelasakan cirri-ciri oleh foraminifera dalam beberapa hal ini hampir tidak mungkin bagi kita unutuk membedakan karna itu lebih baik kira jika menyebut deret itu T.ab.ini dapat dikatakan sama dengan  Eosen di eropa

BAB 40

Ikhtisar peristiwa peristiwa selama tersier di Indonesia

Akhir zaman mosezokum


Kapur terdiri atas pembentukan pegunungan yang meliputi seluruh dunia, yang terutama  di sekitar samudra pasifik (geosiklum lingkarpasifik). Di Indonesia yang juga merupakan bagian dari pada geosiriklin lingkar pasifik  itu dikordansi antara lapisan-lapisan mosezokum dan kenozoikum. umumnya sangat jelas, karena itu beberapa saat sebelum genang laut kenozoikum terbentuk, Indonesia sanangat berbeda dengan sekarang. Ketika itu ada tanah daratan yang membujur daridaratan tiongkok ke Australia.
dari arah barat cekungan barito, laut masuk kebarat kedalamtanah sunda dalam bentuk dan sempit, itulah yang di sebut cekungan melawi dan cekungan ketunggau yang trrpisahkan  satu dari yang lain oleh sebuah pematang

           Dibagian baratlaut, geosiklin renjang mosozikum masih tetap ada, sendiman-sedimen eorosondisini yang kebanyakan pasiran dan lempung karenaperlipatan hebat yang terjadi kemudian berubah menjadi sekis (filit).
         sepanjang geosiklin Sulawesi barat masuk hingga jauh ke arah selatan dan barat dan mengenangi pulau jawa dan nusa tenggara, tetapi tidak keseluruhnya.pengendapan laut, dalam bentuk butiran pasir kwarsa dengan beberapa selain gamping yang mengandung camerina dan foraminifera eosen lainnya. pada ketika itu terbentuk pulau geosiklin laut aceh ,jambi, Palembang yang besar.
           Di pulau jawa eosen itu di temukan sebagai endapan-endapan epikontinen yang tipis.
di jawa tengah eosen itu terdiri pada sebuah daur pengendapan seperti hal nya di Kalimantan : konglomerat-alas dan batu pasir di susul oleh lempung, napal dan akhirnya gamping-gamping foraminifera.disumba ketika kita lihat lagi daur geologi grawacke,akosa,batu pasir dan konglomerat,yang kearah atas beralih kebatuan yang berbutir lebih halus yakni napal dan lempung yang berakhir dengan poranifera.tetapi batuan-batuan itu disini merupakan bagian dari lipatan-lipatan menutup yang tersesarkan hingga jauh,yakni yang terjadi pada suatu perlipatan dalam neogen.
          eosen merupakan kala dengan genang laut,dan oligosen biasanya berdirikan adanya susut laut yang di beberapa daerah bertalian dengan pengangkatan dan pembentukan pegunungan yang dapat kita ikuti di mana-mana di seluruh dunia(vasapyrenea).
          Di Kalimantan akibat-akibat susutan laut tidak seberapa nyata hanya di Kalimantan utara yang tidak ada endapan-endapan oligosen. di Kalimantan tengah dan Kalimantan barat pengendapan batu pasir dataran tinggi serta sedimen air payau dan sedimen laut cekungan-cekungan ketunggau dan melawi berlangsung terus menerus. yang sangat menarik ialah perkembangan di cekungan umbilin.disini kita jumpai beberapa cekungan antar gunung dengan lapisan-lapisan breksi dan batu pasir arkosa yang berganti-ganti dan yang di endapkan dalam suatu danau besar.breksi-brejksi dan napal-napal itu merupakan alas formasi batu pasir kuwarsa yang untuk sebagian mungkin berumur. oligosen batu pasir kuwarsa yang mengandung batu bara yang menyebabkan cekungan umbilin menjadi terkenal.batu pasir ini untuk sebagian besar berbentuk dalam lingkungan paralas. sepesies batu pasir disumatra dapat di samakan dengan formasi batu pasir datar tinggi di Kalimantan tengah.di Sumatra selatan palembang tidak terdapat endapan-endapan oligosen daerah itu mungkin merupakan daratan pada saat itu.
           Di pulau jawa oligosen itu berkembang sebagai endapan-endapan vulkanik yang tebal-tebal yang susunannya sebagian bersifat andesit ssebagian dasit atau tupalit.jadi ringkasannya dapat kita katakan bahwa pada oligosen terdapat susut laut dalam suatu lajur yang meliputi pegunungan selatan di pulau jawa dan selanjutnya dapat kita turuti melalui timur,Maluku selatan.seram,buru.selama oligosen lajur panjang serta sempit ini tidak hanya terangkat tetapi terlipat pula.di Kalimantan barat dan di Kalimantan tengah pengendapan batu pasir datar tinggi berjalan terus.endapan-endapan yang bersifat darat makin luas,sebaliknya,yang bersifat laut makin susut.
        Di Kalimantan timur terjadi seretan cekungan-cekungan geosiklin,yang terpisahkan satu dari yang lain oleh pematang.di Kalimantan laut mengenang setelah susut pada kala oligosen.lapisan-lapisan yang di endapkan terletak di kosdan diatas eosen yang terlipat.


       Di Sumatra ,  genangan laut yang telah mulai dalam kala olisogen, berlangsung terus menerus. Pada saat itu di aceh terbentuk pormasi batu pasir.  Mika yang menunjukan,bahwa masih saja pulau-pulau dilautan yang menjulang di atas permukaan dan yang telah memberikan bahan-bahan erosi.di irian kini terjadi pengangkatan pada bagian tengah geosiklin dan membagi geosiklin itu menjadi bagian selatan dan bagian utara. Pengangktan ini mungkin sudah mulai semenjak olisogen. Dalam geosiklin-geosiklin mengendap tumpukan-tumpukan tebal sedimen klastikayang berasal dari pengikisan pematangan yang ada di tengah dan tanah malesia yang juga terangkat.

Muson tengah dan muson atas
Puncak geunung yang mulai dalam jenjang akitania terjadi dalam muson tengah.
Muson ini di bukit barisan sendiri untuk sebagian basarterdiri dari endapan-endapan gunung api.dalam lingkungan pegunungan duabelas dasar geosiklin naik dan membentuk suatu batas selatan dan utara.
      selama muson atas susutlaut yang telah mulai di kalimatan, terus berlangsung di bagian bagian yang lain dari Indonesia.

BAB 41
·         Tersier diluar Indonesia
Tersier di Australia


         Benua Australia yang tertutup oleh endapan-endapan tesier tidak seberapa luasnya.
endapan-endapan terdapat di beberapa daerah  yang tidak sebeberapa luas di bagian selatan dan barat Australia.
Sepanjang pantai barat Australia pada 3 tempat terdapat pula cekungan-cekungan kecil dengan endapan-endapan Kenozoikum. Telah ditemukan disini eosen, oligosen dan miosen. Yakni di cekungan barat laut (north-wes basin) dengan batu gamping yang mengandung  fauna feraminera yang mengingatkan kita  kepada apa yang terdapat di Indonesia.
        Endapan-endapan darat terutama terdapat di Australia bagian timur, di danau eyre dalam cekungan artois besar (great artesian basin), di queensland, new sounth dan Tasmania)

Decca Traps di india
        India dalam arti luas dapat kiranya  kita bagi atas daerah semenanjung, rantai-rantai pegunungan himalayah dan di antar kedua bagian itu terdapat sebuah cekungan yang sebagian di batasi oleh patahan. Bahan vulkanik mengendap di atas daerah-daerah yang di sebut Decca Traps, yakni terutama di cutch, Kathiawar, guajarat,deccan, Indian tengah.

Tersier laut dan tersier darat di birma

     pada permulaan Konozoikum birma terbagi menjadi  sejumlah cekungan-cekungan yang letaknya  lebih kurang pada arah uta selatan. Di sebelah cekungan-cekungan ini di batasi oleh perisai gondawana, di utara oleh rantai-rantai pegunungan hikmalayah yang sedang naik, di sebelah timur oleh dataran tinggi mengandung batuan-batuan yang di lipat dalam palezekum dan moizekum. Lapisan konozoikum birma telah terlipat oleh  gerak-gerak yang terjadi kemudian , terutama selama plaistonsen, sehingga terjadi  antiklin yang terjadi tidak seberapa nyata.

      di dalam cekungan  antar gunung di padatan-padatan hersinia dan kalodonia eosen itu sebagian terdiri hasil pelapukan  batuan-batuan habrr yang memberikan pasir, laterit dan lempung yang banyak mengandung aluminium oksidah( tanah porselin)
di dalam geosklin eosen itu sebagian tidak ada, yakni di tempat-tempat terangkat karena orogenesis terdapat pengikisan. Spasies ini terjadi dalam cekungan-cekungan yang sejak jaman kapur etap ada, jadi tempat-tempat yang  ada pengendapan terus menerus dari jaman kapu hingga jaman kala eosen
BAB 42
Kwarter dan Pengesan-Pengesan Besar

Mengapa orang membedakan Kwarter dari Tersier.
            Dalam banyak hal, Kwarter merupakan kelanjutan daripaca tersier. Dalam alam binatang, dalam  alam  tumbuhan dan demiian pula dalam peristiwa-peristiwa geologi taidak terjadi perubahan-perubahan yang dapat membenarkan adanya pemisahan bagian sejarah bumi yang sependek ini. Ada dua hal yang menyebabkan Kwarter itu harus dibicarakan terpisah.
Pertama : menurut klimatologi, meluasnya gletser-gletser dan timbulnya daerah-daerah iklim yang sangat berbeda-beda, yang tidak kita jumpai dalam sebagian terbesar daripada sejarah bumi.
Kedua : kedatangaan manusia dan adanya warisan peradabannya yang mulai mencirikan lapisan-lapisan tanah.
            Zaman Kwarter meliputi dua kala terkhir dalam sejarah bumi, yakni Pleistosen atau Divilium dan Holosen atau Aluvium.
            Kala yang pertama meliputi waktu-waktu pengesahan (glasial) yang  lama. Kita kenal beberapa pengesahan yang masing-masing terpisahkan oleh antar pengesan (antargalasial).
            Kala yang kedua ialah kala kehidupan kita yang dinamai lewat pengesan (postglasial), meskipun sama sekali belum tentu, bahwa kelak tidak akan timbul lagi suatu pengesan setelah yang terakhir itu. Kala ini merupakan kala yang terpendek dari semuanya dan hanya meliputu 20.000 tahun yang terakhir. Sebetulnya kala ini ada di luar lingkungan penyelidikan ilmu geologi dan merupakan lapangan ilmu prasejarah atau arkeologi. Maka dari itu endapan-endapan Holosen pada peta-peta geologi tidak lagi dipisah-pisahkan lebih lanjut.
Pleistosen atau Dilivium
            Pliosen merupakan suatu kala dengan pembentukan pegunungan dan pengangkatan yang penting. Bersamaan dengan itu terjadi pula pengikisan yang segera menoreh daerah-daerah yang terangkat itu hingga menjadi igir-igir pegunungan (punggung-punggung pegunungan yang tajam-tajam). Diberbagai tempat di dunia terjadi curahan salju diatas igir-igir pegunungan ini yang segera berubah menjadi salju abadi. Saslju itu setelah dijatuh pada musim dingintidak lagi mencair seluruhnya pada musim panas berikutnya. Dengan demikian dalam cekungan-cekungan yang letaknya tinggi, salju tadi mengumpul menjadi firn, suatu proses yang kini juga masih dapat kita saksikan pada banyak tempat di gunung-gunung yang tinggi.
Waktu Pengesan dan antar pengesan serta pembagian Pleistosen.
            Dalam suatu pemboran di dekat Rudersdorf, Berlin, orang yang telah dapat menyaksikan urutan yang berikut.
0-5 m               endapan-endapan Holosen
5-22 m             bahan morena (pengesan)
22-27 m           endapan-endapan fluvioglasial (antar-pengesan Rixdorf) dengan tulang-tulang  marmut (Mammonteus Primigenius) dan badak berbulu (Rinocheros Tichorhinus)
27-35 m           bahan morena (pengesan)
35-65 m           fluvioglasial (es mendekat)
65-81 m           lempung dari penggenangan laut (antar-pengesan)
81-136 m         fluvioglasial (es surut)
136-178 m       bahan morena (pengesan)
            Dari pemboran ini nyatalah bahwa disini terdapat bekas-bekas pelamparan es yang terluas, diselingi dengan waktu-waktu susutnya es. Pelamparan terluas (maksimum) dan terkecil (minimum) masing-masing dinamai pengesan (glasial) dan antar-pengesan (interglasial).
Gerak naik-turun muka air laut estatik, undak-undak pantai dan sekitarnya.
            Susutlaut yang khas bagi akhir zaman tersier karena gerak orogenesis yang meliputi seluruh dunia, berlangsung terus dalam Pleistosen. Dengan grafik dapat kita lukiskan mundurnya garis pantai sebagai berikut.
            Tetapi selama ada pengesan banyak air yang mengumpal di darat dalam bentuk es. Air ini berasal dari amudra-samudra dan tidak cepat-cepat kembali lagi. Akibatnya ialah penurunan muka air laut yang dalam beberapa hal dapat cukup besar . sebaliknya selama antar pengesan, es itu  mengalir lagi dengan cepat. Kini lebih banyak pertambahan air dalam samudera daripada susutnya. Dengan demikian laut akan naik lagi sehingga tingginya hampir sama dengan sebelum pengesan.
            Selama pengesan terjadilah susutlaut yang cepat, sedangkan selama antar-pengesan genanglaut yang terjadi karena es yang mencair itu lebih kurang mengimbangi susutlaut epirogenesis umum, sehingga muka laut selama jagnka waktu yang agak lama lebih kurang sama tingginya. Selama waktu yang demikian itu, yakni dengan muka air laut yang tetap, laut itu dapat meninggalkan jejak yang jelas dalam bentuk relung gelombang atau undak pantai (teras pantai). Memang orang telah menemukan undak-undak yang demiian itu, terutama sepanjang pantai laut tengah. Memang mungkin pula bagi kita untuk menasabahkannya dengan pembagian yang berdasar kepada endapan-endapan gletser.
            Perubahan muka laut masih mempunyai akibat lain: alas erosi atau alas pengikisan sungai-sungai berubah pula dan ini nampak pada undak-undak sungai. Pada tingkatan tertua, undak tinggi, sungai itu telah membuat dataran kikisan atau dataran endapan, yang biasanya berumur Pliosen. Pada waktu susut laut yang cepat ketika pengesan Gunz sungai itu terpaksa menoreh lagi. Pada antar pengesan Guns-Mindel timbul lagi kesempatan untuk mencapai keseimbangan membentuk lembah yang lebar dan malahan menyebabkan pengendapan. Selama pengesan berikut yakni pengesan Mindel, sungai itu terpaksa menoreh lagi. Stelah itu antar pengesan Mindel-Riss terjadi pengendapan. Hal ini setiap kali berulang lagi sama banyaknya seperti jumlah pengesan dan antar pengesan. Di dekat pantai uudak-undak sungai dan undak-undak pantai tentunya beralih dari tempat yang sau ke tempat yang lain.
            Undak-undak yang ada pertaliannya dengan naik turunnya muka air laut estetatik ini hanya dapat dilihat di tempat-tempat dengan perubahan pada muka lair laut yang dinyatakan dalam garis beda tinggi yang bersangkutan. Jauh ke hulu undak-undak ini tentunya lenyap. Disini berlaku aturan-aturan yang lain lagi.
Hasil-hasil Kebudayaan Manusia dan Stratigrafi Kala Pleistosen
            Perkembangan manusia sebagai peristiwa biologi akan dibicarakan dalam BAB yang berikut. Selama perkembangan itu manusia telah meniggalkan bekas-bekas yang terutama terdapat dalam daerah-daerah tepi pengesan (peri-glasial) yakni dalam loss, endapan-endapan undak pantai dan undak-undak sungai dst. Pada umumnya benda peniggalannya itu terawetkan lebih baik daripada rangka-rangka manusia. Hal ini disebabkan karena alat-alat tertua yang dibuat manusia itu dibuatnya daripada batu. Oleh sebab itu maka masa itu dinamai pula zaman batu atau Paleolitikum yang dapat dikatakan bertepatan dengan Kala Pleistosen. Dalam Pleistosen berturut-turut telah ditemukan alat-alat batu.
            Kebudayaan yang tertua yang dinamai kebudayaan. Abberville terdiri dari alat-alat batu yang kasar terbuat daripada batu giling bulat telur yang diberi sisi tajam dengan jalan memukul batu itu.
Pleistosen dan Pluvial Afrika
            Hasil-hasil peradaban menusia dalam bentuk alat-alat batu telah ditemukan orang di Afrika dan juga dapat dikatakan diseluruh benua Erasia. Di daerah-daerah tepi-pengesan mungkinlah bagi kita untuk menasabahkan penemuan-penemuan itu dengan undak-undak sungai, lajur-lajur loss, undak-undak pantai dsb. Tetapi di daerah-daerah sedang dan daerah tropika hal ini tidak dapat kita lakukan. Kini orang telah mengetahui, bahwa bersesuaian dengan adanya pengesan itu di Afrika terdapat waktu-waktu dengan curah hujan yang meningkat diselingi interpluvial yang mungkin bersesuaikan dengan antar pengesan di daerah tepi pengesan.
Pleistosen Pulau Jawa
            Di seluruh Indonesia pulau Jawa memang merupakam tempat yanng paling terkenal tentang endapan-endapan Pleistosennya. Hal ini disebabkam karena jenjang ini dipandang dari segi litologi memang baik perkembangannya, yakni sebagian berfasies laut sebgaian limne dan fluvial dan sebagian lagi vulkanik. Hal yang kedia adalah karena endapan-endapan Kwareter pulau Jawa telah dikenal semenjak dahulu karena banyaknya fosil-fosil itu terutama Pithrcantropus lah yang telah mahsyur di seluruh dunia karena bentuknya menyerupai manusia.
            Endapan-endapan Pleistosen di Pulau Jawanyang dimaksudkan itu ialah yang terdapat di sepanjang bengawan Solo di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pada beberapa tempat yakni di sepanjang tepi selatan pegunugan Kendeng dan disekitar Surakarta, lapisan-lapisan Pleistosen ini telah terlipat karena itu mungkinlah bagi kita untuk mempelajari urutanyya di tempat-tempat sepanjang Bengawan Solo atau anak sungainya yang menoreh lapisan-lapisan yang telah terlipat tadi. Urutan yang tersingkap baik ialah di sekitar Sangiran, yang terletak sebelah timur Kalijoso, di sbelah utara Solo. Disini lapisam-lapisan Pleistosen dan sebagian daaripada lapisan-lapisan Pliosen yang ada dibawahnya mengalami pelipatan dalam Kala Holosen. Sebuah anak sungai bengawan Solo yakni K. Tjemoro terpaksa menoreh terus sewaktu gerak pelipatan itu berlangsung.
            Di sepanjang lembah Bengawan Solo di utara Ngawi dapat kita lihat bagaiman endapan-endapan sungai dalam bentuk undak terletak diskordan di atas lapisan-lapisan yang lebih tua. Barangkali lapisan-lapisan ini umurnya sama dengan lapisan Notopuro-Jombang disepanjang tepi selatan pegunugan itu. Dalam undak itu telah ditemukan banyak sekali sisa-sia vertebrata diantaranya tidsk kurang dari 11 buah tengkorak manusiafosil, Homo neandethalensis soloensis. Di temapat itu telah ditemukan juga lat-alat primitif. Didalam Museum Geologi di Bandung kita dapat melihat rangka-rangka yang telah direkostruksi dengan baik yakni Stegodon, kerbau dan badak yang semuanya berasal dari undak-undak ini (nngandong) juga didekat Subang sebelah utara Bandung selannjutnya disepanjang lembah Citarum dan K. glagah didrkat Bumiaju terdapat endapan-endapan Pleistosen yang a.l telah menghasilkan kura-kura raksasa. Kura-kura raksasa ini untuk pertama kalinya dijumpai orang dalan lapisan-lapisam Siwalik Atas di India.
Paparan Sunda sebuah hampir rata Pleistosen
            Laut Jawa dan sebagian laut Tiongkok merupakam suatu daerah yang sangat luas yang dalamnya dimana-mana tidak seberapa. Pada garis besarnya dalamnya itu jarang melebihi 50 meter kecuali di tempatdengan lembah sempit dan berbentuk palung yang menjorok ke dalam. Lembah-lembah itu ditafsirkan sebagai bekas-bekas muara sungai yang semuanya merupakan suatu susunan penyaluran air yang kini tertutup oleh lautan. Dari garis dalam orang telah dapat merekonstruksi susunan sungai lama itu. Maka ternyata bahwa sebuah sungai -sungai Sumatera Utara, Sumatera Timue bergabung menjadi sebuah aliran besar  yang menyalurkan airnya ke arah utara. Sebaliknya sungai Kampar, sungai Indragiri dan Batanghari bergabung dengan sungai kapuas dan sungai Sambas dan beberapa sungai lainnya dari Kalimantan Barat hingga menjadi sebuah sungai besar yang menyalurkan airnya ke laut Tiongkok Selatan. Akhirnya sungai-sungai di Kalimantan Selatan yakni sungai Barito, sungai Kahajan, sungai Sampit dll bergabung dengan sungai-sungai daerah Lampung di Sumatera Selatan dan sungai-sungai di Jawa Utara untuk akhirnya bersama-sama bermuara di dalam cekungan yang lebih dalan dan terletak di sebelah utara Bali.
            Lebih-lebih di Indonesia bagian Timur, tetapi juga Sulawesi dan Kalimantan Utara, Pleistosen itu terutama terdiri dari undak-undak koral yang terangkat yang dibeberapa tempat dapat mencapai tinggi yang agak lumayan. Hal ini menunjukkan adanya gerak-gerak vertikal yang kuat selama Kala Pleistosen. Bahkan selama Holosen pula. Pada beberapa tempat lainnya, seperti Timor Utara undak-undak pantai seperti itu tidak terbentuk oleh koral melainkan oleh endapan sungai yang karena pukulan geombang kerap kali melonggok sebagai penghalang pantai.


BAB 43
Binatang-binatang Menyusui Menjelajah Dunia

Pelopor-pelopor Selama Masa Mesozoikum
            Dalam endapan-endapan zaman Jura dan Kapur sudah mulai terdapat sisa-sisa binatang yang mungkin termasuk binatang-binatang menyusui atau kerabatnya yang terdekat. Sisa-sisa itu jarang sekali ada dan biasanya hanya terdiri dari gigi-gigi dan rahang-rahang kecil makhlluk yang menyerupai binatang-binatang mengerat yang hampir-hampir hanya dapat dilihat dengan mikroskop saja. Seperti telah kita ketahui ketika itu yang bersimaharajalela di dunia ialah Reptilia, terutama Dinosauria. Karena itu maka yang dapat bertahan hanya bentuk-bentuk binatang menyusui yang tidak berarti saja seperti binatang-binantang malam atau binatang-binatang yang hidup dalam salah satu lingkungan yang khusus.
            Geligi binatang-binatang itu berbeda dengan geligi Reptilia karena meningkatnya kerumitan. Berdasarkan konstruksinya kita dapat membedakan ordo-ordo yang berikut:
            Ordo Triconodonta dengan geraham-geraham  memanjang yang berpuncak tiga serta runcing-runcing hanya zaman Jura.
            Ordo Symmetrodonta, juga dengan geraham berpuncak tiga, tetapi yang tersusun lebih kurang dalam suatu segitiga sama sisi (Jura).
            Ordi Panthotheria. Pada ordo ini geraham-gerahamnya lebih rumit lagi dan menyerupai pola dasar geraham-geraham bianatng menyusui masa Kenozoikum. Kecuali bagian yang berpuncak tiga dalam suatu segitiga masih terdapat lagi apa yang dinamai talon sehingga jumlah puncakpuncaknya bertambah hingga lk. Lima buah.
            Pada binatnag-binatang menyusui Kenozoikum yang kemudian. Rumus itu agak berubah yakni jumlah geraham belakang berkurang. Lain daripada itu rumus geligi itu menunjukkan persamaan yang besar. Maka dari itu mungkin Panthotheria (Trituberculata) inilah yang hidup dalam zaman Jura dan Kapur yang menyerupai nenek minyang binatang-binatang berkembang (Marsupialia) dan binatang-binatang menyusui yang sesungguhnya (Eutheria) yang kita ketahui tentang adanya sisa-sisa fosil dari zaman Kapur terutama ialah biantang-binatang berkantung.

Binatang-binatang menyusui yang punah selama Kenozoikum
            Diantara ordo Carnivora kita jumpai beberapa sub ordo yang telah punah sama sekali pada zaman permulaan Kenozoikum. Kelompok primitif yang demikian itu ialah subordo Creodonta yang biasanya hanya kecil saja, meskipun beberapa diantaranya dapat mencapai sebesar anjing. Setelah Kala Oligosen, Carnivora yang masih agak primitif itu telah punah. Maka timbulah kelompok-kelompok yang kini masih hidup: keluarga kucing (Felidae), keluarga musang (Viverridae) yang meliputi pula musang (luak) yang kita kenal, keluarga anjing (Canidae) dan kelompok-kelompok yang suka akan air. Pinnipedia yang meliputi pula singa laut dan anjing laut.
            Terutama diantara angota-anggota keluarga kucing terdapat bentuk-bentuk yang kini telah punah semuanya. Yang terkenal  ialah harimau  bergigi pedang. Machaerodontinac yang taring-taring nya tumbuh terus hingga merupakan senjata untuk menusuk. Binatang-binatang belum berapa lama punah. Yakni dalam pleistosen.
            Tetapi pada umumnya carnivora kala oligosen hingga sekarang tidak menunjukan  perbedaan-perbedan  yang  jelas sekali.
            Bentuk-bentuk yang lebih ajaib kita temukan pada keluarga binatang-binatang  kuku (ungulata). Dalam kala eosen kita jumpai kelompok yang belum seberapa terkhususnya, yakni condylarthra.,yang  mungkin meliputi nenek moyang yang kemudian subordo-subordo  yang lebih terkhususkan. Yang khas pada kelompok binatang ini  ialah kaki yang berjari lima. Dari kelompok inilah kelak akan berkembang bntuk-bentuk kaki yang berdiri satu dan dua yang telah tekhususkan.
            Amblypoda,yakni binatang-binatang yang berbeda besar dengan geraham-geraham yang menurut perbandingan bangunannya sederhana, juga berjari lima, uintatherium yang berkerabat dekat dengan binatang-binantang ini mempunyai lagi hal yang  membedakannya dari kelompok lain karena tengkotrak-tengkorak bukan main berbonggol-bonggolannya.
            Yang lebih ajaib lagi ialah chalicottheridae. Chalicotherium yang telah ditemukan orang di perintisan , lama sekali telah memusingkan ahli-ahli paleontologi. Bersma-sama rangkanya telah ditemukan pula tengkorak-tengkoraknya. Yang  akan sangat  bertentangan  yang  satu dengan yang  lain,sehingga  dalam waktu  yang  lama tidak seorangpun  berani untuk menggabungkannya. Apakah sebabnya? Kaki  yang  berjari tiga ada cakar-cakarnya yang  panjang dan kaki depannya bukan main panjangnya. Tetapi tengkoraknya mirip dengan tengkorak kuda dan geraham-gwerahamnya mempunyai pola yang  berbentuk W yang primitif yakni sifat yang mencirikan perissodactlyla yang lebih tua ! barangkali disini kita berhadapan dengan suatu bentuk khusus yang hidupnya dari akar-akar yang telah digalinya.
            Keluarga-keluara itu dengan keluarga kuda (equidae) yang masih akan dibicarakan tersendiri, mempunyai persamaan dalam ssusunan bonggol-bonggol yang ada pada geraham-geraham belakang rahang  atas saja.
             Kelompok yang  lain berkembang menjadi binatang-binatang besar yang lambat gerakannya dan kini terkenal karena berkas rambut yang seperti tanduk yang  terdapat  pada  hidungnya . tetapi kebanyakan badak-badak dari waktu-waktu yang lampau tidak mempunyai tanduk seperti itu . apa yang kita ketauhi ialah bentuk-bentuk raksasa dari oligi-miosen asia yang puncaknya kita jumpai pada baluchithcrium. Binatang-binatang ini tidak kurang dari 6 meter tinggi berdiri sampai gahunya,sedangkan tengkoraknya panjangnya ada lk1.50 meter,
Keluarga gajah dan keluarga kuda.
            Sejarah berkembangya gajah dan kuda termasuk sejarah-sejarah yang bersandikan dokumen-dokumen.sia-sianya terdapat dimana-mana dalam jumlah besar. Hal ini disebabkan karena binatang-binatang itu senang hidup berkawan dalam jumlah yang banyak sekali hingga sekarang juga.selai n dari itu karena rangka-rangkanya terutama geraham-gerahamnya, senjata sangat tahan dan tidak lekas  hancur.
             Negeri asal gajah afrika ialah sfrika.dalam endapan-endapan eosen atas di fayoum,, mesir. Kita jumpai seekor binatng yang pada rangkanyaa telah memperlihatkan sifat-sifat kegajahannya. Tetapi tengkoraknya masih mempuinyai banyak perbedaan-perbedaan. Bentuk yang tertua sangat mirip dengan tapir. Juga besarnya bersesuaian. Tengkoraknya berbeda dengan gakjah sekarang, karena bentuknya memanjangnya.
            Tetapi pada bentuknya dapat kita lihat, bahwa pada kepalanya terdapat belalai (proboscis) pendek. Dalam endapan-endapan Oligen di daerah itu terdapat pula suatu bentuk yang sudah lebih lanjut lagi perkembangannya ke arah tengkorak gajah yang khas. Yakni Phyomia yang pada rahang bawah dan rahang atsnya masih mempunyai gigi-gigi seri yang tumbuh hingga sangat panjang. Gigi-gigi itulah yang kelak akan berkembang menjadi gading yang kita ketahui semua. Gerahamnya masih agak sederhana, geliginya biasa, dengan pergantian gigi secara biasa pula. Mastodontae yang kemudian menyusui, tengkoraknya sudah lebih menyerupai tengkorak gajah. Dahinya menjadi makin tinggi dan gading-gadingnya makin besar-besar. Gigi-giginya kini memperlihatkan belebas-belebas mellintang yang dinamai lofos dan jumlahnya sampai 3 atau 4 buah. Gading-gadingnya terdapat pada rahang bawah atau rahang atas atau pada kedua-duanya. Pada Amebelodon gading-gading rahang bawahnya tumbuh menjadi satu dan merupakan alat yang menyerupai senduk.
Stegodon-stegodon selam plio-pleistosen tersebar luas di asia tenggara. Antara lain di indonesia pun terdapat dalam jumlah yang besar. Tulang belulangnya ikut menyebabkan timbulnya dongeng-dongeng tentang raksasa-raksasa (tulang-tulang raksasa). Teengkorak bintanga-binatang ini tidak jelas lekuku-lekuk matanya yang terbuka kearah belakang . tetapi lubang hidungnya besar dan terletak tinggi paada dahinya. Itulah yang menyebabkan timbulnya dongeng tentang raksasa yang bermata satu.
            Selama kala eosen yang bertambah terutama ialah besar badannya .eohippus sendiri tidak seberapa besarnya, tidak lebih besar daripada anjing kecil. Orohippus sudah lebih besar lagi dan epihippus, sama besarnya dengan kuda kecil. Sejalan dengan itu geraham-gerahamnya beryambah luas pula . badan yang maki8n menjadi besar berartin pula, badan yang juga makin menjadi besar berarti pula .a.l bahwa beratnya bertambah dengan pangkat tiga. Sebaliknya bertambah luas gerahamnya banja dengan pangkat dua daripada ukuran panjangnya. Maka dari itu binatang-binatang yang besar harus pula mempunyai pencernaan makanan yang baik dari pada yang kecil-kecil. Pada kuda-kuda tertua hal ini ndapat dicapai dengan perubahangeraham-geraham muka menjadi geraham-geraham dengan tanduk berisi empat yang mempunyai geraham belakang. Proses ini dapat kita sebut pemolarisan(berubah menjadi dens molaris=geraham belakang) geraham-garaham muka n. perkembangan lainnya kita jumpai pada anggota-anggota badan hingga mencapai perwujudan seperti yang lebih kurang masih dapat kita lihat pada kuda-kuda sekarang, yaknitulang paha yang pendek tulang kering yang panjang dan tulang  telapak tangan serta jari kaki yang sangat panjang. Perbedaannya ialah bahwa kuda-kuda yang tertua tetap masih berjalan dengan kaki yang berjari tiga.
            Dalam oligosen perkembangan ini berlangsung terus. Pada mesohippus dan kemudian miohippus perubahannya terjadi  pada pola gigi yang maki nertambah rumit.perubahan ini nampak pula pada pengkhususan kaki kearah alat  lihatuntuk berjalan yang paling serasi.
            Dalam miosen kita lihat. Bagaimana garis yang dapat kita ikuti dari eohippus hingga miohippus bercabang  menjadi dua. Cabang  yang satu mengembangkan geligi yang terkhususkan untuk makan rumput,, sedangkan yang lain ttap memiliki geligi bentuk lama yakni hanya cocok untuk makan daun-daunan. Kelpmpok ini ialah kelompok anchiteridae. Kelompok itu masih terus hidup lama dan baru punah pada pliosen bawah.
Cabang yang lain ialah yang akhirnya menghasilkan kuda seperti yang kita kenal sekarang. Kelompok ini lambat laun menghasilakn geraham-geraham yang juga aus,tetapi dapat tahan lama sebelum sarafnya dapat terkena. Hal ini disebabkan oleh karena gerahamnya berbentuk prisma panjang. Perubahn ini sudah berlangsung semenjak merychippus pada miosenb tengah. Dari marychippus ada beberapa garis yang  berkembang. Yang masing-masing berbeda karena bersanya serta pola giginya.
Sejarah Primates
Yang kita masukan ke dalam  ordo Primates ialah kelompok binatang-binatang yang untuk sebagian besar dapat dibedakan daripada binatang menyusui laninnya oleh karena kecerdasannya yang lebih tinggi. Juga manusia termasuk didalamnya, selanjutnya simpansi, gorila dan gibon, kera berekor dan kera hidung; setengah kera atau keluarga Lemur dan akhirnya keluarga Tarsius.
            Persamaan yang ada diantara kelompok-kelompok itu ialah cara hidupnya pada pohon-pohon atau sekurang-kurangnya kesukaan akan hutan; otaknya yang lebih dideferensiasi daripada binatang-binatang menyusui lain; bangun badannya selanjutnya masih sangat menepati bangun semula seperti yang terdapat pada biantang-binatang menyusui yang tertua yakni jari lima, baik pada kaki muka maupun pada kaki belakngnya masih tetap adanya tulang selangka (claviculum), geliginya dan beberapa pokok lainnya. Pada kebanyakan binatang-binatang menyusui lainnya justru disini dapat dilihat banyak perubahan-perubahan. Hal ini ada hubungannya dengan penyesuaian diri dengan fungsi-fungsi hidup tertentu: susutnya jari-jari kaki dan timbulnya kuku pada geligi, baik pada binatang-binatang buas berenang (Pinnipedia), sayapnya pada kelelawar, dst. Sebaliknya kehidupan pada pohon-pohonan telah meninggalkan beberapa sifat yang dapat kita kenal banyak diantara anggota ordo-ordo ini: kesanggupan melengkungkan ibu jari hingga dapat bertemu dengan jari-jari lainnya sehingga seakan-akan menyerupai gegep; kemungkinan untuk melihat seperti dengan steroskop; diantara pancaindra pengutamaan yang besar pada daya lihat; kelentukan anggota-anggota badan yang dapat digerakkan ke semua arah; geligi yang sederhana, cocok pada  pohon-pohon. Bahkan tidak mustahil bahwa binatang-binatang menyusui primittif yakni nenek moyang Primates mulsa-mula justru adalah binatang-binatang yang hidupnya pada pohon-pohonan. Bagi reptilia agaknya lingkkungan ini tidak seberapa memberikan kemungkina kecuali bagi burung-burung.
            Tupaioidea ialah pemakan serangga yang menyerupai tupai yang tersebar luas di India, Burma, Malaya, Sumatra dan Jawa. Binatang ini kecil dengan ekor yang panjang dan berbulu. Kerapkali orang menyangka tupai atau bajing biasa.
            Sisa-sisa Lemur yang sesungguhnya telah ditemuka orang pada banyak tempat di Eropa dan Amerika dalam lapisan –lapisan Eosen. Biantang-binatang ini di Amerika telah punah pada akhir Kala Eosen, tetapi di Erasia –Afrika masih tetap hidup hingga sekarang. Terutama di pulau Madagaskar yang telah terpisahkan dari Afrika pada Pleistosen, kelompok itu telah menghasilkan sejumlah besar bentuk-bentuk yang terkhususkan. Seekor diantaranya ialah Megaladapis, Lemur raksasa yang besarnya lebih kurang sama dengan gorila. Binatang ini barangkali belum berapa lama punahnya, yakni setelah manusia mempunyai sejarah yang tercatat. Menurut penuturan D e Flacourt pada tahun 1658 disana, ia telah menjumpai seekor biantang yang besarnya sama dengan anak lembu berumur dua tahun dengan  muka seperti muka orang, tangan dan kaki seperti tangan dan kaki kera, telinganya seperti telinga manusia dan kepalanya bulat. Orang Madagaskar menamakannya Tret tretre.
Cara dijalan yang tegak dan perubahan ke arah manusia
Jika kita bandingkan manusia sekarang, Homo sapiens dengan kera manusia yang sebaya, maka dapat kita lihat bahwa pada anatominya lebih banyak pokok-pokok persesuaian daripada perbedaan. Dipandang dari segi anatomi maka dapat kita ragukan lagi bahwa kedua kelompok itu berkerabat dekat. Jika kita lihat pokok-pokok perbedaannya ialah sebagai berikut’:
1.      Manusia dapat dan harus berjalan tegak dari semenjak masih sangat muda. Hal ini telah memberikan beberapa akibat yang langsung pada anatominya: adanya tulang tumit yang memberikan dukungan ke arah belakang dan yang tidak ada pasa Primates lainnya; konstruksi tulang-tulang kaki yang panjang serta susut diantara berbagai sendinya; sunyam pinggul yang membuat sudut yang lebih besar terhadap tulang belakang daripada primates lainnya; dalamnya terletak diatas pinggul dan tidak menggantung pada pinggul dan iga; pinggulnya telah menjadi lebar dan bundar dan tidak panjang serta sempit seperti yang terdapat pada primates lainnya; tulang belakangnya telah mendapat bentuk S yang samar-samar sehingga kepalanya dengan demikian berdiri tegak diatas togoknya.
2.      Perkembangannya otaknya. Otak ini bervoluma lebih besat baik secara mutlak maupun relatif jika dibanding dengan Primates lainnya. Juga bentuknya sangat rumit. Perkembangannya itu telah berlangsung dengan merugikan rahangnya yang menjadi sangat kecil jika dibandingkan dengan Primates lainnya.
Manusia Fosil
            Memang betuk teah ditemuka orang sisa-sisa fosil dalam endapan-endapan yang berumur Pleistosen yang berasal dari makhluk-makhluk yang dapat menggambarkan dengan jelas adanya peralihan itu. Penemuan-penemuan ini dapat dibagi menjadi dua kelompok besar:
1.      Pithecantropus Asia dan bentuk-bentuk yang sekerabat seperti Meganthropus.
2.      Australopithecus, yang terutama di temukan di Afrika Selatan pada waktu akhir-akhir ini.

Pithecantropus yang pertama telah ditemukan sekitar tahun 1860 oleh Dubois, seorang dokter pemerintah, di pulau Jawa yakni di dekat desa Trinil tidak jauh dari Ngawi. Penemuan ini terdiri dari sebagian dari tengkirak dan beberapa tulang panjang diantaranya tulang paha. Ditemuka pula geraham-geraham lepas yang sebagian ternyata berasal dari Pithecantropus. Penemuan ini yang diumumkan pada 1891 telah menimbulkan kegemparan. Memang hal yang demikianitu dapat kita kirakan. Penemuan-penemuan oleh Van Koenigswald diatara tahun 1930 dan tahun 1940 telah membenarakan apa yang mulau-mula telah dikirakan oleh Dubois: disini kita berhadapan dengan sebuah tengkorak yang menunjukkan dengan sangat jelas sifat-sifat yang ada diatara yang dimiliki oleh kera-kera manusia yang besar dan Homo Sapiens.
Penemuan-penemuan di Afrika Selatan tidak kurang menggemparkan. Disini yang telah menemukan itu ialah Dart dan kemudian Broom, Robinsondan banyak lagi yang lain. Penemuan-penemuan itu terutama terdiri dari tengkorak-tengkorak yang terawetkan baik dan juga geraham-geraham lepas serta beberapa tulang panjang.
Akhirnya manusia-manusia Neanderthal merupakan sebuah kelompok manusia fosil yang penting artinya. Kelompok ini yang dinamai menurut tempat ditemukannya yakni Neanderthal didekat Dusseldorf di Jerman merupakan salah satu diantar kelompok-kelompok manusia fosil yang tersebar luas dan paling terkenal. Anggotanya telah ditemukan di Jawa (Ngandong), Jabal Tarik (Gilbratar), Rhodesia (Afrika), Perancis, Belgia, sekoslowakia, Italia, Afrika Utara, Inggris. Banyaknya penemuan-penemuan itu sebagian disebabkan karena bangsa manusia ini (misalnya di Eropa), hidupnya di gua-gua karena tempatnya itu, maka kerapkali bagian rangkanya terhindar dari penghancuran. Manusia Neanderthak juga mengenal api. Kebudayaan alat-alat batunya sudah cukup tinggi, kebudayaan Le Moustier.
Dengan ini sampailah kita pada akhir ikhtisar yang sangat singkat tentang perkembangan manusia. Disini kita tidak dapat berpanjang lebar mengenai persoalan ini  keran kita telah sampai di lapangan pengetahuam yang ada di luar maksud buku ini. Jika kita berpegang pada prinsip itu, maka dengan perkembangan manusia berakhir pulalah sejarah geologi karena kira menginjak lapangan sejarah. Maka  kita pun sampai pada akhir pengantar tentang geologi sejarah ini. Tak lain harapan kami mudah-mudahan pembaca bisa mendapatkan gambaran tentang perubahan-perubahn yang tidak ada henti-hentinya yang terjadi pada permukaan Ibu pertiwi.


0 komentar:

Posting Komentar